1. Switch
Pompa pendingin
Switch ini berfungsi untuk menghidupkan
atau mematikan cairan cooler.
Gambar
B.1. Switch pompa pendingin
|
Laboratorium Teknologi Mekanik
2. Saklar
(switch) utama
Untuk menghidupkan atau mematikan mesin
Gambar
B.2. Saklar (switch) utama
|
Laboratorium
Teknologi Mekanik
3. Dial
hantaran
Untuk mengatur kecepatan gerak makan.
Gambar
B.3. Dial hantaran
|
Laboratorium Teknologi Mekanik
4. Tuas
hantaran 1
Sebagai pengatur gerak makan
Gambar
B.4. Tuas hantaran 1
|
Laboratorium Teknologi Mekanik
5. Tuas
hantaran 2
Sebagai pengatur gerak makan
Gambar
B.5. Tuas hantaran 2
|
Laboratorium Teknologi Mekanik
6. Tuas
hantaran 3
Sebagai pengatur gerak makan
Gambar
B.6. Tuas hantaran 3
|
Laboratorium Teknologi Mekanik
7. Tuas
pemilih arah gerak makan
Sebagai pengatur arah gerak makan
Gambar B. 7. Tuas
pemilih arah gerak makan
|
Laboratorium Teknologi
Mekanik
8. Saklar
(stopper) darurat
Untuk menghentikan mesin bubut pada
keadaan darurat.
Gambar
B. 8. Saklar (stopper) darurat
|
Laboratorium Teknologi
Mekanik
9. Lampu
“ON” untuk daya masuk
Sebagai indikasi keitka mesin bubut
menyala.
Gambar
B. 9. Lampu indikator
|
Laboratorium Teknologi
Mekanik
10. Tuas
pemilih kecepatan putar spindle
Untuk memilih kecepatan putaran spindle
Gambar
B. 10. Tuas pemilih kecepatan putar spindle
|
Laboratorium Teknologi Mekanik
11. Tuas
pemilih kecepatan putaran spindle
Untuk memilih kecepatan putaran spindel.
Gambar
B. 11. Tuas pemilih kecepatan putar spindle
|
Laboratorium Teknologi Mekanik
12. Pengunji
gerakan
Untuk mengunci eretan
Gambar
B. 12. Pengunci gerakan
|
Laboratorium Teknologi
Mekanik
13. Tuas
pemutar untuk gerakan eretan
Untuk menggerakan eretan.
Gambar
B. 13. Tuas pemutar untuk gerakan eretan
|
Laboratorium Teknologi
Mekanik
14. Tuas
pengunji Quil (selongsong)
Untuk mengunci Quill
Gambar
B. 14. Tuas pengunci Quill
|
Laboratorium Teknologi
Mekanik
15. Tuas
pengunji kepala lepas
Untuk mengunci tailstock
Gambar
B. 15. Tuas pengunci kepala lepas
|
Laboratorium Teknologi Mekanik
16. Pemutar
gerakan Quil
Untuk memutar gerakan Quill
Gambar
B. 16. Pemutar gerakan Quil
|
Laboratorium Teknologi
Mekanik
17. Pengunji
gerakan eretan melintang
Untuk mengunci gerakan eret melintang.
Gambar
B. 17. Pengunci gerakan eretan melintang
|
Laboratorium Teknologi
Mekanik
18. Ulir
penyetel kepala lepas
Untuk menyetel tailstock.
Gambar
B. 18. Ulir penyetel kepala lepas
|
Laboratorium Teknologi
Mekanik
19. Pengunci
carriage
Untuk mengunci Carrieage agar tidak
bergerak.
Gambar
B. 19. Pengunci carriage
|
20. Pemutar
gerakan melintang
Untuk mengatur gerakan melintang
Gambar
B. 20. Pemutar gerakan melintang
|
21. Tuas
gerak pemotong ulir
Untuk memotong bentuk ulir.
Gambar
B. 21. Tuas gerak pemotong ulir
|
Laboratorium Teknologi Mekanik
22. Tuas
saklar spindle
Untuk menggerakan spindle
Gambar
B. 22. Tuas saklar spindle
|
Laboratorium Teknologi
Mekanik
23. Pemilih
arah sumbu gerak
Untuk memilih arah sumbu gerak.
Gambar
B. 23. Pemilih arah sumbu gerak
|
Laboratorium Teknologi
Mekanik
24. Tuas
gerak makan
Untuk mengatur gerak makan
Gambar
B. 24. Tuas gerak makan
|
Laboratorium Teknologi
Mekanik
25. Pemutar
untuk gerakan carriage (gerakan memanjang)
Untuk mengatur gerakan memanjang.
Gambar
B. 25. Pemutar gerakan memanjang
|
Laboratorium Teknologi
Mekanik
26. Pedal
rem
Untuk menghentikan pengerjaan.
Gambar
B. 26. Pedal rem
|
.
Laboratorium
Teknologi Mekanik
C.
Jenis-jenis
Mesin Bubut
1. Mesin
bubut ringan
Mesin bubut ringan
dapat diletakkan di atas meja dan mudah dipindahkan sesuai dengan kebutuhan.
Benda kerjany berdimensi kecil (mini). Jenis ini umumnya digunakan untuk
membubut benda-benda kecil dan biasanya digunakan untuk industri rumah tangga (home
industri). Panjangnya mesin umumnya tidak lebih dari 1.200 mm, karena bebannya
ringan dapat diangkat oleh satu orang.
Gambar
C. 1. Mesin bubut ringan
|
http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf
2. Mesin
bubut sedang
Jenis
mesin bubut sedang dapat membubut diameter benda kerja sampai dengan 200 mm dan
panjangnya sampai dengan 100 mm. Jenis mesin ini cocok untuk industri kecil
atau bengkel-bengkel perawatan dan pembuatan komponen. Umumnya digunakan pada
dunia pendidikan atau pusat pelatihan, karena harganya terjangkau dan mudah dioperasikan.
Gambar
C. 2. Mesin bubut sedang
|
http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf
3.
Mesin bubut standar
Jenis
mesin bubut standar disebut sebagai mesin bubut standar karena di samping memiliki
komponen seperti pada mesin ringan dan sedang juga telah dilengkapi berbagai
kelengkapan tambahan yaitu kran pendingin, lampu kerja, bak penampung beram,
dan rem untuk menghentikan mesin dalam keadaan darurat.
Gambar
C. 3. Mesin bubut standar
|
http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf
4. Mesin
bubut berat
a)
Mesin bubut beralas panjang
Mesin
bubut beralas panjang mempunyai alas yang panjangnya mencapai 5 sampai dengan 7
meter dengan diameter cekam sampai dengan 2 meter sehingga cocok untuk industri
besar dan membubut diameter benda yang besar, misalnya poros baling-baling
kapal, menyelesaikan hasil cetakan roda mesin pengeras jalan (wheel vibrator),
roda-roda puli yang besar, dan sebagainya.
Gambar
C. 4a. Mesin bubut berat beralas panjang
|
http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf
b)
Mesin bubut lantai
Mesin
bubut lantai mempunyai kegunaan yang sama dengan mesin bubut beralas panjang, tetapi
memiliki kapasitas lebih besar lagi sehingga pergerakan penjepit pahat, kepala
lepas, dan pengikatan benda kerjanya pun harus dilakukan dengan cara hidraulik,
pneumatik, ataupun elektrik. Demikian pula pengikatan dan pelepasan benda
kerjanya dibantu dengan alat angkat sehingga mesin ini hanya digunakan untuk
industri mesin perkakas berskala besar.
Gambar
C. 4b. Mesin bubut lantai
|
http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf
c)
Mesin bubut lantai dengan pengendali
Jenis
mesin bubut ini sering digunakan untuk membubut bakal roda-roda gigi yang
besar, baik bakal roda gigi lurus maupun bakal roda miring.
Gambar
C. 4c. Mesin bubut lantai dengan
pengendali
|
http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf
Keterangan:
1)
panel kontrol penyetelan,
2)
panel kontrol pengerjaan,
3)
soket segi enam untuk merubah kecepatan,
4)
handel pelumasan dan pembersihan kepala lepas,
5)
kran untuk pendingin,
6)
sarung penyetel pahat dalam,
7)
tuas kepala lepas,
8)
panel kontrol eretan memanjang,
9)
panel kontrol eretan melintang,
10)
panel kontrol kepala lepas,
11)
ulir pengikat kepala lepas,
12)
handel pelumas,
13)
roda pengatur gerak memanjang,
14)
roda pengatur gerak pemakanan,
15)
tuas penjepit pembawa,
16)
roda pengatur pemberhentian
d)
Mesin bubut tegak
Jenis
mesin bubut tegak dilihat dari kontruksinya berbeda dengan mesin bubut
sebelumnya, karena letak kepala tetap dan kepala lepasnya pada posisi tegak.
Cekam kepala tetapnya berada di bawah sedang kepala lepasnya berada di atas,
khususnya untuk keperluan produksi poros dengan diameter relatif besar dan
panjang.
Gambar
C. 4d. Mesin bubut tegak
|
http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf
e)
Mesin bubut dengan enam spindel mendatar
Mesin
bubut dengan enam spindel mendatar memiliki enam spindel mendatar yang
masing-masing dapat dipasang cekam dan di belakangnya dilengkapi dudukan
sekaligus sebagai pengarah masuknya bahan/benda kerja, sehingga dapat mencekam
bahan yang memiliki ukuran panjang. Pencekaman dan majunya bahan serta
pergantian posisi cekam dapat dilakukan secara otomatis (sistem hidrolik atau
pneumatik), sehingga jenis mesin ini sangat cocok untuk
memproduksi
produk secara massal yang memiliki ukuran dan bentuk yang sama.
Gambar
C. 4e. Mesin bubut dengan 6 spindel mendatar
|
http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf
f)
Mesin bubut tegak dengan delapan spindel
Mesin
bubut dengan delapan spindel memiliki delapan spindel posisi tegak yang
masing-masing dapat dipasang cekam yang berukuran besar. Prinsip kerjanya sama
dengan mesin bubut dengan enam spindel mendatar, hanya saja pemasangan benda
kerjanya pada posisi tegak. Karena memiliki ukuran spindel yang besar, jenis
mesin ini sangat cocok untuk produksi secara massal yang memiliki ukuran besar,
tetapi memiliki ukuran tidak terlalu panjang.
Gambar
C. 4f. Mesin bubut tegak dengan 8 spindel
|
http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf
g)
Mesin bubut tegak dengan delapan spindel
sistem rotary
Mesin
bubut dengan delapan spindel sistem rotary (Gambar 14) memiliki delapan spindel
posisi tegak yang masingmasing dapat dipasang cekam yang berukuran besar.
Prinsip kerjanya sama dengan mesin bubut dengan enam spindel mendatar, namun
memiliki kelebihan yaitu masuknya bahan (raw material) dan keluarnya hasil
produk dapat dilakukan secara otomatis (sistem hidrolik atau pneumatik).
Sehingga proses produksinya bisa lebih cepat bila dibandingkan dengan mesin
bubut enam spindel mendatar.
Gambar
C. 4g. Mesin bubut tegak dengan 8 spindel sistem rotary
|
http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf
h)
Mesin bubut potong
Mesin
bubut potong berfungsi untuk memotong benda kerja khususnya kawat. Pemotongan
dilakukan secara otomatis sehingga jenis mesin ini sangat cocok untuk memotong
kawat secara massal yang memiliki ukuran panjang yang sama.
Gambar
C. 4h. Mesin bubut potong
|
http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf
i)
Mesin bubut ulir
Mesin
bubut ulir berfungsi khusus untuk membuat batang ulir luar (baut), kontruksinya
hampir sama dengan mesin bubut konvensional ukuran sedang. Karena mesin ini
dikhususkan untuk membuat ulir, sehingga sangat cocok untuk membuat ulir luar
secara massal yang memiliki ukuran panjang dan jenis ulir yang sama.
Gambar
C. 4i. Mesin bubut ulir
|
http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf
j)
Mesin bubut ulir tipe swiss
Mesin
bubut ulir tipe Swiss juga khusus berfungsi untuk membuat batang ulir luar
(baut). Kontruksinya hampir sama dengan mesin bubut turret. Karena mesin ini
dikhususkan untuk membuat ulir, sehingga ini sangat cocok untuk membuat ulir
secara massal yang memiliki ukuran panjang dan jenis ulir yang sama.
Gambar
C. 4i. Mesin bubut ulir tipe swiss
|
http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf
k)
Mesin bubut turret
Mesin
bubut turret (Gambar 18) berfungsi seperti halnya mesin bubut konvensional
berukuran sedang, namun memiliki dudukan alat potong ada beberapa buah yang
pergantian posisinya dapat dilakukan dengan mudah (sistem mekanik, hidrolik,
atau pneumatik). Jenis mesin ini pada umumnya memiliki ukuran yang relatif
kecil, sehingga sangat cocok untuk memproduksi produk secara massal yang
memiliki ukuran kecil.
Gambar
C. 4k. Mesin bubut turret
|
http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf
l)
Mesin
bubut spindel banyak otomatis
Mesin spindel banyak
otomatis adalah jenis yang paling cepat dari mesin produksi untuk pekerjaan
batang. Dalam mesin ini langkah operasi dibagi
menjadi beberapa bagian sehingga satu stasiun mengerjakan satu bagian operasi
dan semua stasiun beroperasi secara serentak sehingga memperpendek waktu
pengerjaan.
m) Mesin bubut turet horizontal
Mesin
bubut jenis ini di buat dalam dua rancangan umum yang di kenal sebagai ram dan
sadel. Dalam penampilan mereka hampir serupa dan kesemuanya dapat di pakai
untuk pekerjaan batang atau penekan. Perbedaan mesin bubut turel jenis ram
dapat di tempatkan sebuah sadel yang diapitkan pada bangku mesin bubut. Di mana
sadelnya dapat di atur, tetapi tidak bergerak selama operasi turet. Turetnya
langsung di pasang pada sadel yang bergerak.
n) Mesin bubut turet horizontal otomatis
Operasi
sepenuhnya otomatis agar operator dapa menangani dua buah mesin atau lebih.
Mesin jenis ini digunakan pada tuas pencekam yang lonjakan lama. Keuntungannya
adalah penghapusan elemen manusia dari dua waktu memungkinkan operator
mengatasi beberapa mesin dan produksi cepat.
http://www.scribd.com/doc/25487748/joe
o)
Mesin
bubut turet vertikal
Merupakan sebuah mesin yang mirip fres pengebor vertikal
memiliki karakteristik untuk memegang pahat terdiri atas pencekam yang di pasangkan
di atas rel penyilang, sebagai tambahan terdapat paling tidak satu kepala
samping yang dilengkapi dengan turet bujur sangkar untuk memegang pahat.
p)
Mesin
bubut stasiun jarak otomatis
Mesin ini digunakan untuk produksi tinggi dan biasanya
dilengakapi dengan lima atau sembilan stasiun kerja dan kedudukan.
q)
Fris
pengebor vertikal
Fris
pengebor vertikal mendapatkan namanya karena benda kerja berputar pada meja
horizontal mirip dengan frais pembuat lama. Palingan pahat pemotongnya adalah
stasi oner, kecuali untuk gerakan hentaran dan terpasang menyilang yang
ketinggiannya dapat di stel.
r)
Mesin
ulir otomatis
Cara/ciri utama dari mesin ini adalah adanya pengontrolan
gerakan turet sehingga perkakas bisa di umpan ke benda kerja pada kecepatan
yang di inginkan, di tarik dan hantar arahkan kedudukan berikutnya. Mesin ini
mempunyai peluncur.
s)
Mesin
bubut duplikat otomatis
Mesin ini biasanya di lengkapi dengan sistem kendali
numeris titik ke titik yang memiliki masukan desimal pembacaan langsung, ciri
lain dari mesin ini adalah blok pahat pengaruh 2 kedudukan terkendali secara
otomatis yang terpasang di atas benda kerja.
t)
Mesin
bubut pencekam vertikal stasiun majemuk.
Mesin ini mempunyai pahat potong yang stasioer kecuali
untuk gerakan hentaran dan terpasang pada rel menyilang dengan ketinggian yang
dapat di stel. Mesin ini dapat memegang serta suku cadang besar dan berat
karena benda kerja dapat di letakkan di meja.
D.
Alat
Bantu dan Perlengkapan pada Mesin Bubut.
1.
Senter
Digunakan untuk membantu menyangga ujung sebuah benda kerja yang berbentuk shaft atau as atau poros.
Digunakan untuk membantu menyangga ujung sebuah benda kerja yang berbentuk shaft atau as atau poros.
a.
Senter
putar
Center
putar pada mesin bubut digunakn untuk menunjang pekerjaan pembuatan shaft apda
masing-masing ujungnya sehingga akan menghasilkan suatu putaran yang kokoh.
Biasanya putaran tersebut tetap dan sangat mendukung benda kerja tersebut tidak
bergerak.
Gambar
D. 1a. Senter putar
|
b. Senter mati
Berbeda dengan
senter putar, senter mati di gunakan pada pembubutan di antara 2 senter, benda
tersebut hanya ikut berputar bersama mesin, ujungnya tidak terjadi gesekan
dengan ujung benda kerja yang sudah di beri lubang senter, walaupun tidak
terjadi gesekkan sebaiknya sebelum di gunakan, ujung senter dan lubang senter sebaiknya
di beri greace/gemuk atau pelumas sejenis lainnya, pada dasarnya kedua senter
tersebut juga memiliki sudut yang sama yaitu 60 derajat.
Gambar
D. 1a. Senter mati
|
c.
Senter Pipa
Digunakan dengan
maksud yang sama dengan penggunaan senter putar namun senter pipa dikhususkan
untuk pipa atau as yang memiliki lubang yang tidak bisa disokong dengan senter
putar biasa.
|
d.
Senter pot
Senter
pot ini digunakan untuk benda kerja yang panjang dan memiliki ujung yang
berbentuk cembung, yang tidak memungkinkan jika menggunakan senter lainnya.
2. Pembawa
Alat ini dipasang
bersama – sama plat pembawa dengan maksud membawa serta benda kerja supaya
tidak ikut berputar.
Gambar
D. 2. Pembawa
|
3. Penyangga
Alat ini digunakan dalam
pengerjaan batang yang panjang untuk menyangga benda kerja agar tidak
melengkung ke bawah.
a.
Penyangga jalan
Penyangga jalan
berfungsi sama hanya perbedaannya bahwa penyangga jalan pemasangannya pada
eretan dan ikut bergerak sepanjang jalannya pahat pada alas mesin. Kerja
penyangga jalan adalah menahan benda kerja agar tidak melengkung dan tidak
bergetar karena adanya tekanan pahat yang menyayat.
Gambar
D.3a. Penyangga jalan
|
b. Penyangga
tetap
Penyangga
tetap adalah alat yang berguna untuk menyokong atau menunjang benda kerja yang
dibubut jika bagian yang dibubut itu panjang, tanpa alat penyangga ini maka
benda tersebut khususnya bagian tengahnya (antara senter kepala lepas dan
kepala tetap) akan bergetar sehingga hasilnya akan kasar dan tidak bulat,
terlebih-lebih diwaktu membubut benda kerja yang berlubang bagian dalamnya.
Gambar
D.3b. Penyangga tetap
|
4. Kartel
Kartel adalah suatu alat yang
gunanya untuk membuat alur pada benda kerja.
Gambar
D.4. Kartel
|
5.
Cekam
Cekam adalah bagian dari mesin
bubut yang berfungsi untuk mengikat benda kerja pada saat membubut.
a.
Pencekam rahang 4
Digunakan untuk benda kerja segiempat, segienam,
segidelapan atau bentuk yang rumit. Hanya untuk benda kerja bulat dan segiempat
b.
Cekam rahang 3
Digunakan untuk benda kerja yang bulat atau segi berurutan yang habis dibagi
3, misal : 3, 6, 9 dan seterusnya
c.
Cekam rahang 2
Mempunyai 2 rahang yang bergerak secara otomatis
pada waktu menyetel diputar, keistemawaan dapat mencekam bermacam-macam bentuk
dari bentuk dan ukuran benda kerja ( bulat ). Khususnya benda kerja yang sesuai
dengan rahang tersebut.
Sumber : http://www.qrbiz.com/
d.
Pencekam magnet
Digunakan untuk mencekam benda kerja yang bentuknya
tidak beraturan yang tipis, yang akan dibuat menjadi bentuk lain.
a. Pencekam rata
Sumber :
contoh laporan
E.
Jenis
Pengerjaan pada Mesin Bubut
1. Membubut
Silindris
Pada
proses membubut silindris ini benda kerja berputar kemudian pahat melakukan
pemakanan secara memanjang. Pada pembubutan otomatis pahat dapat melakukan
gerak makan maju mundur secara memanjang sedangkan benda kerja berotasi dan
dicekam oleh pencekam pada kepala tetap. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal
maka kedudukan mata pahat harus segaris dengan senter atau pusat benda kerja
tersebut. Dan biasanya pada proses dihasilkan benda – benda silindris
bertingkat.
Gambar
E. 1. Pembubutan silindris
|
2. Membubut
Tepi
Pada
proses ini benda kerja yang dicekam berputar sambil pahat melakukan gerak makan
secara lateral atau melintang. Pada pembubutan-pembubutan otomatis pahat dapat
melakukan gerak makan secara maju mundur dalam arah yang melintang. Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal maka kedudukan mata pahat harus segaris dengan
senter atau pusat benda kerja tersebut.
Gambar
E. 2. Pembubutan tepi
|
3. Mengebor
pada mesin bubut
Pada
proses ini benda kerja dicekam dan senter hidup pada kepala lepas diberi atau
diganti dengan mata bor yang sesuai. Setelah itu bor tersebut disetel kemudian
senter tersebut dimajukan dengan hati – hati pada benda kerja yang berputar.
Kedalaman hasil pengeboran dapat disetel pada kepala lepas. Pada pengerjaan
secara otomatis kepala lepas bergerak maju dengan otomatis.
Gambar
E. 1. Mengebor dengan mesin bubut
|
4. Membuat
ulir
Pada
poses pembuatan ulir hampir sama dengan pembubutan silindris hanya saja
perbedaannya terletak pada penyetelan pahat dan jenis pahatnya. Benda kerja
yang dicekam pada spindle berotasi kemudian pahat tersebut melakukan grak makan
secara memanjang / mendatar dan kedudukan pahat tersebut harus dengan senter
atau pusat benda kerja agar hasilnya maksimal.
Gambar
E. 4. Pembubutan ulir
|
5. Membubut
dalam
Membubut
dalam prosesnya tidak jauh berbeda dengan proses membubut silindris hanya saja
pada membubut dalam pahat yang digunakan berbeda dengan pahat pada membubut
silindris tidak hanya perbedaannya juga terletak pada pengerjaan benda
kerjanya. Pada membubut dalam pahat diarahkan masuk ke dalam lubang benda kerja
( pahat tetap setinggi dengan senter ). Kemudian eretan atas disetel agar pahat
menyentuh bagian pinggir dari lubang benda kerja tersebut, setelah itu benda
kerja berputar sambil pahat melakukan gerak maju / memanjang.
Gambar
E. 5. Membubut dalam
|
6. Mengkartel
Jepit
benda kerja pada pencekam kemudian setel kartel setinggi dengan senter. Setelah
itu hidupkan spindle mesin dan gerakkan kartel ke benda kerja menggunakan
tekanan sampai terbentuk cetakan seperti intan. Kartel ini melakukan gerak
makan secara memanjang atau eretan melakukan gerakan maju.
Gambar
E. 6. Mengkartel
|
7. Membubut
tirus
Pada
pembubutan tirus digunakan berbagai macam ukuran pahat, misalnya : pahat dengan
sudut 300 , 600, dan lain sebagainya. Prosesnya yakni
setel pahat setinggi senter, tempatkan pahat pada kedudukan kerja dengan
menggunakan eretan atas. Kemudian setel eretan dengan posisi sudut sesuai yang
kita inginkan. Hidupkan mesin spindle dan benda kerja berotasi dan pahat
diarahkan dalam kedudukan kerja. Kemudian eretan bergerak maju atau mundur
sesuai dengan pengaturan sudut yang telah dilakukan. Cara membubut tirus dapat
dilakukan dengan cara :
1. Dengan
menggeser posisi kepala lepas ke arah melintang.
2. Dengan
menggeser sekian derajat eretan atas.
3. Dengan
memasang perkakas pembentuk.
Gambar
E. 7. Pembubutan tirus
|
8. Memotong
benda kerja
Pemotongan
benda kerja pada mesin bubut digunakan pahat penyayat dan pengalur yang sangat
ramping. Arahkan kedudukan pahat pada posisi kerja. Setelah itu hidupkan mesin
dan arahkan eretan secara melintang agar pahat dapat memotong secara sempurna.
Gambar
E. 8. Memotong benda kerja
|
9. Mengalur
Mula
– mula pilih pahat paku atau pahat alur kemudian setel pahat ke senter, siku ke
diameter benda kerja, dan setel ukuran alur yang akan dibuat pada eretan atas.
Gerakkan eretan lintang untuk menempatkan pahat mendekati dari diameter benda
kerja. Hidupkan mesin, arahkan atau gerakkan eretan atas agar pahat dapat
menyentuh diameter benda kerja. Arahkan pahat ke benda kerja yang beputar
dengan kecepatan tetap.
Gambar
E. 9. Pembubutan Alur
|
10. Membubut
eksentris
Bila
garis mati dari dua atau lebih silinder dari sebuah benda kerja sejajar maka
benda kerja ini disebut eksentris. Jarak antara garis – garis mati itu disebut
eksentribilitas.
Gambar
E. 9. Membubut eksentris
|
11. Membubut profil
Untuk
membubut pembulatan pahatnya diasah menurut bentuk profilnya, pahat profil
terutama cocok untuk membubut profil pada produk-produk yang pendek, pada
umumnya pahat bubut tidak terlalu tebal sehingga umur pemakaiannya pendek.
Gambar
E. 11. Membubut profil
|
F.
Pahat
dan Prinsip Pemahatan
1. Waktu Penyetelan
Waktu penyetelan adalah waktu yang diperlukan
untuk menyetel semua alat-alat yang dibutuhkan dalam mesin bubut seperti pahat
yang dipilih harus standar, dan kalau dipasang permanent dapat sepat di stel
untuk berbagai tugas.
2. Waktu Penanganan Benda Kerja.
Waktu penanganan benda kerja merupakn waktu
yang diperlukan dalam memusatkan atau melepaskan benda kerja sangat bergantung
pada jenis peralatan pemegang benda kerja yang dipakai.
3. Waktu Penanganan Mesin
Waktu Penanganan Mesin adalah waktu yang
diperlukan dalam pengerjaan bubut. Waktu yang diambil untuk memberikan pahat
yang berurutan kedalam, kedudukan memotong adalah bagian dari waktu penanganan
mesin.
4. Waktu Pemotongan
Waktu Pemotongan merupakan waktu yang
diberikan untuk melakukan pemotongan benda kerja.
G.
Pahat Bubut
1. Nomenklatur pahat bubut
Gambar
G. 1. Nomenklatur pahat bubut
|
Keterangan
:
·
Sudut gerak samping, jika sudut ini
semakin lancip maka akan menurunkan daya potong dan tempratur pemotongan
semakin tinggi.
·
Sudut Gerak Belakang, tempat
menggantikan sisi potong sehingga memudahkan pemotongan yang lebiih berat.
·
Jari-jari ujung, untuk memotong akhir
permukaan sekaligus memberi bentuk pada benda kerja.
·
Sudut pengaman Ujung, sangat berperan
dalam performa pahat potong bila terlalu kecilmaka akan mengurangi umur pahat.
·
Sudut pengaman samping, untuk mencegah
pergerakan perkakas lain dan memotong bahan yang keras dan tangguh.
·
Sudut mata potong ujung, cuttering dapat
memperpendek umur pahat karenamerusak/mematahkan mata potong.
·
Sudut mata potong samping, bila serpihan
ini bertambah besar maka serpihan yang kontak dengan sisi potong samping akan
mengikat dan menyebabkan umur pahat semakin lama.
2.
Jenis-jenis pahat bubut berdasarkan bentuknya
a b c d e f g h I
|
Gambar
G. 2. Jenis-jenis pahat bubut berdasarkan bentuknya
|
a. Pahat kiri d.Pahat papak g.
Pahat bubut kasar
b.
Pahat potong e. Pahat bubut kasar h. Pahat pinggul kanan
c.
Pahat alur f. Pahat bentuk bulat i. Pahat bubut muka
3.
Jenis-jenis
pahat bubut berdaraskan materialnya
a.
Pahat HSS
High speed steel (HSS) adalah
bagian dari alat baja, biasanya digunakan dalam bit alat dan alat pemotong. Hal
ini sering digunakan dalam kekuasaan melihat pisau dan bor. Hal ini lebih
unggul dari alat-alat tua baja karbon tinggi yang digunakan secara ekstensif
melalui tahun 1940-an karena dapat menahan suhu yang lebih tinggi tanpa
kehilangan kesabaran nya (kekerasan). Properti ini memungkinkan HSS untuk
memotong lebih cepat dari baja karbon tinggi, maka baja kecepatan tinggi nama.
Pada suhu kamar, dalam perlakuan panas umumnya direkomendasikan mereka, nilai
HSS umumnya menampilkan kekerasan tinggi (di atas HRC60) dan ketahanan abrasi
tinggi (umumnya terkait dengan isi tungsten sering digunakan dalam HSS)
dibandingkan dengan karbon yang sama dan alat baja.
Gambar
G. 3a. Pahat HSS
|
http://an-tika.blogspot.com/2011/07/jenis-jenis-pahat-bubut.html
b.
Pahat Carbide
Tungsten karbida (WC) adalah
senyawa kimia anorganik yang mengandung bagian yang sama dari tungsten dan atom
karbon. Bahasa sehari-hari, tungsten karbida sering hanya disebut karbida.
Dalam bentuk yang paling dasar, itu adalah bubuk abu-abu halus, tetapi dapat
ditekan dan dibentuk menjadi bentuk untuk digunakan dalam mesin industri, peralatan,
abrasive, serta perhiasan. Tungsten karbida adalah sekitar tiga kali lebih
keras dari baja, dengan modulus Young sekitar 550 GPa, dan jauh lebih padat
dari baja atau titanium. Hal ini sebanding dengan korundum (α-Al2O3) atau safir
dalam kekerasan dan hanya dapat dipoles dan selesai dengan abrasive kekerasan
unggulan seperti silikon karbida, boron nitrida kubik dan berlian antara lain,
dalam bentuk bubuk, roda, dan senyawa.
Gambar
G. 3b. Pahat Carbide
|
a.
Intan
Merupakan hasil proses sintering serbik intan tiruan dengan
bahan pengikat, karena intan pada temperatur tinggi akan berubah menjadi
graphit dan mudah terdifusi dengan besi, maka pahat intan tidak bisa di gunakan
untuk memotong yang mengandung besi. Tingkat kekerasannya sangat tinggi dan
tahan terhadap deformasi plastik. Sifat ini di tentukan oleh besar butir intan
serta presentasi material pengikatnya.
Sumber : http://parts.digikey.com/
b.
Pahat
keramik.
Serbuk
aluminium oksida dengan bahan tambahan aluminium di campurkan dengan pengikat
dan di proses menjadi sisipan padat pemotong pada teknik metalurgi serbuk.
Sisipan ini di apitkan pada pemegang pahat atau pun diikatkan padanya dengan
Xytelin.
Bahan
yang di hasilkan mempunyai kekuatan kompesif sangat tinggi tetapi agak rapuh.
Oleh karena itu sisipan harus di beri o-7 penguburan negatif.
Sumber : http://seni-dan-antik.tokobagus.com/
c.
CBN
CBN
termasuk jenis keramik, di buat dengan penekanan panas ( 1500 ) sehingga serbuk
diapit putih nitrida teron dengan struktur atom hoksagonal berubah menjadi
struktur kubik dengan material pengikat ALO tanpa atau dengan mengiter BM.
Pahat sisipan ( BM ) dapat di buat, tiw atau cd
hot hardnes CBN ini sangat tinggi. CBN dapat digunakan berbagai
permesinan berbagai jewnis baja dalam keadaan di keraskan. Besi tuang hss
karbida semen, terhadap baja kecil..
4. Jenis-jenis pahat berdasarkan
unsur yang di tambahkan kedalamnya
Tungsten carbide bit ini kemudian
dicetak dengan beragam bentuk pahat bubut. Ada yang dibuat dengan lubang di
tengahnya untuk baut pengunci ke holder/pegangannya,sepert gambar di bawah ini.
Namun yang banyak dan gampang
dijumpai dipasaran disini adalah yang tidak memakai holder sehingga dalam
aplikasinya kita mengelas bit ini ke tangkainya dengan kawat kuningan.
http://an-tika.blogspot.com/2011/07/jenis-jenis-pahat-bubut.html
Namun begitu banyak juga toko
perkakas online dari Inggris yang menjual pahat carbide yang sudah di las
seperti gambar berikut ini.
5. Pemasangan
pahat bubut
Cara
memasang pahat bubut ialah Selama
pengerjaan, pahat ditekan oleh tenaga potong (cutting force). Besarnya tenaga ini
tergantung dari besarnya benda kerja dan ukuran penampang chip. Dengan memasang
pahat pada baut pengunci (clamping bolt), terjadilah getaran yang kuat di antara
permukaan penyangga pahat dengan penjepit pahat. Getaran tersebut menyebabkan
pahat bergerak. Untuk menghindari bergesernya pahat selama pengerjaan, pahat
harus dipegang dengan kuat dan aman. Untuk pemasangan pahat dapat digunakan
pelat-pelat tipis sebagai “ganjal”.
6. Pahat
dan prinsip perpahatan
Dalam
produksi adalah penting bahwa pengerjaan dilakukan sesingkat mungkin waktu yang
digunakan dalam produksi adalah waktu penyetelan, penanganan benda kerja,
penaganan mesin dan waktu pemotongan.
a.
Waktu
penyetelan dapat dikurangi dengan menyiapkan semua pahat yang diperlukan dalam
kondisinya dan siap dipakai
b.
Waktu
pemasangan benda kerja adalah waktu yang diperlukan dalam memasang atau
melepaskan benda klerja untuk pengerjaan barang maka waktu ini dikurangi dengan
memasang leher stock batang
c.
Waktu
pemasangan mesin adalah waktu yang diperlukan dalam memasang masing-masing
perkakas pada tempat nya bisa dikurangi dengan menempatkan perkakas pada
tempatnya dan urutan yang benar sehingga memudahkan penggunaanya atau dengan
menentukan pemotongan kombinasi atau jamak, jika memungkinkan.
d.
Waktu
potong untuk suatu operasi dikendalikan oleh penggunaan yang benar atas
perkakas potong kecepatan dan pemotongan kombinasi bisa menghemat waktu potong
7. Sifat
sifat yang mutlak dimilki pahat bubut
Berdasarkan sifat sifat mutlak yang harus dimiliki oleh
pahat bubut antara lain :
a.
Keras
: kekerasan yang cukup tinggi melebihi kekerasan benda kerja tidak saja pada
temperatur ruang melainkan juga pada temperatur tinggi pada saat proses
b.
Tahan
beban kejut thermal : ketahanan ini diperlukan bila terjadi perubahan
temperatur yang cukup besar secara berkala atau periodik
c.
Sifat
ahesi yang rendah : diperlukan untuk mengurangi avinitas benda kerja terhadap
pahat, mengurangi laju keausan, serta penurunana daya pem,otongan
d.
Daya
larut elemen komponen material pahat yang rendah : dibutuhkan untuk memperkecil
laju keausan aklibat mekanisme difusi
8. Mengasah
pahat bubut
Dengan m,enggunakan batu gerinda aipwheels menggunakan
sistem pencekam pahat dengan tangan.
a.
Cekam
pahat dengan tangan, usahakan posisi pahat sejajar dengan tanggem
b.
Mengatur
stopen dan ketinggian batu gerinda terhadap pahat usahakan center
c.
Mengasah
permukaan bidang A, perhatikan sudut-sudutnya
d.
Mengasah
permukaan bidang B, perhatikan sudut-sudutnya
e.
Mengasah
permukaan bidang C, perhatikan sudut-sudutnya
model yang menunjukkan bagian yang digerinda
sumber : contoh laporan lab teknologo
mekanik
|
||
Pertama
kita akan menggerinda bagian depan batang HSS ini (bagian yang berwarna
kuning dari model diatas). Gunakan batu gerinda kasar. Posisikan pahat agak
miring ke kiri 10-15 derajat. Hal inni akan membuat sudut pembebas,agar tidak
semua bagian pahat bersentuhan dengan benda kerja nantinya.
Proses
pengerindaan membuat pahat menjadi panas,maka kita perlu sesekali mencelubkan
ke cairan pendingin selama kurang lebih 15 detik.Di bawah ini adalah gambar
setelah proses penggerindaan pertama.
Langkah
kedua,kita akan menggerinda sisi potongnya,karena pahat yang kita buat pahat
kanan maka sisi potongnya ada di sebelah kiri(ditunjukkan warna merah pada
model). Prosedur dasarnya adalah sama kecuali bahwa kita memegang
alat dengan sisi sekitar sudut 10 derajat ke roda gerinda.
Langkah
ketiga,kita akan membuat sudut pembuangan tatal pada sisi atas,pada model
ditunjukkan warna biru. Pada langkah ini,kita harus lebih berhati-hati,jangan
sampai bagian sisi potongnya yaitu pertemuan sisi kiri dan atas, ikut tersapu
batu gerinda. Jika terjadi maka ketinggian sisi potongnya akan berkurang atau
lebih rendah dari badan pahat itu sendiri,masih bisa dipakai memang,namun
mungkin akan membutuhkan plat ganjal tambahan saat menyetel.
Langkah
keempat atau terakhir adalah membulatkan ujung sisi potongnya. Untuk tugas
membubut yang normal, ujung sisi potong yang terlalu tajam seperti gambar
diatas tidak akan bertahan lama. Karena itu kita harus membuatnya memiliki
radius kecil agar bisa digunakan dalam pemakanan yang cukup dalam. Kurang
lebih bentuknya seperti gambar 4.b.
Akhirnya,sebuah
pahat sisi kanan,pahat yang paling umum digunakan membubut telah jadi. Gambar
dibawah menunjukkan contoh penggunaan pahat tersebut.
|
||
Untuk bahan tertentu,kemiringan dari
sudut potong,sudut pembuangan tatal dan pembebas,mungkin memerlukan ukuran
yang berbeda.
|
9.
Toolholder
Toolholder adalah digunakan untuk memegang pahat dari HSS
dengan ujung pahat di usahakan sependek mungkin agar tidak terjadi getaran pada
waktu digunakan untuk membubut, toolholder biasa digunakan untuyk memegang
pahat yang tipis agar bisa dijepit dirumah pahat
Sumber
:http://products.indianyellowpages.com/
10. Hal – hal yang menyebabkan kerusakan pada pahat bubut
a.
Pahat
bubut harus disimpan sedemikian rupa pahat
b.
Kehilangan
kekuatan pahat disebabkan oleh pemanasan yang berlebihan
c.
Pemakanan
atau penyerpihan disebabkan karena pengambilan pemotongan terlalu berat atau
sudut potong terlalu kecil
11. Perawatan pahat bubut
Pahat bubut harus disimpan sedemikian rupa sehingga sisi
potongnya tidak mudahg rusak, sisi potong yang tumpul menyebabkan panas dan
permukaan yang kasar, oleh karena itu janganlah menunggu sampai sisi potong tumpul.
H.
Ulir
1.
Nomenlaktur
ulir segitiga
Nomenlaktur
ulir, ulir sekrup adalah suatu baut yang penampangnya searagam adalah dalam
bentuk heliks. Pada permukaan sebuah silinder metode AS untuk penandaan ulir
sekrup dalam urutan adalah nominal ( diameter pecahan dalam urutan nominal ). (
diameter pecahan atau nomor ulir ) banyaknya ulir tiap inc dan toleransi.
Sumber : http:// repository.binus.ac.id
Contoh
: ¼ - 20 unc – 24 artinya memiliki diameter ¼ inci dengan 20 ulir tiap inci
A
dan B berhubungan dengan ulir sebelah luar atau sebelah dalam ulir metrik
menunjukkan dasar huruf M yang diikiuti dengan ukuran nominal.
Gerak
bagi dinyatakan oleh pecahan sebagai pembilang dan banyaknya ulir tiap inci
sebagai penyebut. Sebuah sekrup berulir tunggal memiliki 16 ulir tunggal tiap
inci, berarti jarak baginya 1/16.
2.
klasifikasi
ulir
Ulir
adalah garis atau alur / profil melingkar yang mempunyai sudut kisar atau
uliran tetap.
a.
Jenis
Ulir Menurut Arah Gerakan Jalus Ulir
-
Ulir Kanan
Apabila
sebuah mur dipasangkan pada baut yang kemudian diputar ke kanan (searah jarum jam) ternyata
murnya bergerak maju maka ulir tersebut termasuk ulir kanan.
-
bila
mur diputar arahnya ke kiri (berlawanan dengan
arah jarum jam) ternyata murnya bergerak maju maka ulir
tersebut termasuk ulir kiri. Jadi, pada ulir kanan, kalau akan melepaskan mur dari
bautnya maka mur harus diputar ke kiri. Sedangkan pada
ulir kiri, untuk melepaskan murnya adalah dengan memutar mur ke kanan.
b. Jenis Ulir Menurut Jumlah Ulir Tiap Gang (Pitch)
Dilihat
dari banyaknya ulir tiap gang (pitch) maka ulir dapat di
bedakan menjadi ulir tunggal dan ulir ganda. Ulir ganda
artinya dalam satu putaran (dari puncak ulir yang satu ke puncak ulir yang lain) terdapat
lebih dari satu ulir, misalnya dua ulir, tiga ulir dan
empat ulir. Untuk ulir ganda ini biasanya disebutkan berdasarkan jumlah ulirnya,
misalnya ganda dua, ganda tiga dan ganda empat. Gambar dibawah
menunjukkan bagan dari ulir tunggal dan ulir ganda. Melihat
bentuknya, maka satu putaran pada ulir ganda dapat memindahkan jarak yang
lebih panjang dari pada satu putaran ulir tunggal.
Gambar
H. 2. Ulir tunggal dan ulir ganda
|
3.
Jenis Ulir Menurut Bentuk Sisi Ulir
a.
Ulir
segitiga, ulir ini meiliki sudut puncak 60⁰
Sumber : http://m2kaboet.blogspot.com/
b.
Ulir
segiempat
Pahat ini harus digerinda denga tepat dan sesuai
Sumber : http://teknik-mesin1.blogspot.com/
c.
Ulir
trapesium
Bentuk standart ulir trapesium di terapkan didalam.
Standart ulir ( UNDRM M 1540, M1541, M1542 ) ulir trapesium memiliki sudut
bidang 30⁰.
Sumber : http://teknik-mesin1.blogspot.com/
d.
Ulir
gergaji
Sumber : http://teknik-mesin1.blogspot.com/
e.
Ulir
bulat / radius
Sumber : contoh laporan teknologi mekanik
f.
Ulir
pipa with worth
Sumber : contoh laporan lab. Teknologi
mekanik
Sumber : contoh laporan lab. Teknologi mekanik
I. Fluida
pendingin
a.
pengertian
fluida pendingin
fluida pendingin berbentuk cairan agar mudah disirkulasi
kembali, sangat diperlukan untuk mengisi karena hasil getarannya. Yang
dihasilkan oleh pemakanan pahat terhadap benda kerja akan bertumpuk tanpa
adanya media pendingin.
Jenis
zat kimia yang digunakan dalam fluida pendingin :
1)
amino
dan nitrik untuk mencegah karat
2)
notrak
untuk menstabilkan notrik
3)
bahan
sabun dan pembasuh untuk mengurangi busa muka dan pelumas
4)
gabungan
dari posfat, chlorin dan belerang untuk pelumas kimia
5)
chlorin
untuk pelumasan
6)
glikol
sebagai bahan pengaduk dan pembasah
7)
garnisida
untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri
8)
fosfot
dan clorin untuk melunakkan air
b.
fungsi
fluida pendingin
1)
mengurangi
suhu pahat dari serpihan
2)
mencuci
bersih dari serpihan
3)
menaikkan
unsur pahat
4)
menurunkan
daya yang diperlukan
5)
menjadi
pelumas gerakan antara serpihan kepala pahat
6)
mengurangi
kemungkinan korosi pada benda kerja
7)
menguatkan
pahat
M.
Alat
Ukur
Mengukur adalah proses membandingkan ukuran (dimensi) yang
tidak diketahui terhadap standar ukuran tertentu. Alat
ukur yang baik merupakan kunci dari proses produksi massal. Tanpa alat
ukur, elemen mesin tidak dapat dibuat cukup akurat untuk
menjadi mampu tukar (interchangeable). Pada waktu merakit, komponen yang
dirakit harus sesuai satu sama lain. Pada saat ini, alat
ukur merupakan alat penting dalam proses pemesinan dari awal pembuatan sampai
dengan kontrol kualitas di akhir produksi.
1)
Jangka Sorong
Jangka
sorong adalah alat ukur yang sering digunakan di bengkel
mesin. Jangka sorong berfungsi sebagai alat ukur yang
biasa dipakai operator mesin yang dapat mengukur panjang sampai dengan 200 mm,
ketelitian 0,05 mm. Gambar 4.1. berikut adalah gambar
jangka sorong yang dapat mengukur panjang dengan rahangnya, kedalaman dengan
ekornya, lebar celah dengan sensor bagian atas. Jangka
sorong tersebut memiliki skala ukur (vernier scale) dengan cara pembacaan tertentu. Ada
juga jangka sorong yang dilengkapi jam ukur, atau
dilengkapi penunjuk ukuran digital. Pengukuran menggunakan jangka sorong
dilakukan dengan cara menyentuhkan sensor ukur pada benda kerja yang akan
diukur, (lihat Gambar ). Beberapa macam jangka sorong
dengan skala
penunjuk pembacaan dapat dilihat pada Gambar dibawah.
2) Mikrometer
Hasil pengukuran dengan mengunakan
mikrometer (Gambar 4.4.)
biasanya lebih presisi dari pada
menggunakan jangka sorong. Akan
tetapi jangkauan ukuran mikrometer
lebih kecil, yaitu sekitar 25 mm.
Mikrometer memiliki ketelitian sampai
dengan 0,01 mm. Jangkauan ukur
mikrometer adalah 0-25 mm, 25–50
mm, 50-75 mm, dan seterusnya
dengan selang 25 mm. Cara membaca
skala mikrometer secara singkat
adalah sebagai berikut :
o
Baca angka skala pada skala utama/barrel
scale (pada Gambar 4.5. adalah 8,5 mm)
o
Baca angka skala pada thimble (pada
posisi 0,19 mm)
o
Jumlahkan ukuran yang diperoleh (pada
Gambar 1.6. adalah 8,69 mm).
3)
Jam Ukur (Dial indicator)
Jam
ukur (dial indicator) adalah alat ukur pembanding
(komparator). Alat ukur pembanding ini (Gambar 4.7.),
digunakan oleh operator mesin perkakas untuk melakukan penyetelan mesin perkakas
yaitu : pengecekan posisi ragum, posisi benda kerja,
posisi senter/sumbu mesin perkakas, dan pengujian kualitas geometris mesin
perkakas. Ketelitian ukur jam ukur yang biasa digunakan
di bengkel adalah 0,01 mm.
J. Hal-hal
yang menyebabkan kerusakan pada mesin
Pada
eretan.Dari survey yang dilakukan, maka dapat kita menyimpulkan bahwa eretan
atas dan eretan melintang masih harus di aligment, karena pada setiap eretan
masih terlalu bergesekan atau kurangnya pelumasan.Pada tutup ertan pecah maka
harus mengganti tutup eratan yang baru. pada
chack / pencekam.Dari pengamatan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: chack
terjadi kebalingan.- baut pengikat poros chack dalam kurang satu. Baut chack patah
satu.maka chack tersebut harus menyetel kembali semula agar hasil penyayatan
lebih baik.
pada kedudukan mesin/ngepelBerdasarkan hasil
pengamatan yang penulis peroleh, dapat kita mengambil kesimpulan bahwa
kedudukan mesin tidak terjadi kerataan kedudukan, maka harus di lepel agar
mesin dapat digunakan sebaik mungkin, agar redaman getaran pada kecepatan lebih
sedikit terjadi getaran yang tidak kita inginkan.
K. Perawatan
dan pencegahan kerusakan pada mesin
Seperti pada umumnya mesin,maka
mesin bubut memerlukan perawatan yang baik, agar ia dapat selalu siap untuk
dioperasikan.Perawatan mesin produksi dilakukan secara umum dan khusus.Petunjuk
perawatan umum pada mesin bubut biasanya telah diberikan oleh pabrik pembuat
mesin,sedangkan perawatan khusu harus dicari berdasarkan pengalaman dan
berdasarkan teori-teori mengenai perbaikan terhadap peralatan atau mesin.
1.
Perawatan Umum
a.
Untuk menjaga agar mesin tidak cepat rusak diperlukan
perawatan dan pengoperasian yang benar dan seksama.prosedur perawatan mesin bubut
ini adalah:
b.
Mesin bubut ini tidak boleh terkena sinar matahari
secara langsung
c.
Dalam pelaksanaan perawatan seperti pengantian oli
pelumasan mesin dan pemberian grease,diharuskan memakai oli yang dipersyaratkan
oleh pabrik pembuat mesin
d.
Setelah selesai mengoperasikan mesin,bersihkan
bagian-bagian mesin dari beram-beram hasil pemotongan dan cairan pendingin.
e.
Untuk pemasangan benda kerja pada poros utama,tidak
diperkenakan memukul benda kerja secara keras dengan mengunakan palu/hammer
f.
Jaga dan perhatikan secara seksama selama
pengoperasian mesin,jangan sampai beram-beram yang halus dank eras terutama
beram besi tulang jatuh ke meja mesin dan terbawa oleh eretan.
g.
Setelah selesai mengoperasikan mesin,atur semua
handel-handel pada posisi netral dan mematikan sumber tenaga mesin
2.
Perawatan khusus
Perawatan khusus ini dilakukan
sesuai dengan jadwal yang telah dibuat,berdasarkan pengalaman dan buku petunjuk
perawatan yang diberikan oleh pabrik pembuat mesin.
a.
Motor utama (motor pembangkit)
Ada dua kerusakan yang biasa
terjadi pada motor pembangkit yaitu:
Motor tidak mampu bekerja
a)
Tegangan dari sumber tenaga yang masuk kemotor
pembangkit rendah,sehingga tidak sanggup membangkitkan motor pembangkit
b)
Arus yang masuk ke motor pembangkit beda phasanya, maka
diperlukan pengikuran arus yang masuk satu phasa atau tiga phasa sesuai dengan
motor pembangkit.
c)
Sekring pada circuit breaker putus/terbakar,apabila
terjadi hal yang demikian,maka gantilah sekring tersebut dengan yang baru dan
spesifikasi yang sama.
Tidak sempurnanya kontak-kontak pada switch atau saklar.
a)
Coil pada saklar terbakar
b)
Tidak terjadi hubunga pada kontak limit switch
c)
Rem motor tidak berfungsi secara baik
d)
Motor cepat panas
Penyebab yang mengakibatkan motor
penggerak menjadi cepat panas yaitu
a)
Perbedaan tegangan
Periksa tegangan listrik yang
masuk
b)
Beban motor yang berlebihan
Dengan adanya beban yang
berlebihan dari yang ditentukan akan dapat menimbulkan panas berlebihan pada
yang berlebihan pada motor pengerak,untuk itu perlu diatur kembali beban agar
sesuai dengan yang telah ditentukan
b.
Kepala tetap
Pada mesin bubut adalah memegang
kunci utama pada keberhasilan pekerjaan mengunakan mesin bubut. Kerusakan yang
umum terjadii pada kepala tetap mesin bubut di antaranya adalah:
1.
Putaran poros utaa tersendat-sendat
2.
Putaran poros utama terlalu berat
3.
Suhu atau temperature pada kepala lepas terlalu tinggi
4.
Terjadinya suara yang bising pada kepala lepas
5.
Tidak senter
c.
Eretan
Kesalahan atau kerusakan yang sering timbul pada eretan adalah sebagai
berikut:
1.
Eretan sangat berat meluncur pada mesin
bubut.penyelesaianya lakukan pemeriksaan baut-baut penyetel kerapatan
eretan,apabila terlalu kuat longarkan baut-baut tersebut.
2.
Hasil pekerjaan tidak rata.hal ini terjedi karene
adanya ganguan pada pinion gear.usaha mengetasinya ialah dengan memperbaki gigi
pinion atau menganti gigi pinion yang baru
3.
Pemakanan pada benda kerjs tidak rata pada waktu
langkah otomatis atau penyayatan otomatis.hal ini disebabkan oleh tidak
senternya poros trasportir.
4.
Terlalu berat pada waktu pemotongan
menyilang.kemungkinan ini disebabkan terlalu kuatnya pengikat baut untuk
pemotonga menyilang.
5.
Tidak rata permukaan penyayatan menyilang (facing).hal
ini kemungkinan di sebabkan tidak tepatnya penyetelan baut-baut pengikat poros
utuk pemakanan.
6.
Teralalu keras gerakan toolpost.hal ini disebabkan
oleh gangguan pemasangan pasak.
7.
Kedudukan toolpost kurang teliti sehingga pemakanan
kurang baik.
8.
Pompa pada apron sangat sulit dioprasikan.hal ini
disebabkan minyak pelumas yang sudsh kotor.lakukan pembersian atau pengantian
minyak pelumas serta membersihkan pipa-pipa salurannya.
d.
Kepala lepas
Kepala lepas mudah bergetar atau tidak setabil selsms pelaksanan
pembubutan. Jika hal ini terjadi kemungkinan ialah kurang kuatnya pengikat baut
pengikat kepala lepas dengan meja atau rangka mesin.
http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf
L. Artikel
Cara
Pemberian Cairan Pendingin pada Proses Pemesinan
Cairan pendingin jelas hanya akan
berfungsi dengan baik jikalau cairan ini diarahkan dan dijaga alirannya pada
daerah pembentukan beram. Dala praktek sering ditemui bahwa cairan tersebut
tidak sepenuhnya diarahkan langsung pada bidang beram pahat di mana beram
terbentuk karena keteledoran operator. Mungkin pula, karena daerah kerja mesin
tidak diberi tutup, operator sengaja mengarahkan semprotan cairan tersebut ke
lokasi lain sebab takut cairan terpancar ke semua arah akibat perputaran pahat.
Pemakaian cairan pendingin yang tidak berkesinambungan akan mengakibatkan bidang
aktif pahat akan mengalami beban yang berfluktuasi. Bila pahatnya jenis karbida
atau keramik (yang relatif getas) maka pengerutan dan pemuaian yang berulang
kali akan menimbulkan retak mikro yang justru menjadikan penyebab kerusakan
fatal. Dalam proses gerinda rata bila cairan pendingin dikucurkan di atas
permukaan benda kerja maka akan dihembus oleh batu gerinda yang berputar
kencang sehingga menjauhi daerah penggerindaan.
Dari ulasan singkat di atas dapat
disimpulkan bahwa selain dipilih cairan pendingin harus juga dipakai dengan
cara yang benar. Banyak cara yang dipraktekkan untuk mengefektifkan pemakaian
cairan pendingin, yakni sebagai berikut :
2. Secara manual. Apabila mesin perkakas tidak dilengkapi
dengan sistem
cairan pendingin, misalnya Mesin Gurdi atau Frais jenis
“bangku” (bench drilling/milling machine) maka cairan
pendingin hanya dipakai secara terbatas. Pada umumnya operator memakai
kuas untuk memerciki pahat gurdi, tap atau frais dengan
minyak pendingin.
Selama hal ini dilakukan secara teratur dan kecepatan
potong tak begitu tinggi maka umur pahat bisa sedikit
diperlama. Penggunaan alat sederhana penetes oli yang berupa botol dengan
selang berdiameter kecil akan lebih baik karena akan
menjamin keteraturan penetesan minyak. Penggunaan pelumas padat
(gemuk/vaselin, atau molybdenum-disulfide) yang dioleskan
pada lubang-lubang
yang akan ditap sehingga dapat menaikkan umur
pahat pengulir.
3.
Disiramkan
ke benda kerja (flood application of fluid). Cara ini
memerlukan sistem pendingin, yang terdiri atas pompa,
saluran, nozel, dan tangki, dan itu semua telah dimiliki oleh hampir semua
mesin perkakas yang standar. Satu atau beberapa nozel
dengan selang
fleksibel diatur sehingga cairan pendingin disemprotkan pada
bidang aktif pemotongan. Keseragaman pendinginan harus
diusahakan dan bila perlu dapat dibuat nozel khusus. Pada
pemberian cairan pendingin ini seluruh benda kerja di
sekitar proses pemotongan disirami dengan cairan pendingin melalui saluran cairan
pendingin yang jumlahnya lebih dari satu.
Disemprotkan (jet application of
fluid). Dilakukan dengan cara mengalirkan cairan pendingin dengan tekanan
tinggi melewati saluran pada pahat. Untuk penggurdian lubang yang dalam (deep
hole drilling; gun-drilling) atau pengefraisan dengan posisi yang sulit dicapai
dengan semprotan biasa. Spindel mesin perkakas dirancang khusus karena harus
menyalurkan cairan pendingin ke lubang pada pahat. Pada proses pendinginan
dengan cara ini cairan pendingin disemprotkan langsung ke daerah pemotongan
(pertemuan antara pahat dan benda kerja yang terpotong). Sistem pendinginan
benda kerja dibuat dengan cara menampung cairan pendingin dalam suatu tangki
yang dilengkapi dengan pompa yang dilengkapi filter pada pipa penyedotnya. Pipa
keluar pompa disalurkan melalui pipa/selang yang berakhir di beberapa selang
keluaran yang fleksibel,
Cairan pendingin yang sudah
digunakan disaring dengan filter pada
meja mesin kemudian dialirkan ke
tangki penampung.
3. Dikabutkan
(mist application of fluid).
Pemberian cairan pendingin dengan
cara ini cairan pendingin dikabutkan dengan menggunakan semprotan udara dan
kabutnya langsung diarahkan ke daerah pemotongan, (Gambar 11.3). Partikel
cairan sintetik, semi sintetik, atau emulsi disemprotkan melalui saluran yang
bekerja dengan prinsip seperti semprotan nyamuk. Cairan dalam tabung akan naik melalui
pipa berdiameter kecil, karena daya vakum akibat aliran udara di ujung atas
pipa, dan menjadi kabut yang menyemprot keluar.
Pemakaian cairan pendingin dengan cara
dikabutkan dimaksudkan untuk memanfaatkan daya pendinginan karena penguapan.
Kriteria
Pemilihan Cairan Pendingin
Pemakaian cairan pendingin biasanya
mengefektifkan proses
pemesinan. Untuk itu ada beberapa
kriteria untuk pemilihan cairan
pendingin tersebut, walaupun dari
beberapa produsen mesin perkakas
masih mengijinkan adanya pemotongan
tanpa cairan pendingin. Kriteria
utama dalam pemilihan cairan
pendingin pada proses pemesinan adalah :
1. Unjuk kerja proses
·
Kemampuan penghantaran panas (heat
transfer performance)
·
Kemampuan pelumasan (lubrication
performance )
·
Pembuangan beram (chip flushing)
·
Pembentukan kabut fluida (fluid mist
generation)
·
Kemampuan cairan membawa beram (fluid
carry-off in chips)
·
Pencegahan korosi (corrosion inhibition)
·
Stabilitas cairan (cluid stability)
2. Harga
3. Keamanan terhadap lingkungan
4. Keamanan terhadap kesehatan
(health hazard performance)
Untuk beberapa proses pemesinan
yaitu : gurdi (drilling), reamer (reaming), pengetapan (taping), bubut
(turning), dan pembuatan ulir (threading) yang memerlukan cairan pendingin,
saran penggunaan cairan pendingin dapat dilihat pada Tabel 11.1. Bahan benda
kerja yang dikerjakan pada proses pemesinan merupakan faktor penentu jenis cairan
pendingin yang digunakan pada proses pemesinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar