IV.3. Teori
Dasar
A.
Pengertian Pendinginan Udara Atmosfer dan
Aplikasinya
Pendinginan udara atmosfer adalah suatu
percobaan yang dilakukan di MPAD yang bertujuan untuk mengetahui keadaan sampel
termodianamika dari siklus pendingin dari percobaan pendinginan udara atmosfer.Aplikasi
dan pendinginan udara atmosfer dapat kita lihat pada ac (air conditioner).
Gambar 30 : Siklus AC
Sistem dan mekanisme AC sendiri banyak dikembangkan
oleh para ahli, dan setiap perusahaan produsennya menawarkan berbagai
keunggulan dalam setiap sistem yang dipakai.Keunggulan yang ditawarkan biasanya
dalam hal pengoperasian dan energi yang digunakan baik sistem yang di luar
ruangan (outdoor) juga sistem di dalam ruang (indoor). Secara garis besar
prinsip kerja air conditioner adalah sebagai berikut:
1.Udara di dalam ruangan dihisap
oleh kipas sentrifugal yang ada dalam evaporator dan udara bersentuhan dengan
pipa coil yang berisi cairan refrigerant. Dalam hal ini refrigerant akan
menyerap panas udara sehingga udara menjadi dingin dan refrigerant akan menguap
dan dikumpulkan dalam penampung uap.
2.Tekanan uap yang berasal dari evaporator
disirkulasikan menuju kondensor, selama proses kompresi berlangsung, temperatur
dan tekanan uap refrigerant menjadi naik dan ditekan masuk ke dalam kondensor.
3.Untuk menurunkan tekanan cairan
refrigerant yang bertekanan tinggi digunakan katup ekspansi untuk mengatur laju
aliran refrigerant yang masuk dalam evaporator.
4.Pada saat udara keluar dari
condensor udara menjadi panas. Uap refrigerant memberikan panas kepada udara
pendingin dalam condensor menjadi embun pada pipa kapiler.Dalam mengeluarkan
panas pada condensor, dibantu oleh kipas propeller.
5.Pada sirkulasi udara dingin
terus-menerus dalam ruangan, maka perlu adanya thermostat untuk mengatur suhu
dalam ruangan atau sesuai dengan keinginan.
6.Udara dalam ruang menjadi lebih
dingin dibanding diluar ruangan sebab udara di dalam ruangan dihisap oleh
sentrifugal yang terdapat pada evaporator kemudian terjadi udara bersentuhan
dengan pipa/coill evaporator yang didalamnya terdapat gas pendingin (freon). Di
sini terjadi perpindahan panas sehingga suhu udara dalam ruangan relatif dingin
dari sebelumnya.
7.Suhu di luar ruangan lebih panas
dibanding di dalam ruangan, sebab udara yang di dalam ruangan yang dihisap oleh
kipas sentrifugal dan bersentuhan dengan evaporator, serta dibantu dengan
komponen AC lainnya, kemudian udara dalam ruangan dikeluarkan oleh kipas udara
kondensor. Dalam hal ini udara di luar ruangan dapat dihisap oleh kipas
sentrifugal dan masuknya udara melalui kisi-kisi yang terdapat pada AC.
8.Gas refrigerant bersuhu tinggi
saat akhir kompresi di condensor dengan mudah dicairkan dengan udara pendingin
pada sistem air cooled atau uap refrigerant menyerap panas udara pendingin
dalam condensor sehingga mengembun dan menjadi cairan di luar pipa evaporator.
9.Karena air atau udara pendingin
menyerap panas dari refrigerant, maka air atau udara tersebut menjadi panas
pada waktu keluar dari kondensor. Uap refrigerant yang sudah menjadi cair ini,
kemudian dialirkan ke dalam pipa evaporator melalui katup ekspansi. Kejadian
ini akan berulang kembali seperti di atas.
B.
Jenis-Jenis
Perpindahan Panas
Berikut adalah
jenis-jenis perpindahan panas :
1.
Konduksi
Jika sebuah
logam yang salah satu ujungnya dipanaskandalam selang waktu tertenu, ujung
lainnya pun akan terasa panas. Hal ini menunjukkan bahwa pada batang logam
tersebut terjadi aliran atau perpindahan kalor dari bagian logam yang bersuhu
tinggi ke bagian logam yang bersuhu rendah. Perpindahan kalor pada logam yang
tidak diikuti perpindahan massa ini disebut dengan perpindahan kalor secara
konduksi. Jadi konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat perantara dn
selama terjadi perpindahan kalor, tidak disertai dengan perpindahan
partikel-partikel zat perantaranya.
Gambar 31 : Konduksi
Perpindahan
kalor di dalam zat padat dapat dijelaskan dengan teori atom. Atom atom dalam
zat padat yang dipanaskan akan bergetar dengan kuat. Atom atom yang bergetar
akan memindahkan sebagian energinya kepada atom atom tetangga terdekat yang
ditumbuknya. Kemudian atom tetangga yang ditumbuk dan mendapatkan kalor ini
akan ikut bergetar dan menumbuk atom tetangga lainnya, demikian seterusnya
sehingga terjadi perpindahan kalor dalam zat padat.
Syarat
terjadinya konduksi kalor suatu benda adalah adanya perbedaan suhu antar dua
tempat pada benda tersebut. Kalor akan berpindah dari tempat bersuhu tinggi ke
tempat bersuhu rendah. Jika suhu kedua tempat tersebut menjadi sama, maka
rambatan kalor pun akan terhenti.
Berdasarkan
kemampuan suatu zat menghantarkan kalor secara konduksi, zat dapat digolongkan
menjadi dua golongan, yaitu konduktor dan isolator.Konduktor adalah zat yang
dapat menghantarkan kalor dengan baik, sedangkan isolator adalah kebalikannya,
yaitu zata yang sukar menghantarkan kalor.Dari hasil percobaan diperoleh bahwa
perpindahan kalor secara konduksi bergantung pada jenis logam, luas penampang
penghantar kalor, perbedaan suhu antar ujung-ujung logam, serta panjang
penghantar yang dilalui oleh kalor tersebut. Bersarnya perpindahan kalor secara
konduksi tiap satu satuan waktu dinyatakan dengan persamaan berikut
2.
Konveksi
Pada saat anda memanaskan air di kompor
menggunakan sebuah panci, akan terjadi perambatan kalor dari air yang ada di
dasar panci ke permukaan secara konveksi. Berdasarkan hasil pengamatan,
perpindahan kalor seperti ini terjadi pada zat yang mengalir, seperti pada zat
cair dan gas. Perpindahan kalor secara konveksi berbeda dengan perpindahan
kalor secara konduksi, di mana pada peristiwa konveksi terjadi gerakan massa
atau gerakan partikel partikel zat perantara, sedangkan pada peristiwa
konduksi, hal ini tidak terjadi.
Gambar
32 : Konveksi pada pemanasan air
Sumber :http://yellow-star-on-the- sky.blogspot.com/2009_09_01
Perpindahan tersebut terjadi kerena adanya perbedaan
massa jenis. Akibat panas, massa jenis zat di bagian bawah (yang lebih dekat
dengan sumber panas) akan berkurang, sehingga akan lebih ringan daripada zat
yang ada di atasnya. Hal ini yang menyebabkan zat ringan tersebut bergerak ke
atas, sedangkan zat yang lebih berat akan bergerak ke bawah. Demikian
seterusnya, sehingga air dalam panci akan berputar terus naik dan turun.
Dari permasalahan konveksi ini akan didapat bahwa
rambatan kalor secara konveksi bergantung pada koefisien konveksi termal zat
yang memindahkan kalor, luas permukaan perpindahan kalor, serta beda suhu
antara tempat kalor dialirkan dengan tempat pembuangan kalor. Secara matematis,
dapat dinyatakan dengan persamaan berikut
H = h .A . ∆T ; dimana
H = kalor yang merambat tiap satu satuan waktu (J)
h = koefisien
konveksi thermal (Jº)
A = luas penampang ()
∆T = perbedaan suhu
(ºC)
3.
Radiasi
Perpindahanpanassecararadiasiadalahpancaran yang
berbentukgelombangelektromagnetikdarisemuapermukaanbendapanaskebendadinginmelaluisuatu
media udaraataupunhampaudara.
Gambar 33 : Perpindahan panas secara radiasi
Pada
radiasi, kalor atau energi merambat tanpa membutuhkan zat perantara, berbeda
halnya dengan konduksi atau konveksi yang selalu membutuhkan medium.
Sebenarnya setiap benda memancarkan dan
menyerap energi radiasi.Benda panas ada yang berpijar dan ada juga yang tidak
berpijar.Kedua benda tersebut memencarkan/meradiasikan energi kalor dalam
bentuk gelombang elektromagnetik dengan berbagai panjang gelombang.
Yosef Stefan menemukan bahwa laju rambat
kalor secara radiasi tiap satu satuan luas permukaan benda begantung pada sifat
dan suhu permukaan benda.Benda yang mengkilap lebih sukar memencarkan kalor
daripada benda yang hitan dan kusam.Keadaan tersebut juga berlaku untuk benda
yang menyerap kalor.Benda yang permukaannnya mengkilap lebih sukar menyerap
kalor daripada benda yang permukaannnya hitam dan kusam.Jadi dspst dikstsksn
bahwa benda hitam dan kusam merupakan pemancar dan penyerap kalor yang baik.
Laju pancaran kalor per satuan luas yang
dipancarkan oleh sebuah benda bersuhu T kelvin memenuhi persamaan berikut :
P = e .σ . ; dimana
P = laju rambatan kalor persatuan luas (J)
e = koefisien emisivitas
σ = tetapan Stefan-Boltzman ()
T = suhu mutlak permukaan benda (Kelvin)
C.
Hal-Hal yang Mempengaruhi Terjadinya Perpindahan
Panas
Adapun hal-hal yang mempengaruhi terjadinya
perpindahan panas adalah :
1.
Luas permukaan penampang
Luas
peampang sangat berpengaruh terhadap proses perpindahan panas. Semakin luas
permukaan penampang maka proses perpindahan panasnya membutuhkan waktu yang
relative lama dibandingkan dengan luas permukaan penampang yang kecil.
2.
Beda temperatur
Semakin
besar perbedaan tenperatur dari suatu sistem, maka proses perpindahan panasnya
akan berlangsung dengan cepat dibandingkan jika perbedaan tmperatur rendah.
3.
Konduktifitas thermal dari Material
Material
yang dilewati panas juga sangat menentukan laju perpindahan panas.Semakin besar
konduktivitas thermal suatu material maka laju perpindahan panasnya semakin
lambat. Sedangkan pada material yang lunak laju perpindahan panasnya akan
berlangsung dengan cepat.
D.
AC
(Air Conditioner)
AC merupakan
alat pendingin udara yang dewasa ini dapat kita temui hampir di semua ruangan,
baik itu kantor atau rumah. Sistem dan mekanisme AC sendiri banyak dikembangkan
oleh para ahli, dan setiap perusahaan produsennya menawarkan berbagai
keunggulan dalam setiap sistem yang dipakai.Keunggulan yang ditawarkan biasanya
dalam hal pengoperasian dan energi yang digunakan baik sistem yang di luar ruangan
(outdoor) juga sistem di dalam ruang (indoor).
Adapun
bagian-bagian dari ac adalah:
1. Kompresor.
Kompresor
merupakan unit tenaga dalam sistem AC. Kompresor akan memompa gas refrigerant
dibawah tekanan dan panas yang tinggi pada sisi tekanan tinggi dari sistem dan
menghisap gas bertekanan rendah pada sisi intake (sisi tekanan rendah).
Gambar34 : Kompresor
Ada 3 kerja
yang dilakukan oleh kompresor yaitu :
a.
Fungsi penghisap : proses ini membuat cairan
refrigerant dari evaporator dikondensasi dalam temperatur yang rendah ketika
tekanan refrigerant dinaikkan.
b.
Fungsi penekanan : proses ini membuat gas refrigerant
dapat ditekan sehingga membuat temperatur dan tekanannya tinggi lalu disalurkan
ke kondensor, dan dikabutkan pada temperatur yang tinggi.
c.
Fungsi pemompaan: proses ini dapat dioperasikan secara
kontinyu dengan mensirkulasikan refrigerant berdasarkan hisapan dan kompresi.
2. Kopling magnet (Magnetic
Clutch).
Upaya hubungan kompresor dengan motor penggeraknya
dapat diputuskan dan dihubungkan (pada saat AC dihidupkan dan dimatikan), maka
kita perlukan sebuah kopling magnet yang dipasang pada poros kompresor, bersama
roda puli.
Gambar 35 : Kopling Magnet
Sumber :http://sekawan-servis-pendingin.blogspot.com/2011/04/kopling-magnet-
sama-kondesor-dan-filter.html
Ket.gambar
:
1. Sakelar 5. Gulungan
magnet listrik
2. Plat penekan 6. Kompresor
3. Roda pulley 7. Pegas
plat pengembali
4. Poros kompresor 8.
Baterai
Bila sakelar dihubungkan, magnet listrik akan menarik
plat penekan sampai berhubungan dengan roda pulley dan poros kompresor
terputar. Pada waktu sakelar diputuskan pegas plat pengembali akan menarik plat
penekan sehingga putaran motor penggerak terputus dari poros kompresor (putaran
mesin hanya memutar puli saja).
3. Kondensor
Kondensor di dalam sistem air conditioner merupakan
alat yang digunakan untuk merubah gas refrigrant bertekanan tinggi menjadi
cairan. Alat tersebut melakukan cara ini dengan menghilangkan panas dari
refrigerant ke temperature atmosfir. Kondensor terdiri dari coil dan fin yang
berfungsi mendinginkan refrigerant ketika udara tertiup diantaranya. Kondensor
ditempatkan didepan radiator yang pendinginanya dijamin oleh kipas.Untuk
refrigrant jenis R-134a menggunakan kondensor jenis parallel flow untuk
memperbaiki efek pendinginan udara. Dengan cara itu maka efek pendinginan udara
dapat diperbaiki sekitar 15% sampai 20%.
Gambar 36 : Kondensor
Sumber
:http://kondensorac.com/
4. Filter (receiver drier)
Receiver
drier merupakan tabung penyimpan refrigerant
cair, dan ia juga berisikan fiber dan desiccant
(bahan pengering) untuk menyaring benda-benda asing dan uap air dari sirkulasi
refrigerant. Receiver-drier
menerima cairan refrigerant
bertekanan tinggi dari kondensor dan disalurkan ke katup ekspansi (katup
ekspansi).Receiver drier
terdiri dari main body filter, desiccant, pipe, dan side glass . Cairan refrigerant dialirkan ke dalam pipa
untuk disalurkan ke katup ekspansi melalui outlet pipe yang ditempatkan pada bagian bawah main body setelah tersaringnya uap
air dan benda asing oleh filter dan desiccant.
Gambar 37 :Filter
(reciever drier)
Filter / Reciever drie mempunyau 3 fungsi , yaitu :
a. Menyimpan
refrigrant
b.
Menyaring benda-benda asing dan uap air dengan
desiccant dan filter agar tidak bersirkulasi pada sistem AC.
c.
Memisahkan gelembung gas dengan cairan refrigrant
sebelum dimasukkan ke katup ekspansi.
5. Saklar
pengatur tekanan.
Dual pressure switch dipasangkan
pada refrigerant line di antara
kondensor dan receiver drier
atau pada receiver drier. Dual pressure switch, sebagai alat
pengaman, berfungsi untuk menghentikan kompresor dengan meng-off-kan magnetic clutch, ketika tekanan pada high pressure line tidak
normal tinggi atau rendah.
a.
Low pressure : Jika tidak ada refrigerant dalam sistem
AC, switch ini akan terbuka,
sehingga memutus pengiriman listrik ke compressor
clutch . Ia dapat melindungi kerusakan compressor.
b.
High pressure : Ia mendeteksi tekanan refrigerant pada
sisi tekanan tinggi,jika tekanan yang ada lebih tinggi dari normal, maka switch
akan terbuka dan memutus aliran listrik, untuk menjaga agar tekanan sistem AC
tidak melampaui batasnya.
6. Katup ekspansi .
Tekanan zat pendingin yang berbentuk cair dari
kondensor, saringan harus diturunkan supaya zat pendingin menguap, dengan
demikian penyerapan panas dan perubahan bentuk zat pendingin dari cair menjadi
gas akan berlangsung dengan sempurna sebelum keluar evaporator. Untuk itulah
pada saluran masuk evaporator dipasang katub ekspansi.Bekerjanya katup ekspansi
diatur sedemikian rupa agar membuka dan menutupnya katup sesuai dengan temperatur
evaporator atau tekanan di dalam sistem.
Gambar 38 : Katup Ekspansi
7. Evaporator.
Zat pendingin cair dari receiver drier dan
kondensor harus dirubah kembali menjadi gas dalam evaporator, dengan demikian
evaporator harus menyerap panas, agar penyerapan panas ini dapat berlangsung
dengan sempurna, pipa–pipa evaporator juga diperluas permukaannya dengan
memberi kisi–kisi (elemen) dan kipas listrik (blower), supaya
udara dingin juga dapat dihembus ke dalam ruangan.
Rumah evaporator bagian bawah dibuat saluran/pipa untuk keluarnya air yang mengumpul disekitar evaporator akibat udara yang lembab. Air ini juga akan membersihkan kotoran–kotoran yang menempel pada kisi–kisi evaporator, karena kotoran itu akan turun bersama air.
Rumah evaporator bagian bawah dibuat saluran/pipa untuk keluarnya air yang mengumpul disekitar evaporator akibat udara yang lembab. Air ini juga akan membersihkan kotoran–kotoran yang menempel pada kisi–kisi evaporator, karena kotoran itu akan turun bersama air.
8. Thermostat
Jika suhu pengabutan refrigrant
menurun dibawah 0ºC maka akan terbentuk pembekuan (frost) pada fin
evaporator dan hal ini menyebabkan menurunya aliran udara serta kapasitas
pendinginan menurun.. Untuk mencegah seperti pembekuan / frosting ini, dan agar
temperatur ruang dalam kendaraan dapat disetel sesuai dengan suhu yang
diinginkan, maka thermostats dipasangkan. Alat berupa saklar ini terpasang pada
evaporator case dengan pipa kapilernya terpasang dan terbungkus rapat
pada pipa saluran masuk evaporator.
Thermostat dihubungkan ke magnetic clutch
pada kompresor secara seri.Thermostat akan melepaskan magnetic
clutch ketika temperatur permukaan evaporator fin ada dibawah
sekitar 1ºC dan akan menghubungkan magnetic clutch dengan kompresor ketika
suhunya telah mencapai > 4ºC.
Gambar 40 : Thermostat
Sumber :bestbuyheatingandairconditioning.com/graphics/Thermostat.bmp
9. Penyaring udara (air
filter).
Air filter
ini menggunakan combination filter, untuk menyaring debu dan bau dalam
udara secara efektif sehingga udara yang masuk ke ruangan mobil benar – benar
bersih dan tidak berbau.
Gambar 41 : Penyaring udara
10. Motor Blower.
Kegunaannya adalah meniupkan udara ke ruangan dalam
penumpang dan mengirimkannya melalui evaporator. Biasanya putaran motor blower
terdiri lebih dari satu tingkat kecepatan ( 2 – 3 tingkat kecepatan ).
Gambar 42 : Motor Blower
Secara garis besar prinsip kerja air conditioner
adalah sebagai berikut:
1.Udara di dalam ruangan dihisap
oleh kipas sentrifugal yang ada dalam evaporator dan udara bersentuhan dengan
pipa coil yang berisi cairan refrigerant. Dalam hal ini refrigerant akan
menyerap panas udara sehingga udara menjadi dingin dan refrigerant akan menguap
dan dikumpulkan dalam penampung uap.
2.Tekanan uap yang berasal dari evaporator
disirkulasikan menuju kondensor, selama proses kompresi berlangsung, temperatur
dan tekanan uap refrigerant menjadi naik dan ditekan masuk ke dalam kondensor.
3.Untuk menurunkan tekanan cairan
refrigerant yang bertekanan tinggi digunakan katup ekspansi untuk mengatur laju
aliran refrigerant yang masuk dalam evaporator.
4.Pada saat udara keluar dari
condensor udara menjadi panas. Uap refrigerant memberikan panas kepada udara
pendingin dalam condensor menjadi embun pada pipa kapiler.Dalam mengeluarkan
panas pada condensor, dibantu oleh kipas propeller.
5.Pada sirkulasi udara dingin
terus-menerus dalam ruangan, maka perlu adanya thermostat untuk mengatur suhu
dalam ruangan atau sesuai dengan keinginan.
6.Udara dalam ruang menjadi lebih
dingin dibanding diluar ruangan sebab udara di dalam ruangan dihisap oleh sentrifugal
yang terdapat pada evaporator kemudian terjadi udara bersentuhan dengan
pipa/coill evaporator yang didalamnya terdapat gas pendingin (freon). Di sini
terjadi perpindahan panas sehingga suhu udara dalam ruangan relatif dingin dari
sebelumnya.
7.Suhu di luar ruangan lebih panas
dibanding di dalam ruangan, sebab udara yang di dalam ruangan yang dihisap oleh
kipas sentrifugal dan bersentuhan dengan evaporator, serta dibantu dengan
komponen AC lainnya, kemudian udara dalam ruangan dikeluarkan oleh kipas udara
kondensor. Dalam hal ini udara di luar ruangan dapat dihisap oleh kipas
sentrifugal dan masuknya udara melalui kisi-kisi yang terdapat pada AC.
8.Gas refrigerant bersuhu tinggi
saat akhir kompresi di condensor dengan mudah dicairkan dengan udara pendingin
pada sistem air cooled atau uap refrigerant menyerap panas udara pendingin
dalam condensor sehingga mengembun dan menjadi cairan di luar pipa evaporator.
9.Karena air atau udara pendingin
menyerap panas dari refrigerant, maka air atau udara tersebut menjadi panas
pada waktu keluar dari kondensor. Uap refrigerant yang sudah menjadi cair ini,
kemudian dialirkan ke dalam pipa evaporator melalui katup ekspansi. Kejadian
ini akan berulang kembali seperti di atas.
E. Mesin Refrigerasi (Kulkas)
Lemari
es atau yang lebih dikenal dengan Kulkas adalah alat rumah tangga yang umum
digunakan.Lemari es ini berfungsi untuk mendinginkan atau menjaga kondisi
makanan dan minuman agar lebih tahan lama.
Gambar
43 : Bagian-bagian Kulkas
Komponen utama dari lemari es adalah
kompresor, kondensor, katup ekpansi,evaporator dan refrigerant. Lemari es
bekerja dengan caramensirkulasikan refrigerant. Biasanya kondensor terletak
dibelakan kulkas dan bersentuhan dengan udara luar, sedangkan evaporator
terletak di dalam yang akan berfungsi untuk mendinginkan isi kulkas.
Berikut adalah bagian-bagian dari
kulkas:
1.
Insulation (isolator) merupakan alat
untuk menahan panas agar tidak masuk ke dalam kulkas dan menjaga hawa dingin
didalam kulkas tidak keluar.
2.
Temperature control berfungsi untuk
mengatur berapa derajat kedinginan yang kita mau.
3.
Evaporator fan yaitu kipas yang
diletakan di dekat evaporator bertujuan untuk mensirkulasikan udara dingin.
4.
Evaporator coils terletak didalam
kulkas, yaitu alat yang digunakan untuk merubah freon cair menjadi uap dengan
cara menyerap panas disekelilingnya (mendinginkan kulkas).
5.
Compressor alat yang digunakan untuk
memompakan freon.
6.
Condensor coils berfungsi untuk merubah
uap menjadi cairan dengan cara membuang panas, bagian ini terletak diluar
kulkas.
7.
Defrost heater berfungsi untuk
menghancurkan salju yang ada dalam kulkas, alat ini memanfaatkan kondensor
koil.
8. Leveling
feet berguna untuk menyetel kedataran kulkas.
Gambar :44Siklus
termodinamika kulkas
Refrigerant,
misalnya freon masuk ke kompresor melalui pipa tembaga dalam bentuk uap. Dalam
kompresor freon di tekan sehingga keluar sudah berbentuk uap super panas
(vapour super heated) dan bertekanan tinggi. Uap bertekanan ini masuk ke
kondensor dan mengkondensasi uap mencadi cairan.
Cairan freon yang bertekanan tinggi ini
masuk ke katup ekpansi sehingga tekanan turun dengan drastis sehingga terjadi flash
evaporationseterusnya masuk ke evaporator untuk
dirubah lagi menjadi uap. Untuk merubah nya menjadi uap evaporator menyerap
panas disekelilingnya, karena evaporator diletakan didalam kulkas maka kulkas
pun menjadi dingin.
Untuk garis besar nya berikut
urutan kerjanya.Freon masuk kompresor dalam bentuk uap bertekanan dan
temperatur rendah, keluar dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi
kemudian masuk ke kondensor.Dari kondensor dalam bentuk cairan (temperatur dan
tekanan tinggi) ke katup ekspansi tekanan turun (bentuk uap dan cairan) masuk
ke evaporator.Dari evaporator keluar dalam bentuk uap dan masuk lagi
kekompresor.Siklus ini terus berulang.
F. Jenis-Jenis Boiler (Ketel)
Ketel adalah
alat untuk membuat uap yang berguna untuk menggerakkan mesin-mesin uap.
Jenis jenis ketel:
a.
Ketel Pipa Api (fire tube boiler)
Ketel pipa api merupakan bentuk khusus
dari perkembangan ketel jenis selongsong. Gas panas, bukannya uap dialirkan
melalui buluh-buluh (pipa-pipa). Kenaikan panas ketel pipa api jauh lebih
efisien dari pada ketel selongsong dan dapat mencapai efisien sekitar 70 persen.
Sebuah boiler tabung api adalah jenis boiler di mana gas
panas dari api melewati satu atau lebih tabung berjalan melalui wadah tertutup
air. Panas dari gas ditransfer melalui dinding tabung dengan konduksi panas,
pemanas air dan akhirnya menciptakan uap.
Gambar45.Ketelpipaapi
b.
Ketel Pipa Air (water tube boiler)
Ketel pipa air
meletakkan tekanan dalam pipa-pipa dan diameter drum yang relative kecil tidak
mampu menahan tekanan yang sangat tinggi seperti pada pembangkit uap modern.
Secara umum ketel pipa air dalam perkembangan tampak seperti ketel pipa api
kecuali bahwa uap air dan tekanan tinggi terletak di dalam pipa-pipa dan gas
pembakaran terletak di luar.
Gambar46.Ketelpipa air
c.
Ketel Tangki (shell type boiler)
Ketel tangki adalah
drum atau selongsong (shell) silinder tertutup yang terisi air. Bagian dari
selongsong sedemikian rupa sehingga bagian bawahnya secara sederhana terekspos
ke panas, yaitu gas hasil pembakaran dari luar. Ketel jenis selongsong berkembang
secara berlahan menjadi bentuk yang modern seperti ketel elektrik, yang mana
panas disuplai oleh elktroda yang dipasang dalam air, atau akumulator yang
didalamnya panas disuplai oleh uap dari sumber luar yang mengalir melalui
pipa-pipa (tubes) di dalam selongsong. Dalam kedua hal ini selongsong tidak
terekspos ke panas.
Gambar47.Keteltangki
d.
Pot type boiler
Pot type boiler, ditampilkan dalam
Gambar 2, adalah jenis yang paling sederhana dan terdiri dari sebuah tabung
silinder dengan pelat tembaga akhir tinggal.Api, yang biasanya dari burner
alkohol, diterapkan pada permukaan eksternal boiler. Kemampuannya mengukus
dapat secara signifikan meningkat dengan penambahan sebuah tabung asap dan
perisai stainless steel yang membungkus kompor dan bagian bawah boiler. Jadi
dikonfigurasi, boiler panci bisa menjadi generator uap dewa dalam suhu moderat
dan angin ringan.
lokomotif Tank adalah kandidat yang baik untuk boiler panci sejak tank menyembunyikan perisai api. Sebuah kipas hisap dan blower yang tidak diperlukan untuk pembakaran karena tidak ada keharusan untuk forced draft. Pot boiler memiliki kapasitas air yang besar dan sederhana untuk uap. Namun, boiler panci cenderung menghitamkan karena api kompor yang bersentuhan langsung dengan permukaan laras luar. Baik sumbu atau menguap burner tipe dapat digunakan.
lokomotif Tank adalah kandidat yang baik untuk boiler panci sejak tank menyembunyikan perisai api. Sebuah kipas hisap dan blower yang tidak diperlukan untuk pembakaran karena tidak ada keharusan untuk forced draft. Pot boiler memiliki kapasitas air yang besar dan sederhana untuk uap. Namun, boiler panci cenderung menghitamkan karena api kompor yang bersentuhan langsung dengan permukaan laras luar. Baik sumbu atau menguap burner tipe dapat digunakan.
Gambar48.Pot type boiler
e.
Center
Flue Type
Center
Flue Type, ditampilkan dalam Gambar 4, memiliki kapasitas air yang besar dan
pusat gravitasi rendah yang membuatnya ideal untuk perahu model.Pusat saluran
teko dikelilingi oleh air dan kadang-kadang memiliki beberapa tabung silang
untuk meningkatkan sirkulasi. Jenis boiler biasanya fired oleh kompor gas,
karena api sudah benar-benar tertutup oleh pusat buang. Oleh karena itu, kemungkinan
api disengaja berkurang. Hal ini diperlukan untuk menjaga tingkat ketinggian
air yang tepat dalam jenis boiler untuk menghindari kerusakan buang tengah.Ini
menawarkan kemampuan kinerja yang baik dalam kondisi cuaca buruk.
Gambar49. Center flue type
G.
Kondensor
``
Kondensor
mempunyai fungsi melepaskan panas yang diserap refrigeran di evaporator dan
panas yang terjadi selama proses kompresi. Dilihat dari sisi media yang
digunakan kondensor dapat dibedakan 2 macam :
1. Kondensor Berpendingin Udara
(Air Cooled Condenser)
Yaitu
kondensor yang menggunakan udara sebagai media pendinginnya. Air cooled
condenser mempunyai dua tipe diantaranya :
• Natural Draught Condenser
Dimana pelaksana perpindahan panasnya dilakukan dengan aliran
udara secara alami.
• Force Draught Condenser
Dimana pelaksanaan
perpindahan panasnya dilakukan dengan aliran udara yang dipaksakan biasanya
dilakukan dengan kipas udara dan blower. Pada gambar dibawah ini ditunjukkan
konstruksi kondensor tipe air cooled condenser.
Gambar 50 : Kondensor Berpendingin Udara
http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pendinginan/bab8.php
http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pendinginan/bab8.php
2. Kondensor
Berpendingin Air (Water Cooled Condenser)
Water cooled
condensor adalah kondensor yang menggunakan air sebagai media pendinginnya.
Menurut proses aliran yang ada pada kondensor ini terbagi menjadi dua jenis
yaitu :
• Wate Water System
Suatu sistem dimana air yang disuplai untuk kondensor diambil dari
pusat–pusat air kemudian dialirkan melewati kondensor setelah itu dibuang.
• Recirculating Water System
Suatu sistem dimana air yang telah meninggalkan kondensor
disalurkan kedalam cooling tower, untuk diturunkan temperaturnya pada
temperatur yang dikehendaki.
• Sistem Pipa Air Dari Menara Pendingin
Supaya mesin pendingin
dapat bekerja dengan aman, maka harus dijamin adanya aliran air pendingin
sesuai dengan yang diperlukan.Apabila kondensor terletak diatas permukaan air
didalam bak menara pendingin, atau apabila kondensor terletak di bawah
permukaan air dan pompa terletak diatas permukaan air dalam bak air, maka
sebuah katup satu arah (check valve) harus dipasang diantara sisi keluar
air pendingin dan pompa.
Pada
gambar dibawah ini ditunjukkan konstruksi kondensor tipe water cooled
condenser.
Gambar 51 : Kondensor Berpendingin Air
sumber : http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pendinginan/bab8.php
sumber : http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pendinginan/bab8.php
H. Kompresor
Kompresor adalah
unit mesin pendingin yang berfungsi untuk mengsirkulasi refrigeran yang
mengalir dalam unit mesin pendingin. Jika dilihat dari cara kerja mensirkulasikan
refrigeran, maka kompresor dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Kompresor Open Unit (Open
Type Cmpressor)
Jenis kompresor
ini terpisah dari tenaga penggeraknya masing-masing bergerak sendiri dalam
keadaan terpisah.Tenaga penggerak kompresor umumnya motor listrik. Salah satu
ujung poros engkol dari kompresor menonjol keluar, sebuah puli dari luar
dipasang pada ujung poros tersebut. Melalui tali kipas puli dihubungkan dengan
tenaga penggeraknya. Pada gambar 2.2 dibawah ini ditunjukkan konstruksi kompresor
open type.
Gambar 52 : Kompresor Open Unit
Sumber : http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20 Pendinginan/bab8.php
Sumber : http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20 Pendinginan/bab8.php
2. Konstruksi Kompresor Open Type
Puli pada
kompresor berfungsi sebagai roda gaya yang digunakan sebagai daun kipas untuk
mendinginkan kondensor dan kompresor sendiri. Karena ujung poros engkol keluar
dari rumah kompresor, maka harus diberi pelapis agar refigeran tidak bocor
keluar
3. Kompresor Sentrifugal
Prinsip dari
kompresor sentrifugal adalah menggunakan gaya sentrifugal untuk mendapatkan
energi kinetik pada impeller sudu dan energi kinetik ini diubah menjadi tekanan
potensial. Pada gambar 2.3 dibawah ini ditunjukkan konstruksi kompresor
sentrifugal.
Gambar 53 : Kompresor Sentrifugal
sumber : http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pendinginan/bab8.php
sumber : http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pendinginan/bab8.php
Tekanan dan
kecepatan uap yang rendah dari saluran sunction dihisap kedalam lubang masuk
atau mata roda impeller oleh aksi dari shaft rotor, dan kemudian diarahkan dari
ujung-ujung pisau kerumah kompresor untuk diubah menjadi tekanan yang
bertambah.
4. Kompresor Scroll
Prinsip
kerja dari komprespr scroll adalah mengunakan dua buah scroll (pusaran). Satu
scroll dipasang tetap dan salah satu scroll lainnya berputar pada orbit.
Refrigeran dengan tekanan rendah dihisap dari saluran hisap oleh scroll dan
dikeluarkan melalui saluaran tekan yang letaknya pada pusat orbit dari scroll
tersebut.Pada gambar dibawah ini ditunjukkan konstruksi kompresor scroll.
Gambar 54 :
kompresor scroll
4. Kompresor Sekrup
Uap
refrigeran memasuki satu ujung kompresor dan meninggalkan kompresor dari ujung
yang lain. Pada posisi langkah hisap terbentuk ruang hampa sehingga uap
mengalir kedalamnya.Bila putaran terus berlanjut, refrigeran yang terkurung
digerakkan mengelilingi rumah kompresor.Pada gambar 2.5 dibawah ini ditunjukkan
konstruksi kompresor sekrup.
Gambar 55 :
Kompresor Sekrup
Pada putaran
selanjutnya terjadi penangkapan kuping rotor jantan oleh lekuk rotor betina,
sehingga memperkecil volume rongga dan menekan refrigeran tersebut keluar
melalui saluran buang.
5. Kompresor Semi Hermetik
Pada
konstruksi semi hermetik bagian kompresor dan elektro motor masing-masing
berdiri sendiri dalam keadaan terpisah. Untuk menggerakkan kompresor poros
motor listrik dihubungkan dengan poros kompresornya langsung. Pada gambar
dibawah ini ditunjukkan konstruksi kompresor semi hermetik.
Gambar
56 : Kompresor Semi Hermetik
sumber : http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pendinginan/bab8.php
sumber : http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pendinginan/bab8.php
I.
Evaporator
Evaporator adalah
penukar kalor yang memegang peranan yang paling penting didalam siklus
pendinginan, yaitu mendinginkan media sekitarnya.Evaporator berfungsi untuk
mendinginkan udara ruangan atau cairan.Selain itu fungsi eavaporator pada
sistem pendinginan adalah sebagai pipa penguapan. Dilihat dari betuknya,
evaporator memiliki konstruksi yang sama dengan bagian kondensor yang hanya
menggunakan diameter pipa lebih besar dibandingkan pipa untuk kondensor.
Didalam tabung dipasang plat–plat penyekat.Plat–plat tersebut berfungsi sebagai
penunjang pipa refrigeran dan mengalirkan cairan yang hendak didinginkan,
sehingga dapat mengalir tegak lurus pada pipa dengan kecepatan tinggi.
Dengan
demikian laju–laju perpindahan kalor semakin baik karena kontak antara cairan
yang hendak didinginkan dalam pipa refrigeran dapat dibuat lebih baik.Pada
gambar dibawah ini ditunjukkan konstruksi evaporator.
Gambar
57 : Evaporator
sumber : http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pendinginan/bab8.php
sumber : http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pendinginan/bab8.php
J.
Katup
ekspansi
Katup ekspansi dipergunakan untuk mengexpansikan secara
adiabatik cairan refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi hingga
mencapai tingkat keadaan tekanan dan temperatur rendah.
Jenis katup ekspansi :
a. Katup
Ekspansi Otomatis
Sistem
pipa kapiler sesuai digunakan pada sistem-sistem dengan beban tetap (konstan)
seperti pada lemari es atau freezer, tetapi dalam beberapa keadaan, untuk beban
yang berubah-ubah dengan cepat harus digunakan katup ekspansi jenis lainnya.
Gambar 58 :Katup
Ekspansi Otomatis
b.
Katup Ekspansi
Termostatik (KET)
(KET)
adalah satu katup ekspansi yang
mempertahankan besarnya panas lanjut pada uap refrigeran di akhir evaporator
tetap konstan, apapun kondisi beban di evaporator.
Gambar 59 :katup ekspansi termostatik
c.
Pipa Kapiler
Pipa Kapiler
(capillary tube) adalah Katup ekspansi yang umum digunakan untuk sistem
refrigerasi rumah tangga adalah pipakapiler.Pipa kapiler adalah pipa tembaga
dengan diameter lubang kecil dan panjang tertentu.
Gambar 60:pipa kapiler
K.
Diagram P-h dan
Diagram T-s
Garis besar siklus kompresi uap
adalah sebagai berikut:
4-1 Proses penyerapan kalor pada
tekanan konstan oleh evaporator
1-2 Proses kompresi isentropis oleh
kompresor
2-3 Proses pelepasan kalor pada
tekanan konstan oleh kondensor
3-4 Proses penurunan tekanan pada entalpi konstan
oleh katupekspansi
Fluida
kerja yang digunakan selama siklus kompresi uap disebut refrigerant.Fluida ini
mudah menguap,mengembun, dan dapatdimampatkan.(Lihat gambar a) Pada tekanan
evaporasi yang konstan, refrigeran cair (state4) yang dingin menyerap kalor
dari refrigerated space atau ruangan yang dikondisikan oleh AC sehingga fasanya
berubah menjadi uap jenuh (state1).Uap ini dimampatkan oleh kompresor sehingga
tekanannnya naik dari tekanan evaporator menjadi tekanan kondensor. Pemampatan
ini juga mengakibatkan kenaikan temperatur dan fasa refrigeran pada keluaran
kompresor menjadi uap super panas (state 2).Uap yang sangat panas ini
didinginkan di dalam kondensor pada tekanan yang konstan sehingga fasanya
menjadi cair jenuh ( state3). Oleh katup ekspansi tekanan cairan
diturunkan dari tekanan kondensor kembali ke tekanan evaporator(state
4).Penurunan tekanan ini berlangsung pada entalpi yang konstan (gambar b).
L.
Syarat-Syarat Refigeran
Bahan
pendingin (refrigeran) banyak sekali macamnya, tetapi tidak satupun yang dapat
dipakai untuk semua keperluan pendinginan. Suatu bahan pendingin mempunyai
syarat–syarat untuk keperluan proses pendinginan antara lain :
1.
Tidak beracun dan tidak berbau
dalam semua keadaan.
2.
Tidak dapat terbakar atau meledak
bila bercampur dengan udara, minyak pelumas dan sebagainya.
3.
Tidak menyebabkan korosi terhadap
bahan logam yang dipakai pada sistem pendingin.
4.
Bila terjadi kebocoran mudah diketahui
dengan alat–alat yang sederhana maupun dengan alat detector kobocoran.
5.
Mempunyai titik didih dan tekanan
kondensasi yang rendah.
6.
Mempunyai kalor laten penguapan
yang besar, agar panas yang diserap evaporator sebesar–besarnya.
7.
Viskositas dalam fase cair maupun
fase gas rendah agar aliran refrigeran dalam pipa sekecil mungkin.
8.
Harganya tidak mahal dan mudah
diperoleh.
9.
Konduktifitas thermal yang tinggi.
10. Konstanta dieletrika dari refrigeran yang kecil, tahanan lisrtrik yan
besar, serta tidak menyebabkan korosi pada material isolator listrik.
M. Jenis – Jenis Koil
Koil adalah suatu
komponen yang bertugas menaikkan tekangan listrik dari aki 12 volt menjadi
10.000volt atau lebih. Hal ini bertujuan agar bunga api dapat memercik
dengan kuat pada elektroda busi. Cara kerja koil sama dengan trafo pada
perangkat elektronik di rumah kita, yang terdiri dari kumparan primer dan
kumparan sekunder.
Jenis- jenis koil yaitu :
1.
Jenis Canister
Gambar61 : Koil Canister
Koil jenis ini biasa di pakai pada motor keluaran lama atau jenis mobil
yang memakai platina. Koil jenis ini mempunyai inti besi di bagian tengahnya
dan kumparan sekunder mengelilingi inti besi tersebut.Kumparan primernya berada
di sisi luar kumparan sekunder.Keseluruhan komponen dirakit dalam satu rumah di
logam canister.Kadang-kadang koil canister diisi dengan oli (pelumas) untuk
membantu meredam panas yang dihasilkan koil.
2. Jenis Moulded
Gambar 62 : Koil Mouded
Koil jenis ini biasa di pakai pada motor
keluaran baru atau modern dan motor bersilinder lebih dari satu. Koil jenis
moulded susunan kumparannya kebalikan dari jenis Canister, pada koil Moulded
kumparan primer yang mengelilingi inti besi dan kumparan sekunder mengelilingi
di bagian luarnya. Keseluruhan komponen dirakit kemudian dibungkus dalam resin
(damar) supaya tahan terhadap getaran dan kuat.
3. Koil Batang (Stick coil)
Gambar63 : Koil Batang
Koil jenis batang adalah jenis koil yang terbaru, posisinya menyatu dengan
tutup busi. Keuntungan dari stick coil adalah tidak memerlukan kabel tegangan
tinggi, sehingga hambatan (R) semakin kecil
N.
Syarat – Syarat Mesin Pelumas
Minyak pelumas mesin refrigerasi harus memenuhi beberapa
persyaratan, yaitu sesuai dengan temperatur kerja mesin pendingin, jenis
refrigerant (bahan pendingin) dan jenis kompresor yang dipergunakan.
Persyaratan
minyak pelumas mesin refrigerasi :
a. Bersifat isolator listrik yang baik, karena bila bahan pelumas bersifat
konduktor akan merusak motor listrik pada kompresor. terutama untuk pengunaan
pada mesin pendingin yang menggunakan kompresor internal ( kompresor hermatik
).
b. Kemurnian tinggi (tidak mengandung kotoran, air, asam dan bahan lain yang
tidak dibutuhkan)
c.
Mempunyai Viscosity (kekentalan) yang
tepat sesuai dengan mesin pendingin sehingga akan dapat dapat memberikan
pelumasan yang baik pada temperature rendah maupun tinggi.
d. Dapat dipisahkan dengan mudah dari refrigerant (bahan pendingin) tanpa
adanya reaksi kimia.
e.
Titik beku yang rendah, sehingga apabila
minyak pelumas mesin pendingin melewati Evaporator yang mempunyai temperature
yang sangat rendah bahan pelumas tidak akan mejadi beku dan akan tetap dapat
mengalir.
f.
Mempunyai kadar paraffin / lilin yang
rendah sehingga tidak akan mudah membeku pada temperatur rendah.
g.
Titik nyala yang tinggi (stabilitas
termal yang baik).
h. Tidak mudah membentuk emulsi.
i.
Tidak bersifat sebagai oksidator
j.
Kekuatan lapisan minyak yang tinggi.
Sumber :http://sekawan-servis-pendingin.blogspot.com/2011/05/memilih-minyak-pelumas-untuk-mesin.html
O.Memilih Minyak Pelumas untuk Mesin Pendingin
Minyak Pelumas (oli)
Pada Mesin Pendingin AC, Kulkas, Refrigerator, Frezer adalah bagian yang harus
kita perhatikan, tak jarang para teknisi service AC dan Kulkas kurang
memperhatikan hal ini. Suatu misal terdapat kerusakan pada mesin pendingin
karena kebocoran refrigerant (freon), seorang teknisi pendingin memperbaiki
kebocoran refrigerant dan langsung mengisi refrigerant tanpa melakukan
penambahan pelumas (oli) pada mesin pendingin, hal ini merupakan kesalahan
fatal karena dengan terjadinya kebocoran refrigerant pada mesin pendingin
secara otomatis pelumas pada sistem akan berkurang. Hal ini tidak akan berpengaruh
dalam jangka pendek, tapi perlu kita ketahui kekurangan pelumasan pada AC,
Kulkas maupun mesin pendingin lainnya berakibat memperpendek usia mesin
pendingin, khususnya pada kompresor. Kita tau kompresor mempunyai harga hampir
setengah dari harga mesin pendingin.
Pada mesin pendingin minyak pelumas mempunyai fungsi:
Pada mesin pendingin minyak pelumas mempunyai fungsi:
1.
Minyak pelumas pada mesin pendingin
berfungsi untuk meredam panas di bagian-bagian kompresor.
2.
Berfungsi untuk melumasi bagian dalam
kompresor suatu mesin pendingin agar kompresor tidak cepat aus karena gesekan
yang ditimbulkannya.
3.
Membentuk lapisan penyekat sehingga
dapat menghindari kebocoran kompresi dan menahan hentakan pada kompresor.
4.
Sebagai zat detergen ( bahan pembersih
).
Gambar
64 : Aliran Pelumas
Sebagian kecil dari oli kompresor
bercampur dengan refrigerant (Freon), kemudian ikut bersirkulasi di dalam
seluruh sistem pendingin melewati kondensor dan evaporator, oleh karena itu
minyak pelumas harus memenuhi sifat selain sebagai pelumas yang baik, juga
tidak menyebabkan gangguan (penyumbatan) atau kerusakan refrigerant dan
bagian-bagian yang dilaluinya (kompresor-evaporator-condensor). Disamping itu,
minyak pelumas mesin refrigerasi harus tahan terhadap temperatur tinggi, karena
gas refrigerant pada akhir langkah kompresi di dalam silinder kompresor
bertemperatur tinggi.
Minyak pelumas untuk
mesin pendingin dibuat dari bahan minyak mineral yang baik dari golongan
napthene dimana ini membersihkan melalui proses penyulingan minyak untuk
diambil kandungan lilin, air, belerang dan lain-lain kotorannya. Pada umumnya
minyak pelumas mesin pendingin diberi bahan tambahan (Additive) untuk
menghindari terjadinya endapan busa.
Kekentalan minyak pelumas, biasanya diukur dengan satuan Saybolt Universal Second (SUS) yaitu waktu dalam satuan detik yang diperlukan untuk mengalirkan minyak pelumas sejumlah 60 cm3 dengan beratnya sendiri dari tabung melaui pipa kapiler yang berdiameter dalam 0,1765 cm dan panjang 12.25 mm pada suhu udara 100º F atau 37,8º C. Dalam menentukan kekentalan minyak pelumas yang akan digunakan adalah sangat penting sekali karena hal ini akan mempengaruhi sirkulasi minyak pelumas dalam kompresor.
Minyak pelumas yang terlalu kental akan megakibatkan akan sulit untuk menembus / masuk pada bagian-bagian yang memerlukan pelumasan sehingga pelumasan tidak akan merata dan kompresor akan cepat dapat mengalami kerusakan, sebaliknya apabila terlalu encer maka minyak pelumas tidak akan akan dapat membentuk lapisan penyekat sehingga akan mudah terjadi kebocoran kompressi ( terutam untuk kompresor rotary ) dan akan dapat mempercepat keausan pada bagian-bagian kompresor yang bergesekan.
Pemilihan kekentalan minyak pelumas pada mesin pendingin dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1.
Temperatur penguapan bahan pendingin di
Evaporator. Minyak pelumas akan bertambah kental apabila
temperaturnya turun misalnya, pada temparatur 30º C minyak pelumas mempunyai
kekentalan 175 SUS tetapi pada temperatur 5º C kekentalannya menjadi 1800 SUS.
2.
Temperatur kompresor pada saat sedang
bekerja. Kekentalan minyak pelumas akan turun pada saat
temperatur minyak pelumas naik.
3.
Jenis bahan pendingin yang digunakan
dalam mesin pendingin. Sesuaikan sifat dari setiap bahan
refrigerant pada mesin pendingin dengan jenis pelumasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar