II.3. Teori Dasar
A. Pengertian Kalibrasi
Pengertian / arti kalibrasi menurut wikipedia adalah
proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya.
Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang tertelusur
dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan
tersertifikasi.
Sedangkan pengertian / arti kalibrasi ISO/IEC Guide
17025 adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang
ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang
diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang
berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain,
kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai
penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar
ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional untuk satuan ukuran
dan/atau internasional.
B. Cara menentukan interval kalibrasi
Menentukan
interval kalibrasi sangat tergantung dari umur alat ukur, kinerjanyaUntuk
penentuan interval kalibrasi, untuk electrical testing, sebagian besar biasanya
dinyatakan secara periodik harus dilakukan kalibrasi, walaupun dalam beberapa
kondisi penentuannya harus dengan memperhitungkan pula kondisi pemakaian,
frekuensi pemakaian sampai ke persoalan bagaimana melakukan perawatannya.
Beberapa cara menentukan interval
kalibrasi diantaranya :
1. Kalibrasi
harus dilakukan secara periodic
2. Selang
waktu kalibrasi dipengaruhi oleh jenis alat ukur, frekuensi pemakaian, dan
pemeliharaan
3. Bisa
dinyatakan dalam beberapa cara :
4. Dengan
waktu kalender (1 tahun sekali, dst)
5. Dengan
waktu pemakaian (1.000 jam pakai, dst)
6. Kombinasi
cara pertama dan kedua, tgt mana yg lebih dulu tercapai
C. Elemen-elemen proses kalibrasi
Adapun
elemen-elemen proses kalibrasi yaitu:
1.
Adanya
obyek ukur (Unit Under Test)
2.
Adanya
calibrator (standard)
3.
Adanya
prosedur kalibrasi, yang mengacu ke standar kalibrasi internasional, nasional
atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg sudah teruji dengan
terlebih dulu dilakukan verifikasi.
4.
Adanya
teknisi yang telah memenuhi persyaratan mempunyai kemampuan teknis kalibrasi
(sebaiknya bersertifikat).
5.
Lingkungan
terkondisi, baik suhu maupun kelembabannya. Andaipun tidak bisa dikondisikan,
misalnya terjadi saat kalibrasi dilakukan di lapangan terbuka, maka faktor
lingkungan harus diakomodasi dalam proses pengukuran dan perhitungan
ketidakpastian.
6.
Hasil
kalibrasi itu sendiri, yaitu quality record berupa sertifikat kalibrasi. Di
dalamnya tercatat measured value, correction value, dan akhirnya nilai
uncertainty. Sertifikat ini tidak baku bentuknya, minimal harus dapat
memberikan informasi tentang seberapa
teliti alat ukur milik customer yang
dikalibrasi. Artinya, kita bisa menambahkan banyak keterangan yang diperlukan,
bahkan bisa saja ditambahkan foto, gambar, hasil analisa khusus, nilai TUR
(Test Uncertainty Ratio), bahkan bisa saja melampirkan laporan kinerja calibrator
yang digunakan dalam proses ini.
D. Persyaratan
kalibrasi
Persyaratan
kalibrasi diantaranya yaitu :
1) Standar
acuan yang mampu telusur ke standar Nasional / Internasional
2) Metoda
kalibrasi yang diakui secara Nasional / Internasional
3) Personil
kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan dengan sertifikasi dari laboratorium
yang terakreditasi
4) Ruangan
/ tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti suhu, kelembaban, tekanan udara, aliran
udara, dan kedap getaran
5) Alat
yang dikalibrasi dalam keadaan berfungsi baik / tidak rusak
E. Cara
kalibrasi alat ukur
1. TERMOMETER
AIR RAKSA
Gambar no.1 termometer air raksa
a. Fungsi
Termometer Air Raksa
Termometer adalah
alat untuk mengukur suhu. Thermometer analog bisa juga disebut sebagai
thermometer manual, karena cara pembacaannya masih manual. Penggunaan air raksa
sebagai bahan utama thermometer karena koefisien muai air raksa terbilang
konstan sehingga perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir
selalu sama. Namun ada juga
beberapa termometer keluarga mengandung alkohol dengan tambahan pewarna merah. Termometer
ini lebih aman dan mudah untuk dibaca.
Jenis khusus
termometer air raksa, disebut termometer maksimun, bekerja dengan adanya katup
pada leher tabung dekat bohlam. Saat suhu naik, air raksa didorong ke atas
melalui katup oleh gaya pemuaian. Saat suhu turun air raksa tertahan pada katup
dan tidak dapat kembali ke bohlam membuat air raksa tetap di dalam tabung.
Pembaca kemudian dapat membaca temperatur maksimun selama waktu yang telah
ditentukan. Untuk mengembalikan fungsinya, termometer harus diayunkan dengan
keras. Termometer ini mirip desain termometer medis.
Air raksa akan
membeku pada suhu -38.83 °C (-37.89 °F) dan hanya dapat digunakan pada suhu
diatasnya. Air raksa, tidak seperti air, tidak mengembang saat membeku sehingga
tidak memecahkan tabung kaca, membuatnya sulit diamati ketika membeku. Jika
termometer mengandung nitrogen, gas mungkin mengalir turun ke dalam kolom dan
terjebak disana ketika temperatur naik. Jika ini terjadi termometer tidak dapat
digunakan hingga kembali ke kondisi awal. Untuk menghindarinya, termometer air
raksa sebaiknya dimasukkan ke dalam tempat yang hangat saat temperatur di bawah
-37 °C (-34.6 °F). Pada area di mana suhu maksimum tidak diharapkan naik di
atas - 38.83 ° C (-37.89 °F) termometer yang memakai campuran air raksa dan
thallium mungkin bisa dipakai. Termometer ini mempunyai titik beku of -61.1 °C
(-78 °F).
b. Pengukuran
Termometer Air Raksa
Termometer air
raksa umumnya menggunakan skala suhu Celsius dan Fahrenhait. Celsius memakai
dua titik penting pada skalanya: suhu saat es mencair dan suhu penguapan air. Es mencair pada tanda kalibrasi yang
sama pada thermometer yaitu pada uap air yang mendidih. Saat dikeluarkan
termometer dari uap air, ketinggian air raksa turun perlahan. Ini berhubungan
dengan kecepatan pendinginan (dan pemuaian kaca tabung). Jadi pegukuran suhu
celsius menggunakan suhu pencairan dan bukan suhu pembekuan.
Titik didih
Celcius yaitu 0 °C (212 °F) dan titik beku pada 100 °C (32 °F). Tetapi peneliti
lain -Frenchman Jean Pierre Cristin– mengusulkan versi kebalikan skala celsius
dengan titik beku pada 0 °C (32 °F) dan titik didih pada 100 °C (212 °F). Dia
menamakannya Centrigade.
c. Cara
kerja Termometer Air Raksa
Alat ini terdiri
dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca dengan kandungan air raksa di
ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa ini dibuat sedemikian rupa sehingga
hampa udara. Jika temperatur meningkat, Merkuri akan mengembang naik ke arah
atas pipa dan memberikan petunjuk tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai
dengan skala yang telah ditentukan. Adapun cara kerja secara umum adalah sbb ;
1) Sebelum terjadi perubahan suhu,
volume air raksa berada pada kondisi awal.
2) Perubahan
suhu lingkungan di sekitar termometer direspon air raksa dengan perubahan
volume.
3) Volume
merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut jika suhu
menurun.
4) Skala pada termometer akan
menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan lingkungan.
d.
Kalibrasi Termometer Air Raksa
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi
biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar
yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan
tersertifikasi.
Proses kalibrasi thermometer antara
lain :
1. Letakkan
silinder termometer di air yang sedang mencair dan tandai poin termometer
disaat seluruh air tersebut berwujud cair seluruhnya. Poin ini adalah poin
titik beku air.
2. Dengan
cara yang sama, tandai poin termometer disaat seluruh air tersebut mendidih
seluruhnya saat dipanaskan.
3.
Bagi panjang dari dua poin diatas menjadi seratus
bagian yang sama.
2. HYGROMETER
a.
Prinsip Kerja Hygrometer
Hygrometer
mempunyai prinsip kerja yaitu dengan menggunakan dua thermometer. Thermometer
pertama dipergunakan untuk mengukur suhu udara biasa dan yang kedua untuk
mengukur suhu udara jenuh/lembab (bagian bawah thermometer diliputi kain/kapas
yang basah). Thermometer Bola Kering: tabung air raksa dibiarkan kering
sehingga akan mengukur suhu udara sebenarnya.
Gambar no.2 hygrometer
Thermometer
Bola Basah: tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur adalah suhu
saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air dapat
berkondensasi.
Hal-hal
yang sangat mempengaruhi ketelitian pengukuran kelembaban dengan mempergunakan
Psychrometer ialah :
1.
Sifat peka, teliti dan cara membaca
thermometer-thermometer
2.
Kecepatan udara melalui Thermometer bola basah
3.
Ukuran, bentuk, bahan dan cara membasahi kain
4.
Letak bola kering atau bola basah
5.
Suhu dan murninya
air yang dipakai untuk membasahi kain
b.
Fungsi Hygrometer
Hygrometer digunakan
untuk mengukur kelembaban udara relative (RH)
c. Proses Pengukuran
Higrometer terdapat dua skala, yang satu
menunjukkan kelembaban yang satu menunjukkan temperatur. Cara penggunaannya dengan
meletakkan di tempat yang akan diukur kelembabannya, kemudian tunggu dan
bacalah skalanya. skala kelembaban biasanya ditandai dengan huruf h dan kalau
suhu dengan derajat celcius.
Ada bentuk higrometer lama yakni berbentuk
bundar atau berupa termometer yang dipasang didinding. Cara membacanya juga
sama, bisa dilihat pada raksanya di termometer satu yang untuk mengukur
kelembaban dan satu lagi yang mengukur suhu. yang bundar ya dibaca skalanya.
Perlu diperhatikan pada saat pengukuran
dengan hygrometer selama pembacaan haruslah diberi aliran udara yang berhembus
kearah alat tersebut, ini dapat dilakukan dengan mengipasi alat tersebut dengan
secarik kertas atau kipas. Sedangkan pada slink, alatnya harus diputar.
d. Kalibrasi
Sebuah sistem kalibrasi higrometer telah
dirancang dan dibuat dalam rangka peningkatan kemampuan kalibrasi higrometer
untuk menghasilkan sebuah sistem kalibrasi yang dapat memberikan kemampuan ukur
terbaik di bawah 2,5%. Sistem yang dibangun memanfaatkan prinsip kerja divided
flow atau aliran terbagi. Pengujian dilakukan terhadap sistem tersebut pada
rentang kelembaban relative yang biasa dipakai untuk melakukan kalibrasi, yaitu
dari 10% hingga 95%. Pengukuran ketidakseragaman test chamber telah dilakukan
pada rentang kelembaban tersebut dengan menggunakan dua buah sensor. Hasil
akhir pengujian menunjukkan sistem yang dibangun mampu memberikan kemampuan
ukur terbaik masing-masing adalah 0,62% pada RH 10% dan 0,51% pada RH 60% dan
95%.
F.
Jenis-jenis tekanan
Satuan tekanan
sering digunakan untuk mengukur kekuatan dari suatu cairan atau gas.
Satuan tekanan dapat dihubungkan dengan satuan volume (isi) dan suhu. Semakin tinggi
tekanan di dalam suatu tempat dengan isi yang sama, maka suhu akan semakin
tinggi. Hal ini dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa suhu di pegunungan
lebih rendah dari pada di dataran rendah, karena di dataran rendah tekanan
lebih tinggi.
Akan tetapi pernyataan ini tidak selamanya benar atau terkecuali untuk
uap air, uap air jika tekanan ditingkatkan maka akan terjadi perubahan dari gas
kembali menjadi cair. (dikutip dari wikipedia : kondensasi). Rumus dari
tekanan dapat juga digunakan untuk menerangkan mengapa pisau yang diasah dan
permukaannya menipis menjadi tajam. Semakin kecil luas permukaan, dengan gaya
yang sama akan dapatkan tekanan yang lebih tinggi. Tekanan udara dapat diukur
dengan menggunakan barometer.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan
Adapun
jenis-jenis tekanan yaitu :
1.
Tekanan Uap Jenuh
:
Tekanan uap jenuh adalah suatu tekanan yang
ditimbulkan oleh uap jenuh dari kesetimbangan dinamis antara zat cair dengan
uap jenuhnya. Dinamis berarti penguapan dan pengembunan terjadi terus -
menerus, hanya saja laju penguapan sama dengan laju pengembunan.
Tekanan uap jenuh larutan dinyatakan dengan P dan
tekanan uap jenuh pelarut murni dinyatakan dengan Po. Karena tekanan
uap larutan lebih kecil daripada tekanan uap pelarut murninya, maka terjadi
penurunan tekanan uap. Selisih antara tekanan uap jenuh pelarut murni (P0)
dengan tekanan uap jenuh larutan ( P ) disebut penurunan tekanan uap jenuh (ΔP).
Anda telah mengetahui
bahwa air memiliki titik didih 100 0C. Ketika mendidih, air berubah
menjadi uap air. Akan tetapi, air dapat menguap pada suhu berapa saja, termasuk
pada suhu di bawah 100 0C. Sebagai contoh, pakaian basah
menjadi kering ketika dijemur karena air menguap. Meskipun demikian,
pakaian basah tidak akan kering jika ditempatkan dalam ruangan tertutup karena
ruangan itu akan menjadi jenuh dengan uap air. Pada keadaan jenuh, proses
penguapan tetap berlangsung, tetapi pada saat yang sama terjadi pengembunan
dengan laju yang sama. Dengan kata lain terdapat kesetimbangan dinamis antara
zat cair dengan uap jenuhnya. Tekanan yang ditimbulkan oleh uap jenuh suatu zat
disebut tekanan uap zat itu.
Besarnya tekanan uap
tergantung pada jenis zat dan suhu. Zat yang memiliki gaya tarik menarik
antarpartikel relatif besar berarti sukar menguap, mempunyai tekanan uap yang
relatif rendah, contohnya garam, gula, glikol, dan gliserol. Sebaliknya yang
memiliki gaya tarik menarik antarpartikel relatif lemah berarti mudah menguap,
mempunyai tekanan uap yang relatif tinggi. Zat seperti itu dikatakan
mudah menguap atau atsiri (volatile), contohnya etanol dan eter. Tekanan uap
suatu zat akan bertambah jika suhu dinaikan. Hubungan ini dapat dipahami
sebagai berikut. Kenaikan suhu menyebabkan energi kinetik molekul-molekul
cairan bertambah besar, sehingga lebih banyak molekul yang dapat meninggalkan
permukaan cairan memasuki fase gas. Akibatnya, konsentrasi uap semakin besar
dan dengan demikian tekanan uap semakin besar.
2.
Tekanan
Hidrostatic
Fluida yang berada dalam suatu wadah memiliki berat akibat pengarug
grafmitasi bumi. Berat fluida menimbulkan tekanan pada setiap bidang permukaan
yang bersinggungan dengannya. Pada
dasarnya fluida selalu memberikan tekanan pada setiap bidang yang bersentuhan
dengannya. Besarnya tekanan bergabtung pada besarnya gaya dan luas bidang
tempat gaya bekerja.
Dalam hal ini tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja tegak lurus
pada suatu bidang tiap satuan luas bidang tersebut. Berdasarkan rumus tekanan hidrostatis,
diketahui bahwa tekanan hidrostatis bergantung pada massa jenis zat cair,
ketianggian atau ke dalaman zat cair, serta percepatan grafitasi bumi
3.
Tekanan
udara
Atmosfer
adalah lapisan yang melindungi bumi. Lapisan ini meluas hingga 1000 km ke atas bumi dan
memiliki massa 4.5 x 1018 kg. Massa atmosfer yang menekan permukaan
inilah yang disebut dengan tekanan atmosferik. Tekanan atmosferik di permukaan laut adalah 76 cmHg.
4.
Tekanan static
Prinsip dari tekanan statik untuk fluida yang tidak
bergerak, yang mana tidak ada pompa dari pipa atau aliran dari sebuah cannel.
Tekanan yang terjadi pada fluida yang tidak bergerak disebut tekanan statik.
5.
Tekanan dinamik
Jika fluida tersebut dalam keadaan bergerak, maka
teakanan yang timbul pada setiap sekelilingnya akan bergantung pad
pergerakannya. Sehingga, jika kita mengukur besarnya tekanan dari air yang
mengalir pada pipa yang ditutup, kita mungkin mendapatkan besarnya tekanan
tersebut, katakanlah 40 gaya persatuan luas. Jika pipa tersebut kita buka,
tekanan pada aliran air tersebut akan memiliki nilai yang berbeda, katakanlah,
30 gaya per satuan luas. Jawaban ini, diberikan dimana pengukuran tekanan harus
mencatat setiap keadaan yang diukur. Tekanan dapat bergantung kepada aliran
fluida, pengompressan fluida, gaya luar, dan faktor lainnya.
6.
Tekanan gauge
Dalam beberapa kasus tekanan absolut tidak memiliki
sejumlah daya tarik yang penting dalam pengertian tekanan. Gas atmosphere yang
yang mengelilingi bumi ini memiliki tekanan, karena berat dari atmosphere
tersebut, tekanan dipermukaan bumi kira-kira 14,7 psi, sebagaimana telah
dicatat diatas. Jika sebuah wadah tertutup pada permukaan bumi diisi sebuah gas
pada tekanan absolut 14,7 psi, kemudian keadaan tersebut diusahakan tidak ada tekanan
efektif pada dinding-dinding dari container, sebab gas atmosphere berusaha
melakukan tekanan yang sama dari luarnya. Pada kasus seperti ini, kondisi
tersebut lebih tepat untuk penjabaran tekanan dalam keadaan relatif, sehingga
dibandingkan dengan tekanan atmosphere. Ini dikenal dengan Tekanan Gauge,
7.
Tekanan head
Untuk beberapa fluida cair, tekanan
head sering digunakan untuk menjabarkan tekanan dari cairan dalam tanki atau
pipa. Ini ditunjukkan untuk tekanan statik yang dihasilkan oleh berat
dari suatu cairan seperti yang telah dijabarkan diatas. Tekanan ini hanya
bergantung pada tinggi dari suatu cairan dan kerapatan cairan (massa persatuan
volume). Pada suatu persamaan, jika fluida cair diisikan ke dalam tanki, maka
tekanan pada bagian bawah dari tanki tersebut, diberikan dengan persamaan:
bit.ly/training17025
BalasHapushttp://www.konsultaniso17025.com
BalasHapus