BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sejak zaman dulu metode heathreatment telah
digunakan oleh orang-orang untuk mengubah sifat-sifat mekanik logam sesuai
dengan keinginannya, contohnya dalam pembuatan alat-alat perang seperti ujung
tombak pedang serta tameng. Ini menunjukan bahwa heathreatment adalah metode
paling mudah dan baik yang dapat digunakan mengubah sifat-sifat mekanik dari
suatu material. Pada zaman dahulu logam yang baik dianggap adalah logam yang
keras dan kuat karena penggunannya hanya semata untuk peralatan peralatan yang
sederhana seperti pedang, ujung tombak dan yang lainnya. Oleh karena itu metode
perlakuan panas yang digunakan belum bervariasi, nanti kemudian dizaman moderen
ketika qualitas logam tidak hanya diukur dari kekuatan dan kekerasaanya tetapi
dari terpenuhinya sifat-sifat mekanik lain yang sesuai dengan kebutuhan, baru
kemudian berkembang metode-metode Heathreatment untuk menghasilkan sifat-sifat
mekanik yang dibutuhkan.
Sekarang metode heathreatment masih merupakan
metode yang paling baik yang dapat digunakan untuk mengubah sifat-sifat mekanik
suatu material logam. Dengan heathreatment kita dapat meningkatkan ataupun
menurunkan sifat-sifat dari logam sesuai dengan kebutuhan akan sifat mekanik
logam tersebut yang kita butuhkan.
Pesatnya laju pembangunan dan teknologi yang
semakin moderen sekarang ini mendorong naiknya tingkat kebutuhan akan logam
dengan berbagai macam karakteristik yang sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Hal ini juga mendorong berkembangnnya variasi metode-metode Heathreatment untuk
menghasilkan sifat-sifat dari logam yang
sesuai dengan kebutuhan dunia industri moderen saat ini.
1.2 Tujuan dan Manfaat Pengujian
A.Tujuan Pengujian
Setelah melakukan
Heat Treatment praktikan dapat :
1.
Menjelaskan tujuan Heat Treatment.
2.
Menjelaskan prosedur proses Heat
Treatment.
3.
Menjelaskan
bahan dan peralatan yang digunakan.
4.
Menjelaskan
jenis-jenis proses Heat Treatment.
5.
Menjelaskan
hubungan antara diagram fasa Fe-C dengan proses Heat Treatment.
6.
Menjelaskan hubungan antara media
pendingin, laju pendinginan, diagram TTT dengan proses Heat Treatment.
7.
Mampu melakukan dengan baik proses
Heat Treatment.
B.ManfaatPengujian
1)Bagi Praktikan
1.
Dapat memahami dan mengetahui
proses-proses yang dilakukan pada pengujian perlakuan panas.
2.
Mampu melakukan proses pengujian
perlakuan panas terhadap material yang diberikan.
3.
Praktikan
dapat membedakan kecepatan pendinginan dari setiap fluida pendinginan yang
digunakan.
4.
Dapat
mengeahui fase-fase yang terbentuk pada logam pengujian.
2) Bagi
Industri
1.
Sebagai
penentu kebijakan dalam menentukan besar biaya yang harus dikeluarkan untuk
membeli material. Dalam arti, Industri dapat memproduksi sendiri, menentukan
standar kekuatan, dan menentukan sifat-sifat bahan yang diinginkan
2.
Memudahkan
proses pengujian untuk mengetahui sifat-sifat bahan yang akan digunakan pada
suatu rancangan konstruksi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Dasar
2.1.1
Pengertian heat treatment
Heat treatment (Perlakuan panas) merupakan
suatu proses untuk merubah sifat-sifat dari logam sampai suhu tertentu kemudian
didinginkan dengan media pendingin tertentu pula. Baja merupakan jenis logam
yang banyak mendapatkan perlakuan panas untuk megubah sifat mekanik sesuai dengan keinginan namun terlebih dahulu
diketahui instalasi dari baja tersebut.
Untuk mengetahui suhu yang digunakan dapat
dilihatpada gambar Fe-C dan aturan kerja perlakuan panas pada baja:
a)
Setiap jenis baja mempunyai daerah
suhu yang optimal untuk pencelupanyang terbentang dari suhu awal yang tinggi ke
suhu akhir yang rendah
b)
Bahan campuran baja dengan keadaan
kadar karbon yang tinggi 0,3 %, beroksidasi dengan intensif oleh karenanya
harus dipanaskan sampai suhu awal.
c)
Baja karbon yang tinggi dan
campuran merupakan penghantar panas yang buruk sehingga haru dipanaskan secara
prlahan-lahan dan menyeluruh hingga di atas suhu klritis.
d)
Jika pemanasan dilakukan melampaui
batas suhu yang diperbolehkan akan terjadi gosong pada baja dan setelah dingin
akan mengalami kerapuhan.
2.1.2 Proses Heat Treatment
Pada perlakuan panas terdapat beberapa proses
yang dikenal atau dilakukan pada pemanasan logam seperti:
a)
Quenching (pengerasan baja)
Proses
Quenching atau pengerasan baja adalah pemanasan di atas temperatur kritis
(723°C) kemudian temperatur dipertahankan dalam waktu sampai suhu merata,
selamjutnya dengan cepat baja tersebut didinginkan dalam suatu media pendingin
sehingga diperoleh martensit yang halus.
b)
Annealing
Proses
annealing atau proses pelunakan baja merupakan proses dimana proses pemanasan
samapi di atas suhu temperatur kristalnya. Selanjutnya dibiarkan sampai
beberapa lama, samapai temperatur merata, disusul dengan pendinginan secara
perlahan-lahan dalam tungku dan dijaga agar temperatur bagian dalma tungku dan
kira-kira sama sehingga diperoleh struktur yang diinginkan.
c)
Normalizing
Merupakan
proses pemanasan logam sampai mencapai fasa austenik yang kemudian didinginkan dengan media pendingin udara. Hasil pendinginannya berupa
penit atau ferit. Namun lebih halus dibandingkan annealing.
d)
Tempering
Merupakan
proses pemanasan logam (baja) yang telah
dikeraskan sampai temperatur tertentu
untuk mengurangi kekerasan baja, struktur martensit yang sangat keras, sehingga
terlalu getas. Pada proses ini
mengunakan temperatur di bawah
temperatur kritis kemudian suhunya.
e)
Hardening
Merupakan
proses pemanasan logam sampai atau lebih diatas
temperatur kritisnya (723°C) kemudian didinginkan dengan cepat dengan
media pendingin yang telah disiapkan.
2.1.3 Jenis-jenis pengerasan permukaan
a.
karburasi
Cara ini sudah lama
dikenaloleh orang sejak dulu. Dalam cara ini, besi
dipanaskan di atas suhu dalam lingkungan yang
mengandung karbon, baik dalan bentuk padat,cair ataupun gas. Beberapa bagian
dari cara kaburasi yaitu kaburasi padat, kaburasi cair dan karburasi gas.
b.
karbonitiding
Adalah suatu proses
pengerasan permukaan dimana baja dipanaskan di atas suhu kritis di dalam
lingkungan gas dan terjadi penyerapan karbon dan nitrogen. Keuntungan
karbonitiding adalah kemampuan pengerasan lapisan luar meningkat bila
ditambahkan nitrogen sehingga dapat diamfaatkan baja yang relative murah
ketebalan lapisan yang tahan antara 0,80 sampai 0,75 mm.
c.
Cyaniding
Adalah proses dimana terjadi
absobsi karbon dan nitrogen untuk memperoleh specimen yang keras pada baja
karbon rendah yang sulit dikeraskan. Proses ini tidak sembarang dilakukan
dengan sembarang .Penggunaan closedpot dan hood ventilasi diperlukan untuk cyaniding karena uap sianida yang terbentuk
sangat beracun.
d.
Nitriding
Adalah proses pengerasan
permukaan yang dipanaskan sampai ± 510°c dalam lingkungan gas ammonia selama
beberapa waktu. Metode
pengerasan kasus ini menguntungkan karena fakta bahwa kasus sulit diperoleh
dari pada karburasi. Banyak bagian-bagian mesin seperti silinder barrel and
gear dapat dikerjakan dengan cara ini.
Proses ini melibatkan theexposing dari bagian untuk gas
amonia atau bahan nitrogen lainnya selama 20 sampai 100 jam pada 950 ° F. The
inwhich kontainer pekerjaan dan gas Amoniak dibawa dalam kontak harus kedap udara
dan mampu mempertahankan suhu sirkulasi andeven.
http://www.tpub.com/content/aviationandaccessories/TM-43-0106/css/TM-43-0106_24.htm
http://education.web.id/site/index.php?view=article&catid=40:logam&id=74:perlakuan-panas&format=pdf
http://education.web.id/site/index.php?view=article&catid=40:logam&id=74:perlakuan-panas&format=pdf
2.1.4 Media Pendingin
a.
Air garam
Air memiliki viskositas yang rendah sehingga nilai
kekentalan cairan kurang, sehingga laju pendinginan cepat dan massa jenisnya
lebih besar dibandingkan dengan media pendingin lainnya seperti
air,solar,oli,udara, sehingga kecepatan media pndingin besar dan makin cepat laju
pendinginannya.
b.
Air
Air memiliki massa jenis yang besar tapi lebih kecil dari
air garam, kekentalannya rendah sama dengan air garam. Laju pendinginannya
lebih lambat dari air garam.
c.
Solar
Solar memiliki viskositas yang tinggi dibandingkan dengan air dan massa
jenisnya lebih rendah dibandingkan air sehingga laju pendinginannya lebih
lambat.
d.
Oli
Oli memiliki nilai viskositas atau kekentalan yang
tertinggi dibandingkan dengan media pendingin lainnya dan massa jenis yang
rendah sehingga laju pendinginannya lambat.
Udara tidak memilki viskositas tetapi hanya memiliki massa
jeni sehingga laju pendinginannya sangat lambat.
Besi cor yang berada pada suhu outektoid
yaitu pada suhu 1148 °C rata-rata mengandung 2,5% - 4% kadar karbon yang kaya
besi mengandung 2,1% berat atau 9% atom. Atom-atom karbon ini larut secara
intertisi dalam besi KPS.
Baja yang mengandung 1,2% karbon dapat
mempunyai fasa tunggal pada proses penempaan atau proses pengerjaan panas
lainnya yaitu sekitar 1100°C – 1250°C pada daerah yang kaya besi 99% Fe dan 1%
C diagram Fe-Fe3C berada dengan diagram lainnya.
Perbedaan ini karena besi adalah paimorf
pada daerah 700°C – 900°C. Daerah karbon 0% - 1%. Pada diagram ini struktur
mikro baja dapat diatur.
2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pendinginan Media Pendingin
a) Densitas
semakin tinggi densitas suatu media
pendingin, maka semakin cepat proses pendinginan oleh media pendingin tersebut.
b) Viskositas
Semakin
tinggi viskositas suatu media pendingin, maka laju pendinginan semakin lambat, Viskositas adalah
sebuah ukuran penolakan sebuah fluid terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya diterima sebagai
"kekentalan", atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas
menggambarkan penolakan dalam fluid kepada aliran dan dapat dipikir sebagai
sebuah cara untuk mengukur gesekan fluid. Air memiliki viskositas rendah, sedangkan minyak sayur memiliki viskositas tinggi.
2.1.6 Diagram Fe-Fe3C
Diagram
fasa Fe-Fe3C menampilkan hubungan antara temperatur dan kandungan karbon (%C)
selama pemanasan lambat. Dari diagram fasa tersebut dapat diperoleh
informasi-informasi penting yaitu antara lain(Harris and Marsall, 1980):
a.
Fasa yang terjadi pada komposisi
dan temperatur yang berbeda dengan kondisi pendinginan lambat.
b.
Temperatur pembekuan dan
daerah-daerah pembekuan paduan Fe-C bila dilakukan pendinginan lambat.
c.
Temperatur cair dari masing-masing paduan.
d.
Batas-batas kelarutan atau batas kesetimbangan
dari unsur karbon pada fasa tertentu.
e. Reaksi-reaksi metalurgis yang terjadi, yaitu
reaksi eutektik, peritektik dan eutektoid.
Fasa
yang terbentuk :
a.
Ferit
( Besi )
Merupakan larutan padat
karbon dalam besi maksimum 0,025 % pada temperature C. Pada temperature kamar, kandungan karbonnya
0,008 % . Sifat ferit adalah lunak ulet dan tahan korosi.
b.
Sementit
Merupakan senyawa logam
yang mempunyai senyawa logam yang mempunyai kekerasan tinggi dan terkeras di
antara fase lainnya dan mengandung 6,67 %b kadar karbon, walaupun sangat keras
tapi bersifat getas.
c.
Austenit
merupakan larutan padat intersisi antara
karbon dan besi yang mempunyai sel satuan BCC yang stabil pada temperatur dengan sifat yang lunak tapi ulet.
d.
Perlit
Merupakan elektroid
yang terdiri dari 2 fasa yaituferit dan sementit , kedua fasa ini terbentuk
halus. Perlit hanya dapat terjadi di bawah C
, sifatnya kuat dan tahan terhadap korosi serta kandungan karbonnya 0,83 %.
e.
Ladeburit
Merupakan susunan
elektrolit dengan kandungan karbonnya 4,3 % yaitu campuran perlit dan semantit, sifatnya halus dan getas karena
sementit banyak.
f.
Besi
Delta
Merupakan fasa yang
berada antara temperatur ( sel satuan BCC (sel satuan Kubus) karbon yang
larut sampai 0,01 %.
http://www.tpub.com/content/aviationandaccessories/TM-43-0106/css/TM-43-0106_24.htm
http://education.web.id/site/index.php?view=article&catid=40:logam&id=74:perlakuan-panas&format=pdf
http://education.web.id/site/index.php?view=article&catid=40:logam&id=74:perlakuan-panas&format=pdf
2.1.6 Diagram TTT
Dalam prakteknya proses pendinginan pada pembuatan material baja
dilakukan secara menerus mulai
dari suhu yang lebih tinggi sampai dengan suhu rendah. Pengaruh kecepatan
pendinginan manerus terhadap struktur mikro yang terbentuk dapat dilihat dari
diagram Continuos Cooling
Transformation Diagram.
Penjelasan diagram:
A. Pada proses pendinginan secara perlahan seperti
pada garis (a) akan menghasilkan struktur mikro perlit dan ferlit.
B. Pada proses pendinginan sedang, seperti, pada
garis (b) akan menghasilkan struktur mikro perlit dan bainit.
C. Pada proses pendinginan cepat, seperti garis ( c
) akan menghasilkan struktur mikro martensit.
http://www.tpub.com/content/aviationandaccessories/TM-43-0106/css/TM-43-0106_24.htm
http://education.web.id/site/index.php?view=article&catid=40:logam&id=74:perlakuan-panas&format=pdf
http://education.web.id/site/index.php?view=article&catid=40:logam&id=74:perlakuan-panas&format=pdf
2.1.7 Diagram CCT
. Diagram CCT
Penjelasan diagram:
A. Bentuk diagram tergantung dengan komposisi kimia terutama kadar karbon
dalam baja.
B. Untuk baja dengan kadar karbon kurang dari 0.83% yang
ditahan suhunya dititik tertentu yang letaknya dibagian atas dari kurva C, akan
menghasilkan struktur perlit dan ferit.
C. Bila ditahan suhunya pada titik tertentu bagian bawah
kurva C tapi masih disisi sebelah atas garis horizontal, maka akan mendapatkan
struktur mikro Bainit (lebih
keras dari perlit).
D. Bila ditahan suhunya pada titik tertentu dibawah garis
horizontal, maka akan mendapat struktur Martensit
(sangat keras dan getas).
E. Semakin tinggi kadar karbon, maka kedua buah kurva C
tersebut akan bergeser kekanan.
Ukuran butir sangat dipengaruhi
oleh tingginya suhu pemanasan, lamanya pemanasan dan semakin lama pemanasannya
akan timbul butiran yang lebih besar. Semakin cepat pendinginan akan
menghasilkan ukuran butir yang lebih kecil.
http://www.tpub.com/content/aviationandaccessories/TM-43-0106/css/TM-43-0106_24.htm
http://education.web.id/site/index.php?view=article&catid=40:logam&id=74:perlakuan-panas&format=pdf
http://education.web.id/site/index.php?view=article&catid=40:logam&id=74:perlakuan-panas&format=pdf
2.1.8 Unsur Paduan
a. Karbon (C)
Larut dalam ferrite, pembentukan sementit (dan karbida lainnya),
perlit, bainit, % C dan distribusinya mempengaruhi sifat baja. Kekuatan dan
kekerasan meningkat dengan naiknya % C.
b. Silikon (Si)
Bahan deoksidiser, meningkatkan kekuatan
ferit, dalam jumlah besar, meningkatkan ketahanan baja terhadap efek scaling,
tetapi mengalami kesulitan dalam pemrosesannya (High-Silicon Steel).
c. Tembaga (Cu)
Membentuk segregasi, problem proses pengerjaan
panas. Kualitas permukaan kurang baik. Meningkatkan ketahanan baja terhadap
atmosfer (weathering steel 0,2% Cu).
e.
Mangan
(Mn)
Bahan oksidiser (mengurangi O dalam
baja), menurunkan kerentanan hot shortness pada aplikasi pengerjaan panas.
Larut, membentuk solid solution strength dan hardness . Dengan S membentuk
Mangan Sulfida, meningkatkan sifat pemesinan (machineability).Meningkatkan
kekuatan dan kekerasan meski tidak sebaik C. Menurunkan sifat mampu las
(weldability) dan keuletannya. Meningkatkan hardenability baja.
f.
Khromium
(Cr)
Meningkatkan
ketahanan korosi dan oksidasi.Meningkatkan kemampukerasan. Meningkatkan
kekuatan pada temperature tinggi. Peningkatan ketahanan terhadap pengaruh
abrasi. Unsur pembentuk karbida (elemen pengeras)
g.
Nikel
(Ni)
Tidak
membentuk karbida Berada dalam ferit, sebagai penguat (efek ketangguhan ferit).
Dengan Cr menghasilkan baja paduan dengan kemampuan kekerasan tinggi, ketahanan
impak dan fatik yang tinggi
h.
Molibdenum
(Mo)
Meningkatkan
kemampukerasan baja. Menurunkan kerentanan terhadap temper embrittlement (400-550 C) Meningkatkan
kekuatan tarik pada temperature tinggi dan kekuatan creep.
i.
Vanadium
(V)
Mengontrol
pertumbuhan butir (meningkatkan kekuatan dan ketangguhan). Peningkatan
kemampukerasan baja. Dalam jumlah berlebih, menurunkan nilai hardenability
(pembentukan karbida berlebih).
i.
Alumunium dan Titanium
Aluminium.
Sebagai deoksidiser dan pengontrolan
dalam pertumbuhan butir.
Titanium (Ti).
Sebagai deoksidiser dan mengontrol pertumbuhan
butir.
j.
Tungsten (W)
Memberikan
peningkatan kekerasan, menghasilkan struktur yang halus. Pada temperatur
tinggi, tungsten membentuk WC (keras dan stabil). Menjaga pengaruh peunakan
selama proses penemperan.
2.2 Pengelompokan
dan Standarisasi Baja
2.2.1. Pengelompokan Baja
A.
Baja Karbon
Baja karbon adalah paduan besi karbon di mana unsure karbon
sangat menentukan sifat-sifatnya, sedang unsur-unsur paduan lainnya yang biasa
terkandung di dalamnya terjadi karena proses pembuatannya. Sifat baja karbon
biasa ditentukan oleh persentase karbon dan mikrostruktur.
B.
Baja Paduan
Baja paduan adalah baja
yang mengandung sebuah unsur lain atau lebih dengan kadar yang berlebih
daripada karbon biasanya dalam baja karbon. Menurut kadar unsur paduan, baja
paduan dapat dibagi ke dalam dua golongan yaitu baja paduan rendah dan baja
paduan tinggi. Baja rendah unsur paduannya di bawah 10% sedangkan baja paduan
tinggi di atas 10%.
C.
Baja Khusus
Baja khusus mempunyai unsur-unsur paduan yang tinggi karena
pemakaian-pemakaian yang khusus. Baja khusus yaitu baja than karat, baja tahan
panas, baja perkakas, baja listrik.
Unsur utama dari baja tahan karat adalah Khrom sebagai
unsure terpenting untuk memperoleh sifat tahan terhadap korosi. Baja tahan
karat ada tiga macam menurut strukturnya yaitu baja tahan karat feritis, baja
tahan karat martensitas dan austenitis.
Baja tahan panas, tahan terhadap korosi. Baja ini harus
tahan korosi pada suhu lingkungan lebih tinggi atau oksidasi.
Baja perkakas adalah baja yang dibuat tidak berukuran besar
tetapi memegang peranan dalam industri-industri. Unsure-unsur paduan dalam
karbitnya diperlukan untuk memperoleh sifat-sifat tersebut dan kuat pada
temperature tinggi.
Baja listrik banyak dipakai dalam bidang
elektronika.
2.2.2. Standarisasi Baja
a.
Amerika Serikat
v ASTM ( American Society for Testing Materials )
1.
Strogen Steel (H3
9M-94)
2.
High Strength Low alloy Structure
Steel (H2 42M-93a)
3.
Low and Intermediate tensile
Strength carbon silicon, steel plate for machine pane and general construction
(A 284M-38)
4.
High Steel Strength. Quenhead and
Temporal alloy steel plate euatable for andirum (A 514-94m)
5.
Structural Steel mide 290 MPa
minimum Yield point (BMM) maximum
6.
High Strongth Low alloy alambium
vanadium steel of structural quality (43,72m-94a)
7.
Structural carbon steel plate of
improved longers (AS 37M-93a)
8.
High Strength Low alloy Structural
Steel 345 MPa minimum yield point 100 mm thickness (AS 88M-94a)
9.
Normalized high Strength Low alloy
Structural Steel (A633-94a)
10.
Low carbonate hardening, nikel
copped evanium monodin, corombium and nikel copper columbion allow steel
(A710M-94)
11.
Hot road stuktural steel high
Strength Low alloy plate with improved in ability (A 610 M-93a)
12.
Quenhead and tempered carbon steel
plates for structural aniration (A 678-94a)
v AISI (Americal Iron and Steel Institute) and SAE (Society of Automotive
Engineers)
Baja menurut standarisasi AISI dan SAE
merupakan spesifikasi dengan loxx digunakan untuk paduan yang sangat minimal.
Contoh baja AISI, SAE 1445, ini berarti kandungan karbonnya adalah 0,4% dengan
paduan uranium (0,4%-1,4%)
v Menurut UNS (United Numbering System)
Baja menurut standar UNS hampir sama
dengan standar AISI dan SAE, hanya saja menggunakan huruf di depan ditambah lima
digit untuk jenis tambahan lainnya misalnya baja AISI,SAE A 0,70% UNS menjadi
G41070 di mana awalnya G untuk baja karbon paduan rendah.
b.
Jepang (JIS = Japan Industrial
Standar)
1.
Rolled Steel for general
structural (G 3101-87)
2.
Rolled Steel for walled structural
(G 3106-92)
3.
Hot Rolled Atmosphetle corrosion
resisting steel (G 3128-87)
4.
Hot Yield Strength Steel plate for
walled structural (G 3128-87)
5.
Superior atmosphere corrosion
resistant steel (G 3215-87)
c.
Standarisasi Jerman (DIN =
Deutsche Industrie Norm.)
1.
Steel for general structural
purposes (17100-80)
2.
Waldable tine astin steel
(17102-83)
d.
Standarisasi Perancis (NF)
1.
Structural Steel (A 35-501-87)
2.
Structural Steel Imprived
atmosphere votection vistance (H 35-502-DA)
http://www.tpub.com/content/aviationandaccessories/TM-43-0106/css/TM-43-0106_24.htm
http://education.web.id/site/index.php?view=article&catid=40:logam&id=74:perlakuan-panas&format=pdf
http://education.web.id/site/index.php?view=article&catid=40:logam&id=74:perlakuan-panas&format=pdf
2.2.4
Aplikasi Heat Treatment Pada Pembuatan Parang
Dengan tongkrongan yang seseram dan seangker itu, banyak orang
berpikir bahwa tactical knives adalah pisau yang dibawa oleh semua polisi,
militer atau operator2 agen rahasia seperti di film2.
Tactical knives adalah sebuah trend. Konon Ernie Emerson dari
Emerson Knives dan Bob Terzuola adalah tokoh2 yang jadi motor trend pisau genre
ini di sekitar tahun 1980-an. Lepas dari interpretasi yang berbeda-beda dari
apa yang bisa disebut sebagai tactical knives, Kevin Mclung dari Mad Dog Knives
punya sepuluh batasan yang menarik mengenai apa itu tactical knives. Tulisannya
masih bisa ditemukan online.
Dengan ciri2 fisik yang cukup intimidatif, genre tactical knives
biasanya dengan cepat menangkap hati mereka yang baru mulai menyukai hobby
pisau. Ada kesan yang menyatu antara seramnya anggapan banyak orang tentang
pisau dan aliran tactical knives sendiri. Orang berlomba-lomba ingin memiliki
pisau yang dipromosikan sebagai pisau resminya SEAL atau kesatuan elite militer
tertentu. Iklan2 yang mengasosiasikan pisau2 ini dengan aksi-aksi militer atau
istilah2 seram membuatnya semakin menggairahkan.
Lihatlah apa yang dilakukan oleh Cold Steel dengan membabat daging
besar yang digantung menggunakan pisau2 mereka dalam video promosinya. Lihatlah
iklan2 pisau dari Extrema Ratio yang menunjukkan seorang operator sedang
menggorok leher lawannya. Atau coba lihat iklan Strider yang memperlihatkan
beberapa anggota special opration units sedang menyerbu lawannya dengan Strider
di tangan. Atau coba baca tulisan iklan Dark Ops dalam promosi mereka.
Cara2 marketing seperti ini mendorong banyak orang makin tertarik
dengan pisau2 tactical. Sekarang istilah makin merembet ke produk2 lain seperti
tactical pen, tactical lights, tactical vest, tactical boots, dst. Tapi dalam
batasan seperti ini, maka kata tactical adalah marketing jargon. Pasar fanatik
mereka biasanya dikenal dengan istilah mall ninja. Artinya orang2 yang
bercita-cita pengen jadi ninja tapi mainnya di mall.
Nggak ada yang salah dengan tactical knives.
Hampir semua orang yang suka atau hobby pisau pernah mengalami tergila-gila
dengan aliran ini. Biasanya pisaunya nggak pernah dipakai. Coating yang gelap
atau bermotif aneh2 membuat pemiliknya makin sayang pakenya karena takut
tergores atau malah terkelupas.
Seiiring dengan waktu biasanya selera pada aliran
ini bergeser dan orang mulai sadar bahwa tactical knives hanyalah sebuah aliran
dan nggak ada yang serem atau sangar di situ. Percayalah nggak ada pasukan
khusus yang pakai Strider. Nggak ada anggota SEAL Amerika yang pakai Dark Ops.
Strider terlalu mahal dan Dark Ops adalah pisau komik dan totally trash.
kaakk.. dak ada materi heat treatment pada fly wheel ta'?
BalasHapus