KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya,
atas terselesaikannya Laporan kerja praktek ini walaupun masih jauh dari kesempurnaan.
Tak
lupa pula penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan tugas Elemen Mesin ini meski didalamnya masih
terdapat kesalahan maupun kekeliruan yang kesemuanya itu tidak lepas dari
khilafan-khilafan penulis.
Dalam Laporan kerja praktek ini, penulis mencoba membahas masalah Alignment pada PLTG. Dalam membahas masalah ini penulis mengambil literatur dari berbagai buku-buku
mesin, internet dan masukan dari teman-teman serta
karyawan-karyawan PLN sektor tello makassar.
Akhir
kata penulis menganggap laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
kami mengharapkan masukan maupun kritikan yang sifatnya membangun. Selain itu
semoga apa yang kami tulis ini dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Makassar, September
2012
Penyusun
I. PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Kerja Praktek (KP) merupakan suatu bentuk kegiatan
yang dilaksanakan dalam rangka merelevankan antara kurikulum dengan
penerapannya dalam pembangunan, dimana mahasiswa dapat terjun langsung,
melihat, mempelajari, mengidentifikasi dan menangani masalah-masalah yang
dihadapi dalam pembangunan dengan menerapkan konsep ilmu yang telah dipelajari
di kampus. Kegiatan ini akan membuka wawasan berfikir tentang permasalahan-permasalahan
yang timbul di industri dan cara mengatasinya.
Perguruan tinggi sebagai salah satu lingkungan
pendidikan diharapkan dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas
untuk menghadapi perkembangan teknologi saat ini dan akan datang. Kualitas
output perguruan tinggi tersebut yaitu dinilai dari penguasaan bidang ilmu yang
ditekuninya baik itu teori maupun prakteknya. Hal ini diharapkan agar mahasiswa
mampu mengaplikasikan apa yang mereka pelajari dalam kehidupan nyata.
Berdasarkan hal tersebut maka pada perguruan tinggi
harus menerapkan materi pembelajaran pada kurikulum dengan metode teori maupun
praktek. Sebagai salah satu perguruan tinggi yang keluarannya harus memiliki
keterampilan fisik pada bidangnya maka Universitas Hasanuddin lebih menerapkan
metode kerja praktek pada kurikulumnya.
Sehubungan dengan kurikulum tersebut maka mahasiswa
semester VI Jurusan Teknik Mesin Universitas Hasanuddin Makassar harus
melakukan kerja praktek pada perusahaan atau instansi dalam rangka menambah
ilmu dan wawasan mahasiswa sesuai bidang keahlian masing-masing. Adapun
instansi yang dipilih yaitu PT PLN Pembangkitan Tello.
B.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan
dari Kerja Praktek yang dilakukan penulis diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui definisi PLTG pada Unit PLTG Pembangkitan Tello.
2. Untuk
mengetahui prinsip kerja mesin PLTG pada Unit Pembangkitan Tello.
3. Untuk
mengetahui pengertian tentang Alignment
pada Unit PLTG Pembangkitan Tello.
C.
Batasan Masalah
Luasnya ruang lingkup
pembangkit energi elektrik baik dari segi klasifikasinya maupun dari segi
sistemnya, maka perlu kami batasi ruang lingkup masalah sesuai dengan
keperluan, mengingat keterbatasan waktu dan instrumen pendukung serta
kemampuan penyusun. Adapun masalah yang kami bahas adalah mengenai : “Alignment”
D.
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Kerja Praktek ini
dilaksanakan pada PT. PLN Pembangkitan Tello Pusat Listrik Tenaga Gas
(PLTG), selama 30 hari terhitung dari tanggal 1 Juni
2012
sampai dengan tanggal 30 Juni
2012
II. LANDASAN TEORI
A.
Definisi PLTG
Pembangkitan adalah proses produksi
tenaga listrik yang dilakukan dalam pusat-pusat tenaga listrik atau
sentral-sentral dengan menggunakan generator. PLTG adalah salah satu jenis
pembangkit listrik yang menggunakan turbin sebagai prime movernya dengan gas sebagai
fluida kerjanya.
B. Prinsip Kerja PLTG
Turbin gas menggunakan udara atmosfer
sebagai fluida kerja untuk memutar turbin gas dengan putaran 5100
rpm, putaran yang dihasilkan kemudian dihubungkan dengan load gear untuk
mengubah putaran dari 5100 menjadi 3000 rpm dan menuju ke generator sehingga
menghasilkan gaya gerak listrik (GGL).
Pada
saat start awal, dimana turbin belum mampu melakukan pembakaran sendiri, sebuah
starting diesel engine digunakan
untuk menggerakkan kompressor dan udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet)
dan kemudian masuk ke pompa automizer yang ukurannya lebih kecil sehingga
tekanan udaranya menjadi besar. Karena tekanan udara yang besar mengakibatkan
temperatur udara naik. Kemudian udara yang bertekanan dan bertemperatur tinggi
itu masuk ke dalam ruang bakar (combustion chamber). Di dalam ruang bakar,
bahan bakar dan udara yang dikabutkan kemudian diberi pengapian (ignition) dari
busi sehingga terjadi proses pembakaran.
Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan
konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan temperature.
Setelah
proses pembakaran terjadi, pemanasan dari ignitor dihentikan dan proses
pembakaran berlanjut ke ruang bakar lainnya melalui crossfire tube.
Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas
melalui suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke
sudu-sudu turbin. Proses pembakaran ini terjadi secara kontinyu sehingga
temperatur gas pembakaran harus dibatasi sesuai dengan kekuatan material
sudu-sudu turbin. Hal ini perlu dilaksanakan
karena kekuatan material akan turun dengan naiknya temperatur.
Gas
panas yang dihasilkan dari proses pembakaran masuk ke dalam turbin dan
berfungsi sebagai fluida kerja yang memutar rotor turbin bersudu yang terkopel
dengan generator sinkron. Di dalam turbin terjadi proses ekpansi untuk
menurunkan tekanan dan menambah kecepatan udara. Sekitar 60 % daya yang
dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya
sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik, dll. Setelah
melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang (exhaust).
Gambar 1. Diagram Sistem Turbin Gas Sederhana
Sumber : Gas Turbine. 1997. Operating Training Manual
Volume I. Sulawesi: PLN-Ujung Pandang.
Secara
umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai berikut:
1. Pemampatan (compression)
udara di hisap dan dimampatkan
2. Pembakaran (combustion) bahan
bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar dengan udara kemudian di bakar.
3. Pemuaian (expantion) gas hasil pembakaran memuai dan
mengalir ke luar melalui nozel (nozzle).
4. Pembuangan gas (exhaust) gas
hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran pembuangan.
Sumber : http://sulthonyusuf.blogspot.com/2010/01/turbin-gas-1.html
C.
Klasifikasi PLTG
1.
Klasifikasi PLTG dapat dibagi
berdasarkan :
a. Jenis beban:
Ø Pembangkit beban puncak (Peak Load).
Ø Pembangkit beban dasar (Base Load).
Ø Pembangkit beban cadangan (Stanby
Power Station).
b. Bahan bakar yang digunakan:
Ø Gas
Ø Minyak
c. Siklus:
Ø Siklus terbuka
Ø Siklus tertutup
d. Jumlah poros:
Ø Poros tunggal
D.
Komponen –Komponen PLTG
Adapun komponen – komponen yang terdapat pada PLTG
yaitu :
1. Compressor
Utama
Compressor utama adalah Compessor aksial yang berguna untuk
memasok udara bertekanan ke dalam ruang bakar yang sesuai dengan kebutuhan. Compressor yang digunakan pada turbin
gas GE MS 6001 terdiri dari 17 tingkat dengan arah aliran aksial, yang dimaksud
dengan aliran aksial adalah bahwa laju alirannya paralel atau memanjang searah
dengan shaft dari rotor. Aliran ini semakin menyempit diameternya
sepanjang kompresor untuk memungkinkan terjadinya kompressi. Kapasitas
kompressor harus cukup besar karena pasokan udara lebih (excess air) untuk
turbin gas dapat mencapai 350 %. Disamping untuk mendapatkan pembakaran yang
sempurna, udara lebih ini digunakan untuk pendingin dan menurunkan suhu gas
hasil pembakaran.
Gambar 2. Kompressor
Dalam compressor aksial terdapat deretan sudu – sudu yang terdiri dari stator dan rotor. sudu – sudu yang
disebut stator yaitu yang terpasang
pada rumah compressor dan tidak
berputar. Sedangkan sudu – sudu yang
disebut rotor yaitu yang terpasang
pada piringan rotor dan berputar.
Fungsi dari sudu – sudu yang berputar (rotor) adalah memberi kecepatan pada
udara, maka sudu – sudu yang tidak berputar (stator)
memperlambat aliran udara dan merubah tenaga kecepatan menjadi tenaga tekan.
Setiap tingkat sudu menerima udara dari
tingkat sebelumnya dan mempercepat atau memperlambat aliran udara sesuai
fungsinya. Setiap tingkat sudu memberikan udara dengan kecepatan yang sama pada
saat masuknya. Sehingga aliran udara yang keluar compressor kecepatannya relative lebih kecil dibandingkan pada saat
masuk compressor. Hal ini dapat saja
terjadi karena terjadinya kerugian – kerugian selama proses kompressi di dalam Compressor. Pada tingkat – tingkat pertama kenaikan tekanan hanya
sedikit tetapi setelah sampai pada tingkat – tingkat akhir tekanan mulai
meningkat dengan cepat.
Volume udara juga berubah, tekanan udara
yang naik membuat udara bertambah padat. Maka untuk menjaga dan mempertahankan
agar tekanan dan kecepatan udara tersebut tidak berubah, rumah compressor diameternya dibuat makin jauh
makin menyempit pada bagian keluarnya.
2. Inlet Guide Vane (IGV)
Pada kompresor
berkapasitas besar, diisi udara masuk kompresor, yaitu pada inlet guide vane
dipasang variabel IGV, sedangkan pada kompresor berukuran kecil umumnya
dipasang Fixed Guide Vane. Variabel IGV berfungsi untuk mengatur volume udara
yang dikompresikan sesuai dengan kebutuhan atau beban turbin. Pada saat Start
Up, IGV juga berfungsi untuk mengurangi surge. Pada saat stop dan selama start
up, IGV tertutup ( pada unit tertentu, posisi IGV 34-48% ), kemudian secara
bertahap membuka seiring dengan meningkatnya beban turbin. Pada beban turbin
tertentu, IGV terbuka penuh (83-92%). Selama stop normal IGV perlahan-lahan
ditutup bersamaan dengan turunnya beban, sedangkan pada stop emergency, IGV
tertutup bersamaan dengan tertutupnya katup bahan bakar.
3. Ruang Bakar (Combustion Chamber)
Ruang
Bakar (Combustion Chamber) adalah
ruangan tempat proses terjadinya pembakaran dan merupakan tempat bercampurnya
bahan bakar dan udara untuk menghasilkan gas panas yang bertekanan tinggi untuk
memutar turbin. Udara pembakaran yang sudah dimampatkan diberikan langsung dari
kompresor ke ruang pembakaran. Bahan bakar dimasukkan ke masing – masing
ruangan melalui nozzle bahan bakar.
Gambar 3. Ruang
pembakaran
Sumber
: http://turbinesint.com/gas-turbine-frame-6
dan
Gas Turbine. 1997. Maintenance and system description Volume II. Sulawesi: PLN-Ujung Pandang.
Ada
beberapa turbin gas yang mempunyai satu atau dua Combustion Chamber yang letaknya terpisah dari casing turbin, akan
tetapi yang lebih banyak dijumpai adalah memiliki Combustion Chamber dengan beberapa buah Combustion basket, mengelilingi sisi masuk (inlet) turbin. Di dalam
Combustion Chamber dipasang
komponen-komponen untuk proses pembakaran beserta sarana penunjangnya,
diantaranya: Fuel Nozzle, Combustion
Liner, Transition Piece, Ignitor, Flame Detektor.
Ruang bakar yang digunakan pada turbin
gas GE MS 6001 terdiri dari 10 buah flame
tube (tabung api) yang tersusun melingkar dan saling berhubungan melalui
satu interconnector dalam ruang
bakar.
Pada saat start untuk membakar/
menyalakan campuran udara dan bahan bakar sebagai penyalaan awal digunakan busi
(ignitor) yang akan menghasilkan
bunga api yang selanjutnya setelah terjadi penyalaan, busi tersebut tidak akan
memercikkan bunga api lagi.
Bahan bakar disemprotkan melalui Nozzle,
Nozzle berfungsi untuk menginjeksikan
bahan bakar, sehingga
tersembur berupa kabut bertekanan tinggi sehingga terjadi pembakaran antara
udara dan bahan bakar (solar) tersebut.
Proses pendinginan material turbin
sangat diperlukan karena tingginya temperatur ruang bakar dan kemampuan
material sudu – sudu turbin dan ruang bakar untuk menerima panas sangat
terbatas. Udara sekunder nantinya akan membentuk suatu lapisan tipis udara yang
disebut lapisan film, sehingga panas
tidak dapat merusak dinding tabung api, kemudian udara sekunder juga akan
bercampur dengan gas hasil pembakaran bertemperatur tinggi sehingga temperatur
gas keluar tidak akan merusak sudu – sudu turbin.
Sistem penginjeksian ini menggunakan
udara atomizing yang dipompakan oleh
pompa atomizing dari udara extraksi kompresor tingkat 4 sehingga
bahan bakar liquid mengalami pengabutan dalam ruang bakar. Pertemuan gas dan
udara panas tersebut akan menimbulkan api. Jumlah bahan bakar yang dimasukkan
kedalam ruang pembakaran diatur sesuai dengan daya keluaran atau putaran turbin
yang dibutuhkan.
Pengaturan bahan bakar dilakukan oleh servo/ governor secara otomatis dan mendistribusikan
bahan bakar ke dalam flow divider yang dilengkapi dengan 10 buah element.
Gambar 4. ruang bakar
turbin gas
4.
Turbin
Gas
Turbin
Gas berfungsi untuk membangkitkan energi mekanis dari sumber energi panas yang
dihasilkan pada proses pembakaran. Selanjutnya energi mekanis ini akan
digunakan untuk memutar generator listrik baik melalui perantaraan Load Gear
atau tidak, sehingga diperoleh energi listrik. Bagian-bagian utama Turbin Gas
adalah: Sudu Tetap, Sudu Jalan, Saluran Gas Buang, Saluran Udara Pendingin, Bantalan,
dan Auxialliary Gear.
Sudu
– sudu yang berputar disebut rotor dan sudu – sudu yang tidak
berputar disebut stator.
Gambar 5. Turbin
Turbin gas GE MS 6001B mempunyai tiga
tingkat turbin, tiap tingkat turbin terdiri dari rotor dan nozzle yang dalam hal ini disebut stator. Turbin berfungsi untuk memutar poros generator yang di kopel langsung
antara poros turbin dengan generator. Gas panas dengan tekanan
tinggi yang berasal dari ruang pembakaran dialirkan melalui transition piece ke sudu – sudu turbin gas untuk memutar compressor dan generator.
Sebelum gas panas dari ruang bakar
digunakan untuk memutar turbin, maka energi panas dan tekanannya diubah agar
mempunyai kecepatan yang tinggi. Untuk melaksanakan hal ini maka bentuk dari
sudu – sudu yang berputar dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai nozzel. Didalam nozzel inilah kecepatan udara bertambah. Untuk memanfaatkan
kecepatan aliran udara agar memutar turbin, digunakan 2 cara yaitu impuls dengan cara mendorong atau dngan
cara reaksi karena gaya reaksi aliran udara panas meninggalkan sudu – sudu rotor.
Apabila menggunakan cara impuls, kecepatan udara membentur sudu – sudu rotor, dan rotor bergerak dan mulai berputar.
Sedangkan apabila menggunakan cara reaksi, kecepatan udara pada nozzle membentur rotor sehingga rotor
mulai berputar, sedangkan udara kemudian
berekspansi pada sudu – sudu rotor,
dan pada waktu meninggalkan sudu – sudu
rotor menyebabkan terjadinya gaya reaksi yang menghasilkan tenaga yang
menambah putaran total.
Data
Teknik Turbin Pada Unit Pembangkitan I
GE MS 6001B Alshtom I Westcan
·
Pabrik pembuat : General Electric Alshtom AtlantiqueW.Canada
·
Type : MS 6001 Turco 181 W 191 G
·
Serial number : 296850 PE 5341 P 1-66S
6031
·
Rated power :
33,440 KW 21,350 KW 14,466 KW
·
Turbin stage : 3 2 5
·
Compressor stage : 17 17 15
·
Putaran : 5100 5100
4830
·
Bahan bakar :
HSD HSD HSD
·
Tahun Operasi : 1997 1983
1977
·
Control : SpeedtronicM.V SpeedtronicM.II Neumatik/Electric
5. Load Gear
Load
Gear adalah roda gigi penurun kecepatan putaran yang dipasang diantara poros turbin-kompressor dengan poros generator. Load
gear berfungsi untuk memindahkan daya yang dihasilkan oleh turbin gas ke
generator. Load gear ditempatkan diantara poros turbin dan poros generator.
Karena pada umumnya putaran turbin tidak sama dengan putaran
generator maka load gear selain berfungsi untuk memindahkan daya juga berfungsi
menyesuaikan (mereduksi) putaran turbin agar sesuai dengan putaran generator.
Dalam
menyambungkan poros turbin, dan poros load gear digunakan suatu coupling. Coupling ini biasa disebut load Coupling. Sebelum pemasangan load coupling ini, terlebih dahulu harus
diperiksa apakah antara poros turbin dan poros load gear sudah lurus
(alignment). Karena bila terjadi mis alignment pada daerah ini maka vibrasi
yang timbul pada saat unit beroperasi akan sangat besar.
Gambar 6. load
gear
Suimber : PLTG (GE#2)
Sektor Tello Makassar
6.
Accessory Gear
Accessory
gear adalah suatu lemari roda gigi yang mendapat sumber gerak dari turbin dan
mentransmisikan putaran turbin kepada alat – alat bantu untuk turbin seperti :
pompa utama minyak pelumas, pompa air pendingin, pompa hidrolik, kompresor, dan
lain – lain.
Pasangan roda gigi di dalam accessory
gear disesuaikan dengan peralatan yang akan digerakkan pada turbin. Dalam
melaksanakan penyambungan antara accessory gear dengan turbin perlu
dilaksanakan alignment untuk mengetahui apakah putaran poros pada accessory gear
dengan poros turbin sudah mendapat kelurusan.
Untuk mengetahui besar alignment ini
dapat dilihat pada instruction book pada masing – masing unit. Apabila terjadi
ketidaklurusan atau misalnya alignment
dari poros accessory gear dan sporos turbin maka hal ini dapat menimbulkan
getaran (vibrasi) pada saat turbin sedang beroperasi.
Keadaan gear accessory gear dapat
dipantau dari luar melalui lubang inspeksi. Pemeriksaan gigi – gigi pada
accessory gear sebaiknya dilaksanakan secara berkala misalnya triwulan, agar
apabila terjadi kerusakan pada bagian accessory gear dapat segera diketahui
sedini mungkin untuk menghindarkan kerusakan yang lebih besar.
Gambar 7. Accesory
gear
Sumber : PLTG
(GE#2) Sektor Tello Makassar dan
Gas Turbine. 1997. Maintenance and system description Volume II. Sulawesi: PLN-Ujung Pandang.
7.
Alat Bantu
Pada saat mulai
start up, belum tersedia udara untuk pembakaran. Udara pembakaran disuplai oleh
kompresor aksial, sedangkan kompresor aksial harus diputar oleh turbin yang
pada saat start up belum menghasilkan tenaga bahkan belum berputar. Oleh
karenanya, pada saat start up perlu ada tenaga penggerak lain yang dapat diperoleh
dari :
Motor Generator, Motor Listrik, dan Mesin
Diesel.
Generator pada prinsipnya merubah
energi mekanik menjadi energi listrik. Generator
yang digunakan oleh PLTG Unit Pembangkitan adalah generator sinkron. Kecepatan putaran turbin berbeda dengan
kecepatan putaran rotor pada generator sehingga antara keduanya dikopel melalui reduction gear, yang akan menurunkan kecepatan turbin dari 5100 rpm
menjadi 3000 rpm pada rotor generator,
karena frekuensi yang dibutuhkan adalah 50 Hz.
Generator
memiliki rotor dan stator. Dengan adanya perpotongan medan gaya magnet pada saat rotor
generator diputar, maka akan timbul tenaga listrik dari generator. Agar tegangan generator tetap konstan walaupun beban
berubah – ubah maka generator dilengkapi dengan Exiter dan AVR (automatic
voltage regulator).
Data teknis generator
|
Unit 1
|
Unit 2
|
ü Putaran
|
3000
rpm
|
3000
rpm
|
ü No.
Seri
|
Gek -
103741
|
Gek -
103742
|
ü Daya
|
45.400
kVA
|
45.400
kVA
|
ü Phase/frekuensi
|
3/50
Hz
|
3/50
Hz
|
ü Tegangan
|
11.500
V
|
11.500
V
|
ü Faktor
daya
|
0,80
|
0,80
|
ü Arus
|
2279 A
|
2279 A
|
Gambar 8. Generator
Turbin
E.
Siklus
Brayton
Sesuai
dengan teori, bahwa turbin gas mengikuti siklus Brayton. Pada siklus yang
sederhana, proses pembakaran atau proses pembuangan gas bekas terjadi pada
tekanan konstan sedangkan proses kompresi dan expansi terjadi secara kontinyu.
Gambar di bawah ini menunjukkan proses secara sistematis dan berlangsung
kontinyu.
Siklus
Brayton Terbuka
Pada siklus terbuka fluida kerja adalah udara
atmosfer. Udara yang masuk ke kompressor pada titik 1, di kompressi pada titik
2 kemudian masuk ke dalam ruang bakar dan menerima kalor pada tekanan ideal dan
keluar dalam keadaan panas pada titik 3, kemudian gas berekspansi melalui
turbin pada titik 4 dan pelepasan gas panas hasil pembakaran dilakukan di
atmosfer.
Gambar 9. Siklus
terbuka
Udara
luar dihisap masuk kompresor dan dimampatkan hingga tekanan dan temperaturnya
naik. Dalam ruang bakar terjadi proses pencampuran bahan bakar dengan udara
yang bertemperatur dan bertekanan tinggi yang berasal dari
kompresor
dan terjadi proses pembakaran. Gas hasil pembakaran diekspansikan untuk memutar
turbin dan kemudian dikeluarkan ke udara atau di manfaatkan kembali untuk
memanaskan ketel pada combine cycle.
Gambar 10. Siklus Ideal Brayton
Turbin gas bekerja berdasarkan
siklus brayton, dimana terdapat hubungan antara P – V dan T – S. Skema
instalasi dari turbin gas tersebut dapat digambarkan dengan siklus brayton
ideal.
Siklus ideal dari sistem turbin gas
sederhana dengan siklus terbuka menggunakan ruang bakar, sedangkan sistem
turbin gas sederhana dengan siklus tertutup menggunakan alat penukar kalor.
Gambar 11. Diagram
P – V dan H – S pada Siklus Brayton Udara Standar
Proses
yang terjadi pada siklus tersebut adalah :
1 – 2 : Proses kompresi isentropik di dalam
kompresor.
2 – 3
: Proses pemasukan kalor
pada tekanan konstan di dalam ruang
bakar.
3 – 4 : Proses ekspansi adiabatis pada turbin.
4 – 1
: Proses pelepasan kalor pada tekanan
konstan.
Gambar
12.
Siklus Turbin Gas
Dari siklus Brayton dapat dijelaskan lebih
lanjut sebagai berikut :
Pada
titik 1 udara dihisap masuk kedalam kompressor (C) terjadi pemanfaatan udara
sehingga udara tersebut bertekanan tinggi. Udara bertekanan tinggi tersebut
dialirkan ke titik 2 dan dicampur dengan bahan bakar di dalam ruang bakar B
(Combustion chamber). Dari pembakaran tersebut menghasilkan gas panas yang
bertekanan tinggi yang kemudian dialirkan ke titik 3, untuk selanjutnya menuju
turbin (T) dan memutar rotor turbin dikeluarkan ke titik 4 (Exhaust). Gambar 3
memperlihatkan bagian - bagian utama suatu turbine gas beserta masing-masing
komponennya .
Gambar 13. Proses
pengoperasian PLTG
Data-data ini adalah untuk mempermudah pada saat dilakukan inspection,
baik itu combustion inspection (CI), hot gas path inspection
(HGPI), maupun mayor inspection (MI) yang harus dilakukan
pada periode tertentu. Sebagaimana dalam memperhitungkan bagian-bagian
tersebut agar diperoleh efesiensi yang maksimum dalam melakukan inspection.
F.
Proses dan
Prosedur Pengoperasian PLTG
1.
Proses
Pengoprasian PLTG
Secara garis besar urutan kerja dari
proses pengoperasian PLTG tersebut sebagai berikut :
a. Proses starting
Pada proses start awal untuk memutar
turbin menggunakan mesin diesel sampai putaran poros turbin/kompresor mencapai
putaran 3400 rpm (± 66,7%) maka secara otomatis clutch mesin diesel terlepas dan
akan berhenti.
Turbin membutuhkan penggerak mula
untuk star sebelum mampu menghasilkan tenaga untuk menggerakkan kompresor. Pada
PLTG Unit Pembangkitan, untuk sistem startnya digunakan sebuah starting diesel
engine. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh starting diesel engine
yaitu:
1) Dapat
memberikan torsi yang tinggi untuk menggerakkan turbin
2) Dapat
memutar turbin dari kondisi awal sampai terjadi pembakaran yang sempurna.
3) Dapat
membuat turbin berputar dengan sendirinya sampai starting diesel engine
terlepas dari turbin secara otomatis.
b. Proses kompresi
Udara dari luar kemudian dihisap
melalui air inlet oleh kompresor dan masuk ke ruang bakar dengan cara
dikabutkan bersama bahan bakar lewat nozzle secara terus menerus dengan
kecepatan tinggi.
c. Transformasi energi thermis menjadi
energi mekanik
Kemudian udara dan bahan bakar
dikabutkan ke dalam ruang bakar dan diberi pengapian (ignition) oleh busi
(spark plug) pada saat permulaan pembakaran. Pembakaran seterusnya terjadi
terus menerus dan hasil pembakarannya berupa gas bertemperatur dan bertekanan
tinggi dialirkan ke dalam cakram melalui sudu-sudu yang kemudian diubah menjadi
tenaga mekanis pada perputaran porosnya.
d. Transformasi energi mekanik ke
energi listrik.
Poros turbin berputar hingga 5100
rpm, yang sekaligus memutar poros generator sehingga menghasilkan tenaga
listrik. Putaran turbin 5100 rpm diturunkan oleh load gear menjadi 3000 rpm,
dan penurunan kecepatan putaran turbin ini digunakan untuk memutar generator.
Udara luar yang dihisap masuk
kompressor, kemudian dimanfaatkan hingga pada sisi keluarannya menghasilkan
tekanan yang cukup tinggi. Bersama dengan udara yang bertekanan tinggi, bahan
bakar dikabutkan secara terus menerus dan hasil dari pembakaran tersebut dengan
suatu kecepatan yang tinggi mengalir dengan perantaraan transition piece menuju
nozzle dan sudu - sudu turbine dan pada akhirnya keluar melalui exhaust dan
dibuang ke udara bebas.
2.
Prosedur
pengoperasian PLTG
Adapun persiapan yang harus
dilakukan, yaitu :
a. Memeriksa
bahan bakar diesel (cukup)
b. Memeriksa
L.O Diesel start (cukup)
c. Memeriksa
level L.O tangki reservoir (cukup)
d. Memeriksa
level air tangki radiator (cukup)
e. Buang
udara pada sistem bahan bakar, air pendingin, minyak pelumas, jika memungkinkan
(jika ada)
f. Memeriksa
level L.O compressor tangki udara (cukup)
g. Memeriksa
tekanan tangki compressor ± 6 kg/cm2
h. Memeriksa
tangki bahan bakar harian no.6 (cukup)
i.
Katup flame detector
harus terbuka
j.
Mechanical over speed
harus reset.
Prosedur start :
1) Pastikan
alat – alat bantu dan alat – alat proteksi dalam keadaan siap (ready to start)
2) Putar
master control switch pada posisi start. Lampu start akan menyala.
3) alat
– alat bantu (L.O priming pump, salah satu pompa bahan bakar) akan bekerja.
Lampu Aux. Running akan menyala.
4) Rachet
akan jalan terus.
5) Mula
– mula starting diesel akan jalan. Kemudian sebuah alat kontrol (DEDEC II)
mengontrol mesin dari idle speed (650 rpm) sampai maximum speed (2.200 rpm),
untuk breakaway dibutuhkan bantuan dari rachet hidraulik
6) Pada
saat putaran turbin mencapai 20% speed, maka proses pembakaran dalam ruang
bakar akan dimulai
7) VCE
akan naik pada harga mulai pembakaran (± 8)
8) Busi
akan menyala selama 60 detik
9) Ketika
turbin gas mencapai self-sustaining speed, kira – kira 3600 rpm sampai 3800 rpm
synchro-self shifting akan terlepas secara otomatis.
10) Putaran
turbin akan naik terus. Ketika putaran turbin mencapai 95% speed, IGV akan
terbuka penuh ± 85o serta bleed valve tertutup.
11) Pompa
minyak pelumas bantu (motor AC) stop dan pelumasan disuply dari pompa pelumas
utama yang disambung/dibawa oleh poros turbin melalui auxillary gear.
12) Setelah
putaran mencapai putaran penuh (100%), lampu complete sequence nyala dan lampu
speed akan nyala terus menerus. Kini turbin siap untuk dibebani setelah
diadakan pemanasan ± 5 menit.
Prosedur
Stop (Shut down) :
1) Turunkan
beban perlahan – lahan hingga ± 500 KW
2) Lepaskan
breaker
3) Biarkan
turbin pada putaran idle untuk pendinginan selama ± 5 menit.
4) Putar
master selector operation ke posisi off.
5) Berikan
order stop, maka putaran turbin akan turun perlahan – lahan sampai stop. Rachet
mulai masuk.
6) Setelah
posisi stop harus diperhatikan bekerjanya rachet sebab dapat mengakibatkan
terjadinya spindle bowing (poros lengkung) jika rachet tidak bekerja.
7) Jika
turbin tidak akan distart kembali maka rachet dapat distop setelah wheel space
sudah dibawah temperature 80oC.
G.
Sistem
Udara Masuk dan Gas Buang (Air And
Exhaust System)
- Sistem Udara Masuk
Sistem inlet merupakan peralatan yang
dirancang khusus untuk memodifikasi kualitas udara, temperature udara,
kelembaban, dan kontaminan sehingga aman dan cocok untuk digunakan pada unit
pembangkit.
Aliran udara atmosfir dihisap masuk ke
inlet dan difilter, melewati VIGV (variable inlet guide vane) kemudian
dikompresi ke dalam kompresor menjadi udara yang bertemperatur dan bertekanan
untuk keperluan pembakaran dalam ruang bakar. Pada kompresor tingkat 4, udara
diekstraksi dan dialirkan ke dalam pompa atomizing untuk keperluan
atomizing atau pengabutan bahan bakar
pada nosel. Sedangkan untuk keperluan pendinginan pada sudu – sudu turbin, maka
udara diekstraksikan dari kompresor tingkat 11 mengalir melalui poros turbin
dan masuk pada pangkal sudu, udara kemudian dialirkan kedalam rongga/ lubang
sudu dan keluar pada tepi ujung sudu dan masuk ke arus gas utama bercampur
dengan gas buang dan keluar ke atmosfir.
- Sistem Gas Buang (exhaust system)
Gas hasil pembakaran setelah berekspansi
dalam turbin kemudian disalurkan lewat cerobong dan dibuang ke atmosfir pada
temperature max 540oC
H.
Sistem
Bahan Bakar (Fuel System)
Untuk memberikan tekanan pada
system bahan bakar dipasangkan fuel pump yang digerakkan oleh poros turbin pada
accessory gear. Bahan bakar kemudian dibagi ke tiap ruang bakar (sepuluh ruang
bakar) dengan memasang suatu alat yang dinamakan flow
divider, yang memiliki 10 element. Untuk memonitor bekerjanya flow divider,
maka pada ujung poros flow divider
dilengkapi dengan magnetic pick up,
yang akan memberikan sinyal pada system kontrol.
Gambar
14.
Posisi 10 Ruang Bakar (combustion basket)
Untuk mengatur jumlah bahan bakar
yang masuk ke ruang bakar, maka turbin dilengkapi dengan governor, yang
prinsipnya adalah mengatur jumlah bahan bakar yang akan masuk ke ruang bakar,
agar putaran turbin tetap konstan meskipun beban turbin berubah – ubah. System
pengaturan bahan bakar ini dapat dengan mengatur putaran flow divider atau
dengan menggunakan by pass valve.
I.
Sistem
Pelumasan (lub oil system)
Syarat – syarat pelumasan untuk General Electric Frame 6 B Gas Turbin
dilengkapi oleh force feed lubricating
oil system. System ini memasok minyak
pelumas dan penyerapan panas dalam 2 turbin bearing, load bearings, accessory
gear/ load gear, serta sebagai penyuplai fluida untuk system control hidraulik.
Secara
umum system pelumasan adalah sebagai berikut:
- Berfungsi untuk melumasi bagian – bagian yang berputar agar tidak terjadi gesekan langsung atau untuk memperpanjang usia dari bagian mesin yang bergerak yang akan menjadi rusak karena aus.
- Berfungsi untuk melumasi setiap poros yang berputar, dimana poros tersebut bertumpu pada bearing agar tidak terjadi gesekan langsung antara poros dan bearing.
- Berfungsi untuk mengambil sejumlah panas yang timbul karena gesekan, radiasi dan lain – lain, serta mengeluarkan panasnya melalui heat exchanger yang didinginkan oleh air pendingin (cooling water system).
- Selain dari pada itu berfungsi juga untuk control system, hydraulic supply system, torgue converter, dan hydraulic trip oil system.
System
pelumasan terdiri dari beberapa komponen, diantaranya :
1) Lube
Oil Reservoir
Kapasitas tangki reservoir adalah sekitar 2300 gallon (± 8705 liter), tangki
tersebut dibuat sebagai bagian integral dari accessory base. Minyak pelumas dipompa dari tangki tersebut dan
disirkulasikan di sekeliling turbin, load
package, dan kembali ke dalam tangki.
2) Main
Lube Pump
Sirkulasi minyak primer dipasok oleh positive displacement gear pump, dimana
porosnya digerakkan oleh lower driver pada accessory
gear. Tekanan output ke system
pelumasan dibatasi oleh back pressure
relief valve.
3) Auxillary
Lube Pump
Pompa ini digerakkan oleh motor AC.
Pompa ini berfungsi untuk memasok minyak pelumas selama turbin start up dan
shut down ketika terjadi tegangan AC hilang (black out).
Pompa ini juga berfungsi sebagai back up
dari main lube pump dan auxillary lube pump.
J.
Sistem
Pendingin (cooling system)
System pendinginan pada PLTG adalah
untuk mengeluarkan panas dari minyak pelumas, atomizing air, dan pada diesel
start (untuk turbin dengan mesin diesel sebagai starting motornya).
Pengeluaran panasnya dilaksanakan
oleh radiator yang dilengkapi dengan fan, oleh karena itu system pendingin pada
PLTG adalah system pendingin tertutup.
- Sistem Pendinginan Udara
Untuk pendinginan, udara diekstraksi
dari tingkat ke 11 dan disuplai dari motor driver blower untuk pendinginan pada
rumah turbin bagian luar.
Udara perapat diekstraksikan dari compressor tingkat ke 5 dan disalurkan
secara eksternal ke tiap – tiap bantalan turbin melalui sebuah orifice untuk membatasi tekanan dan
aliran udara pada nilai – nilai tertentu. Sebuah separator sentrifugal terletak pada tingkat ke 5 yang
berfungsi untuk menghilangkan kotoran dari partikel – partikel yang mungkin
dapat membahayakan bantalan.
- Pendinginan pada Turbin
Pendinginan pada turbine exhaust casing dan exhaust frame disempurnakan oleh 2 buah
motor sentrifugal blowers (fans). Jika salah satu dari blowers tersebut macet
(gagal operasi) maka sebuah switch akan mengaktifkan alarm, dan operasi akan
dilanjutkan oleh blower yang lain untuk memasok udara pendingin, dan jika keduanya
gagal, maka turbin akan shut down.
III.
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Alignment
Definisi Alignment adalah suatu proses
pengerjaan yang menyatukan dua atau lebih sumbu putar pada sebuah rangkaian
sumbu putar terhadap sumbu X, Y & Z. Alignment adalah suatu
pekerjaan yang meluruskan / mensejajarkan dua sumbu poros lurus (antara poros
penggerak dengan sumbu poros yang digerakkan) pada waktu peralatan itu tidak beroprasi,
seperti tampak pada gambar (a). Tetapi dalam kenyataan, pengertian lurus tidak
bisa didapatkan 100%. Untuk itu harus diberikan toleransi kurang dari 0,05 mm. Hasil dari alignment bisa saja akan berubah pada saat
mesin beroperasi (panas). Hal ini sangatlah tidak diharapkan terjadi, namun demikian
bias saja terjadi dan biasa disebut “Thermal Growth”.
Gambar 15. Bentuk shaft
dalam keadaan lurus sempurna (a)
B.
Klasifikasi Alignment
1. Alignment bila dilihat dari kondisi
mesin :
a.
Cold Alignment adalah Alignment yang dilakukan pada
kondisi asumsi dimana poros pada saat diam dan beroperasi ada dalam kondisi
yang sama (khususnya temperature).
b. Hot Alignment adalah
Alignment yang memperhitungkan efek temperature operasional pada poros saat
berputar (beroperasi)
2. Alignment bila ditinjau dari proses
& metoda pelaksanaannya :
a. Face – Rim (Face – Out Side
Diameter)
Metoda ini adalah dimana Dial
Indicator diukurkan pada poros/coupling dibagian muka (face) dan Rim-nya dalam
keadaan poros tidak diputar, sedangkan Dial Indicator didudukkan pada poros
lainnya yang akan diatur ganjal Shim-nya pada saat diputar pembacaannya.
b. Reverse Indicator Methode
Adalah metoda Alignment dimana
indicator dipasangkan pada poros/coupling kemudian diputar seterusnya untuk
memperoleh pembacaannya. Umumnya dipergunakan 2 Indikator untuk memperoleh
hasil pembacaan secara bersamaan dan cepat.
c. Laser Method
Prose dengan Reverse Metode di mana
indikatornya adalah dua laser pemancar/ganda yang dipasang di setiap bagian
dari poros/penggan yang akan diukur, pengukuran nilai baca dilakukan ketika
shaft diputar untuk pengukuran posisi jam 9 - 12 – 3. Hasil akan
dapat dilihat pada Display dimana posisi Misalignment-nya.
Face _ Rim
Method
Reverse
Method Laser
Method
|
Gambar 17. Metoda
alignment
3. Alignment dilihat dari posisi equipment :
a. Vertical Alignment
Adalah Alignment yang dilakukan
untuk memperbaiki kelurusan terhadap bidang Vertical daripada sumbu putar.
b. Horizontal Alignment.
Adalah Alignment yang dilakukan
untuk memperbaiki kelurusan terhadap bidang Horizontal daripada sumbu putar.
C. Peralatan Yang Digunakan
Peralatan yang diperlukan untuk
melakukan pekerjaan alignment, antara lain :
1.
Dial indicator, dengan ketelitian pengukuran 0,01mm atau 0,001”(inch).
Gambar 18. Dial indicator
2. Shim plate (ganjal), adalah ganjal yang diperlukan untuk kaki
–kaki pondasi
motor listrik terhadap plat dasar pondasi. Bahan yang biasa dipakai adalah :
baja, stainless steel, bros(kuningan)yang mempunyai
ketebalan beraneka ragam.
Gambar 19. Shim plate
3. Palu lunak dari
bahan karet atau plastic.
Gambar 20. Palu karet
Gambar 21. Kunci ring
5. Feeler gauge, adalah alat
untuk mengukur lebarnya celah antara kopling motor listrik penggerak dengan
kopling pompa.
Gambar 22. Feeler gauge
6. Cermin.
Gambar 23. Cermin
7.
Pengungkit
Gambar 24. pengungkit
8.
Mistar
Gambar 25. Vernier
Caliper
D.
Aplikasi
Alignment
Alignment biasanya dilakukan pada
saat pemasangan elemen mesin pemindah putaran dan daya, seperti pada :
1. Kopling
Dimana komponen ini berbufngsi untuk
menghubungkan antara satu poros dengan poros lainya dengan perantara piringan
yang saling di satukan maupun yang dapat diputuskan oleh pengguna.apabila
kopling mengalami tidak kesumbuan maka salah satu dari koponen ini akan
mengalami kerusakan yang lebih cepat seperti pada bantalan.
Gambar 26. Kopling
2. Puli dan sabuk penggerak
Puli dan sabuk tidak kalah
pentingnya dengan yang lainnya dimana puli dapat memindahkan putaran dengan
berbagai arah putaran hanya dengan satu puli saja namun puli,namun kekurangan
puli ada pada daya yang dapa dipindahkan tidak terlalu besar seperti roda gigi.
Gambar 27. Puli dan sabuk pengerak
- Sproket dan rantai penggerak
Rantai
merupakan alat pemindah daya yang sering kita jumpai dimana rantai digunakan
pada mesin berputaran tinggi.
Gambar 28. Sproket dan rantai penggerak
- Roda gigi
Roda gigi
merupakan alat pemindah daya yang paling tahan untuk beban berat karna alat ini
dirancang tidak ada nilai selip dimana roda gigi lebih ungul di bidang komponen
lainya yang kurang dalam pemindahan tenaga.selain itu roda gigi memiliki kelemahan
atara lain herga yng terlalu mahal dan tidak dapat menghantarkan putaran yang
terlalu jauh.
Gambar 29. Roda gigi
- Bantalan
Batalan adalah komponen permesinan
yang menahan dari semua poros dan beban yang berputar jenis bantalan ada dua
macam antara lain bantalan gelinding dan bantalan luncur yang masing masing
memiliki keungulan masiang-masing.
Gambar 30. Bantalan
E. Misalignment
Misalignment merupakan ketidak lurusan sebuah poros,
terjadi karena adanya pergeseran atau penyimpangan salah satu bagian mesin dari
garis pusatnya. Misalignment sendiri mengakibatkan getaran dalam arah axial.
Misalignment merupakan penyebab kedua terjadinya vibrasi meskipun telah
digunakan flexible couplings dan self aligning bearing.
Ciri
Misalignment:
·
Mempunyai komponen
getaran pada frekuensi 2x putaran poros
·
Menyebabkan getaran
dalam arah aksial
Misalignment
berasal dari:
·
Preload dari poros
bengkok atau bantalan yang tidak mapan
·
Sumbu poros pada
kopling tidak segaris
Alignment
pada shaft pompa sangat penting agar pompa dapat beroperasi dengan optimal.
Pompa yang dioroperasikan dalam kondisi alignment yang kurang baik akan
menimbulkan getaran/vibrasi yang tinggi sehingga dapat cepat merusak komponen
pada pompa maupun motor dan kopling sehingga mengakibatkan pompa berhenti
beroperasi.
Macam –macam ketidaklurusan kedua poros (misalignment) :
1.
Paralel (Offset) Misalignment, adalah garis Sumbu kedua poros tidak menyatu tetapi sejajar, posisi dari
kedua poros dalam keadaan tidak sejajar dengan ketinggian yang berbeda, seperti
pada gambar (b)
Gambar 31. Bentuk shaft dalam keadaan paralel
misalignment (b)
2.
Angular Misalignment, adalah garis Sumbu putar dari kedua poros tidak sejajar. ketidaklurusan
kedua poros yang posisinya saling menyudut, sedangkan kedua ujungnya ( pada
kopling) mempunyai ketinggian yang sama, seperti tampak pada gambar (c).
Gambar 32. Bentuk shaft
dalam keadaan angular misalignment (c)
3.
Combinasion Misalignment, adalah ketidaklurusan
kedua poros yang posisinya saling menyudut dan kedua ujungnya poros (kopling)
tidak sama. Seperti
tampak pada gambar (d)
4.
Softfoot adalah Sebuah
kondisi dimana mesin duduk pada landasan dasar lantai, hal ini berarti sebuah
kondisi yang kurang stabil, baik karena sifat dasar pondasi lantai maupun
material dudukannya. Proses Leveling, pelurusan dan perataan (alignment)
haruslah dilakukan terlebih dahulu.
Gambar 34. Softfoot
Bagian-bagian
yang menderita akibat ketidaklurusan poros (misalignment) :
1. Poros, terjadi
getaran yang berlebihan pada masing-masing poros.
2. Bantalan,
terjadinya gesekan yang berlebihan pada bantalan mengakibatkan timbulnya panas
yang berlebihan.
3. Baut –baut
kopling akan rusak / putus.
5. Pada pompa
menurunkan efesiensi mekaniknya.
6. Kumparan pada
motor listrik akan bergesekkan sehingga dapat menimbulkan hubungan pendek.
Gambar 35. Ilustrasi kerusakan pompa akibat
misalignment
Riset
SKF (pabrikan bearing) menyimpulkan: akibat misalignment, beban tambahan
bertambah 3 kali. Umur bearing ball/roller berkurang dengan faktor
27.
Gambar 37. Tanda indikator untuk membantu
mengembalikan koreksi pembacaan dalam mengumpulkan kelengkungan pada shaft.
F. Metoda Penyetelan Alignment
Salah
satu cara alignment sepasang poros mesin, dgn cara mengunakan “dial indicator”. dan dgn cara
apapun, keahlihan tetap diperlukan untuk mendapatkan hasil yang akurat. Maka
pemahaman,latihan dan ketrampilan sangat diperlukan.
Metode
penyetelan kedua poros (alignment) :
1.
Penggaris / mistar (lehih murah)
3.
Metoda laser (lebih akurat, mudah dan mahal)
Gambar 38. Penyetelan kelurusan poros
Metode
dial indicator adalah metode yang paling banyak di lakukan, karena ketelitian
cukup dapat dipertanggung-jawabkan, terutama jika dilakukan dengan
professional. Dan harga alat relative murah.
Metoda dial indicator ada 2 cara:
1. Rim & face dial indicator : kedua
poros diputar bersamaan.
2. Reverse dial indicator : cukup
memutar salah satu poros.
Reverse Rim & face
Gambar 39. Metoda
indicator
Keuntungan metode
Dial:
§ Metode ini cukup akurat.
§ Cukup efisien untuk poros
berdiameter besar maupun kecil
§ Dengan menggambar atau mudah melihat
posisi kedua poros
§ Dapat dilakukan untuk kedua poros
yang dapat diputar ataupun hanya satu
§ Alat cukup murah dibanding alat
lacer atau alat lain,
§ Mudah di gambar, dibuat
perhitungan2, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat .
§ Cukup sesuai untuk mesin2 besar,
putaran tinggi,
Kerugian
metode Dial:
§ Mengerjakanya harus sangat teliti /
hati2, pemasangan dial harus kokoh, sehingga dapat dihindari salah baca / salah
penunjukan.
§ Toleransi, run-out, sag harus
diketahui atau di chek dulu.
§ Jika permukaan kopling tidak rata
atau run-out nya besar, maka penunjukan dial indicator menjadi tidak
sebenarnya, sehingga selanjutnya perhitungan2 menjadi salah.
§ Aksial clearence sangat mempengaruhi
kesalahan.
Membaca dial merupakan hal yang paling dasar yang harus dipahami dan dimengerti oleh pelaksana, hasil bacaan salah akan mengakibatkan hasil salah & fatal.
Membaca dial merupakan hal yang paling dasar yang harus dipahami dan dimengerti oleh pelaksana, hasil bacaan salah akan mengakibatkan hasil salah & fatal.
§ Kesalahan seperti dibahas dihalaman
depan banyak sebab mengapa penunjukan bisa salah.
Kesalahan yang mungkin terjadi dari metoda dial diakibatkan oleh :
§ Pemasangan dial tidak kokoh :
kendor, ada sag, tidak sejajar, posisi tidak tepat
§ Kesahan pada alat (kurang
akurat/rusak)
§ Pemahaman membaca dial salah,
terbalik-balik, pemahaman skala salah sehingga hasil perhitungan atau
penggambaran salah.
1.
Metode Rim & Face
a.
Keuntungan Cara Rim & Face
ü Cukup satu poros’shaft yang perlu di
putar, sehingga sangat baik untuk me-align pasangan mesin dimana salah satunya
sulit diputar ataupun mesin yang tidak memiliki thrust bearing.
ü Baik untuk alignment motor listrik
tidak memiliki bearing aksial, tidak perlu diputar, karena jika diputar dapat
menimbulkan kesalahan penunjukan dial-indicator.
ü Cukup cocok untuk kopling dengan
diameter besar, karena ada ruang untuk penempatan dial-indicator
ü Dengan mudah bisa
melihat/menggambarkan posisi poros.
b. Kerugian cara Rim & Face
§ Sulit mendapatkan data yang akurat
pada muka kopling jika rotor mempunyai thrust bearing yang hydrodinamis, karena
permindahan aksial.
§ Sulit juga untuk motor listrik yang
tidak mempunyai thrust bearing, karena jika di putar akan lari kearah aksial
atau maju-mundur.
§ Biasanya memerlukan melepas spool
kopling.
§ Agak sulit digambar untuk kalkulasi
perpindahan.
c. Persiapan
Untuk perhitungan cara matematis maupun grafis, harus
diambil ukuran :
§ Jarak antara kopling diambil dari
titik jarum menunjuk = c
§ Jarak kaki mesin2, atau jarak baut
kaki. = a, b, d, e
§ Diameter lingkaran kopling yang
dilalui jarum dial
§ Siapkan alat tulis atau
kertas-millimeter
§ Lakukan langkah persiapan
seperti tsb. diatas : check soft foot, run out, sag, pipe strain, dll.
§ Periksalah semua peralatan yang
diperlukan dalam kondisi baik.
§ Pasanglah pemegang / bracket pada
mesin yang mudah diputar, cukup kokoh tidak goyang atau kendor, agar tidak
terjadi salah baca atau salah tunjuk.
§ Pemasangan seperti gambar, bracket
pada salah satu poros mesin dan dial ke muka dan lingkaran kopling mesin lain.
§ Reset pada angka 0 dial-indicator ke
posisi jam 12
§ Jika memungkinkan putar kedua
kopling bersamaan, untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
§ Putarlah poros dan bracket dengan
pelan ke posisi jam 3, 6 & 9.
§ catat pengukuran ini bisa (positif
atau negatif)
§ Kembali ke posisi jam 12 (seharusnya
dial akan menunjuk ke 0 lagi), jika tidak kembali 0 berarti ada kesalahan
tertentu.
§ Untuk mendapatkan hasil yang lebih
teliti, pengukuran harus dilakukan 2 s/d 4 kali, kemudian di rata2.
§ Untuk koreksi posisi. Pilihlah mesin
yang mudah digeser, dan yang paling sedikit ekses teknis, misal : tidak
menimbulkan pipe strain.
d. Formula Matematis Rim & Face
Untuk
melakukan alignment dapat dikalkulasi secara matematis. Putarlah kedua mesin
jika memungkinkan tapi jika tidak mungkin sebaiknya pasanglah dial pada mesin
yang mudah diputar, jarum pada mesin yang akan direposisi.
Gambar 40. Formula matematis
F = Pengukuran diambil pada
permukaan kopling di jam 6.
H = Diameter kopling , pengukuran
diambil pada permukaan kopling.
Y
= Setengah nilai dari pembacaan dial,
dimana bracket dipasang pada shaft driver, dan pengukuran diambil
dari shaft driven unit.
Rumus diatas hanya pilih salah satu, yaitu mesin yang mudah direposisi (apakah motor atau pompa).
Contoh Perhitungan Matematis
Gambar 41. Contoh kasus
Vertical F = (+2 -
0) = +2 (bawah - atas)
Y = (-13 - 0)/2 = - 6 1/2
A
= 240 mm jarak dari titik pengukuran dial indicator di hub kopling pompa
kekaki motor OBdr (outboard)
B
= 130 mm jarak dari titik pengukuran dial indicator di hub kopling pompa
kekaki motor IBdr (inboard)
C = 30 mm jarak dari hub ke hub
kopling (diukur dari titk ke titik dial)
D
= 130 mm jarak dari titik pengukuran dial indicator di hub kopling motor
kekaki pompa IBdr (inboard)
E
= 240 mm jarak dari titik pengukuran dial indicator di hub kopling motor
kekaki pompa OBdr (outboard)
H = 50 mm diameter hub kopling
( diukur lintasan dial indicator)
Dengan rumus diatas kita masukan hasil-hasil tsb. kita cukup memilih salah satu
mesin yang akan di reposisi, terutama dipilih yang mudah dan tidak ada
hambatan pipe strain, atau hambatan lainnya.
Petunjuk
ü Pemasangan dial indicator harus
cukup kokoh, tidak goyang atau tidak berubah saat di kopling diputar.
ü Pengukuran-pengukuran harus diukur secara sangat teliti.
ü Pengukuran dengan dial indictor
perlu dilakukan beberapa kali, kemudian hasil dirata-rata.
Horizontal
Catatan : pilihlah salah satu mesin
saja yang akan di reposisi.
Vertical
Dari hasil tsb. dalam table maka kita melakukan reposisi :
Vertical dan horizontal.
Gambar 42. reposisis vertikal dan horizontal
Vertical reposisi motor :
IBdr (inboard driver =kaki dalam
motor) menambah shim = 11,7 mm
OBdr (outboard driver =kaki luar
motor) menambah shim = 16,1mm
Vertical reposisi pompa :
IBdn (inboard driven=kaki dalam
pompa) mengurangi shim = 2,5 mm
OBdn (outboard driven =kaki luar
pompa) menambah shim = 1,9 mm
Horizontal reposisi motor :
IBdr (inboard driver =kaki dalam
motor) menggeser kekiri = 0,5 mm
OBdr (outboard driver =kaki luar
motor) menggeser kekiri = 0,5mm
Horizontal reposisi pompa :
IBdn (inboard driven/ pompa)
menggeser kekanan = 0,5mm
OBdn (outboard driven/ pompa)
menggeser kekanan = 0,5 mm
Catatan:
cara tsb diatas relative cocok untuk mealignment:
cara tsb diatas relative cocok untuk mealignment:
1. dua mesin yang salah satunya
sulit/tidak dapat diputar porosnya.
2. dua mesin yang salah
satunya tidak dipasang thrust bearing sehingga jika diputar
porosnya bergerak banyak kearah axial (mengacaukan pembacaan dial)
3. Perlu tahu anatomi mesin, terutama
susunan bearing, koneksi mesin, jenis kopling, clearence beraing&kopling,
center-point motor dll.
2.
Metoda Pemasangan Dial Ganda
Gambar 43. Pemasangan
dial ganda
Dengan
memasang dua pasang seperti gambar diatas adalah cara yang sangat cerdik untuk
menghemat waktu. Dengan sekali putar menghasilkan dua penunjukan kemudian di
rata2, sehingga menghasilkan angka yang lebih teliti, tetapi harus lebih hati2
dalam mencatat dan kalkulasi agar tidak terjadi kesalahan.
H. Toleransi Alignment
Meluruskan 2 posisi poros tidakalah dapat dilakukan dengan
sempurna untuk pencapaian nilai 0 atau 100%. Alignment adalah pada poros yang
berputar secara berkelanjutan adalah sebuah kondisi dinamis yang mana pada
kondisi ini perubahan Alignment dapat terjadi.
Mengacu daripada tujuan Alignment
dimana adalah proses pendekatan titik
sumbu poros dan karena ketidak-sempurnaan itu maka diberikanlah besaran
nilai penyimpangan (toleransi).
Dari
beberapa sumber, besaran nilai toleransi berbeda – beda, namun secara umum
dapatlah diberikan
toleransi 0,05
mm akan tetapi hal itu belumlah bisa menjadi pegangan sebagai hasil akhir dari
alignment.
Saat
ini belum ada standard toleransi baku yang dipublikasikan Lembaga Standard
seperti ISO atau ANSI. Dari semua tabel terlihat bahwa Rpm semakin tinggi dan
diameter kopling semakin besar maka toleransi harus makin kecil. Sesungguhnya ukuran yang harus dicapai harus nol atau
Zero misalignment (dalam kondisi mesin operasi atau hot alignment).
Toleransi dikutip dari buku “Vibralign Angular Misalignment Offset
Misalignment” Mils per
inch .001/1″ Mils .001″
Tabel Toleransi (dikutip dari buku
Maintenance Technology )
Pemahaman toleransi
Secara
historin toleransi mulanya dihitung oleh pembuat kopling, sebagai batas aman
untuk sebuah flexible kopling setelah di alignment memakai penggaris dan feeler gauge. Diameter kopling, jarak kopling
dan putaran mesin menjadi faktor utama memberikan toleransi sekecil-kecil
nya.
Misal
ada pabrik kopling yang memberikan rekomendasi untuk angular misalignment
sebesar 3 derajat dan 0,075 ” (75 mils) utuk offset mis-alignment.
I. Keuntungan Alignment
Melakukan proses Alignment dengan benar akan dapat
mengurangi risiko kerusakan pada mesin. Adapun problem yang dapat ditimbulkan
oleh Tidak-Alignment-nya mesin adalah :
1. Mesin tidak
bias berproduksi
(Lost production)
2. Kebocoran Seal
(Leaking
seals)
3. Getaran
meningkat (Increased vibration)
4. Tingginya
konsumsi energi
(Higher energy consumption)
5. Kegagalan
pada Bearing (bearing failure)
6. Kerusakan
pada Shaft (Shaft breakage)
7. Kerusakan
pada kopling (Coupling
wear)
8. Kualitas
putaran bermasalah (Quality
problems)
Ada
banyak yang akan diperoleh dari proses Alignment yang baik yaitu dalam hal
waktu (Umur Mesin dan Durasi Produksi) dan tentunya akan berdampak pada biaya
produksi & perawatan.
Hasil
akhir dari proses Alignment adalah meminilkan perbedaan setiap sumbu putar
untuk tujuan memaksimalkan performa operasional.
IV.PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pembangkitan adalah proses produksi
tenaga listrik yang dilakukan dalam pusat-pusat tenaga listrik atau
sentral-sentral dengan menggunakan generator. PLTG adalah salah satu jenis
pembangkit listrik yang menggunakan turbin sebagai prime movernya dengan gas
sebagai fluida kerjanya
2. Turbin
gas menggunakan udara atmosfer sebagai fluida kerja untuk memutar turbin gas
dengan putaran 5100 rpm, putaran yang
dihasilkan kemudian dihubungkan dengan load gear untuk mengubah putaran dari
5100 menjadi 3000 rpm dan menuju ke generator sehingga menghasilkan gaya gerak
listrik (GGL).
3. Definisi Alignment adalah suatu
pekerjaan yang meluruskan / mensejajarkan dua sumbu poros lurus (antara poros
penggerak dengan sumbu poros yang digerakkan) pada waktu peralatan itu tidak
beroprasi
B.
SARAN
Agar kiranya
keakraban antara pegawai PLN dengan para mahasiswa yang sedang KP lebih
dipererat lagi, segala bentuk bantuan sangat kami harapkan dalam proses belajar
maupun proses pembuatan laporan ini sangatlah kami harapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar