- Jenis-jenis pasir cetak
Cetakan
pasir yaitu cetakan yang paling lazim dipakai dan juga tentang pasir
cetak. Beberapa pasir cetak mengandung tanah lempung sebagai pengikat,
sedangkan yang lain mengandung pengikat khusus. Cetakan pasir
kadang-kadang dibuat dengan tangan atau juga dapat dengan mesin cetakan.
Pasir cetak yang paling lazim adalah pasir gunung, pantai, sungai dan pasir silika. Pembagiannya sebagai berikut :
a. Pasir alam, contohnya pasir gunung, pantai dll
b. Pasir buatan, contohnya adalah pasir sintetis.
Beberapa
dari pasir cetak tersebut dipakai begitu saja dan yang lain dipakai
setelah dipecah menjadi butir-butir dengan ukuran cetak. Kalau pasir
mempunyai kadar lempung yang cocok dan bersifat adhesi, mereka dipakai
begitu saja sedangkan kalau sifat adhesinya kurang maka perlu
ditambahkan lempung di dalamnya. Kadang-kadang sebagai pengikat
dibutuhkan juga disamping lempung.
Pasir
gunung umumnya digali dari lapisan tua. Mereka mengandung lempung dan
kebanyakan dipakai setelah dicampur dengan air. Pasir dengan kadar
lempung 10 sampai dengan 20 % dapat dipakai begitu saja. Pasir dengan
kadar lempung kurang mempunyai adhesi yang lemah.
Pasir
pantai diambil dari pantai dan pasir sungai di ambil dari sungai. Pasir
silika dalam beberapa hal didapat dari gunung dalam keadaan alamiah
atau bisa juga dengan jalan memecah kuarsit. Semuanya mempunyai bagian
utama SiO2, dan terkandung kotoran-kotoran seperti mika ataupun felspar.
Pasir
pantai, pasir sungai, silika alam dan pasir silika buatan tidak melekat
dengan sendirinya. Oleh karena itu dibutuhkan pengikat untuk mengikat
butir-butirnya satu sama lain dan baru dipakai setelah pencampuran.
- Syarat-syarat dan komposisi pasir cetak.
Syarat-syarat dari pasir cetak adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai
sifat mampu bentuk sehingga mudah dalam pembuatan cetakan dengan
kekuatan yang cocok. Cetakan yang dihasilkan harus kuat sehingga tidak
rusak karena dipindah-pindah dan menahan logam cair waktu dituang
kealamnya karena itu kekuatannya pada temperatur kamar dan kekuatan
panasnya sangat diperlukan.
2. Permeabilitas
yang cocok. Dikhawatirkan bahwa hasil coran mempunyai cacat seperti
rongga penyusutan , gelembung gas atau kekasaran permukaan, kecuali jika
udara atau gas yang terjadi dalam cetakan waktu penuangan disalurkan
melalui rongga-rongga diantara butir-butir pasir keluar dari cetakan
dengan kecepatan yang cocok.
3. Distribusi
beasr butir yang cocok. Permukaan coran diperhalus kalau coran dibuat
di dalam cetakan yang berbutir halus. Tetapi kalau butir pasir terlalu
halus gas dicegah keluar dan mmembuat cacat, yaitu gelembung udara.
Distribusi besar butir harus cocok mengingat dua syarat tersebut diatas.
4. Tahan temperatur logam yang dituang. Temperatur penuangan yang biasa untuk macam-macam coran dinyatakan dalam tabel sbb:
Gambar 3.1 Tabel hubungan macam coran dengan temperaturnya
Sumber : Tata Surdia, Teknik Pengecoran Logam
Pasir
dan pengikat harus mempunyai derajat tahan api tertentu terhadap
temperatur tinggi kalau logam cair ini di tuang kedalam cetakan.
5. Komposisi
yang cocok. Butir-butir bersentuhan dengan logam yang dituang mengalami
peristiwa kimia dan fisika karena logam cair mempunyai temperatur yang
tinggi. Bahan-bahan yang tercampur yang memungkinkan menghasilkan atau
larut dalam logam adalah tidak dikehendaki.
6. Mampu dipakai lagi. Pasir harus dapat dipakai secara berulang-ulang supaya ekonomis.
7. Pasir harus murah.
Komposisi pasir cetak.
1. Bentuk
butir pasir dari pasir cetak digolngkan menjadi beberapa jenis yaitu
butir pasir bundar, butir pasir sebagian bersudut, butir pasir bersudut,
butir pasir kristal dan sebagainya. Jenis butir pasir bulat baik
sebagai pasir ceyak karena memerlukan jumlah pengikat yang lebih sedikit
untuk mendapat kekuatan dan permeabilitas tertentu, serta mampu alirnya
baik sekali. Pasir berbutir kristal kurang baik untuk pasir cetak,
sebab akan pecah menjadi butir-butir kecil pada pencampuran serta
memberikan ketahanan api dan permeabilitas yang buruk pad cetakan dan
selanjutnya membutuhkan pengikat dalam jumlah yang banyak.
2. Tanah lempung.
Tanah
lempung terdiri dari kaolimit, ilit dan monmorilonit juga kwarsa,
felspar, mika dan kotoran-kotoran lainnya. Kalau ditambahkan air dia
menjadi lekat dan jika lebih banyak air dia akan menjadi seperti pasta.
Kalau lempung kehilangan kadar air sifat lekatnya menjadi sangat
berkurang. Ukuran butir-butir tanah lempung adalah sekitar 0.005 mm
sampai 0.02 mm. Untuk coran yang besar dan cetakan pasir kering dipakai
pasir silika yang telah dicampur dengan tanah lempung yang mempunyai
ketahanan api yang tinggi.
3. Pengikat lain
Ini
sering dibuat dari pasir yang dibubuhi minyak nabati pengering 1,5-3%
seperti minyak biji rami (liseed oil), minyak kedelai, atau minyak biji
kol dan dipanggang pada temperatur 200-250 oC. Mereka disebut
dengan inti pasir minyak. Tetapi pasir dengan hanya dibubuhi minyak
saja kekuatannya pada temperatur kamar. Bentonit adalah salah satu jenis
tanah lempung yang terdiri dari butir-butir halus dari 10-0,01 µ yang
fasa penyusun utamanya adalah monmorilonit (Al2O3.4SiO2.H2O).
- Macam-macam bentuk butiran pasir cetak
Bentuk butir pasir dari pasir cetak dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. Antara lain adalah sebagai berikut :
· Memudar
(membulat) atau round, jenis pasir yang paling banyak dipakai dalam
bahan-bahan pengikat yang menginginkan kekuatan dan kemampuan alir gas
(permeabilitas yang baik.
· Menyudut (sub-anguler), jenis pasir yang banyak dipakai dalam pengecoran besi cor dan baja cor non-fero.
· Menyudut
tanggung (anguler), jenis pasir yang banyak dipai dalam pembuatan besi
cor dan non-fero. Pemakaian bahan pengikat untuk pasir seperti ini lebih
tinggi dibandingkan denga bentuk memudar atau menyudut tanggung.
· Bentuk
gabungan (compund), pasir cetak biasanya kumpulan dari pasir yang
bermacam-macam, untuk pasir yang digunakan sebagai cetakan lebih baik
tidak mempunyai butir pasir yang seragam.
Gambar 3.2 macam-macam butiran
Sumber : Tata Surdia, Teknik pengecoran logam, 110
Tidak ada komentar:
Posting Komentar