PRINSIP KERJA TURBIN FRANCIS
Turbin francis
bekerja dengan memakai proses tekanan lebih. Pada waktu air masuk ke roda
jalan, sebagian dari enrgi tinggi jatuh telah bekerja di dalam suddu pengarah
diubah sebagai kecepatan air masuk. Sisa energi tinggi jatuh dimamfaatkan dalam
sudu jalan, dengan adanya pipa isap memungkinkan energi tinggi jatuh bekerja di
sudu jalan dengan semaksimum mungkin.
Turbin yang
dikelilingi dengan sudu pengarah semuanya terbenam dalm air. Air yang masuk
kedalam turbin dialirkan melalui pengisian air dari atas turbin (schact) atau
melalui sebuah rumah yang berbentuk spiral (rumah keong). Semua roda jalan
selalu bekerja. Daya yang dihasilkan turbin diatur dengan cara mengubah posisi
pembukaan sudu pengarah. Pembukaan sudu pengarah dapat dilakuakan dengan tangan
atau dengan pengatur dari oli tekan(gobernor tekanan oli), dengan demikian
kapasitas air yang masuk ke dalam roda turbin bisa diperbesar atau diperkecil.
Pada sisi sebelah
luar roda jalan terdapat tekanan kerendahan (kurang dari 1 atmosfir) dan
kecepatan aliran yang tinggi. Di dalam pipa isap kecepatan alirannya akan
berkurang dan tekanannya akan kembali naik sehingga air bisa dialirkan
keluar lewat saluran air di bawah dengan tekanan seperti keadaan
sekitarnya. Pipa isap pada turbin ini mempunyai fungsi mengubah energi
kecepatan menjadi energi tekan.
KLASIFIKASI TURBIN
1.
Berdasarkan
perubahan momentum
a.
Turbin
Impuls
Turbin impuls disebut juga dengan turbin
air tekanan sama karena tekanan air yang keluar dari nozel tekanannya sama
dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Sehingga energi tempat dan energi tekanan
yang dimiliki oleh aliran air dirubah semuanya menjadi energi kecepatan. Contoh
dari turbin impuls ini adalah turbin pelton, turbin crossflow dan lain–lain. (Fritz Dietzel, 1988 : 18)
Gambar 1 : Instalasi Turbin Impuls
Adapun yang
termasuk turbin impuls diantaranya :
1.
Turbin
Pelton
Turbin
pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set sudu jalan
yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih alat yang disebut nozzle.
Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien. Turbin
Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi.
tinggi.
Gambar 2 : Turbin Pelton dengan Banyak Nozzle
Gambar 3 : Runner Turbin Pelton
Bentuk sudu
turbin terdiri dari dua bagian yang simetris.
Sudu dibentuk sedemikian sehingga
pancaran air akan mengenai tengah–tengah sudu dan pancaran air tersebut akan
berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan pancaran air dengan baik dan
membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Untuk turbin dengan daya yang besar,
sistem penyemprotan airnya dibagi lewat beberapa nozzle. Dengan demikian
diameter pancaran air bisa diperkecil dan ember sudu lebih kecil. Turbin Pelton
untuk pembangkit skala besar membutuhkan head
lebih kurang 150 m tetapi untuk skala mikro
head 20 m sudah mencukupi.
2.
Turbin
Turgo
Turbin Turgo
dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin pelton turbin turgo
merupakan turbin impuls, tetapi sudunya berbeda.
Pancaran air dari nozzle membentur sudu pada
sudut 20o. Kecepatan putar turbin turgo lebih besar dari turbin
Pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke generator
sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya perawatan.
Gambar 4 : Sudu turbin Turgo dan nozzle
3.
Turbin
Crossflow
Salah satu
jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin Michell-Banki yang
merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin Osberger yang merupakan
perusahaan yang memproduksi turbin crossflow. Turbin crossflow dapat
dioperasikan pada debit 20 liter/sec hingga 10 m3/sec dan head
antara 1 s/d 200 m.
Gambar 5 : Instalasi Turbin Crossflow
Turbin crossflow menggunakan
nozzle persegi panjang yang lebarnya sesuai dengan lebar runner. Pancaran air
masuk turbin dan mengenai sudu sehingga terjadi konversi energi kinetik menjadi
energi mekanis. Air mengalir keluar membentur sudu dan memberikan energinya
(lebih rendah dibanding saat masuk) kemudian meninggalkan turbin. Runner turbin
dibuat dari beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan paralel.
Gambar 6 : Runner Turbin Crossflow
Turbin
crossflow baik sekali digunakan untuk pusat tenaga air yang kecil dengan daya
kurang dari 750 kW. Pembuatan dan pemasangan konstruksi sangat sederhana, dan
biaya pembuatan murah. Konstruksi secara lengkap dapat dilihat pada gambar 2.9.
Gambar 7 : Konstruksi turbin crossflow
b.
Turbin
Reaksi
Gambar 8 :
Instalasi Turbin Reaksi
Turbin reaksi disebut juga dengan turbin
tekanan lebih karena tekanan air sebelum masuk roda turbin lebih besar dari
pada tekanan air saat keluar roda turbin. Secara umum dapat dikatakan bahwa
aliran air yang masuk keroda turbin mempunyai energi penuh, kemudian energi ini
dipakai sebagian untuk menggerakkan roda turbin dan sebagian lagi dipergunakan
untuk mengeluarkan air kesaluran pembuangan. Jenis turbin reaksi yang sering
digunakan antara lain, turbin francis, turbin propeler atau kaplan. (Fritz Dietzel, 1988:17)
Adapun yang
termasuk turbin reaksi, diantaranya :
1.
Turbin
Francis
Turbin francis merupakan salah
satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara sumber air tekanan tinggi di
bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah.
Sudu pengarah mengarahkan air masuk secara tangensial. Sudu pengarah pada
turbin francis dapat merupakan suatu sudu pengarah yang tetap ataupun sudu
pengarah yang dapat diatur sudutnya. Untuk penggunaan pada berbagai kondisi
aliran air penggunaan sudu pengarah yang dapat diatur merupakan pilihan yang
tepat.
Konstruksi
turbin terdiri dari dari sudu pengarah dan sudu jalan, dan kedua sudu tersebut,
semuanya terendam di dalam aliran air. Air pertama masuk pada terusan berbentuk
rumah keong. Perubahan energi seluruhnya terjadi pada sudu pengarah dan sudu
gerak. Aliran air masuk ke sudu pengarah dengan kecepatan semakin naik degan
tekanan yang semakin turun sampai roda jalan, pada roda jalan kecapatan akan
naik lagi dan tekanan turun sampai di bawah 1 atm. Untuk menghindari kavitasi,
tekanan harus dinaikan sampai 1 atm dengan cara pemasangan pipa hisap. Pengaturan
daya yang dihasilkan yaitu dengan mengatur posisi pembukaan sudu pengarah,
sehingga kapasitas air yang masuk ke roda turbin dapat diperbesar atau
diperkecil. Turbin francis dapat dipasang
dengan poros vertikal dan horizontal [gambar 10]
Gambar 9 : Aliran air masuk turbin Francis
Gambar 10 : Instalasi turbin francis
Gambar 11 : Runner Turbin Francis
Turbin Kaplan dan
propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial. Turbin ini tersusun dari
propeller seperti pada perahu. Propeller tersebut biasanya mempunyai tiga
hingga enam sudu.
Tidak berbeda
dengan turbin francis, turbin kaplan cara kerjanya menggunakan prinsip reaksi.
Turbin ini mempunyai roda jalan yang mirip dengan baling-baling pesawat terbang.
Bila baling-baling pesawat terbang berfungsi untuk menghasilkan gaya dorong,
roda jalan pada kaplan berfungsi untuk mendapatkan gaya F yaitu gaya
putar yang dapat menghasilkan torsi pada poros turbin. Berbeda dengan roda
jalan pada francis, sudu-sudu pada roda jalan kaplan dapat diputar posisinya untuk
menyesuaikan kondisi beban turbin [gambar 12]. Turbin Kaplan banyak dipakai
pada instalasi pembangkit listrk tenaga air sungai, karena turbin ini mempunyai
kelebihan dapat menyesuaikan head yang berubah-ubah sepanjang tahun. Turbin Kaplan
dapat beroperasi pada kecepatan tinggi sehingga ukuran roda turbin lebih kecil
dan dapat dikopel langsung dengan generator. Pada kondisi pada beban tidak penuh
turbin kaplan mempunyai efisiensi paling tinggi, hal ini dikarenakan sudu-sudu
turbin kaplan dapat diatur menyesuaikan dengan beban yang ada.
Gambar 12 Turbin kaplan dengan sudu jalan yang dapat
diatur
Gambar 13 : Runner Turbin Kaplan
2.
Berdasarkan
fluida yang digunakan, maka turbin dapat dibagi atas:
a. Turbin gas
Turbin yang
memanfaatkan fluida air untuk memutar roda turbin. Turbin gas banyak digunakan oleh pesawat terbang,
helikopter dan pembangkit energi listrik skala kecil. Turbin gas digunakan
karena memiliki kelebihan. Daya yang dihasilkan turbin gas lebih banyak
dibandingkan dengan mesin siklus 4 atau 2 tak dengan berat mesin yang sama.
Artinya dengan berat yang sama daya yang dihasilkan turbin gas lebih banyak,
oleh karena itu turbin gas banyak digunakan untuk alat transportasi seperti yang
disebutkan diatas.
Gambar 14 : Turbin Gas
b.
Turbin uap
Turbin yang memanfaatkan uap air untuk memutar roda turbin. Turbin uap merupakan suatu penggerak mula
yang mengubah energi potensial uap menjadi energi kinetik dan energi kinetik
ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros
turbin. Poros turbin, lansung atau dengan bantuan roda gigi reduksi,
dihubungkan dengan mekanisme yang akan digerakkan. Tergantung pada jenis
mekanisme yang digunakan, turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang
seperti pada bidang industri, untuk pembangkit tenaga listrik dan untuk transportasi.
Pada proses perubahan energi potensial menjadi energi mekanisnya yaitu dalam
bentuk putaran poros dilakukan dengna berbagai cara.
Gambar 15 : Turbin Uap
c.
Turbin air
Turbin yang memanfaatkan fluida air untuk menghasilkan energy.
3.
Berdasarkan
arah alirannya
a. Turbin aliran radial
Turbin yang tegak lurus dengan arah
putaran poros turbin. Turbin dengan aliran radial digunakan untuk laju
alir ( aliran working fluid ) rendah dan dengan perbedaaan
tekanan ( difference pressure ) tinggi.
b. Turbin aliran aksial
Turbin yang sejajar dengan arah putaran
poros turbin. Turbin dengan aliran axial digunakan untuk laju alir tinggi dan
dengan perbedaan tekanan rendah ( 1 – 40 bar ). Axial-flow turbines
kebanyakan digunakan dalam aplikasi yang melibatkan fluida kompresibel. Dalam
banyak penggunaan, efisiensi Axial-flow turbines lebih tinggi
dibandingkan radial-inflow turbines. Aliran dalam turbin diindikasikan
dalam gambar bawah ini :
Gambar 16 : Turbin aliran aksial
Dimana kecepatan fluida merupakan
parameter penting dalam menganalisis aliran dan transfer energy dalam turbin.
Kecepatan fluida relative terhadap titik stationer dinamakan kecepatan absolute
(V). hal ini penting untuk menganalisis aliran yang melewati stationery blade
(nozzle).
4.
Berdasarkan putaran spesifiknya.
Tabel 1 : Pemilihan jenis turbin berdasarkan
kecepatan spesifik
No
|
Kecepatan spesifik (rpm)
|
Type / Jenis turbin
|
1
2
3
4
|
10 sampai 35
35 sampai 60
60 samapi 300
300 sampai 1000
|
Turbin Pelton dengan Nozzel tunggal
Turbin Pelton dengan dua Nozzel atau lebih
Turbin Francis
Turbin Kaplan
|
(Sumber
: R.S. Khurmi, 1982 : 616)
Putaran
spesifik diperkenalkan dalam konstruksi turbin untuk memberi penjelasan tentang
karakteristik dari sifat-sifat hidrolik dari suatu turbin menyangkut putaran
dan kapasitas dipindahkan untuk dibandingkan dengan bermacam tipe dari turbin
dan runners (roda turbin). Putaran spesifik ialah kecepatan berputar dari suatu
turbin dalam seri-seri yang ditentukan, yang mempunyai daya N = 1 HP dengan H =
1 meter.
Biasanya
putaran spesifik dihitung untuk daya keluaran rata-rata dari suatu turbin di
bawah head yang sudah dihitung dan putaran normal. Dalam pengembangan turbin
hidrolik sering dinaikkan putaran spesifiknya. Untuk daya dan head yang tinggi
diketahui suatu kenaikan putaran spesifik yang diizinkan untuk turbin yang
lebih kecil dimensinya dan lebih putarannya. Putaran spesifik dari suatu turbin
tergantung dari keadaan airnya yang mengalir. Hal itu juga tergantung pada
jumlah dan bentuk dari sudu-sudu. Bila putaran spesifik naik, maka dimensi dari
runner turbin akan turun dan sebaliknya.
5.
Berdasarkan
ketinggian jatuh (head) maka turbin dibagi atas :
a.
Turbin
Pelton (2000-6000 ft)
Untuk
turbin Pelton dengan daya yang kecil bisa diatur dengan hanya menggeser
kedudukan jarum sudu. Untuk instalasi turbin Pelton yang besar harus
menggunakan dua buah system pengaturan, maksudnya untuk menghindari adanya
tekanan tumbukan yang besar di dalam pipa saluran (pipa pesat) yang timbul
akibat penutupan nosel tiba-tiba. Tekanan statis dari tinggi air jatuh
menghasilkan tekanan dinamis yang bekerja di aliran berupa energi kecepatan ini
berubah menjadi tekanan tumbukan. Untuk menghindari tekanan tumbukan ini, kerja
jarum nosel dibantu dengan suatu perlengkapan yang disebut dengan pembelok
pancaran. Pada saat beban turbin berkurang dengan tiba-tiba pembelok pancaran
akan berayun ke muka jarum nosel lebih dahulu, sehingga arah pancaran air dari
nosel ke sudu jalan menjadi belok. Kemudian jarum nosel bergeser memperkecil
penampang keluar nosel, pembelok pancaran akan tetap berada di pinggir pancaran
air. Selanjutnya nosel rem yang sudah dipersiapkan memancarkan air ke arah
sebelah belakang ember sudu yang berguna untuk memperlambat putaran turbin
sampai di dalam batas yang diizinkan bila arus listrik dari generator
diputuskan. Turbin Pelton, bekerja pada ketinggian air jatuh yang sangat tinggi
yaitu antara 2000-6000 ft.
Gambar 17 : Turbin Pelton
Sumber : http://www.a10smart.co.cc/
b.
Turbin
Francis (10-100 ft)
Air
mengalir masuk ke dalam roda jalan turbin Francis semuanya melalui sudu
pengarah, yang bisa digerakkan membuka dan menutup dengan memakai pertolongan
cincin pengatur yang digerakkan regulator melalui tuas penggerak. Dengan
memakai alat ini, selain kapasitas air, arah (α) arus air yang masuk ke roda
jalan bisa diubah. Pada instalasi turbin yang besar, system pengaturan di atas
dilengkapi dengan katup pelepas, melalui saluran ini sebagian dan kapasitas air
dengan cepat bisa dibelokkan untuk dibuang dengan melewati saluran pembuangan,
maksud dari sistem
ini adalah untuk menghindari
kenaikan tekanan di dalam pipa saluran (pipa pesat) dan menghindari kenaikan kecepatan
putaran turbin bila beban turbin turun dengan tiba-tiba. Turbin Francis,
bekerja pada head yang sedang yaitu antara 10-100 ft.
Gambar 18 : Turbin Francis
Konstruksi Turbin Francis
§ Turbin Francis Sperical Case dari Baja
Ø Horizontal
Gambar 19 : Turbin
Francis Sperical Case Horizontal
Ø Vertikal
Gambar 20 : Turbin
Francis Sperical Case Vertikal
§ Turbin Francis Open Flume
Gambar 21 : Turbin
Francis Open Flume
§ Turbin Francis Sperical Case dari Beton
Gambar 22 : Turbin
Francis Sperical Case dari Beton
c.
Turbin
Kaplan
Turbin
Kaplan mempunyai pengaturan ganda dimana pada waktu yang sama posisi sudu
pengarah dengan jalan alat pengarah Finkschen dan pemutaran sudut sudu jalan
melalui system hidrolik yang dilaksanakan dengan memakai motor pengatur. Fungsi
cakra melengkung adalah untuk pengaturan sudu pengarah dan roda jalan saling
berhubungan. Bentuk kelengkungan cakra harus sedemikian rupa sehingga untuk
setiap besaran volume air yang masuk ke turbin dan tiap posisi permukaan kipas
sudu jalan, bisa menghasilkan suatu randemen turbin yang harganya maksimum.
Pada instalasi turbin yang besar, bila mengalami perubahan tinggi air yang jatuh
dalam jangka waktu yang lama, maka untuk turbin tersebut
dibuatkan cakra melengkung yang lain, yang
Gambar 23: Turbin kaplan
lebih sesuai dengan kondisi
turbin waktu itu. Turbin Kaplan, bekerja pada head yang kecil dengan bentuk
sudu yang mirip baling-baling yaitu membawa aliran dengan belokan hanya
sedikit.
6.
Klasifikasi
dari turbin- turbin modern berdasarkan head dan debitnya adalah sebagai berikut
:
Tabel 2: Klasifikasi dari turbin-turbin
Hidrolik
Classes
|
Reaction
|
Impulse
|
||||
Systems
|
Axial
(propeller)
|
Francis
(axial-radial)
|
Pelton
|
Inclined
jet
|
Double jet
|
|
Kaplan
(adjustable blades)
|
Fixed blades
|
|||||
Limits of
applicability
|
H = 2-70 m
D = 1-10 m
N
up to
250.000 kW
|
H = 2-70 m
D1
=0.35-9 m
N
up to
150.000 kW
|
H =
30-450 (lz)
H = 2-200m (small sizes)
D1 =
0.35-7.5 m
N
up to
500.000 kW
|
H =
300-1700 (large sizes)
H = 40-250m (small sizes)
D1 =
0.36-5.2 m
N
up to
110.000
kW
|
H
=30-400 m
N =
10-4000 kW
|
H =10-60 m
N =
10-150 kW
|
Sumber : John B. Manga.1992. Dasar-Dasar Turbin
Air Dan Perencanaan. Ujungpandang.
PERAWATAN TURBIN FRANCIS
Sebuah turbin yang
terus-menerus digunakan untuk suatu keperluan membutuhkan perawatan, sebab
dengan perawatan ini diharapkan kita bisa
mempertahankan kualitas dari suatu komponen turbin agar dicapai
efisiensi maksimum dari turbin tersebut. Untuk keperluan ini kita bisa menempuh
beberapa cara antara lain :
a. Inspeksi, yaitu melakukan pemeriksaan
terhadap bagian-bagian turbin mengenai kerusakan dan kemungkinan yang akan
terjadi pada sudu-sudu poros, motor penggerak, dan lain-lain.
b. Preventif, yaitu melakukan perawatan pada
komponen-komponen turbin sesuai dengan prosedur-prosedur dan petunjuk perawatan
untuk menghindari kerusakan, seperti pelumasan, dan lain-lain.
c. Korektif, hal ini bisa dilakukan dengan
cara :
Ø Perbaikan, ini dilakukan untuk komponen
turbin yang mengalami kerusakan dan memungkinkan untuk diperbaiki, serta
harganya cukup mahal untuk diganti.
Ø Penggantian, ini dilakukan untuk
komponen-komponen turbin yang rusak dan biayanya relative murah.
d. Perawatan Darurat, yaitu perawatan yang
dilakukan pada turbin secara darurat jika terjadi kerusakan, dan melanjutkan
operasinya seperti membersihkan sudu-sudu, dan lain-lain.
KEHILANGAN YANG TERDAPAT
DALAM INSTALASI TURBIN
a.
Kehilangan
hidraulik pada aliran air dari turbin yang diatur oleh hukum-hukum umum dari
gesekan hidraulik pada pipa-pipa penyalur. Pada aliran turbulen uniform (serba
sama), kehilangan head akibat gesekan mengenai atau melewati dinding yang
kehalusannya relatif. Pada kehilangan ini keseluruhan efisiensi akan naik dalam
bentuk diameter dan head efektif.
hr =
……………………………………………….. (Persamaan 1)
Sumber : John B. Manga.1992. Dasar-Dasar Turbin
Air Dan Perencanaan. Ujungpandang.
dimana :
R = jari-jari hidraulik dari
aliran
= koefisien kekasaran dinding yang diizinkan
v = kecepatan aliran air
l = panjang dari passage
b.
Kehilangan
Eddy (Eddy losses) yang disebabkan oleh bermacam-macam sebab misalnya dalam hal
arah dari kecepatan yang identik dengan kehilangan lokal (local losses) dalam
saluran. Kehilangan ini termasuk dalam kehilangan energi kinetik pada pemasukan tabung draft. Untuk turbin-turbin
yang besar satuan debitnya Qf, misalnya pada putaran spesifik yang
tinggi, kehilangan ini akan menjadi lebih besar dan efisiensi menjadi lebih
kecil.
hv =
…………………………………….. (Persamaan 2)
Sumber : John B. Manga.1992. Dasar-Dasar Turbin
Air Dan Perencanaan. Ujungpandang.
dimana vi dan masing-masing koefisien kecepatan dan koefisien
kehilangan pada bagian aliran yang ke i.
c.
Kehilangan
volumetris yang menjelaskan bahwa pada kenyataannya hanya bagian air yang
mencapai roda turbin (runner) yang dapat mengalir melaluinya. Sebagian saja
dari air tersebut yang melalui sela-sela poros sepanjang rim dan pada turbin
Kaplan, air sebagian melalui celah (clearance) antara roda turbin dan leher
cincin (throat ring).
…………………………………….. (Persamaan 3)
Sumber : John B. Manga.1992. Dasar-Dasar Turbin
Air Dan Perencanaan. Ujungpandang.
:
F =
luas potongan melintang dari ruang rugi (clearance)
= koefisien jumlah
pemindahan debit
d.
Kehilangan
mekanis dalam bantalan yang disebabkan oleh bagian-bagian yang berputar pada
turbin. Untuk turbin vertikal, kehilangan ini ditentukan atau disebabkan
terutama dalam bantalan dorong dan harganya tergantung pada beban aksial.
w = Mf …………………….. (Persamaan 4)
Sumber : John B. Manga.1992. Dasar-Dasar Turbin
Air Dan Perencanaan. Ujungpandang.
Dimana Mf adalah momen gesek pada
bantalan-bantalan.
e.
Kehilangan
yang disebabkan oleh gesekan disk, misalnya kehilangan daya disebabkan oleh
gesekan antara putaran permukaan (revolving surface) dari turbin dan air di
luar dari jalan lintas air (water passage) akan menjadi besar pada turbin
Francis sebab turbin ini mempunyai permukaan rotasi yang lebih besar pada batas
pemasukan serta pengeluaran dan celah-celahnya.
= A n3 …………………….. (Persamaan 5)
Sumber : John B. Manga.1992. Dasar-Dasar Turbin
Air Dan Perencanaan. Ujungpandang.
dimana A adalah suatu
koefisien yang tergantung pada viskositas, fluidity, dimensi, dan bentuk dari
permukaan gerakan.
Segitiga Kecepatan
Gambar 23: Segitiga kecepatan pada sudu turbin
Segitiga
kecepatan adalah dasar kinematika dari aliran fluida gas yang menumbuk sudu
turbin. Dengan pemahaman segitiga kecepatan akan sangat membantu dalam
pemahaman proses konversi pada sudusudu turbin uap atau pada jenis turbin yang lain.
Adapun notasi dari segitiga kecepatan adalah sebagai berikut
Vs1 =
kecepatan absolut fluida meninggalkan nosel
VB = kecepatan
sudu
Vr1 =
kecepatan relatif fluida
Vr2 =
kecepatan relatif fluida meninggalkan sudu
Vs2 =
kecepatan absolut fluida meninggalkan sudu
Θ = sudut nosel
Ф = sudut masuk sudu
δ = sudut ke
luar sudu
γ = sudut ke luar fluida
Dari segitiga
kecepatan di atas, panjang pendeknya garis adalah mewakili dari besar kecepatan
masing-masing. Sebagai contoh, fluida masuk sudu dari nosel dengan kecepatan
VS1 kemudian ke luar dari nosel sudah berkurang menjadi VS2 dengan garis yang
lebih pendek. Artinya sebagian energi kinetik fluida masuk sudu diubah menjadi energy
kinetik sudu dengan kecepatan VB , kemudian fluida yang sudah memberikan
energinya meninggalkan sudu dengan kecepatan VS2. Proses perubahan atau
konversi energi pada turbin adalah sama dengan perubahan energi pada motor bakar,
tetapi dengan metode yang berbeda. Untuk motor bakar, pada langkah ekspansi
fluida gas yaitu gas pembakaran energinya mengalami penurunan bersamaan dengan penurunan
tekanan di dalam silinder. Hal itu terjadi karena sebagian energinya diubah
menjadi energi kinetik gas pembakaran dan dikenakan langsung pada torak. Karena
ada dorongan dari energi kinetik gas pembakaran torak bergerak searah dengan
gaya dorong tersebut, kondisi ini disebut langkah tenaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar