C.
PRINSIP KERJA KOMPRESI UDARA
Proses
kompresi udara yang terjadi pada kompressor torak dapat dijelaskan
denganmenggunakan pendekatan seperti terlihat pada gambar 2. Torak memulai
langkah kompresinya pada titik (1) diagram P-V, kemudian bergerak ke kiri dan
udara dimampatkan hingga tekanan naik ke titik (2). Pada titik ini tekanan
dalam silinder mencapai harga tekanan Pd yang lebih tinggi dari pada tekanan
dalam pipa keluar (atau tangki tekan) sehingga katup keluar pada kepala
silinder akanterbuka. Jika torak terus bergerak ke kiri, udara akan didorong
keluar silinder pada tekanan tetap sebesar Pd. Di titik (3) torak mencapai titik mati atas, yaitu titik
akhir gerakan torak pada langkah kompresi dan pengeluaran.
Gambar 1. Diagram P-V
dari Kompressor
Sumber: Sularso dan Harno Tahara, Pompa dan Kompresor, PT.
Paradnya Paramitha, Jakarta,1983
Pada
Gambar 2 terlihat bentuk dan susunan konstruksi kompressor yang menjelaskan
secara visual bahwa udara masuk melalui air intake filter diisap oleh torak
sampai ke titik maksimum bawah.Sebelum masuk ke torak udara didalam kartel
bersamaan diisap melalui pipa vacum, sehingga tidak terjadinya vacum di dalam
kartel.Kemudian udara yang vacum di silinder keluar melalui pipa vacum.
Gambar 2. Kontruksi
kompresor torak
Sularso dan Harno Tahara, Pompa dan Kompresor, PT.
Paradnya Paramitha, Jakarta,1983
D.
JENIS-JENIS KOMPRESSOR
Kompresor adalah suatu alat yang dapat dipergunakan untuk
menghasilkan gas atau udara yang terkompresi atau bertekanan dengan cara
memampatkannya, dan dikeluarkannya pada bagian discharge. Untuk itu,
kompresor memerlukan gas atau udara sebagai bahan baku pembentuk gas atau udara
bertekanan, dan ini diambil oleh kompresor lewat suction-nya, oleh
karena itu kompresor juga berfungsi sebagai alat transportasi, dalam hal ini
mampu menarik gas atau udara ke tempat lain. Kompresor yang beroperasi dengan tekanan gas masuk
dibawah tekanan atmosfer dan dikompresi menjadi tekanan atmosfer atau lebih
disebut kompresor vakum.
E.
KLASIFIKASI KOMPRESSOR
Dapat
digolong-golongkan atas beberapa, yaitu :
1.
Klasifikasi kompresor berdasarkan
cara kompressi
a.
Kompresor torak
Kompressor torak
pada dasarnya bekerja dengan peralatan yang sederhana.Kompressor torak terdiri
atas sebuah piston yang bergerak ke atas dan ke bawah dalam suatu silinder yang
memiliki katup isap (suction valve) dan katup buang (discharge valve).
Gambar 3. kompresor torak
Pada saat beroperasi,
sejumlah volume udara tertentu diisap ke dalam silinder. Udara tersebut ditekan
menurut proses kompressi polytropik untuk menaikkan tekanan dan temperaturnya.
Udara yang tertekan ini disalurkan melalui katup berpegas ke dalam
reservoir.Bila tekanan silinder sedikit lebih tinggi dari tekanan sistem
tersebut, pengeluaran udara berlangsung sampai torak mencapai titik mati
atas.Setelah piston bergerak turun, terisap lagi sejumlah volume udara tertentu
melalui katup isap (inlet).
b.
Kompresor rotari
Rotor adalah bagian yang
berputar di dalam stator. Rotor terdiri dari dua baling – baling (1) dan
(4).Langkah hisap terjadi saat pintu masuk (2) mulai terbuka dan berakhir
setelah pintu masuk tertutup, pada waktu pintu masuk sudah tertutup dimulai
langkah tekan, sampai katup pengeluaran (5) membuka, sedangkan pada pintu masuk
secara bersamaan sudah terjadi langkah hisap demikian seterusnya.
Gambar 4. kompresor rotari
Keuntungankompresor rotari
1.
Karena setiap putaran menghasilkan langkah –
langkah hisap dan tekan secara bersamaan, maka momen putar lebih merata
akibatnya getaran/kejutan lebih kecil.
2.
Ukuran
dimensinya dapat dibuat lebih kecil & menghemat tempat.
Kerugian :
Kerugian :
3.
Sampai saat ini hanya dipakai untuk sistem AC yang
kecil saja sebab pada volume yang besar, rumah dan rotornya harus besar pula
dan kipas pada rotor tidak cukup kuat menahan gesekan.
c.
Kompresor sentrifugal
Kompressor ini melayani system refrigrasi yang
berkapasitas antara 200 hingga 10.000 kW. Konstruksi kompressor ini sama dengan
pompa sentrifugal. Fluida memasuki mata impeller yang berputar dan kemudian
dilemparkan ke arah lingkaran luar impeller dengan gaya sentrifugal. Sudu-sudu
impeller meninggalkan putaran tersebut dan membangkitkan tekanan.Dari impeller
ini gas mengalir dari sudu-sudu penghambur atau ke ruang spiral (volute),
dimana sejumlah energi kinetic diubah menjadi tekanan.Kompressor ini dapat dibuat
dengan satu roda bila diinginkan perbandingan tekanan yang rendah.Walaupun
mesin-mesin bertingkat ganda, kompressor ini bekerja dengan kompressi
adiabatik, dengan efisiensi antara 70 % sampai 80 %.
Gambar 5. kompresor sentrifugal
d.
Kompresor sekrup/screw
Kompressor sekrup terdiri dari dua rotor yaitu rotor
jantan dan rotor betina.Uap refrigran memasuki satu ujung kompressor (di
puncak) dan meninggalkan kompressor dari ujung yang lain (di bawah).Pada posisi
isap, terbetuk ruang hampa sehingga uap mengalir kedalamnya.Sesaat sebelum uap
interlobe tersebut meninggalkan lubang pemasukan, rongga tersebut telah dipenuhi
oleh gas.Bila putaran terus berlanjut, gas yang terkurung digerakkan
mengelilingi rumah kompressor.Pada putaran selanjutnya terjadi penangkapan
kuping rotor jantan oleh lekuk rotor betina, sehingga memperkecil volume rongga
dan menekan gas tersebut. Pada saat tertentu dalam proses kompressi katup buang
terbuka, sehingga dengan penangkapan kuping lebih lanjut, gas yang tertekan
keluar melalui katup buang tersebut./
Gambar 6. kompresor screw
e.
Kompresor scroll
Prinsip dasar kompresi kompresor scroll adalah interaksi
antara fixed scroll (scroll yg tdk bergerak) dengan orbiting scroll (scroll yg
bergerak). Kedua scroll ini saling bersinggungan identik satu sama lain tetapi
berbeda sudut 180 derajat. Orbit dari scroll yg bergerak akan mengikuti
path/jalur yg dibentuk oleh scroll yg tdk bergerak. Keduanya bersinggungan berdasarkan
gaya sentrifugal. Ruang kompresi terbentuk dari mulai bagian luar sampai ke
bagian dalam dimana volume ruang kompresi semakin diperkecil, akibatnya tekanan
menjadi naik dan pada akhir kompresi, refrigerant keluar dari bagian tengah
kedua scroll tersebut.
Cara kerja:
Refrigerant
gas bertemperatur rendah dan bertekanan rendah (warna biru) masuk dari bagian
suction ke ruang kompresor. Refrigerant ini kemudian bersinggungan dgn motor
kompresor yg temperaturnya lebih tinggi sehingga terjadi aliran kalor dari
motor ke refrigerant. Refrigerant ini kemudian masuk ke intake kompresor untuk
memulai proses kompresi. Refrigerant yg terperangkap di ruang scroll kemudian
dikompresikan untuk kemudian dikeluarkan dari bagian tengah scroll.
Pada saat proses kompresi, tekanan dan temperatur
refrigerant berangsur2 naik karena volume ruang kompresi semakin diperkecil.
Refrigerant yg sudah bertekanan dan bertemperatur tinggi ini (warna merah) kemudian keluar dari kompresor melalui pipa discharge.Di bagian discharge terdapat valve disc yg berfungsi untuk mencegah tekanan balik dari discharge/condenser pada saat kompresor mati. Valve disc berfungsi seperti check valve/katup satu arah.
Refrigerant yg sudah bertekanan dan bertemperatur tinggi ini (warna merah) kemudian keluar dari kompresor melalui pipa discharge.Di bagian discharge terdapat valve disc yg berfungsi untuk mencegah tekanan balik dari discharge/condenser pada saat kompresor mati. Valve disc berfungsi seperti check valve/katup satu arah.
Diantara ruang discharge dan suction terdapat pressure
relief valve yg berfungsi untuk membuang tekanan dari bagian discharge ke
bagian suction jika terjadi tekanan yg berlebihan.
Pelumas yg berada dibagian bawah berdasarkan gaya
centrifugal naik ke bagian atas untuk melumasi bagian2 yg bergerak melalui
saluran yg ada dibagian shaft compressor
Gambar 7.
kompresor scroll
2. Kompresor yang
digolongkan atas dasar tekanannya.
Kompresor atas golongan
dibagi atas 3, yaitu :
a.
Kompresor(pemampat) dipakai untuk jenis yang bertekanan tinggi.
Gambar
8.
kompresor bertekanan tinggi
b.
Blower (peniup)
dipakai untuk bertekanan rendah.
Gambar 9 .blower
c.
Fan (kipas)
dipakai untuk yang bertekanan sangat rendah.
Gambar 10. fan
3. Kompresor yang
digolongkan atas dasar pemampatanya.
a.
Jenis
Turbo
Jenis turbo menaikan tekanan dan kecepatan
gas-gas dengan gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh impeler atau dengan gaya
angkat (lift) yang ditimbulkan oleh sudu.
1.
Jenis
Perpindahan
Jenis perpindahan menaikkan tekanan dengan memperkecil atau memafaatkan
volume gas yang dihisap ke dalam silinder atau stator oleh torak atau sudu.
Jenis perpindahan ini dibagi 2 macam, yaitu :
a. Jenis putar (rotary)
Jenis
ini dibagi atas beberapa, yaitu :
1.
Kompresor
Sekrup.
Kompresor sekrup termasuk jenis kompresor perpindahan positif yang
tergolong macam kompresor putar (rotary), dimana kompresor sekrup
cenderung dipakai daripada kompresor torak.
Gambar 11. kompresor sekrup
2.
Kompresor
Sudu Luncur
Gambar 12.
kompresor sudu luncur
3.
Kompresor
Roots
Gambar 13. kompresor roots
b. Jenis Bolak-balik
Kompresor torak ( reciprocating compressor ). Kompresor torak
atau kompresor bolak-balik pada dasarnya dibuat sedemikian rupa sehingga
gerakan putar dari penggerak mula diubah menjadi gerakan bolak-balik.Gerakan
ini diperoleh dengan menggunakan gerak bolak-balik pada torak. Gerakan ini akan
menghisap gas atau udara ke dalam silinder dan memampatkannya. Kenaikkan yang
terjadi disebabkan adanya pengurangan atau pengecilan volume yang dilakukan
pleh piston.Kompresor ini umumnya dipakai untuk menghasilkan gas atau udara
tekanan tinggi, tetapi dengan kapasitas yang rendah.
Gambar 14. kompresor bolak-balik
4.
Kompresor yang digolongkan atas dasar Konstruksinya
Berdasarkan atas ini
dibagi atas berbagai macam, yaitu :
1.
Berdasarkan
Jumlah Tingkat Kompresis, yaitu: Satu Tingkat, Dua Tingkat,dan banyak Tingkat.
Gambar 15. kompresor
banyak tingkat
2.
Berdasarkan
Langkah Kerja, yaitu: Kerja Tunggal (Single Acting), Kerja Ganda (Double Acting).
Gambar 16. kompresor kerja tunggal
Gambar 17. kompresor kerja ganda
3. Berdasarkan Susunan Silinder, yaitu: Mendatar,
Tegak, Bentuk–L, Bentuk V, Bentuk–W,
Bentuk Bintang, Lawan Berimbang (Balance Oposed).
4. Berdasarkan Cara Pendingin, yaitu,
Pendingin Air, Pendingin Udara.
Gambar 18. kompresor pendinginan air
Gambar 19. Kompresor pendinginan udara
5.
Berdasarkan Transmisi Penggerak, yaitu: Langsung,
Sabuk–V, Roda Gigi.
Gambar 20. kompresor transmisi
sabuk-V
6. Berdasarkan Penempatanya, yaitu: Permanen (stationery),
dapat dipindahkan (portable).
Gambar 21. kompresor
stationer
Gambar 22. kompresor portable
7. Berdasarkan Cara
Pelumasannya, yaitu: Pelumas Minyak, Tanpa Minyak. Dalam hal ini yang akan
dibicarakan hanya mengenai kompresor jenis bolakbalik yaitu: Kompresor Sekrup.
Dimana kompresor Sekrup
ini dibagi atas 2 macam, yaitu :
1. Kompresor Sekrup Injeksi
Minyak.
Pada
kompresor ini minyak dalam jumlah yang cukup besar injeksi ke dalam pasangan
alur rotar yang sedang saling berkait pada proses kompresi.
Adapun
maksudnya adalah :
a. Untuk mendinginkan
udara yang sedang mengalami kompresi agar proses kompresinya berjalan secara
isotermal.
b. Untuk merapatkan
celah antara alur-alur rotar yang berkait dengan dinding rumah sehingga
kebocoran dapat dikurangi
c. Untuk menggerakkan
rotar beratur cekung oleh rotor beralur cembung denganmemberikan pelumasan yang
cukup.
Kompresor sekrup jenis injeksi
minyak mempunyai tiga keistimewaanseperti tersebut di atas sedangkan
konstruksinya sederhana.Biasanya kompresor inidigerakkan oleh motor listrik 2
katub atau 4 katub yang dihubungkan langsung dengan rotor yang bersalur
cembung.Sebagian bantalan rotor dipakai bantalan rolatau bantalan bola kontak
sudut.
Udara
yang diisap melalui saringan isap masuk ke dalam kompresor melalui brotel isap
setelah dimanfaatkan lalu dialirkan bersama minyak injeksi ke dalam pemisahan
minyak lalu disalurkan melalui katup cegah pengatur tekanan.Minyak di dalam
penampung selanjutnya didinginkan oleh pendingin minyak lalu diinjeksikan
kembali ke dalam kompresor oleh pompa roda gigi yang dihubungkan langsung
dengan ujung poros rotor kompresor.
Gambar
23. Kompressor sekrup injeksi minyak
2. Kompresor Sekrup
Bebas Minyak
Disini ditunjukkan kmpresor 2 tingkat dimana rotor yang beralur
cembungpada tingkat-I dan tingkat-II mempunyai empat gigi.Rotor ini digerakkan
melaluiroda gigi peningkat putaran.Rotor yang beralur cekung mempunyai 6 gigi
dan beralur cembung mempunyai 4 gigi. Kedua rotor ini berputar dalam arah
berlawanan dengan perbandingan putaran 2 : 3 yang diperoleh melalui sepasang
roda gigi. Rotorditumpu kedua ujungnya oleh bantalan radial. Salah satu
ujungnya diberi bantalanaksial untuk menahan gaya aksial yang timbul dari
perbedaan tekanan udara yangbekerja pada kedua ujung rotor. Celah antara puncak
gigi rotor dinding dalam rumah dibuat tetap, sedangkan celah antara kedua rotor
dapat di jaga tetap dengan menyesuaikan kelonggaran pasangan roda gigi.Jadi
karena tidak ada sentuhan antara gigi dengan gigi rotor maupun antara kedua
rotor dengan rumah maka tidak diperlukan pelumasan.Untuk merapatkan poros pada
rumah (agar kebocoran udaradapat dicegah).Dipergunakan perapat labirin yang
terbuat dari cincin-cincin karbon.
Untuk mencegah minyak terisap ke
dalam rumah, poros diperlengkapi dengan paking penyapu minyak diantara bantalan
dan paking poros.Sebahagian minyak pelumas mengalir melalui sebuah lubang pada
ujung poros rotor melalui rongga tengah rotor untuk mendinginkan rotor.Kompresor
sekrup bebas minyak bekerja dengan putaran tinggi sampai beberapa ribu rpm
untuk menghindari performansi yang buruk karena kebocoran melalui
kelonggaran-kelonggaran yang ada.Putaran tinggi ini dapat dicapai dengan
menggunakan roda gigi peningkatan putaran.
Udara dikompresikan sampai tekanan
menengah oleh kompresor tingkat pertama, kemudian didinginkan di pendingin
antara.Pada tingkat ke 2 udara dikompresikan lebih lanjut sampai tekanan keluar
dan didinginkan lagi kependingin akhir.Pada pipa keluar dipasang katup cegah.
Berbeda dengan jenis injeksi minyak,komprensi ini tidak mempergunakan minyak
diantara rotornya sehingga udara yangdihasilkan akan bersih dan bebas minyak.
Gambar 24.
Kompresor Sekrup Bebas Minyak
Digolongkan kedalam
tekanan letak yang dapat dicapai kompresor dibagi menjadi :
- Pompa vacum, mengangkat gas dari ruangan bertekanan lebih tinggi
- Ventilator : untuk tekanan lebih rendah sampai 0,5 bar
- Kompresor tekanan rendah untuk tekanan lebih sampai 12 bar
- Kompresor tekanan tinggi untuk tekanan lebih sampai 500 bar
- kompresi tekanan tinggi untuk tekanan lebih sampai 500 – 1200 bar
F.
TEORI TRANSMISI
Sistem transmisi, dalam otomotif,
adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi
dan kecepatan
(putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda untuk
diteruskan ke penggerak akhir.
Konversi ini mengubah kecepatan putar yang tinggi menjadi lebih rendah tetapi
lebih bertenaga, atau sebaliknya. Torsi tertinggi suatu mesin umumnya terjadi
pada sekitar pertengahan dari batas putaran mesin yang diijinkan, sedangkan
kendaraan memerlukan torsi tertinggi pada saat mulai bergerak. Selain itu,
kendaraan yang berjalan pada jalan yang mendaki memerlukan torsi yang lebih
tinggi dibandingkan mobil yang berjalan pada jalan yang mendatar. Kendaraan
yang berjalan dengan kecepatan rendah memerlukan torsi yang lebih tinggi
dibandingkan kecepatan tinggi. Dengan kondisi operasi yang berbeda-beda
tersebut maka diperlukan sistem transmisi agar kebutuhan tenaga dapat dipenuhi
oleh mesin.
1.
Transmisi
langsung menggunakan poros atau as merupakan transmisi yang paling sederhana
and digunakan unutk menyalurkan tenaga pada jarak yang dekat and posisi yang
segaris antara poros motor penggerak dengan poros mesin yang digerakkan.
Transmisi poros langsung banyak digunakan pada pompa air seperti gambar berikut
ini.
2. Transmisi
sabuk-puli (belt and pulley) Jarak yang
jauh antara dua buah poros sering tidak memungkinkan
transmisi langsung. Dalam hal demikian,
cara transmisi putaran atau daya yang
lain dapat diterapkan, di mana sebuah sabuk luwes dibelitkan sekeliling puli pada poros.
Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk-V karena
mudah penanganannya dan harganyapun
murah.Kecepatan sabuk direncanakan untuk 10 sampai 20 (m/s)
pada umumnya, dan maksimum sampai 25 (m/s).Daya maksimum yang dapat ditransmisikan
kurang lebih sampai 500 (kW).
Sabuk-V
terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium.Tenunan tetoron atau semacamnya dipergunakan sebagai inti sabuk
untuk membawa tarikan yang besar (Gambar 5.1).Sabuk-V dibelitkan di keliling alur puliyang
berbentuk V pula. Bagian sabuk yang
sedang membelit pada puli ini mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar. Gaya
gesekan juga akan bertambah karena
pengaruh bentuk baji, yang akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah. Bebrapa
tipe sabuk V
3. Transmisi rantai-sproket (chain and sprocket) digunakan untuk transmisi tenaga pada jarak sedang.
Kelebihan dari transmisi ini dibanding dengan transmisi sabuk-puli adalah dapat
digunakan unutk mennyalurkan daya yang lebih besar seperti diuraikan berikut
ini. Sketsa rantai dan sproket diperlihatkan pada Gambar 5.17.
Kelebihan:
·
Transmisi tanpa
slip >>> perbandingan putaran tetap
·
Dapat
meneruskan daya besar
·
Keausan
kecil pada bantalan
·
Jarak poros
menengah (antara belt dan gear)
Kekurangan:
·
Tdk dapat dipakai
utk kecepatan tinggi (max. 600 m/min)
·
Suara
dan getaran tinggi
·
Perpanjangan
rantai karena keausan pena dan bus
Sproket :
·
Bentuk S dan U, bahan:baja kar
·
Jumlah gigi min. 13 dan max. 114
·
Perbandingan putaran max. 10/1
·
Sudut kontak rantai dan sproket >120o
4. Transmisi roda gigi (gears), roda gigi digunakan
untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat serta jarak yang ralatif
pendek. Roda gigi dapat
berbentuk silinder atau kerucut. Transmisi
roda gigi mempunyai keunggulan dibandingkan
dengan sabuk atau rantai karena lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan tepat, dan daya lebih besar. Kelebihan ini tidak selalu
menyebabkan dipilihnya roda gigi di
samping carayang lain, karena memerlukan
ketelitian yang lebih besar dalam pembuatan, pemasangan, maupun pemeliharaannya.
G.
APLIKASI
Kompressor
merupakan alat yang berguna untuk mengalirkan udara atau gas. Dimana
fungsi ini sangat diperlukan dalam berbagai bidang. Beberapa aplikasi
kompressor antara lain :
1. Pada Bidang Otomotif
a. Pengkompressian udara untuk dimasukkan
dalam reservoir yang akan digunakan untuk pengisian ban kendaraan.
b. Untuk pengecatan semprot (dyco) pada
dinding mobil, kapal laut, pesawat dll.
c. Sebagai pengering dan pembersih dalm
perbengkelan.
2. Pada Bidang Industri
a.
Dalam industri minuman botol dimana udara dalam
botol dihampakan dengan daya isap kompressor.
b.
Industri pertambangan gas, gas akan diisap dengan
kompressor untuk ditampung dalam reservoir dan untuk dilanjutkan pada aplikasi
lainnya.
c.
Dalam pertambangan juga digunakan dalam pengeboran
hidrolik dengan menggunakan gas yang bertekanan dari kompressor yang menekan
mata bor.
3. Aplikasi Lainnya
a.
Digunakan
dalam sistem pengkondisian udara untuk menaikkan temperature dan tekanannya.
b.
Digunakan
dalam mekanisme turbo charge untuk memperbesar udara yangmasuk ke silinder.
c.
Digunakan
dalam sistem pembangkitan listrik seperti pada PLTU dan PLTG.
d.
Penyedia udara tekan untuk peralatan pneumatik pada
pertambangan, peleburan logam, dan pada industri otomotif.
e.
Pada industri kimia mempunyai daerah pemakaian yang
luas yaitu untuk memampatkan gas nitrogen, asam, dan nitrat.
f.
Pada industri petrokimia, untuk memampatkan dan
mensirkulasikan semua jenis gas.
g.
Pada industri soda, asam nitrat dan klor sebagai
kompressor gas sintesa untuk maoniak dan methanol pada instalasi besar.
h.
Sebagai
kompressor gas CO2 pada pembuatan urea.
i.
Sebagai
alat kompresor air pada pencucian kendaraan
j.
Sebagai alat bantu pernafasan pada nelayan
tradisional
H.
DIAGRAM P-V
1.
Diagram P-V
Secara sederhana prinsip kerja, perubahan tekanan dan volume dalam suatu
kompresor torak Simplex Single Acting dapat diuraikan dalam bentuk diagram P-V
sebagai berikut :
Diagram P-V Kompresor Torak
Torak memulai langkah kompresi pada titik (1), torak bergerak kekiri dan
gas dimampatkan sehingga tekanannya naik ketitik (2). Pada titik ini tekanan di
dalam silinder mencapai harga tekanan Pd yang lebih tinggi dari pada tekanan di
dalam pipa keluar, sehingga katup keluar pada kepala silinder akan terbuka.
Jika torak bergerak terus kekiri, gas akan didorong keluar silinder pada
tekanan tetap sebesar Pd. Dititik (3) torak mencapai titik mati atas, yaitu
titik akhir gerakan torak pada langkah kompresi dan pengeluaran.
Pada waktu torak mencapai titik mati atas ini, antara sisi atas torak dan
kepala silinder masih ada volume sisa yang besarnya = Vc. Volume ini idealnya
harus sama dengan nol agar gas dapat didorong seluruhnya keluar silinder tanpa
sisa. Namun dalam praktiknya harus ada jarak (clearance) di atas torak agar
tidak membentur kepala silinder. Selain itu juga harus ada lubang-lubang laluan
pada katup-katup. Karena adanya volume sisa ini ketika torak mengakhiri langkah
kompresinya, di atas torak masih ada sejumlah gas dengan volume sebesar Vc dan
tekanan sebesar Pd. Jika kemudian torak memulai langkah isapnya (bergerak
kekanan), katup isap tidak dapat terbuka sebelum sisa gas di atas torak
berekspansi sampai tekanannya turun dari Pd menjadi Ps. Katup isap baru mulai
terbuka dititik (4) ketika tekanannya sudah mencapai tekanan isap Ps. Disini
pemasukan gas baru mulai terjadi dan proses pengisapan ini berlangsung sampai
titik mati bawah (1). Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa volume gas yang
diisap tidak sebesar volume langkah torak sebesar Vs melainkan lebih kecil,
yaitu hanya sebesar volume isap antara titik mati bawah (1) dan titik (4).
I. DIAGRAM T-S
Diagram T-s merupakan kurva yang menghubungkan temperatur (T) dengan
entropi (s) dari fluida, dalam hal ini fluida panas bumi dianggap memiliki
karakteristik sama dengan air murni. Apa itu entropi? Saya tidak akan
menjelaskan seluk-beluk entropi yang berkaitan dengan hukum ke II Termodinamika
ini. Dalam hal ini, yang penting untuk diingat adalah proses konversi energi
yang terkandung dalam uap panas bumi menjadi energi listrik akan menghasilkan
efisiensi paling tinggi jika tidak ada perubahan entropi sebelum dan sesudah
proses (isentropic). Untuk tujuan-tujuan praktis, harga entropi pada tekanan
dan temperatur tertentu dapat dilihat dengan mudah di tabel-tabel uap (Steam
Table). Contoh diagram T-s diperlihatkan oleh gambar di bawah ini.
Contoh Keadaan Pada Diagram T-s
|
Tingkat keadaan termodinamik fluida dapat ditentukan dari diagram T-s di
atas. Garis lengkung sebelah kiri menunjukkan keadaan tersaturasi air jenuh
(100% berisi air) dan garis lengkung sebelah kanan menunjukkan keadaan
tersaturasi uap jenuh (100% berisi uap), sedangkan di antara kedua garis
tersebut menunjukkan fluida dalam keadaan dua fasa (campuran air dan uap).
Misalkan terdapat fluida dalam keadaan a, b, c, dan d yang mempunyai temperatur
dan entropi seperti diperlihatkan oleh gambar di atas. Maka dapat disimpulkan
bahwa fluida a adalah air jenuh, fluida b adalah dua fasa, fluida c adalah dua
fasa, dan fluida d adalah uap jenuh. Fluida c mempunyai kandungan uap atau
fraksi uap yang lebih tinggi dibandingkan fluida b yang ditunjukkan oleh
posisinya yang lebih mengarah ke garis saturasi uap di sebelah kanan.
Siklus Penguapan Tunggal (Single Flash Steam Cycle)
Sebagaimana telah disebutkan di atas, siklus ini cocok untuk reservoir
dominasi air atau reservoir satu fasa air. Pada reservoir ini, fluida yang
muncul di permukaan atau di kepala sumur adalah fluida dua fasa dengan
kandungan air sangat tinggi. Untuk mendapatkan fraksi uap yang lebih banyak,
maka tekanan fluida diturunkan, proses ini dikenal dengan istilah flashing.
Pada saat flashing, tekanan fluida turun bersamaan dengan penurunan temperatur,
entalpi tetap, entropi naik, dan yang paling penting adalah jumlah fraksi uap
meningkat. Entalpi, yang disebutkan di atas, adalah jumlah energi yang
terkandung dalam fluida, lazim dinyatakan dalam ‘kilojoule/kg’. Diagram T-s
untuk siklus penguapan tunggal diperlihatkan oleh gambar berikut.
Tingkat - Tingkat Keadaan Pada Siklus Penguapan
Tunggal
|
Berikut penjelasan dari diagram T-s di atas:
Titik 1 merupakan keadaan fluida di permukaan atau di kepala sumur.
Terlihat pada diagram T-s di atas bahwa fluida di kepala sumur merupakan fluida
dua fasa (campuran air dan uap) dengan kandungan air sangat tinggi (bisa lebih
dari 90%).
Titik 2 merupakan keadaan fluida di separator atau alat pemisah antara air
dan uap. Fluida pada keadaan ini telah mengalami flashing dimana telah terjadi
penurunan tekanan yang bersamaan juga dengan penurunan temperatur. Terlihat
pada diagram T-s di atas bahwa pada titik 2, fluida merupakan fluida dua fasa
dengan kandungan uap yang lebih banyak dibandingkan dengan keadaan semula di
titik 1. Pada titik 2 ini, dilakukan pemisahan antara air dan uap. Air dibawa
ke titik 3 untuk selanjutnya menuju sumur injeksi sedangkan uap dibawa ke titik
4 untuk selanjutnya masuk ke turbin.
Titik 3 merupakan keadaan air yang telah terpisahkan dari uap, sebagai mana
dijelaskan pada point 2 di atas. Air hasil pemisahan ini selanjutnya akan
dikembalikan ke dalam perut bumi melalui sumur injeksi.
Titik 4 merupakan keadaan uap yang telah terpisahkan dari air, sebagai mana
dijelaskan pada point 2 di atas. Titik 4 ini merupakan titik masuk turbin.
Adanya penurunan tekanan (pressure losses) sepanjang pipa alir dari separator
ke turbin menyebabkan titik 4 jatuh tidak segaris dengan titik 2, andaikan
tidak ada pressure losses maka titik masuk turbin akan jatuh segaris dengan
titik 2, yaitu di titik 4’.
Titik 5 merupakan titik keluar turbin. Titik ini sekaligus merupakan titik
masuk ke kondensor. Adanya rugi-rugi daya yang terjadi selama uap memutar
turbin, seperti heat losses akibat gesekan antar komponen, menyebabkan entropi
keluar turbin lebih besar dibandingkan dengan entropi saat masuk turbin.
Andaikan proses ini ideal, maka entropi keluar turbin akan sama dengan entropi
saat masuk turbin (isentropic) atau titik keluar turbin akan jatuh di titik 5s.
Semakin proses ini mendekati isentropic maka akan semakin tinggi efisiensi yang
diperoleh.
Terlihat pada diagram T-s di atas bahwa keadaan fluida keluar turbin, yaitu di titik 5, adalah fluida dua fasa. Biasanya fraksi uap pada keadaan ini di atas 80%. Fluida yang keluar dari turbin ini harus diinjeksikan kembali ke dalam perut bumi. Namun, menginjeksikan fluida dua fasa dominasi uap seperti ini bukanlah perkara mudah. Hal ini karena massa jenis uap sangat kecil dibandingkan dengan air sehingga uap lebih cenderung bergerak ke atas. Oleh karena itu, fluida di titik 5 harus dikondensasikan menjadi air jenuh terlebih dahulu sebelum diinjeksikan. Proses kondensasi ini terjadi di dalam kondensor dan keadaan fluida keluar kondensor adalah titik 6, yaitu keadaan air jenuh. Fluida di titik 6 ini selanjutnya diturunkan lagi temperaturnya di menara pendingin sebelum akhirnya diinjeksikan kembali ke dalam perut bumi melalui sumur injeksi kondensat.
Besarnya daya listrik yang dapat dibangkitkan sebanding dengan perbedaan
antara temperatur masuk dan temperatur keluar turbin atau sebanding dengan
(T4-T5). Temperatur keluar turbin biasanya terbatas pada kisaran 39-46 0C. Temperatur
masuk turbin bergantung pada temperatur fluida panas bumi yang keluar dari
reservoir. Sehingga semakin tinggi temperatur reservoir maka akan semakin besar
daya listrik yang bisa dihasilkan.
Diagram skematik sederhana dari siklus penguapan tunggal diperlihatkan oleh
gambar berikut ini.
Pada gambar diagram skematik di atas, terlihat bahwa fluida panas bumi
keluar dari perut bumi melalui sumur produksi. Fluida ini selanjutnya dialirkan
dan di-flashing ke dalam separator. Di dalam separator terjadi pemisahan antara
air dan uap. Air hasil pemisahan ini selanjutnya dialirkan ke sumur injeksi
sedangkan uapnya dialirkan menuju turbin. Di turbin, uap selanjutnya akan
memutar sudu-sudu turbin sehingga pada akhirnya akan dihasilkan energi listrik.
Fluida yang keluar dari turbin selanjutnya dialirkan ke kondensor. Di dalam
kondensor, fluida yang masih dalam keadaan dua fasa ini akan dikondensasikan.
Pada dasarnya, prinsip dari proses kondensasi ini adalah mengalirkan fluida
dingin ke fluida dua fasa tersebut sehingga fluida dingin akan menyerap
sebagian kalor dari fluida dua fasa. Kalor yang terserap ini kira-kira hampir
sama dengan kalor laten pada keadaan tersebut. Kalor laten merupakan kalor yang
dibutuhkan untuk mengubah air menjadi uap atau kalor yang dilepaskan ketika uap
mengembun menjadi air. Akhir dari proses kondensasi ini adalah terubahnya
fluida dua fasa menjadi fluida satu fasa air akibat terserapnya sebagian kalor
dari fluida dua fasa oleh fluida dingin. Dalam hal ini, fluida dingin diperoleh
dari air di menara pendingin yang dialirkan ke kondensor.
Fluida yang keluar dari kondensor merupakan fluida satu fasa air, namun
demikian temperatur dari fluida ini relatif tidak berubah terhadap temperatur
awal saat memasuki kondensor. Hal ini karena proses pelepasan kalor dari fluida
tersebut hanya cukup untuk mengubah fasanya menjadi air tetapi tidak cukup
untuk menurunkan temperaturnya. Oleh karena itu, fluida yang keluar dari
kondensor ini selanjutnya dialirkan menuju menara pendingin untuk diturunkan
temperaturnya. Setelah didinginkan di menara pendingin, sebagian dari fluida
ini dialirkan kembali ke kondensor untuk mengkondensasikan fluida berikutnya
yang keluar dari turbin dan sisanya diinjeksikan kembali ke dalam perut bumi.
Proses seperti ini terus berulang dan mencipatakan sebuah siklus.
J. Alat
Pengatur Kapasitas
Laju aliran udara
yang dihasilkan oleh kompresor harus dapat disesuaikan dengan jumlah udara yang
diperlukan jika di biarkan berjalan sedangkan udara yang dihasilkan tidak
dipakai maka tekanan akan naik melebihi batas yang berbahaya. Karena itu kompresor harus dilengkapi dengan alat
disebut pembebas (unloader) alat ini dapat mengatur laju volume udara yang di
isap sesuai dengan laju aliran keluar yang dibutuhkan.
Ada 4 cara
yang digunakan didalam mengatur kapasitas :
1.
Pembebas beban
katup isap
2.
Pembebas beban
celah isap
3.
Pembebas beban.
4.
Pembebas beban
dengan pemutus otomatik.
Pada kompresor torak, pembebas beban katup isap dan
pembebas beban dengan pemutus otomatik yang paling banyak digunakan pada saat
ini.
Ø Pembebas beban katup isap
Jenis ini sering digunakan pada
kompresor berukuran kecil atau sedang, jika kompresor bekerja maka udara akan
mengisi tangki udara sehingga tekanannya akan naik sedikit demi sedikit.
Tekanan ini disebabkan kebagian beban katup pitot dari pembebas beban. Jika
tekanan didalam tangki udara masih rendah maka katup akan tetap tertutup karena
pegas atas dan katup pitot dapat mengatasi tekanan tersebut. Namun jika tekanan
didalam tangki udara naik sehingga dapat mengatasi gaya pegas tadi maka katup
isap akan didorong seperti terbuka. Udara tekan akan mengalir melalui pipa
pembebas beban danmenekan torak pembebas beban pada katup silinder kebawah,
maka katup isap akan terbuka danoperasi tampa
beban mulai.
Selama kompresor bekerja tampa beban,
tekanan didalam tangki udara akan menurun terus karena udara dipakai, sedangkan
penambahan udara dari kompresor tidak ada. Jika tekanan turun melebihi batas
maka gaya pegas dari katup pitot akan menyebabkan gaya dari tekanan tangki udara. Maka katup
pitot akan jatuh , laluan udara tertutup dantekanan didalam pipa pembebas beban
menjadi sama dengan tekanan atmosfer. Dengan demikian maka letak pembebas beban
akan diangakat oleh gaya
pegas, katup iosap kembali pada posisi normal dan komprewsi bekerja biasa
mengisap dan memampatkan udara.
Ø Pembebas beban dengan pemutus otomatik.
Jenis
ini dipakai untuk kompresor-kompresor yang relative kecil kurang dari 1,5 kW.
Disini dipakai tombol tekanan (Pressure Switch) yang dipasang ditangki udara.
Motor penggerak akan dihentikan oleh tombol tekanan ini secara otomatis bila
tekanan udara didalam tangki udara melebihi batas tertentu. Sebaliknya bila
tekanan didalam tangki udara turun sampai dibawah batas minimal yang
ditetapkan, maka tombol akan tertutup dan motor akan hidup kembali.
Ø Pembebas beban
jennis katup geser
Pembebas ini mempunyai katup
geser yang dapat digerakkan dalam arah aksial pada rumah sisi keluar. Pada
pembebanan 100% yaitu pada kapasiatas thermal, katup geser pada posisi paling
kiri, jika kapasitas berkurang tekanan akan naik. Kenaikan tekanan keluar ini
dideteksi oleh pengatur. Maka katup secara mekanis akan bekerja dan minyak
bertekanan akan masuk ke silinder hidrolik pada posisi A. Karena dorongan
minyak dan sebagian udara yang diisap tanpa dokompresikan. Dengan demikian laju
aliran udara keluar kompresor akan disesuaikan dari 100% menjadi misalnya 30%
secara berangsur-angsur tanpa betingkat.
Ø Pembebas beban
katup throttle isap
Alat ini akan merasakan
kenaikan tekanan keluar dalam kompresor dan mengatur volume air dari 100%-0%
tanpa bertingkat dengan jalan menutup katup pembebas secara berangsur-angsur.
Tekanan udara keluar kompresor pada pemisah minyak disalurkan ke sisi atas torak
pembebas beban melaui katup reduksi tekanan. Tekanan udara dan pemisah minyak
disalurkan kesisi bawah torak pembebas beban melalui katup pengatur tekanan.
Jika tekanan udara di dalam pemisah minyak naik melebihi dan udara mulai
mengalir. Aliran udra ini akan menggerakkan torak pembebas beban untuk
mengurangi volume udara yang diisap. Katup magnetis 3-jalan akan mengatur udara
untuk menutup spart katup pembebas beban unutk mencegah aliran balik udara
dalam pada waktu komprssor dihentikan.
K.
Hukum-Hukum dan Rumus
a.
Hukum Bernoulli
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk
persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan
(incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan
(compressible flow).
Aliran Tak-termampatkan
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang
dicirikan dengan tidak berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari
fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida tak-termampatkan adalah:
air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll. Bentuk Persamaan Bernoulli untuk
aliran tak-termampatkan adalah sebagai berikut:
di mana:
v = kecepatan fluida
h = ketinggian relatif terhadap suatu referensi
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan
dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
·
Aliran
bersifat tunak (steady state)
·
Tidak
terdapat gesekan (inviscid)
Dalam bentuk lain, Persamaan Bernoulli dapat dituliskan sebagai
berikut:
Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran
tersebut. Contoh fluida termampatkan adalah: udara, gas alam, dll. Persamaan
Bernoulli untuk aliran termampatkan adalah sebagai berikut:
di mana:
= energi potensial gravitasi per satuan
massa; jika gravitasi konstan maka
Catatan:, di mana adalah
energi termodinamika per satuan massa, juga disebut sebagai
energi internal spesifik.
b.
Hukum Newton
Hukum I: Setiap benda akan mempertahankan keadaan
diam atau bergerak lurus beraturan, kecuali ada gaya yang bekerja untuk
mengubahnya.
Hukum II: Perubahan dari gerak selalu berbanding
lurus terhadap gaya yang dihasilkan / bekerja, dan memiliki arah yang sama
dengan garis normal dari titik singgung gaya dan benda.
Hukum III: Untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang
sama besar dan berlawanan arah: atau gaya dari dua benda pada satu sama lain
selalu sama besar dan berlawanan arah.
c.
Hukum Pascal (baca: [paskal]) menyatakan bahwa Tekanan yang diberikan zat cair dalam ruang tertutup diteruskan ke segala arah dengan sama besar.
d.
Hukum Avogadro
Gas-gas yang memiliki volum yang sama,
pada temperatur dan tekanan yang sama, memiliki jumlah partikel yang sama pula.
e.
Hukum Boyle
Untuk jumlah tetap gas ideal tetap di suhu yang sama, P
[tekanan] dan V [volume]
merupakan proporsional terbalik (dimana yang satu ganda, yang satunya
setengahnya)
.
f.
Hukum Gay Lussac
Tekanan dari sejumlah tetap gas pada
volum yang tetap berbanding lurus dengan temperaturnya dalam kelvin.
g.
Hukum Archimedes
suatu
benda apabila dicelupkan ke dalam suatu zat cair, maka benda tersebut akan mendapat
gaya ke atas (F apung) sebesar berat zat cair.
Fa
= r.g.v
L.
Jenis-Jenis
Fluida Pendingin
a. Air Garam
(r=1025 ; v= 1,01 Pa.s)
laju pendinginan
lebih cepat dari media pendinginan yang lain. hal ini disebabkan karena massa
jenisnya yang lebih besar dari media pendingin lain. butiran kristal mampu
menyerap menghasilkan martensit bersifat keras dan getas.
b. Air Biasa
(r=998 ; v= 1,01 Pa.s)
viskositasnya
lebih kecil sehingga proses pendinginnya lebih cepat dari yang lain kecuali air
garam. hal ini disebabkan karena jarak antara atom-atom di dalam air lebih
rapat dan menghasilkan struktur martensit yang butirannya lebih besar.
c. Solar (r=981 ; v= 3,25 Pa.s)
laju
pendinginannya lambat karena viskositasnya besar dan massa jenis kecil.
menghasilkan struktur martensit, perlit, dan ferit. sifat-sifatnya keras dan
lunak dengan butiran perlit yang halus.
d. Oli (r=981 ; v= 4,02 Pa.s)
pendinginan lebih
lambat karena viskositasnya yang besar. menghasilkan struktur perlit dan ferlit
bahkan lebih cepat dibandingkan solar.
e. Udara
struktur yang
dihasilkan lunak dan kuat dimana laju pendinginan sangat lambat, karena udara
memiliki massa jenis kecil dan viskositasnya dianggap tidak ada untuk bahan
yang statik.
M. Komponen dan Alat Kompresor Torak
1.
Manometer (P01), untuk mengukur tekanan dalam keluar
kompressor.
2.
Barometer, diugunakan untuk mengukur tekanan dalam
reservoir.
3.
Manometer Δp, untuk mengukur beda tekanan.
4.
Manometer P03, untuk mengukur tekanan dalam masuk ke
evaporator.
5.
Termokopel, untuk mengukur temperatur pada 2 titik atau
lebih saat bersamaan.
6.
Katup pembuka aliran udara, digunakan untuk membuat
tekanan menjadi konstan jika terjadi tekanan lebih/berlebihan.
7.
Voltmeter, untuk mengukur tegangan listrik.
8.
Amperemeter, untuk mengukur arus listrik.
9.
Regulator, untuk mengatur besarnya arus yang masuk ke
dalam motor.
10. Katup
buang, untuk membuang udara dan air yang ada di dalam reservoir.
11. Kompressor
terdiri dari silinder, untuk menaikkan tekanan udara (kompresi).
12. Torsimeter,
untuk mengukur besarnya gaya yang tertjadi pada motor akibat putarannya.
13. Motor,
untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik atau gerak.
14. Sensor
kecepatan, untuk mengukur besarnya putaran motor, kemudian ditampilkan pada
digital tachometer.
15. Reservoir,
sebagao tempat penampungan fluida (udara).
N. Karakteristik Ideal dan Jenis Katup
Kompresor pada
umumnya dilihat dari aktionya. Oleh karena itu ada tuntutan khusus yang harus
dipenuhi oleh katup kompresor refrigerasi.
1. Karakteristik Ideal
a.
Dapat memberikan efek pembukaan katup yang maksimum
dengan sedikit hambatan untuk menimbulkan trotling gas.
b.
Katup dapat terbuka dengan tenaga yang ringan.
c.
Katup harus dapat terbuka atau tertutup untuk
mengurangi kebocoran.
d.
Katup tidak mempunyai penambahan clereance volume.
e.
Katup harus kuat dan tahan lama 193.
2.
Jenis Katup
Untuk memenuhi karakteristik tersebut diatas maka telah didesain dan
dirancang secara khusus beberapa jenis katup yaitu :
a.Katup Plat Ring
Katup Plat Ring (Ring Plate Valve/Disk Valve) Gambar 3.5 memperlihatkan katup
kompressor dari jenis ring plate valve.katup ini terdiri dari dududkan katup
(valve seat),satu atau lebih plat ring (ring plate) ,satu atau lebih pegas
katup (valve spring) dan retainer. Plat ringnya dicekam kuat oleh dudukan katup
melalui pegas katup ,yang juga berfungsi lain membantu mempercepat penutupan
katup. Sedang fungsi retainer adalah memegang pegas katup pada selalu pada
posisi yang benar dan membatasi
pergerakannya. Katup plat ring ini dapat digunakan untuk kompressor
kecepata tinggi dan rendah. Dapat pula digunakan sebagai katup suction dan
discharge.
2. Flexing Valve.
Desain
flexing valve yang digunaka pada kompressor ukuran kecil adalah yang lazim
disebut sebagai flapper valve. Katup flapper ini terbuat dari lempengan baja
tipis, yang dicekap kuat pada salah satu ujungnya sedang ujung lainnya
ditempatkan pada dudukan katup tepat diatas lubang katupya (port valve). Dimana
ujung katup yang bebas akan bergerak secara flexing atau flapping untuk membuka
dan menutup katup. Seperti diperhatikan dalam gambar 3.6
Gambar
11.7 Perakitan katup flapper untuk katup Discharge 195 seperti diperlihatkan
dalam gambar 10.7, desain flapper biasanya digunakan utuk katup discharge dan
sering disebut sebagai beam valve. Plat katupnya dipasang diatas lubang (port)
melalui sebuah pegas yang terpasang ditengah katup platnya sehingga plat
katupnya dapat bergerak keatas (membuka lubang katup). Gerakan turun dari plat
katupnya semata-mata karena gaya pegas. Pegas katup ini juga berfungsi sebagai
pengaman utuk mencegah bila ada cairan atau kotoran yang masuk kedalam katup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar