H. KLASIFIKASI POMPA
Menurut prinsip perubahan bentuk energi yang terjadi,
pompa dibedakan menjadi:
1.
Positive
Displacement Pump
Disebut juga dengan pompa aksi positif. Energi mekanik
dari putaran poros pompa dirubah menjadi energi tekanan untuk memompakan fluida.
Pada pompa jenis ini dihasilkan head yang tinggi tetapi kapasitas yang
dihasilkan rendah. Yang termasuk jenis pompa ini adalah :
a.
Pompa Rotari
Sebagai ganti
pelewatan cairan pompa sentrifugal, pompa rotari akan merangkap cairan,
mendorongnya melalui rumah pompa yang tertutup. Hampir sama dengan piston pompa
torak akan tetapi tidak seperti pompa torak (piston), pompa rotari mengeluarkan
cairan dengan aliran yang lancar (smooth).
Macam-macam pompa rotari :
1) Pompa
roda gigi luar.
Pompa ini merupakan jenis pompa rotari
yang paling sederhana. Apabila gerigi roda gigi berpisah pada sisi hisap,
cairan akan mengisi ruangan yang ada diantara gerigi tersebut. Kemudian cairan ini akan dibawa
berkeliling dan ditekan keluar apabila giginya bersatu lagi
Gambar.
5 Pompa roda gigi luar
Sumber : William Wolansky &
Arthur Akers, Modern Hydraulics,1990,97
2) Pompa roda gigi dalam
Jenis ini mempunyai rotor yang mempunyai gerigi dalam
yang berpasangan dengan roda gigi kecil
dengan penggigian luar yang bebas (idler).
Sebuah sekat yang berbentuk bulan sabit dapat digunakan untuk men cegah cairan
kembali ke sisi hisap pompa.
Gambar.
6 Lobe pump
Sumber : William Wolansky & Arthur Akers, Modern
Hydraulics,1990,100
3) Pompa cuping
(lobe pump)
Pompa cuping
ini mirip dengan pompa jenis roda gigi dalam hal aksinya dan mempunyai 2 rotor atau lebih dengan 2,3,4
cuping atau lebih pada masing-masing rotor. Putaran rotor tadi diserempakkan
oleh roda gigi luarnya.
Gambar .7 Lobe pump
Sumber : William Wolansky & Arthur Akers, Modern Hydraulics,1990,97
4). Pompa sekrup (screw pump)
Pompa ini
mempunyai 1,2 atau 3 sekrup yang berputar di dalam rumah pompa yang diam. Pompa
sekrup tunggal mempunyai rotor spiral yang berputar di dalam sebuah stator atau
lapisan heliks dalam (internal helix
stator). Pompa 2 sekrup atau 3 sekrup masing-masing mempunyai satu atau dua
sekrup bebas (idler).
Gambar.8 Three-scrow pump
Sumber : William Wolansky & Arthur Akers, Modern
Hydroulics,1990,102
5). Pompa
baling geser (vane Pump)
Pompa ini menggunakan baling-baling yang dipertahankan tetap menekan lubang
rumah pompa oleh gaya sentrifugal bila rotor diputar. Cairan yang terjebak
diantara 2 baling dibawa berputar dan dipaksa keluar dari sisi buang pompa.
Gambar.9 Vane
pump
Sumber : William Walonsky &
Arthur Akers, Modern Hydraulics, 1990,103
b.
Pompa
Torak (Piston)
Pompa torak mengeluarkan cairan
dalam jumlah yang terbatas selama pergerakan piston sepanjang langkahnya.
Volume cairan yang dipindahkan selama 1 langkah piston akan sama dengan
perkalian luas piston dengan panjang langkah.
Macam – macam pompa torak :
1)
Menurut cara kerja, pompa torak
terbagi atas :
a) Pompa
torak kerja tunggal
Gambar. 10 Pompa
kerja tunggal
Sumber : Schematy Pump
b) Pompa torak kerja ganda
Gambar. 11 Pompa
kerja ganda
Sumber : Schematy
Pomp
2)
Menurut jumlah silinde, pompa torak
terbagi atas :
a). Pompa torak silinder tunggal
Gambar. 12 Pompa torak silinder tunggal
Sumber :
Schematy pump
b). Pompa torak silinder ganda
Gambar. 13 Pompa torak silinder ganda(a. Swashplate pump
b. Bent – axis pump)
Sumber : it.geocities.com
c. Dynamic
Pump / Sentrifugal Pump
Merupakan suatu pompa yang memiliki
elemen utama sebuah motor dengan sudu impeler berputar dengan kecepatan tinggi.
Fluida masuk dipercepat oleh impeler yang menaikkan kecepatan fluida maupun
tekanannya dan melemparkan keluar volut.
Prosesnya yaitu :
1) Antara
sudu impeller dan fluida
Energi mekanis alat penggerak diubah menjadi energi kinetik fluida
Energi mekanis alat penggerak diubah menjadi energi kinetik fluida
2) Pada
Volut
Fluida diarahkan kepipa tekan (buang), sebagian energi kinetik fluida diubah menjadi energi tekan.
Fluida diarahkan kepipa tekan (buang), sebagian energi kinetik fluida diubah menjadi energi tekan.
Yang tergolong jenis pompa ini
adalah :
a) Pompa Radial
Fluida diisap pompa melalui sisi isap adalah akibat
berputarnya impeler yang menghasilkan tekanan vakum pada sisi isap. Selanjutnya
fluida yang telah terisap terlempar keluar impeler akibat gaya sentrifugal yang
dimiliki oleh fluida itu sendiri. Dan selanjutnya ditampung oleh casing (rumah
pompa) sebelum dibuang kesisi buang. Dalam hal ini ditinjau dari perubahan
energi yang terjadi, yaitu : energi mekanis poros pompa diteruskan kesudu-sudu
impeler, kemudian sudu tersebut memberikan gaya kinetik pada fluida.
Akibat gaya sentrifugal yang
besar, fluida terlempar keluar mengisi rumah pompa dan didalam rumah pompa
inilah energi kinetik fluida sebagian besar diubah menjadi energi tekan. Arah
fluida masuk kedalam pompa sentrifugal dalam arah aksial dan keluar pompa dalam
arah radial. Pompa sentrifugal biasanya diproduksi untuk memenuhi kebutuhan
head medium sampai tinggi dengan kapasitas aliran yang medium. Dalam
aplikasinya pompa sentrifugal banyak digunakan untuk kebutuhan proses pengisian
ketel dan pompa – pompa rumah tangga.
Gambar. 14 Pompa
Sentrifugal
Sumber : Sularso, pompa dan kompresor,2000,7
b). Pompa
Aksial (Propeller)
Berputarnya impeler akan menghisap fluida yang dipompa dan menekannya
kesisi tekan dalam arah aksial karena tolakan impeler. Pompa aksial biasanya
diproduksi untuk memenuhi kebutuhan head rendah dengan kapasitas aliran yang
besar. Dalam aplikasinya pompa aksial banyak digunakan untuk keperluan
pengairan.
Gambar. 15 Pompa aksial
Sumber : Sularso, pompa dan kompresor,2000,8
Axial flow impeller disebut juga propeller dimana dapat dipasang secara
tetap atau dapat diubah-ubah ketika pompa dibuka maupun diubah-ubah pada saat
pompa tersebut dioperasikan. Pompa dengan impeller ini digunakan untuk
memompa cairan dengan kapasitas yang besar tetapi total head yang dicapai
relatif rendah. Contoh penggunaan pompa axial impeller ini adalah untuk pompa
penanggulangan banjir, pompa irigasi, pompa air pendingin pembangkit tenaga
listrik dan lain – lain.
c) Pompa Mixed
Flow (Aliran campur)
Head yang dihasilkan pada pompa jenis ini sebagian adalah
disebabkan oleh gaya sentrifugal dan sebagian lagi oleh tolakan impeler. Aliran buangnya
sebagian radial dan sebagian lagi aksial, inilah sebabnya jenis pompa ini
disebut pompa aliran campur.
Gambar. 16 Pompa Mixed
Flow (Aliran campur)
I. JENIS – JENIS IMPELLER DAN
PROPELLER
1.
Jenis-jenis
Impeller
a. Radial Impeller
Untuk membantu bentuk sudu-sudu tersebut maka
pada setiap radial impeller
dilengkapi dengan cover plate pada
bagian belakang dan juga kadang-kadang pada bagian depannnya. Cover plate ini juga secara otomatis
menimbulkan kerugian akibat gesekan dengan cairan. Untuk memperbaiki dalam hal
ini meningkatkan efesiensi atau menurunkan nilai NSPH, impeller harus dibuat
beberapa sudu.
Kadang-kadang bentuk radial
impeller harus dibuat sedemikian rupa dengan sedikit mungkin jumlah sudunya
agar tidak merintangi aliran cairan pada impeller penggunaan khusus seperti
untuk memompakan cairan bubur kertas, lumpur, atau cairan yang mengandung
benda-benda padat. Untuk mengatasi hal ini, maka dibuat radial impeller yang
mempunyai sudu satu, dua, tiga buah saja. Impeller jenis ini juga disebut
impeller saluran (channel impeller).
1) Bentuk radial impeller tertutup dan
penggunaannya
a) Radial impeller
dengan sudu dilengkungkan satu kali Penggunaannya : Untuk air bersih dan
sedikit kotor
Gambar. 17 Tampak depan dengan menghilangkan cover plate
b) Radial impeller
dengan sudu dilengkungkan dua kali
Penggunaannya : Untuk air bersih dan sedikit kotor
Gambar. 18 Tampak dari depan menghilangkan cover plate
c) Non clogging impeller dengan sudu/saluran tunggal (single vane impeller)
Penggunaannya : Untuk cairan kotor, lumpur, cairan mengandung
benda-benda padat yang cukup besar, serat yang panjang, juga untuk mengangkut
benda padat yang akan di proses kembali.
Gambar 19 tampak dari
depan menghilangkan cover plate
d). Non clogging impeller
dengan sudu / saluran ganda. Penggunaannya : Untuk
cairan kotor, lumpur, cairan yang mengandung benda-benda padat yang cukup
besar, tapi tidak mengandung serat yang panjang juga tidak mengandung gas.
Gambar. 20 Tampak depan
menghilangkan cover plate
e) Non clogging impeller
dengan sudu/saluran tiga.
Penggunaannya : Untuk cairan kotor, lumpur, cairan yang
mengandung benda-benda padat yang cukup besar, tapi tidak mengandung serat yang
panjang juga tidak mengandung gas.
Gambar. 21 Tampak dari depan dengan menghilangkan cover plate
Sumber:http://ksbforblog.blogspot.com/search/label/IMPELLER%20PADA%20POMPA?max-results=20
2) Bentuk radial
impeller terbuka dan penggunaannya
a) Open impeller dengan sudu tunggal ( Single vane open impeller)
Penggunaannya :
Untuk cairan kotor, lumpur, cairan mengandung benda-benda padat yang cukup
besar, cairan yang mengandung gas.
Gambar. 22 Open impeller dengan sudu tunggal
b) Open impeller dengan sudu ganda
Penggunaannya : Untuk
cairan kotor,lumpur, cairan mengandung benda-benda padat yang cukup besar,
cairan yang mengandung gas.
Gambar. 23 Open impeller dengan sudu ganda
c) Open impeller
dengan sudu tiga
Penggunaannya : Untuk cairan kotor, cairan mengandung
benda-benda padat yang cukup besar, cairan yang mengandung gas.
Gambar. 24 Open impeller
dengan sudu tiga
b.
Mixed Flow Impeller
Tipe
impleller ini dapat dikatakan sama dengan radial
impeller hanya berbeda pada arah alirannya saja. Biasanya impeller ini
dipergunakan untuk memompakan cairan dengan kapasitas besar dengan total head
yang relatif rendah dibandingkan dengan radial impeller tapi lebih tinggi dari axial impeller. Impeller ini dapat
berbentuk terbuka dan tertutup.
1) Mixed flow impeller
tertutup
Penggunaanya : untuk air
bersih dan sedikit kotor
Gambar. 25 tampak dari depan dengan menghilangkan cover plate
2) Mixed flow impeller
terbuka
Penggunaannya : Untuk air bersih dan sedikit kotor
Gambar. 26 Mixed flow
impeller terbuka
c.
Axial Flow Impeller / Propeller
Axial flow impeller
disebut juga propeller dimana dapat dipasang secara tetap atau dapat
diubah-ubah ketika pompa dibuka maupun diubah-ubah pada saat pompa tersebut
dioperasikan. Pompa dengan impeller ini digunakan untuk memompa cairan dengan
kapasitas yang besar tetapi total head
yang dicapai relatif rendah. Contoh penggunaan pompa axial impeller ini adalah
untuk pompa penanggulangan banjir, pompa irigasi, pompa air pendingin
pembangkit tenaga listrik dan lain-lain.
Gambar. 27 Cara kerja pompa Propeller
1) Axial flow impeller
tetap
Penggunaannya : Untuk air bersih dan air kotor
Gambar 28 Axial flow impeller tetap
2) Axial flow impeller
yang dapat diubah-ubah pada saat pompa beroperasi
d.
Spesial Impeller
Selain impeller-impeller yang telah di sebutkan diatas ada juga
impeller dengan tipe-tipe khusus.
1). Non clogging impeller dengan
free floe / vortex
Penggunaannya : Untuk cairan kotor, lumpur, cairan mengandung
benda-benda padat yang cukup besar, serat yang panjang, juga untuk cairan yang
mengandung gas.
Gambar. 29 Non clogging
impeller dengan free floe / vortex
2) star impeller
(impeller pompa denyut)
Penggunaannya : untuk
cairan yang benar-benar bersih dan cairan yang
mengandung gas.
Gambar 30 star impeller (impeller pompa denyut)
3) Peripheral impeller
(Turbine impeller)
Penggunaannya : Untuk cairan yang benar-benar bersih dan cairan
yang mengandung gas. Dipakai untuk kapasitas yang kecil tetapi mempunyai total
head yang tinggi.
Gambar 31 Peripheral impeller (Turbine impeller)
2. Jenis – Jenis
Propeller
a.
Propeller Biasa
1)
Propeller dengan pitch tetap (fixed pitch prop-eller)
Propeller dengan langkah tetap (fixed
pitchpro-peller, FPP) biasa digunakan untuk kapal besar dengan rpm relatif
rendah dan torsi yang dihasilkan tinggi, pemakaian bahan bakar lebih ekonomis,
noise atau getaran minimal, dan ka-vitasi minimal, biasanya di desain secara
indi-vidual sehingga memiliki karakteristik khusus untuk kapal tertentu akan
memiliki nilai effisi-ensi optimum
Gambar 32 fixed pitch propeller
Sumber : Makalah :
Pemakaian Baling-baling bebas, Eko Julianto, 2009
2) Propeller dengan
pitch yang dapat diubah (con-trollable pitch propellers)
Propeller
dengan pitch yang dapat
diubah-ubah, (controllable pitch propeller, CPP) merupakan baling-baling
kapal dengan langkah daun pro-pellernya dapat diubah-ubah sesuai dengan
kebutuhan misal untuk rpm rendah biasa digu-nakan pitch yang besar dan
rpm tinggi digunakan pitch yang pendek, atau dapat digunakan untuk mendorong
kedepan dan menarik kapal mundur ke belakang, sehingga hal ini dapat
menciptakan pemakaian bahan bakar seefektif mungkin.
Gambar 33 Propeller dengan pitch dapat diubah
Sumber : Makalah :
Pemakaian Baling-baling bebas, Eko Julianto, 2009
b.
Azzimuth thrusters
Azimuth
thruster digunkan
untuk mempermudah kapal dalam manuver, namun pemakan alat penggerak
dengan posisi berada di bagian atas sehingga memberi tempat yang lebih lapan
untuk menempatkan penggerak utamanya, baik berupa motor diesel atau
motor listrik.
Gambar. 34 Azzimuth thrusters
Sumber : Makalah :
Pemakaian Baling-baling bebas, Eko Julianto, 2009
c.
Electrical pods
Penggunaan
propulsi motor listrik mulai dari 5 sampai dengan 25 Mwatt, mengantikan
penggu-naan propeller dengan poros dan rudder kon-vensional.
Teknologi Pod, memungkinkan untuk menenpatkan propeller pada
daerah aliran air yang optimal (hydro-dynamically optimised). Pod propeller diadopsi
dari Azimuth Propeller, dengan menempatkan electro motor di dalam
pod diluar dari badan kapal.
Gambar. 35 Electrical pods
Sumber : Makalah : Pemakaian Baling-baling bebas, Eko
Julianto, 2009
d.
Tunnel thrusters
Propeller
yang ditempatkan didalam terowongan ini biasa digunakan
untuk tujuan manuver (Strens/Bow Thruster), sehingga
mempermudah kapal untuk manuver terutama di pelabuhan.
Gambar. 36 Tunnel Thrusters
Sumber : Makalah : Pemakaian Baling-baling bebas, Eko
Julianto, 2009
e.
Waterjets
Propulsi
kapal menggunakan pompa yang me-ngisap air pada bagian depan dan mendorongnya
kebagian belakang sehingga kapal dapat ber-gerak kedepan dengan prinsip
momentum. Peng-gerak ini lebih effisein digunkan untuk kapal dengan kecepatan
diatas 25 knots dengan power engine 50 KWatt sampai 36 MWAtt.
Gambar 37 Water jets
Sumber : Makalah : Pemakaian Baling-baling bebas, Eko
Julianto, 2009
J. KERUGIAN PADA POMPA
Adapun kerugian-kerugian pada pompa diantaranya :
1. Kerugian Tinggi-tekan
Kerugian tinggi-tekan
pada suatu laluan dapat saja disebabkan oleh gesekan maupun turbulensi yang terjadi bila fluida melewati suatu
rintangan, perubahan luas penampang yang tiba-tiba dan lain-lain.
2. Kerugian Akibat Gesekan pada
Laluan
Banyak
rumus-rumus telah diusulkan dan dipakai untuk menentukan kerugian tinggi-tekan yang
disebabkan oleh gesekan fluida yang mengalir melalui satu laluan. Salah satu dari yang paling umum diterima
adalah persamaan Darcy:
ΔH = f (1)
dimana V adalah kecepatan rata-rata fluida feet per detik
L adalah panjang laluan
d adalah diameter pipa
f adalah suatu koefisian empiris yang
tergantung pada angka Reynolds ΔH adalah kerugian tinggi-tekan dalam feet
fluida yang mengalir.
Perbandingan L/d adalah suatu bilangan yang tidak
mempunyai satuan, sehingga setiap satuan yang konsisten dapat dipakai untuk L
dan d.
Harga f untuk
angka Reynolds tertentu dapat diambil dari gambar 2.3. Diagram ini dan persamaan
Darcy dapat digunakan untuk sembarang fluida (cairan atau gas) karena harga f tergantung pada angka Reynolds saja. N, yang selanjutnya dapat dicari untuk sembarang
fluida, ukuran laluan, atau kecepatan.
Bila laluan tidak berbentuk bulat atau laluan itu
mempunyai bentuk cincin (annular) (yakni, bila aliran terjadi antara dua pipa
yang mana satu pipa di dalam pipa yang lain) rdius hidraulik R dapat
dipakai untuk menggantikan d dalam
menghitung angka Reynolds dan dalam persamaan Darcy.
Radius hidraulik = R = (2)
Karena untuk pipa bulat
R = atau d = 4
R (3)
angka Reynold akan menjadi
N (4)
dan persamaan Darcy menjadi
ΔH = f (5)
Hasil-hasil yang diperoleh dengan memakai radius
hidraulik adalah merupakan pendekatan saja karena distribusi kecepatan
sepanjang laluan adalah berbeda dengan distribusi kecepatan pipa bulat. Akan
tetapi, suatu penaksiran yang bagus dari rugi-rugi ini dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus-rumus tersebut.
Bila luasan laluan berubah menurut panjangnya atau bila
laluan itu terbuat dari serangkaian laluan, masing-masing dapat diperhitungkan
secara terpisah dan penurunan tekanan untuk masing-masing bagian ditambahkan
untuk mendapatkan penurunan total.
Bila beberapa laluan disusun secara pararel, penurunan tekanan pada
masing-masing laluan harus sama. Untuk mendapatkan resultante penurunan tekanan
seluruh system, volume aliran yang dilalukan oleh masing-masingnya harus diatur
sedemikian sehingga penurunan tekanan oleh masing-masing laluan menjadi sama.
3. Rugi-rugi Mekanis.
Sebutan rugi-rugi mekanis meliputi rugi-rugi
gesekan pada bantalan-bantalan dan pada kotak paking (packing box).Sulit untuk
menentukan rugi-rugi ini secara tepat, tetapi biasanya rugi-rugi ini diambil
sebesar 2 sampai 4 persen daya kuda rem, angka-angka yang lebih besar dipakai
untuk unit-unit yang lebih kecil. Rugi-rugi ini hampir sangat konstan untuk putaran yang tertentu.
K. PERAWATAN POMPA
Sebuah pompa yang terus-menerus digunakan untuk suatu keperluan membutuhkan
perawatan, sebab dengan perawatan ini diharapkan kita bisa mempertahankan kualitas dari suatu komponen
pompa agar dicapai efisiensi maksimum dari pompa tersebut. Untuk keperluan ini
kita bisa menempuh beberapa cara antara lain :
1)
Inspeksi, yaitu melakukan pemeriksaan terhadap bagian-bagian
pompa mengenai kerusakan dan kemungkinan yang akan terjadi pada sudu-sudu
poros, motor penggerak, dan lain-lain.
2)
Prevenrif, yaitu melakukan perawatan pada komponen-komponen
pompa sesuai dengan prosedur-prosedur dan petunjuk perawatan untuk menghindari
kerusakan, seperti pelumasan, dan lain-lain.
3)
Korektif.
Hal ini bisa dilakukan dengan cara :
a.
Perbaikan,
ini dilakukan untuk komponen pompa yang mengalami kerusakan dan memungkinkan
untuk diperbaiki, serta harganya cukup mahal untuk diganti.
b. Penggantian,
ini dilakukan untuk komponen-komponen pompa yang rusak dan biayanya relatife
murah.
c.
Perawatan Darurat, yaitu perawatan yang dilakukan pada
pompa secara darurat jika terjadi kerusakan, dan melanjutkan operasinya seperti
membersihkan sudu-sudu, dan lai-lain.
L. CARA MEMANCING POMPA
Sebelum pompa beroperasi,maka impeller haruslah
dibenamkan dan pipa isap harus diisi dengan fluida yang akan dipompakan. Pompa
jangan sekali-kali dioperasikan tanpa berisi fluida (dalam keadaan kering)
karena cincin penahan aus cairan yang lewat melalui paking ini. Bila udara
dibiarkan bocor (memasuki) sisi hisap atau kedalam pompa,pompa itu bisa-bisa
berisi udaran dan kehilangan daya pemancingannya,dengan kata lain pemompaan
akan berhenti. Oleh sebab itu adalah perlu untuk menghentikan operasi pompa ini
dan kemudian dioperasikan kembali sesudah dilakukan pemancingan.
Bila impeller dibenamkan dibawah tinggi pompa
air,pekerjaan satu-satunya adalah membuka keran pembuang udara yang ada pada
rumah keong yang maksudnya adalah untuk mengeluarkan udara yang terkurung
didalam pompa tersebut. Pada kebanyakan instalasi pompa ini tidaklah sampai
terbenam (berada) dibawah tinggi muka air,oleh sebab itu haruslah diusahakan
untuk mendapatkan pemancingan yang cukup
Ada tiga sistim pemancingan pompa
yaitu:
1)
dengan memasukkan air kedalam pompa
hisap hingga impeller terisi air
2)
dengan mengeluarkan udara dari dalam
pipa hisap dan dari dalam pompa sehingga air dipaksa naik kedalam pompa oleh
tekanan udara luar pada permukaan cairan yang akan dipompakan
3) dengan
mendesain pompa itu sendiri bersifat dapat memancing diri sendiri dengan kata
lain maka impeller dan pipa hisap terisi cairan memberikan alat-alat yang dapat
mengeluarkan udara yang disertakan dalam pendesainan.
Air dapat dimasukkan kedalam pompa dan pipa hisap dari
reservoir,suplai air yang tersedia atau sumber-sumber air lainnya. Keran
pembuang udara yang ada pada rumah keong haruslah dalam keadaan terbuka sewaktu
air dimasukkan agar pompa terisi penuh oleh air. Bila pipa buang masih tetap
terisi oleh air sesudah pompa dihentikan,pipa langkah (by pass) yang
melangkahkan katup gerbang dapat dipakai untuk tujuan pemancingan ini. Untuk
dapat mempertahankan air untuk mengisi pipa hisap dan pompa sebuah katup searah
atau katup kaki dapat dipasang pada bagian bawah pipa hisap ini. Katup-katup
kaki ini dibuat ukurannya besar untuk membuat kecepatan aliran melalui katup
ini rendah (kira-kira 2 ft/fetik) dan memasang saringan atau tapisan didepannya
agar dapat menyaring kotoran-kotoran yang cenderung untuk menyumbat katup-katup
ini,katup- katup kaki ini biasanya dlapisi dengan kulit atau karet,untuk katup
yang berukuran kecil (3/4 inci – 6 inci) katup ini biasanya mempunyai cutting
(flap) tunggal,untuk yang berukuran sedang (diameternya 7 inci – 16 inci)
mempunyai cuping ganda. Untuk yang berukuran besar adalah cuping jenis cakra
dengan masing-masing pegas dibelakang.
M. CARA PEMASANGAN POMPA
Dalam
merencanakan pemasangan pompa, orang perlumemperhatikan segi- segi yang
menyangkut :
Pemasangan Paralel
Gambar
38 Pemasangan Pompa secara parallel
Sumber :
Dasar-Dasar Pompa dan Perencanaan (Prof. Ir.John.B.Manga)
Pemasangan Paralel
Gambar.
39 Pemasangan Pompa Secara Seri
Sumber :
Dasar-Dasar Pompa dan Perencanaan (Prof.Ir.John.B.Manga)
1) Penempatan
Pompa
Penempatan pompa mendatar harus memperhatikan tiga hal yaitu
letak pompa terhadap permukaan zat cair yang di isap, faktor lingkungan, dan
penempatan instrumentasi.
a. Letak pompa terhadap permukaan zat
cair
Pompa mendatar harus diletakkan sedekat mungkin dengan
tadah isap. Posisinya harus sedemikian rupa hingga tidak memerlukan terlalu
banyak belokan pada pipa isap.
Gambar 40 (a)
Pemasangan Pompa dengan kapas (b) Pemasangan dengan dorongan
Sumber : Soft Dokumen Laboratorium Mesin-Mesin Fluida
2011
b. Faktor lingkungan
Pompa pada
umumnya dipakai didalam gedung. Karena itu, pompa harus ditempatkan di dalam
kamar pompa dan terlindung terhadap terik matahari
Gambar
41 langkah-langkah pengamanan dalam pemasangan pompa kecil mendatar
Sumber : Soft
Dokumen Laboratorium Mesin-Mesin Fluida 2011
c.
Penempatan
Instrumentasi
Alat alat ukur dan instrumentasi
lainnya harus dipasang sedimikian rupa hingga mudah dilihat dan dibaca oleh
operator pompa.
Gambar.
41 (a) Balok dan Letal Pompa (b) Landasan dan Pondasi
Sumber : Soft Dokumen Laboratorium Mesin-Mesin Fluida
2011
2) Pondasi
Dalam
merencankan pondasi pompa perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a)
Kekuatan
Harus
sepenuhnya menyerap getaran pompa dan penggeraknya.
b)
Landasan
Jika
pompa langsung dengan penggerak mula atau digerakkan melalui roda gerinda, maka
semuanya harus dipasang pada satu landasan.
c)
Kedataran
landasan
Agar
landasan dapat duduk mendatar dengan baik pada pondasi, perlu disediakan selah
terbesar 10 – 30 mm.
3)
Urutan Pemasangan
Pemasangan
pompa harus dilakukan dalam urutan yang baik sebagi berikut :
a)
Peletakan
mesin
Pompa dan
motor penggerak harus diletakkan pada pondasi sehingga sumbu poros kedua mesin
tersebut dapat menjadi segaris dan mendatar sempurna. Ganjal diatur tingginya
sehingga sumbu poros-poros mesin menjadi datar dan segaris. Setelah itu aduk
dicor ke dalam lubang pondasi. Pelurusan terakhir harus dilakukan
setelah aduk benar-benar mengeras.
Gambar.
42 Pemasangan Baji
Sumber : Soft Dokumen Laboratorium Mesin Fluida-Fluida 2011
b)
Pelurusan (centering)
Gambar.
43 (a) Pemeriksaan Kelurusan Sumbu (b)
Ketelitian Kelurusan
Sumber : Soft
Dokumen Laboratorium Mesin-Mesin Fluida 2011
Pompa dan
penggeraknya pada umumnya sudah diluruskan diatas satu landasan. Meskipun
demikian, perangkat ini tidak boleh langsung dijalankan setelah dipasang
ditempat, karena landasan yang dipakai umumnya tidak mempunyai kekakuan yang
tinggi.
4) Pemasangan
Pompa Tegak
Cara memasang pompa tegak:
a)
Letak
pompa terhadap permukaan zat cair
b)
Baji
penggajal
Poros pompa tegak lurus disetel kelurusannya dan landasan harus dipasang
mendatar.
c)
Kabel
kedap air
Untuk memberikan
daya motor benam diperlukan kabel kedap air (water proot). Kabel ini dapat
mengalirkan listrik dalam keadaan terbenam tanpa menimbulkan masalah.
Gambar.44.langkah-langkah pemasangan pompa dengan motor berendam
Sumber : Soft
Dokumen Laboratorium Mesin-Mesin Fluida
5) Permasalahan
dan Solusi
Masalah yang
muncul pada pemasangan pompa adalah sebagai berikut :
a. Terjadi deformasi elastic
a. Terjadi deformasi elastic
b. Landasan
tidak dapat duduk dengan baik pada pondasi.
Adapun solusi yang dilakukan sebagai
penanggulangan permasalahan adalah sebagai berikut :
a. Perangkat pompa,
perangkat dan landasan sebaiknya tidak langsung digunakan.
b. Sandaran perlu diberikan celah antara bidang
atas pondasi dan bidang dasar landasan agar landasan dapat duduk dengan baik
pada pondasi
N. PERUBAHAN ENERGI PADA POMPA
Pada saat poma dijalankan tejadi beberapa peubahan
energi yang diuraikan sebagai berikut.
1.
Energi listrik menjadi energi gerak
Energi yang paling pertama terjadi pada pompa adalah energi listrik.Dari
sumber arus listrik ini, dihubungkan dengan motor agar motor dapat berjalan
dimana tegangan yang masuk pada motor juga bervariasi. Misalnya 110-220 volt
tergantung jenis pompa yang digunakan.
2.
Energi mekanik motor menjadi energi mekanik pompa.
Setelah motor dihidupkan akibat adanya energi listrik tadi makanya terjadi
energi mekanik dimana motor dihubungkan dengan impeller maka fluida (cair) yang
terisap masuk kemudian dikeluarkn dengan tekanan.
3.
Energi mekanik menjadi energi kinetis.
Setelah sudu-sudu impeller berputar maka fluida
akan terisap masuk maka selanjutnya akan
mengalir secara radial (oleh gaya sentrifugal) keluar kipas dengan kecepatan
tertentu.
4.
Energi kinetik menjadi energi tekanan.
Karena pada saat fluida keluar dari kipas sebagian besar energi yang
dimiliki fluida adalah energi kinetis,sehingga perlu diadakan perubahan energi
kecepatan menjadi energi tekanan.proses ini terjadi pada rumah keong dimana
dengan bentuk penampang yang bembesar kearah outlet-nya sehingga tekanan pada fluida dapat dinaikkan.
O. KAVITASI
Sebagai pendekatan pompa, orang umumnya
mengandaikan bahwa bila tekanan mutlak dalam suatu titik dalam zat cair
mencapai tekanan uap untuk temperatur bersangkutan, rongga rongga dan gelembung
– gelembung akan terbentuk, rongga – rongga ini akan mengandung uap fluida gas
bebas. Gejala pembentukan rongga dan pecahnya rongga itu disebut dengan
kavitasi, kavitasi yang sudah membahayakan akan mengurangi unjuk kerja pompa
atau menambah rugi – rugi mekanik dan menjadi berisik, meningkatkan getaran dan
mengkorosikan logam dari impeller. Akan ada sebagian titik dalam zat
cair didalam pompa dimana tekanan minimum umumnya didaerah sparasi aliran dan
begitu tekanan sekeliling berkurang, tekanan uap akan tercapai dan kavitasi
dimulai dititik tersebut. Sehubungan dengan kondisi ini akan terjadi mutlak yang
tetap dibagian muka masukan pompa untuk debit tertentu melalui pompa itu :
1. Faktor Penyebab Kavitasi
a) Tekanan hisap ( Hs ) terlalu
tinggi
b) Penampang pipa ( poros impeller )
terlalu kecil
c) Adanya getaran dan lekukan pada
pipa hisap
d) Kecepatan putaran impeller lebih
besar dari kecepatan aliran fluida
e) Temperatur fluida yang terlalu
tinggi
Gambar.
45 Timbulnya Kavitasi
Sumber : www.bing.com
2. Pengaruh kavitasi
a) Terjadinya erosi dan korosi pada
bagian dimana kavitasi terjadi sehingga elemen – elemen pompa menjadi rusak
b) Perubahan energi kecepatan
menjadi energi tekan oleh sudu – sudu menjadi kurang sempurna dan akibatnya
effisiensi akan turun
c) Terjadi gesekan pada sudu – sudu
impeller
3. Cara Mencegah Kavitasi
Kavitasi juga menyebabkan suara yang
berisik, getaran, korosi yang disebabkan karena adanya reaksi kimia gas-gas dan
logam, dan juga dapat menyebabkan performansi pompa akan menurun secara
tiba-tiba sehingga pompa tidak dapat bekerja dengan baik. Cara-cara yang bisa digunakan untuk menghindari
terjadinya kavitasi antara lain :
a)
Tekanan
sisi isap tidak boleh terlalu rendah Pompa tidak boleh diletakkan jauh di atas
permukaan cairan yang dipompa sebab menyebabkan head statisnya besar.
b)
Kecepatan
aliran pada pipa isap tidak boleh terlalu besar. Bagian yang mempunyai
kecepatan tinggi maka tekanannya akan rendah. Oleh karena itu besarnya
kecepatan aliran harus dibatasi, caranya dengan membatasi diameter pipa isap
tidak boleh terlalu kecil.
c) Menghindari instalasi berupa belokan-belokan tajam Pada
belokan yang tajam kecepatan aliran fluida akan meningkat sedangkan tekanan
fluida akan turun sehingga menjadi rawan terhadap kavitasi.
d) Pipa isap dibuat sependek mungkin, atau dipilih pipa isap
satu nomer lebih tinggi untuk mengurangi kerugian gesek.
e) Tidak menghambat aliran cairan pada sisi isap.
f) Head total pompa harus sesuai dengan
yang diperlukan pada kondisi operasi sesungguhnya.
P.
SURGING DAN CARA PENCEGAHANNYA
Surging
adalah gejalah berubah-ubahnya kapasitas sehingga merupakan suatu pulsasi
(berdenyut-denyut) dan mengakibatkan pompa mengalami keadaan yang tidak
stabil. Jika kebutuhan system bertambah, sedang
putaran pompa konstan maka akan memberikan kapasitas yang lebih besar sedang
tekanan Head menurun. Dengan demikian
maka keadaan kerja pompa dari D bergeser ke kanan, kearah B.
Gambar. 46 Surging
Sumber: Dasar Pompa dan Perencanaan Pandang 1990., by John B.
Manga UNHAS Ujung Pandang
Beberapa pompa sentrifugal mempunyai
kelengkungan head (H) yang menanjak dan beberapa lagi yang mempunyai
kelengkungan yang menurun . Jika kapasitas (Q) mengecil mendekati nol , dalam
suatu keadaan tertentu sebuah pompa sentrifugal dapat mengalami keadaan yang
stabil dimana kapasitas berubahj-ubah sehingga merupakan suatu siklus pulsasi
(berdenyut-denyut) gejala ini di sebut surging
.
Misalnya pompa sedang mengisi sebuah
tangki atau sedang mengalirkan cairan dalam suatu sistem . Jika kebutuhan
system bertmbah sedang putaran pompa konstan maka pompa akan memberika
kapasitas yang lebih besar , sedangkan tekanan menjadi menurun dengan demikian
maka keadaan kerja pompa akan bergeser . Kalau boleh disederhanakan, fenomena ini
mirip dengan fenomena kavitasi ,dimana kapasitas flow di inlet lebih
rendah daripada yang disyaratkan (biasanya pada performance curve compressor disertakan surginlimitline). Surge
adalah fenomena dari suatu system yg terjadi karena adanya pemisahan aliran (flow separation) disebabkan oleh
kecepatan gas yang rendah (low gas
velocity) dimanapun didalam suatu bagian pompa (inlet guide vane , impeller atau diffuser).Karena suatu sistem proses menhendaki head yang lebih maka flow akan berkurang yang menyebabkan
terjadi flow separation.Pada surge flow ini kecepatan aliran fluida
pada impeller akan turun sedemikian rendah sehinggan menghasilkan penurunan
head pada impeller tersebut.
Cara mengatasi surging adalah :
1. Pipa
isap dibuat sependek mungkin serta mengurangi belokan-belokan agar kerugian gesek dari fluida bisa dikurangi.
2.
Pipa isap dibenamkan agak dalam agar
tidak ada udara yang masuk terisap dalam pompa.
3. Dengan
memasang katup pengatur aliran air.
Q. EFEK WATER
HAMMER DAN CARA PENCEGAHANNYA
Bila kecepatan aliran massa
air di dalam saluran pipa dikurangi atau dihentikan sama sekali, maka akan
menimbulkan kenaikan tekanan di dalam pipa tersebut. Tekanan ini terjadi karena
adanya kejutan aliran akibat perubahan energi kinetis massa air yang mengalir
menjadi energi regangan. Fenomena ini dikenal dengan nama pukulan air (water hammer). Energi regangan yang
terjadi disamping diserap oleh massa air, juga diserap oleh dinding pipa untuk
proses kompresi baik secara longitudinal maupun secara tangensial. Proses kompresi ini menjalar disepanjang pipa
sebagai gelombang tekanan dan bergerak dengan kecepatan gelombang suara melalui
medium air di dalam saluran pipa.
Kenaikan tekanan yang
menimbulkan kompresi pada dinding saluran pipa dapat menyebabkan saluran pipa
pecah. Karena itu perlu dibangun suatu konstruksi instalasi pipa yang dapat
mengurangi kenaikan tekanan, sehingga efek water
hammer yang mungkin timbul dapat dikurangi.
Di dalam membahas
proses terjadinya water hammer
berarti harus membahas mengenai perjalanan gelombang tekanan melalui medium air
di dalam saluran pipa. Pada gambar akan dijelaskan proses penjalaran gelombang tekanan
tersebut untuk kasus penutupan katup secara tiba-tiba.
Gambar. 47 Efek
Water Hammer
Sumber : www.bing.com
Keterangan
1.
Gambar (a)
Air di dalam reservoir mengalir ke dalam pipa masih dalam keadaan sempurna
dimana kecepatan aliran konstan karena tidak ada perlakuan
2.
Gambar (b)
Terjadi
penutupan secara tiba-tiba sehingga kecepatan aliran sama dengan nol di daerah
dekat katup. Tekanan juga akan
bertambah serta gelombang akan dapat menuju reservoir
3.
Gambar (c)
Tekanan balik yang terjadi akan terus
bertambah memenuhi seluruh pipa sehingga gelombang awal yang terjadi pada pipa
bertambah sampai memenuhi pipa dan kecepatan dalam pipa menjadi sama dengan nol
4.
Gambar (d)
Gelombang yang memenuhi pipa akan
bertambah dan kecepatan aliran gelombang tertentu menuju kearah sumbu
penutupan dan berakhir pada waktu t = 21/c dan gerakan gelombang balik mengakibatkan adanya aliran yang ditekan
menuju reservoir dengan kecepatan.
5.
Gambar (e)
Gelombang tersebut akan terus kearah sumbu penutupan sampai
batas waktu tertentu sehingga menekan air
untuk kembali ke reservoir dengan
kecepatan Vo menuju keadaan stabil
6. Gambar (f)
Gelombang yang
telah sampai ke sumber penutupan akan mengalami osilasi kebawah, dimana V = Vo , V = O. Terjadi kembali kearah sekitar sumber penutupan.
Hal ini akan berlangsung sampai tekanan air akan mencapai keadaan
stabil.
Untuk kasus
sederhana pada peristiwa water hammer,
dapat dilihat pada gambar diatas yaitu ketika katup ditutup secara tiba-tiba.
Pada waktu Dt
katup ditutup, gelombang tekanan meningkat hingga pada titik x = c Dt
dimana c adalah gelombang kecepatan. Gelombang merambat dengan kecepatan V0
dan air bergerak perlahan. Tekanan pada daerah 0-X akan meningkat secara
signifikan dan diameter pipa akan meningkat tegangannya. Tekanan fluida akan
meningkat karena dikompresi. Energi tegangan dalam pipa tidak terjadi terus
menerus dan akan menimbulkan gaya bolak balik aliran dalam reservoir akibat
penutupan katup secara tiba-tiba dalam arah tekanan radiasi. Gelombang akan
kembali ke katup dengan kecepatan c gambar d dan e = 21/c(T) gbr e. Selanjutnya
gelombang tekanan akan mengalami penurunan dan mengikuti reservoir dan seluruh
rangkaian akan diulang kembali. Dalam kenyataannya gesekan meredam osilasi.
Kerusakan dan pencegahan efek water hammer :
1. Kerusakan
karena benturan air
a.
pompa dan katup dapat pecah karena lonjakan tekanan
pada waktu terjadi bentturan air
b.
pipa dapat kempis karena tekanan negatif (tekanan
vakum) yang terjadi didalam pipa belakang pompa atau katup
c.
jika putaran balik dari pompa tidak dapat dicegah dapat
timbul kerusakan akibat putaran air
2. Pencegahan
benturan air
a. untuk
menghindari tekanan negatif dan pemisah kolom zat cair,dapat digunakan tiga
cara yaitu pada gaya ,laluan fluida danntangki peredam
b. pencegahan
lonjakan tekanan
1.
penutupan lambat
2.
pelepasan tekanan.
Disini
digunakan katup pelepas kenaikan tekanan didalam pipa penutupan cepat. Biasanya
katup cegah mengalami kelambatan dalam penutupan pada waktu terjadi aliran
balik. Untuk itu ada katup yang mempunyai pemberat atau pegas.Dengan demikian
katup akan tutup secara paksa sesaat sebelum terjadi aliran balik.
R. KAPASITAS DAN KURVA KAPASITAS/POMPA
Kurva
performansi bermanfaat untuk menggambarkan beberapa parameter unjuk kerja dari
pompa yang antara lain:
1.
Besarnya head terhadap flow rate
2.
Besarnya efisiensi terhadap flow rate
3.
Besarnya daya yang dibutuhkan terhadap flow rate
4.
Besarnya NPSHr terhadap flow rate
5.
Besarnya minimum stable continuous flow
Gambar.
48 Performance Curve (Kurva
perfomansi yang menunjukkan pengaluran data-data head, flow rate,
efisiensi, dan kebutuhan daya)
S. JENIS
PEMAKAIAN POMPA DI INDUSTRI
1)
Pemasangan
Pompa Pada Rumah Sakit
Industri rumah sakit
khususnya di Indonesia yang semakin meningkat, sejalan dengan perkembangan
teknologi sehingga hampir semua rumah sakit telah menggunakan pompa sebagai
sarana pendukung untuk penyediaan sumber air.
Gambar 49. Pusat
kendali pompa pada rumah sakit
Pembangunan sebuah hospital menempati rangking teratas dalam
hal komplesitasnya bila dibandingkan dengan public building yang lain (hotel,
perkantoran, kampus dll), untuk itu diperlukan pemahaman yang sama pada tim
yang terlibat dalam proses pembangunan sebuah hospital, Instalasi pipa air bersih, hydrant, air kotor, dan air panas harus
dibuatkan shaft tersendiri, terpisah dengan shaft listrik dan jalur pipa
condenser ac dan medical gas) dilengkapi kategori perbedaan warna dan diskripsi
pada masing-masing pipanya.
Pada rumah sakit membutuhkan debit aliran yang besar sesuai
dengan kebutuhan, dan terkadang debit yang dibutuhkan berubah-ubah, misalnya
kebutuhan pada pagi hari sangat besar dibandingkan dengan kebutuhan pada malam
hari, maka dibutuhkan instalasi pemasangan pipa dan pompa secara paralel. Hal
ini diaggap lebih menguntungkan karena pada saat kebutuhan air yang kurang,
maka penggunaan pompa dapat dikurangi, misalnya cukup menggunakan tiga buah
atau dua buah pompa saja.
Gambar. 50 Pemasangan
pompa susunan seri
2)
Pemasangan
Pompa Pada Hotel
Gedung bertingkat dapat dipakai sebagai sarana
tempat tinggal, hotel, pusat-pusat perbelanjaan dan lain-lain. Gedung-gedung
ini tentu memerlukan berbagai sarana pendukung diantaranya adalah sarana
penyediaan sumber air yang dapat dilayani oleh pompa.
Gambar. 51 Pembangunan Hotel dan Instalasi
pemipaan air hotel Arya Duta
Dalam hal ini akan dirancang sebuah pompa yang akan
digunakan untuk melayani gedung bertingkat. Sumber air yang digunakan pada
hotel Aryaduta Medan ini adalah air dari perusahaan air minum PDAM dan air
bawah tanah ( dari pompa sumur dalam ). Air ini terlebih dahulu ditampung pada
reservoir bawah dan kemudian dikirim ke reservoir atas. Pompa adalah mesin yang
mengkonversikan energi mekanik menjadi energi tekanan. Menurut beberapa
literatur terdapat beberapa jenis pompa, namun yang biasa digunakan pada hotel
ialah jenis pompa sentrifugal. Pompa yang dirancang ini akan dimodelkan dan
disimulasikan dengan menggunakan CFD FLUENT v 6.1.22 yang kemudian akan
dibandingkan dengan performansi yang dihasilkan secara perhitungan manual.
Dalam hal ini CFD FLUENT sangat mempermudah untuk menyesuaikan sesuai dengan
kondisi nyata. Lalu kesimpulannya Berdasarkan dari hasil karakteristik pompa
yang telah dibuat dengan bentuk impeler dan putaran pompa yang sama, dapat
disimpulkan bahwa besar Kapasitas ( Q ) berbanding terbalik dengan besar Tinggi
tekan ( H ). Semakin besar kapasitas maka semakin kecil tinggi tekannya, atau
sebaliknya semakin kecil kapasitas maka semakin besar tinggi tekannya dan
kemampuan head yang mampu dilayani pompa berdasarkan simulasi lebih besar dari
hasil perhitungan.
Cara pemasangan pompa :
1.
Marking
lokasi (penentuan jarak konsumen)
2.
Pemasangan
instalasi pemipaan, dengan memperhatikan jarak ketinggian lokasi.
3.
Pemasangan
Pompa dengan jenis sentrifugal pump atau pompa hidram (dengan susunan seri /
tunggal sesuai dengan data konsumen)
4.
Pemasangan
dengan penggerak mula, biasanya menggunakan turbin air/motor listrik
5.
Running
test pompa.
T. POMPA
AQUARIUM
Pompa
air aquarium memiliki kinerja daya hisap dan semprot air yang berbeda-beda. Hal
ini sesuai dengan daya yang mampu dihasilkan oleh masing-masing motor pemutar
pada pompa aquarium tersebut. Pada pembahasan kali ini, akan dibahas salah satu
jenis pompa air akuarium yaitu pompa air jenis SP-900 yang dibuat oleh
PT.Resun, China.
Pompa air SP-900
memiliki spesifikasi sebagai berikut :
a) Tegangan
catu daya 220 Volt / AC, dengan frekuensi AC 50Hz (hal ini sesuai dengan catu
daya yang disediakan oleh Perusahaan Listrik Negara).
b) Daya
yang dikonsumsi sebesar 5 Watt.
c) Volume
air yang dapat dihasilkan sebanyak 300 Liter / jam.
Pompa
air aquarium SP-900 ini dapat menghisap air jika pompa tersebut berada didalam
air, sebab bagian untuk menghisap airnya disimpan / berada pada samping pompa
yang telah dilengkapi dengan filter. Oleh karena itu, tidak dapat menyimpan
pompa ini diatas permukaan air. Pompa udara kecil
digunakan di akuarium untuk memompa udara melalui tabung tipis untuk penyaring,
ke perangkat mengaerasi, atau ke sebuah powered
ornamen udara. Ketika akuarium Anda memiliki
BIO-Wheel, sepenuhnya akan
menganginkan air, dan perangkat mengaerasi seperti batu-gelembung udara dan
tongkat yang berlebihan dan tidak diperlukan untuk menganginkan air.
Gambar. 52 Pompa
Aquarium
Jadi gunakan hanya untuk pompa udara adalah untuk
meningkatkan penampilan akuarium dengan menyimpan udara, gelembung-tongkat,
atau ornamen bertenaga udara seperti penyelam atau peti harta karun yang
membuka dan menutup. Kami menganggap pompa
udara menjadi hiasan dan tidak peralatan akuarium penting.
Garis udara tabung yaitu sekitar 1 / 4 "diameter menghubungkan
pompa udara ke perangkat, seperti yang dijelaskan dalam paragraf sebelumnya,
yang menggunakan udara.
U. POMPA LUMPUR, MINYAK DAN HIDRAM
1.
Pompa
Lumpur
Pompa lumpur adalah suatu alat untuk memompakan cairan
dengan mengubahtenaga mekanis menjadi tenaga hidrolis. Pompa
Lumpur berfungsi untuk mensirkulasikan lumpur pemboran dari tangki lumpur
sampai dasar lubang, melalui discharge
line, stand pipe, Rotary Hose, rangkaian bor, bit, dan selanjutnya keluar
dari dasar lubang ke permukaan melalui annulus lubang bor sampai masuk ke dalam
tangki lumpur kembali.
Gambar. 53 Pompa
Lumpur
2.
Pompa
Minyak (Fuel Pump)
a)
Cara
Kerja Fuel Pump
Pompa bahan bakar digunakan untuk memasok bahan bakar ke
sistem injeksi bahan bakar atau karburator, tergantung tahun kendaraan.
kendaraan yang lebih tua menggunakan pompa bahan bakar mekanis untuk memberikan
bahan bakar bertekanan rendah ke karburator, sedangkan kendaraan dengan sistem
injeksi memerlukan pompa listrik yang digunakan untuk menghasilkan bahan bakar
bertekanan tinggi yang diperlukan untuk membuat sistem bekerja dengan efisien.
sistem bahan bakar injeksi lebih efisien dibandingkan dengan sistem bahan bakar
karburator dan dapat beroperasi dengan baik dalam kondisi ekstrim, selain itu
juga lebih dapat diandalkan saat start up.
b)
Tipe – Tipe Pompa Minyak ( Fuel Pump )
1)
Typical Electric Fuel Pump
Sederhananya, tujuan
dari sebuah pompa bahan bakar adalah untuk menarik bahan bakar dari tangki
bahan bakar kemudian mengirimkannya ke sebuah injektor bahan bakar atau
karburator. Mesin kendaraan beroperasi dengan cara pompa mekanis atau melalui
sistem injeksi.
Gambar. 54 Typical
Electric Fuel Pump
2)
Typical Fuel Injection System
Gambar.
55 Typical Fuel Injection System
3.
Pompa
Hidram
Pompa Hydraulic ram (Hydram)
adalah pompa air dijalankan dengan tenaga air itu sendiri. Bekerja seperti
transformator hidrolik dimana air yang masuk kedalam pompa, yang mempunyai “hydraulic head” (tekanan)
dan debit
tertentu, menghasilkan air dengan hydraulic
head yang lebih tinggi namun dengan debit yang lebih kecil. Pompa ini
memanfaatkan “Water
hammer effect” untuk menghasilkan tekanan yang memungkinkan
sebagian dari air yang masuk memberi tenaga kepada pompa, diangkat ke titik
lebih tinggi dibandingkan head awal
air tersebut.
Gambar
56. Pompa Hidram
Pompa Hydram ini sangai sesuai untuk
digunakan di daerah terpencil, dimana terdapat sumber air yang mempunyai head
rendah, serta diperlukan memompa air kelokasi pemukiman yang mempunyai
elevasi lebih tinggi dari sumber air tersebut.Pada kondisi seperti inilah
pompa hydram menjadi sangat bermanfaat sekali, karena pompa ini tidak
membutuhkan sumber daya lain selain energi kinetik dari air yang mengalir itu
sendiri.
Cara kerja pompa ini
adalah sebagai berikut: Air
mengalir dari sumber air (3) melalui saringan (4) dan drive pipe (2) ke dalam rumah pompa (5). Sebagian air terbuang
keluar melalui waste valve (1) sampai
air memenuhi rumah pompa (5) . Ketika rumah pompa sudah penuh
dengan air dan air mampu mendorong waste
valve hingga menutup, maka air masuk kedalam air chamber (7) melalui delivery valve (6). Ketika ketinggian
air didalam air chamber lebih tinggi dari kedudukan check valve (9), maka udara yang berada didalam air chamber tertekan sehingga
menimbulkan “Water hammer efect”
dan menekan air kebawah sehingga delivery valve tertutup dan air terdorong
keluar melalui check valve (9) dan delivery pipe (8). Sementara itu didalam
rumah pompa (5) waste valve (1)
membuka kembali akibat berat dari valve itu sendiri, sehingga sebagian air
didalam rumah pompa (5) terbuang keluar melalui waste valve (1) dan air mengalir kembali dari sumber air (3)
kedalam rumah pompa (5) sampai akhirnya mampu mendorong kembali waste valve (1) sehingga tertutup lagi
dan air masuk kedalam air chamber (7). Demikian siklus tersebut terjadi
berulang-ulang sehingga terjadi proses pemompaan dari sumber air ketempat yang
lebih tinggi dari sumber air tersebut.Pada pompa hydram diameter dari delivery pipe harus lebih kecil dari drive pipe, dan berat dari waste walve diatur sedemikian rupa
sehingga tidak terlalu berat maupun terlalu ringan. Apabila waste valve terlalu berat, maka aliran
air tidak akan mampu mendorong waste
valve agar menutup sehingga air hanya lewat saja langsung terbuang keluar.
Apabila waste valve terlalu ringan
maka ketika aliran air ke dalam air chamber baru berlangsung sebentar waste valve sudah menutup kembali
sehingga terjadinya water hammer efect
tidak optimal dan akan berpengaruh terhadap kinerja dari pompa. yang perlu
diperhatikan adalah penyesuaian diameter pompa dengan debit air. Untuk
mengoptimalkan tekanan semakin besar debit air, diameter pompa semakin besar
pula.
V. TABUNG TEKAN / TANGKI TEKAN
Tangki tekan merupakan tabung yang akan
diisi udara pada bagian atasnya, sedangkan di bagian bawahnya berhubungan
langsung dengan sis keluaran pompa sehingga air dapat masuk ke dalamnya.
Desakan air inilah yang akan memampatkan udara yang berada di atasnya sehingga
volume udara mengecil dan tekanan naik yang dapat mengakibatkan tekanan di sisi
keluaran pompa naik. Bila telah dicapai tekanan setting tertingginya, maka
pressure switch akan memutus arus menuju motor sehingga pompa mati. Bila air
dipakai lagi, maka air yang berada dalam tangki tekan akan berkurang sehingga
udara yang berada di atasnya akan mengembang (volumenya bertambah) dan tekanan
tangki turun terus sampai pada tekanan setting terrendahnya yang menyebabkan
pressure switch akan berkontak kembali, arus listrik mengalir ke motor dan
pompa bekerja kembali. Dengan demikian waktu antara stop dan start kembalinya
motor bergantung pada setting pressure switch dan volume udara yang berada
dalam tangki. Makin banyak udara dalam tangki, waktu antara start stop akan
semakin lama yang berarti semakin jarang pula frekuensi start stop. Dengan kata
lain kalau diinginkan start stop pompa yang jarang, untuk meningkatkan umur
motor beserta pressure switch, pilihlah tangki tekan yang ukuran atau volumenya
lebih besar. Berikut ini contoh dua pompa dengan ukuran tangki tekan yang
berbeda. Sebelah kiri memiliki tangki tekan dengan ukuran yang lebih besar.
Gambar. 57 tabung tekan
Sumber : www.bing.com
Dalam operasinya tentu
saja pompa sebelah kiri akan lebih jarang start stop dibanding pompa sebelah
kanan. Namun demikian kita tidak perlu kurang akal untuk menjarangkan frekuensi
start stop pompa sebelah kanan, misalnya dalam kasus yang kita miliki sudah terlanjur
seperti pompa sebelah kanan. Caranya adalah dengan membeli tangki tekan
tambahan dengan ukuran yang kita inginkan dan memasangnya pada saluran pipa
keluar pompa. Tentu saja kita butuh sambungan T yang relevan. Adanya tambahan
tangki tekan mengakibatkan volume udara bertambah sehingga waktu yang
dibutuhkan untuk memanpatkan dan mengembangkan menjadi lebih lama.
Untuk menghindari
kavitasi pada pompa sentrifugal, tekanan fluida pada semua titik dalam pompa
harus dipertahankan diatas tekanan jenuh. Jumlah yang digunakan untuk
menentukan supaya tekanan zat cair yang dipompa mampu mengindari
kavitasi adalah tinggi tekan hisap dikenal dengan NPSH (Net Positive Suction
Head).
NPSH yang
tersedia (NPSHa) adalah
perbedaan antara tekanan hisap pompa dengan tekanan jenuh ketika zat cair
dipompa.
Gambar 58. Grafik NPSH
Sumber : http://www.agussuwasono.com
NPSH yang
dibutuhkan (NPSHr) adalah NPSH minimum untuk menghindari kavitasi Kondisi yang
harus ada untuk menghindari kavitasi adalah bahwa NPSH yang tersedia harus
lebih besar atau sama dengan NPSH yang dibutuhkan, secara matematis dapat
dititunjukan sebagai berikut:
NPSHa ≥ NPSHr
Rumus untuk NPSHa adalah sebagai
berikut
NPSH = P hisap – P jenuh
Kalau
kita perhatikan sistem distribusi air bersih di rumah-rumah di sekitar tempat
kita, kebanyakan memakai tangki gravitasi (elevated tank). Memang banyak
keuntungannya, antara lain konstruksinya sederhana dan murah. Namun sebenarnya
juga memiliki kekurangan antara lain kalau tidak diberi akses yang baik,
mengurasnya susah dan kadang airnya suka tumpah bila sistem kontrolnya tidak
baik. Disamping itu untuk kepuasan mandi, kalau memakai shower misalnya,
dibutuhkan ketinggian tangki yang memadai sehingga bisa berakibat mahal biaya
konstruksinya dan semakin susah memeliharanya. Pada suatu ketika kebutuhan kita
sampai pada masalah pemuasan tersebut sehingga kita butuh instalasi air yang
bertekanan cukup tinggi, mudah dipelihara dan cantik dilihat. Untuk menjawab
kebutuhan kita tersebut solusinya adalah tangki tekan dengan volume yang cukup
besar, misalnya 1 m3 (meter kubik) atau lebih, seperti terlihat pada gambar
berikut:
Gambar. 59 Tangki Tekan
Sumber : http://www.agussuwasono.com
Dari
gambar tersebut nampak bahwa secara arsitektural tangki cukup indah dengan
pompa yang pasti jarang start stop karena volume tangki cukup besar. Disamping
itu kepuasan kita dapat terpenuhi dengan memilih tekanan kerja dan pompa yang
memadai. Selain itu kita bisa pula menggabungkan tangki tersebut sebagai tangki
penyimpan air hangat yang tersambung dengan kolektor surya misalnya, seperti
nampak pada gambar berikut:
Gambar. 60 Tangki Tekan
Sumber : http://www.agussuwasono.com
Dengan demikian selain kebutuhan air hangat dapat dipenuhi melalui
pemanfaatan energi surya yang jelas lebih alami dan hemat energi, kepuasan
tentang tekanan kerja juga dapat dipenuhi. Yang perlu dicatat adalah
untuk keindahan dan kepuasan tentu saja butuh investasi yang lumayan tinggi.
X. PERSAMAAN BERNOULLI
Sebelumnya kita
telah belajar mengenai prinsip
Bernoulli. Bernoulli juga mengembangkan prinsipnya itu secara
kuantitatif. Untuk menurunkan persamaan Bernoulli, kita anggap aliran fluida
tunak & laminar, tak-termampatkan alias tidak bisa ditekan, viskositas
alias kekentalannya juga kecil sehingga bisa diabaikan.
Pada
pembahasan mengenai Persamaan Kontinuitas, kita sudah belajar bahwa laju aliran
fluida juga dapat berubah-ubah tergantung luas penampang tabung alir.
Berdasarkan prinsip Bernoulli yang dijelaskan di atas, tekanan fluida juga bisa
berubah-ubah tergantung laju aliran fluida tersebut. Selain itu, dalam
pembahasan mengenai Tekanan Pada Fluida (Fluida Statis), kita juga belajar
bahwa tekanan fluida juga bisa berubah-ubah tergantung pada ketinggian fluida
tersebut. Nah, hubungan penting antara tekanan, laju aliran dan ketinggian
aliran bisa kita peroleh dalam persamaan Bernoulli. Persamaan bernoulli ini
sangat penting karena bisa digunakan untuk menganalisis penerbangan pesawat,
pembangkit listrik tenaga air, sistem perpipaan dkk.
Gambar. 61 Aliran
dalam Pipa
Sumber :
http://www.gouldspumps.com/cpf_0011.html
Agar persamaan Bernoulli yang akan kita turunkan berlaku secara
umum, maka kita anggap fluida mengalir melalui tabung alir dengan luas
penampang yang tidak sama dan ketinggiannya juga berbeda (lihat gambar di
bawah). Untuk menurunkan persamaan Bernoulli, kita terapkan teorema usaha dan energi
pada fluida dalam daerah tabung alir (ingat kembali pembahasan mengenai usaha
dan energi). Selanjutnya, kita akan memperhitungkan banyaknya fluida dan usaha
yang dilakukan untuk memindahkan fluida tersebut.
Warna buram dalam tabung alir pada
gambar menunjukkan aliran fluida sedangkan warna putih menunjukkan tidak ada
fluida. Fluida pada luas penampang 1 (bagian kiri) mengalir sejauh L1
dan memaksa fluida pada penampang 2 (bagian kanan) untuk berpindah sejauh L2.
Karena luas penampang 2 di bagian kanan lebih kecil, maka laju aliran fluida
pada bagian kanan tabung alir lebih besar (Ingat persamaan kontinuitas). Hal
ini menyebabkan perbedaan tekanan antara penampang 2 (bagian kanan tabung alir)
dan penampang 1 (bagian kiri tabung alir) – Ingat prinsip Bernoulli. Fluida
yang berada di sebelah kiri penampang 1 memberikan tekanan P1 pada
fluida di sebelah kanannya dan melakukan usaha sebesar :
Pada penampang 2 (bagian kanan tabung alir), usaha yang
dilakukan pada fluida adalah :
W1 = – p2 A2 L2
Tanda
negatif menunjukkan bahwa gaya yang diberikan berlawanan dengan arah gerak.
Jadi fluida melakukan usaha di sebelah kanan penampang 2.
Di samping itu, gaya gravitasi juga melakukan usaha pada
fluida. Pada kasus di atas, sejumlah massa fluida dipindahkan dari penampang 1
sejauh L1 ke penampang 2 sejauh L2, di mana volume fluida
pada penampang 1 (A1L1) = volume fluida pada penampang 2
(A2L2). Usaha yang dilakukan oleh gravitasi adalah :
W3 = – mg (h2 – h1)
W3 = – mgh2 + mgh1
W3 = mgh1 – mgh2
Tanda negatif disebabkan karena fluida mengalir ke atas,
berlawanan dengan arah gaya gravitasi. Dengan demikian, usaha total yang
dilakukan pada fluida sesuai dengan gambar di atas adalah :
W = W1 + W2 + W3
W = P1A1L1 – P2A2L2
+ mgh1 – mgh2
Teorema usaha-energi menyatakan bahwa usaha total yang dilakukan
pada suatu sistem sama dengan perubahan energi kinetiknya. Dengan demikian,
kita bisa menggantikan Usaha (W) dengan perubahan energi kinetik (EK2
– EK1). Persamaan di atas bisa kita tulis lagi menjadi :
W = P1A1L1 – P2A2L2
+ mgh1 – mgh2
EK2 - EK1 = P1A1L1
– P2A2L2 + mgh1 – mgh2
½ mv22 – ½ mv12 = P1A1L1
– P2A2L2 + mgh1 – mgh2
Ingat bahwa massa fluida yang mengalir sejauh L1 pada
penampang A1 = massa fluida yang mengalir sejauh L2
(penampang A2). Sejumlah massa fluida itu, sebut saja m, mempunyai
volume sebesar A1L1 dan A2L2, di
mana A1L1 = A2L2 (L2
lebih panjang dari L1).
Sekarang kita subtitusikan alias
kita gantikan m pada persamaan di atas :
Gambar.
62 Persamaan Bernoully
Sumber :
http://www.gouldspumps.com/cpf_0011.html
Persamaan ini bisa juga ditulis
dalam bentuk seperti ini :
Ini
adalah persamaan Om Bernoulli. Persamaan om Bernoulli ini kita turunkan
berdasarkan prinsip usaha-energi, sehingga merupakan suatu bentuk Hukum
Kekekalan Energi
Keterangan
:
Ruas kiri dan ruas kanan pada
persamaan Bernoulli di atas bisa mengacu pada dua titik di mana saja sepanjang
tabung aliran sehingga kita bisa menulis kembali persamaan di atas menjadi :
Persamaan ini menyatakan bahwa jumlah total antara besaran-besaran dalam
persamaan mempunyai nilai yang sama sepanjang tabung alir. Sekarang mari kita
tinjau persamaan Bernoulli untuk beberapa kasus.
1)
Persamaan Bernoulli Pada Fluida Diam
Kasus khusus
dari persamaan Bernoulli adalah untuk fluida yang diam (fluida statis). Ketika
fluida diam alias tidak bergerak, fluida tersebut tentu saja tidak punya
kecepatan. Dengan demikian, v1 = v2 = 0. Pada kasus
fluida diam, persamaan Bernouli bisa kita rumuskan menjadi :
2) Persamaan
Bernoulli Pada Tabung Alir Atau Pipa Yang Ketinggiannya Sama
Jika ketinggian
tabung alir atau pipa sama, maka persamaan Bernoulli bisa dioprek menjadi :
Y. TABEL A.1
KERAPATAN DAN KEKENTALAN AIR PADA
1 atm
T,
oC
|
,
kg/m3
|
,
(N.s)/m2
|
v,
m2/s
|
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
|
1000
1000
998
996
992
988
983
978
972
965
958
|
1.788 E–3
1.307 E–3
1.003 E–3
0.799 E–3
0.657 E–3
0.548 E–3
0.467 E–3
0.405 E–3
0.355 E–3
0.316 E–3
0.283 E–3
|
1.788 E–6
1.307 E–6
1.005 E–6
0.802 E–6
0.662 E–6
0.555 E–6
0.475 E–6
0.414 E–6
0.365 E–6
0.327 E–6
0.295 E–6
|
Z. BAGIAN-BAGIAN UTAMA POMPA
Secara umum bagian-bagian utama pompa
sentrifugal dapat dilihat seperti gambar berikut :
Gambar.
63 Rumah Pompa Sentrifugal
Sumber : Dietzel, pompa,kompresor dan
turbin, 244
Pompa sentrifugal terdiri dari beberapa bagian
antara lain :
Berfungsi untuk
mendukung seluruh bagian pompa dan tempat
kedudukan pompa terhadap pondasi
2. Casing (rumah pompa)
Casing adalah bagian terluar dari rumah pompa yang berfungsi sebagai :
a. pelindung semua elemen yang berputar
b. tempat kedudukan difuser guide vane, inlet dan outlet nozzle
c. tempat yang memberikan arah aliran dari impeler
d. tempat mengkonversikan energi kinetik menjadi energi tekan (untuk rumah pompa keong atau volute).
Casing adalah bagian terluar dari rumah pompa yang berfungsi sebagai :
a. pelindung semua elemen yang berputar
b. tempat kedudukan difuser guide vane, inlet dan outlet nozzle
c. tempat yang memberikan arah aliran dari impeler
d. tempat mengkonversikan energi kinetik menjadi energi tekan (untuk rumah pompa keong atau volute).
3. Difuser guide
vane
Bagian ini biasanya menjadi satu kesatuan
dengan casing atau dipasang pada casing dengan cara dibaut. Bagian ini
berfungsi untuk :
a.
mengarahkan aliran fluida menuju volute
(untuk single stage) atau menuju stage berikutnya (untuk multi stage)
b.
merubah energi kinetik fluida menjadi
energi tekanan
4. Stuffing box
Fungsi utama stuffing box adalah untuk
mencegah terjadinya kebocoran pada daerah dimana pompa menembus casing. Jika
pompa bekerja dengan suction lift dan tekanan pada ujung stuffing box lebih
rendah dari tekanan atmosfer, maka stuffing box berfungsi untuk mencegah
kebocoran udara masuk kedalam pompa. Dan bila tekanan lebih besar daripada
tekanan atmosfer, maka berfungsi untuk mencegah kebocoran cairan keluar pompa.
Secara umum stuffing box
berbentuk silindris sebagai tempat kedudukan beberapa mechanical packing yang
mengelilingi shaft sleeve. Untuk menekan packing digunakan gland packing yang
dapat diatur posisinya ke arah aksial dengan cara mengencangkan atau
mengendorkan baut pengikat.
5. Wearing ring (cincin
penahan aus)
Adalah ring yang dipasang
pada casing (tidak berputar) sebagai wearing ring casing dan dipasang pada
impeler (berputar) sebagai wearing ring impeler. Fungsi utama wearing ring
adalah untuk memperkecil kebocoran cairan dari impeler yang masuk kembali ke
bagian eye of impeler.
6. Discharge
nozzle
adalah saluran cairan keluar dari pompa dan
berfungsi juga untuk meningkatkan energi tekanan keluar pompa.
b)
Bagian Pompa Yang Bergerak
1. Shaft (poros)
Shaft
berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama pompa beroperasi,
dan merupakan tempat kedudukan impeler dan bagian yang berputar lainnya.
2. Shaft sleeve (selongsong
poros)
Shaft
sleeve berfungsi untuk melindungi shaft dari erosi, korosi dan keausan
khususnya bila poros itu melewati stuffing box
3. Impeler
impeler
berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan
pada cairan yang di pompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi hisap
secara terus menerus pula akan mengisi kekosongan akibat perpindahan dari
cairan sebelumnya.
4. Wearing ring (cincin penahan aus)
Adalah ring yang dipasang pada casing
(tidak berputar) sebagai wearing ring casing dan dipasang pada impeler
(berputar) sebagai wearing ring impeler. Fungsi utama wearing ring adalah untuk
memperkecil kebocoran cairan dari impeler yang masuk kembali ke bagian eye of
impeler.
AA. JENIS-JENIS KATUP
1. Gate Valve : Pengaturan
aliran baik dengan membuka atau menutup katup.
Gambar 64. Gate
Valve
2. Globe Valve :
Pengaturan aliran dengan membuka seluruhnya atau menutup sama sekali
Gambar 65.Globe
Valve
3.
Check Valve : Mencegah
aliran balik, digunakan hanya untuk aliran satu arah.
Gambar 66. Check
Valve
4. Butterfly Valve : Katup
tipis, ringan, dipakai untuk air
Gambar 67
.Butterfly Valve
5. Ball Valve : Dipakai
untuk gas-gas
Gambar 68 .Ball
Valve
6. Plug Valve : Dipakai
untuk minyak dan pelumas kental
Gambar 69. plug
Valve
7. Diafraghma
Valve
Katup diafragma adalah katup isolasi. Adapun jenisnya adalah
diafragma ulet, duduk di badan katup.
Gambar 70 . Diafraghma Valve
BB. MACAM-MACAM PEBANGKIT LISTRIK
1.
PLTS (Pembangkit listrik tenaga surya)
Indonesia memiliki karunia sinar matahari.
Hampir di setiap pelosok Indonesia, matahari menyinari sepanjang pagi sampai
sore. Energi matahari yang dipancarkan dapat diubah menjadi energi listrik
dengan menggunakan solar cells panel. Pembangkit listrik tenaga surya adalah
ramah lingkungan, dan sangat menjanjikan. Sebagai salah satu alternatif untuk
menggantikan pembangkit listrik menggunakan uap (dengan minyak dan batubara). Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka
terutama cocok untuk digunakan bila tenaga listrik dari grid tidak tersedia,
seperti di wilayah terpencil, satelit pengorbit [[bumi], kalkulator genggam,
pompa air, dll
Gambar
71. PLTS
Sumber : http://www.agussuwasono.com
. Sel surya (dalam bentuk modul atau panel surya) dapat
dipasang di atap gedung di mana mereka berhubungan dengan inverter ke grid
listrik dalam sebuah pengaturan net metering.Tenaga surya dapat digunakan
untuk:
1. menghasilkan listrik
menggunakan sel surya
2. menghasilkan listrik menggunakan pembangkit tenaga panas surya
3. menghasilkan listrik menggunakan menara surya
4. memanaskan gedung, secara langsung
5. memanaskan gedung, melalui pompa panas
6. memanaskan makanan, menggunakan oven surya
2. menghasilkan listrik menggunakan pembangkit tenaga panas surya
3. menghasilkan listrik menggunakan menara surya
4. memanaskan gedung, secara langsung
5. memanaskan gedung, melalui pompa panas
6. memanaskan makanan, menggunakan oven surya
Motor listrik, turbin uap, atau motor bakar adalah bentuk
penggerak umum dipakai untuk pompa-pompa sentrifugal. Pemilihan jenis penggerak
yang dipakai terutama akan tergantung kepada daya yang tersedia dan ukuran
pompa itu sendiri.
2.
PLTA (Pembangkit tinggi tenaga air)
Pembangkit tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan
cara merubah energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik
(dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi
listrik(dengan bantuan generator).
Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW
,setara dengan 3,6 milyar barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik
dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang.
Komponen – kompnen dasar PLTA berupa dam, turbin,
generator dan transmisi.Dan berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar
karena turbin memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga
berfungsi untuk pengendalian banjir. contoh waduk Jatiluhur yang berkapasitas 3
miliar kubik air dengan volume efektif sebesar 2,6 miliar kubik.
Gambar 72 .
PLTA
Sumber : http://www.agussuwasono.com
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi
mekanik. Air akan memukul susu – sudu dari turbin sehingga turbin berputar.
Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator. Turbin terdiri dari berbagai
jenis seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dll. Generator dihubungkan ke
turbin dengan bantuan poros dan gearbox. Memanfaatkan perputaran turbin untuk
memutar kumparan magnet didalam generator sehingga terjadi pergerakan elektron
yang membangkitkan arus AC.
Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar
listrik tidak banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang
digunakan adalah travo step up.
Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah – rumah
atau industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan
travo step down. Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara
mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang.
3. PLTN ( Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir )
Prinsip kerja
PLTN, pada dasarnya sama dengan pembangkit listrik konvensional, yaitu ; air
diuapkan di dalam suatu ketel melalui pembakaran. Uap yang dihasilkan dialirkan
ke turbin yang akan bergerak apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin
digunakan untuk menggerakkan generator, sehingga menghasilkan tenaga listrik.
Perbedaannya pada pembangkit listrik konvensional bahan bakar untuk
menghasilkan panas menggunakan bahan bakar fosil seperti ; batubara, minyak dan
gas.
Gambar
73. PLTN
Sumber : http://www.agussuwasono.com
Dampak dari pembakaran bahan bakar fosil ini, akan
mengeluarkan karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida
(Nox), serta debu yang mengandung logam berat. Sisa pembakaran tersebut akan
ter-emisikan ke udara dan berpotensi mencemari lingkungan hidup, yang bisa menimbulkan
hujan asam dan peningkatan suhu global. Sedangkan pada PLTN panas yang
digunakan untuk menghasilkan uap yang sama, dihasilkan dari reaksi pembelahan
inti bahan fisil (uranium) dalam reactor nuklir. Sebagai pemindah panas biasa
digunakan air yang disirkulasikan secara terus menerus selama PLTN beroperasi.
Proses pembangkit yang menggunakan bahan bakar uranium ini tidak melepaskan
partikel seperti CO2, SO2, atau NOx, juga tidak mengeluarkan asap atau debu
yang mengandung logam berat yang dilepas ke lingkungan. Oleh karena itu PLTN
merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Limbah radioaktif yang
dihasilkan dari pengoperasian PLTN, adalah berupa elemen bakar bekas dalam
bentuk padat. Elemen bakar bekas ini untuk sementara bisa disimpan di lokasi
PLTN, sebelum dilakukan penyimpanan secara lestari.
4.
PLTP
(Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi )
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah
Pembangkit Listrik (Power generator) yang menggunakan panas bumi (Geothermal)
sebagai energi penggeraknya. Indonesia dikaruniai sumber panas bumi yang
berlimpah karena banyaknya gunung berapi di indonesia, dari pulau-pulau besar
yang ada, hanya pulau Kalimantan saja yang tidak mempunyai potensi panas bumi.
Keuntungan teknologi ini antara lain : bersih, dapat beroperasi pada suhu yang
lebih rendah daripada PLTN, dan aman, bahkan geothermal adalah yang terbersih
dibandingkan dengan nuklir, minyak bumi dan batu bara. Meskipun tergolong ramah
lingkungan, namun beberapa hal perlu dipertimbangkan apabila pembangkit listrik
tenaga panas bumi ingin dikembangkan sebagai pembangkit dengan skala besar.
Beberapa parameter yang harus dipertimbangkan adalah kandungan uap panas dan
sifat fisika dari uap panas di dalam reservoir dan penurunan tekanan yang
terjadi sebagai akibat digunakannya uap panas di dalam reservoir. Apabila semua
aspek tersebut dapat dipenuhi, tidak tertutup kemungkinan bahwa pembangkit ini
akan diterima oleh semua pihak. PLTP juga membawa pengaruh yang kurang
menguntungkan pada lingkungan dan harus diminimalisasi, antara lain : polusi
udara, polusi air, polusi suara, dan penurunan permukaan tanah.
Panas bumi merupakan sumber tenaga listrik untuk
pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Sesungguhnya prinsip kerja PLTP
sama saja dengan PLTU. Hanya saja yang digunakan pada PLTP adalah uap panas
bumi yang telah dipisahkan dari air, yang berasal langsung dari perut bumi.
Karena itu PLTP biasanya dibangun di daerah pegunungan dekat gunung berapi.
Biaya operasional PLTP juga lebih murah dibandingkan dengan PLTU, karena tidak
perlu membeli bahan bakar, namun membutuhkan biaya investasi yang cukup besar
untuk biaya eksplorasi dan pengeboran perut bumi.
Uap panas bumi didapatkan dari suatu kantong uap di
perut bumi. Tepatnya di atas lapisan batuan yang keras di atas magma dan
mendapatkan air dari lapisan humus di bawah hutan penahan air hujan. Pengeboran
dilakukan di atas permukaan kantong uap tersebut, hingga uap dalam akan
menyembur keluar. Semburan uap dialirkan ke turbin penggerak generator. Namun
ada dampak yang tidak menguntungkan dari uap yang menyembur keluar ini. Uap
yang keluar dari sumur sering mengandung berbagai unsur kimia yang terlarut
dalam bahan-bahan padat sehingga uap itu tidak begitu murni. Zat-zat pengotor
antara lain Fe, Cl, SiO2, CO2, H2S dan NH4.
Pengotor ini akan mengurangi efisiensi PLTP, merusak sudu-sudu turbin dan
mencemari lingkungan.
Setelah menggerakan turbin, uap akan diembunkan dalam
kondensor menjadi air dan disuntikan kembali ke dalam perut bumi menuju kantong
uap. Jumlah kandungan uap dalam kantong uap ini terbatas, karenanya daya PLTP
yang sudah maupun akan dibangun harus disesuaikan dengan perkiraan jumlah
kandungan tersebut. Melihat siklus dari PLTP ini maka PLTP termasuk pada pusat
pembangkit yang menggunakan energi yang terbaharukan.
Untuk membangkitkan listrik dengan panas bumi
dilakukan dengan mengebor tanah di daerah yang berpotensi panas bumi untuk
membuat lubang gas panas yang akan dimanfaatkan untuk memanaskan ketel uap (boiler)
sehingga uapnya bisa menggerakkan turbin uap yang tersambung ke Generator.
5. PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)
Indonesia adalah eksportir batubara terbesar kedua di
dunia (setelah Australia, 2006). Disaat harga minyak yang terus membumbung
tinggi pembangkit listrik tenaga uap (pltu) layak menjadi pertimbangkan.
Gambar
74. PLTU
Sumber : http://www.agussuwasono.com
Gambar (klik 2 kali untuk memperbesar) disamping
merupakan diagram cara kerja pembangkit listrik tenaga uap yang berbahan bakar
batu bara. Berikut adalah detail penjelasan gambar yang diterjemahkan secara
bebas dari situs aslinya.
Coal Supply (pengumpan batu bara).
Batu bara dari tambang di kirim ke “coal hoper” dan dihaluskan sampai ukuran 5
cm. Setelah itu dikirim ke pembangkit melalui konveyor
Pulverizer
(Alat penghancur). Batu bara dihaluskan lagi sampai menjadi bubuk dan di campur
dengan udara kemudian ditiupkan ke tungku pembakaran. Boiler. Batu bara yang dibakar di ruang pembakaran
digunakan untuk memanaskan air didalam boliler sampai menjadi uap. Uap ini yang
digunakan untuk memutar rotor dan membangkitkan energi listrik
Precipitator, stack (alat penangkap
debu) . Pembakaran batu bara akan menghasilkan karbon dioksida (CO2), sulpur
dioksida (SO2) dan Nitrogen oksida. Gas – gas ini keluar dari boiler melalui
Precipitator dan stack . Precipitator mampu 99.4 % debu sebelum gas dibuang ke
udara. Sedangkan sisa pembakaran yang lebih berat akan mengendap ke bawah
boilerdan dibuang lagoon.
Turbin dan Generator. Uap bertekanan
tinggi dari boiler digunakan untuk memutar bilah turbin yang dihubungkan dengan
generator dengan bantuan poros. Poros yang berputar ini akan menghasilkan
energi listrik di dalam generator.
Condensers (kondensor). Uap panas
yang keluar dari turbin dialirkan ke kondensor. Di kondensor uap didinginkan
sehingga terkondensasi menjadi air, air ini di pompakan lagi ke boiler untuk
dipanaskan dan proses ini terus berulang (resirkulasi).
Water treatment plant. Untuk
mengurangi korosi pada pipa – pipa boiler, air yang digunakan untuk boiler
harus dibersihkan. Air yang mengandung lumpur akan dibuang keluar dari sistem.
Substation, transformer, transmission lines.
Energi listrik yang di hasilkan oleh generator harus di naikan voltasenya
melaui transformer (travo step up) sebelum di kirim melalui jalur transmisi
(transmisi line). Tujuan untuk menaikan voltase ini untuk mengurangi energi
yang terbuang selaa proses pengiriman.
CC. ALAT PENGHASIL LISTRIK
1. Motor Listrik
Kebanyakan pompa-pompa digerakkan oleh
motor-motor listrik yang frekuensinya 60 Hz di (Amerika Serikat). Motor-motor
ini beroperasi pada atau sedikit di bawah kecepatan serempak motor-motor
listrik yakni 3600, 1800, 1200, 900, 720, 600 rpm.
Gambar 75 : Motor
Listrik
Sumber
: www.tradercity.com
Besarnya harga-harga slip tergantung pada ukuran motor
dan tegangan jaringan dan dapat diperoleh dari pabrik pembuat motor tersebut
untuk suatu instalasi. Kecepatan ini juga sering digunakan untuk
penggerak-penggerak jenis lain. Untuk harga-harga hp yang lebih rendah,
biasanya dipakai motor-motor induksi jenis sangkar (swuirrel-cage); untuk hp
yang lebih besar, motor-motor sinkron adalah motor yang biasa dipakai.
2. Turbin Uap
Turbin-turbin uap sering dipakai untuk menggerakkan
pompa-pompa yang ukurannya lebih besar, bila diinginkan pemakaian variasi
kecepatan yang lebih besar atau bila uap buangnya dapat dipakai untuk keperluan
pemanasan atau keperluan untuk proses.
Gambar 76 : Turbin
Uap
Sumber : Gautamakarisma.wordpress.com
3. Motor bakar
Pompa-pompa yang ditempatkan pada tempat-tempat terasing
(terpencil) atau yang dipakai untuk keperluan darurat, misalnya pompa-pompa
pemadam kebakaran, dapat digerakkan oleh motor bensin atau motor diesel.
Motor-motor ini biasanya dioperasikan pada putaran yang relatif rendah mungkin
saja membutuhkan sistem roda gigi pemercepat putaran.
Gambar
77 : Motor Diesel
Sumber :
http/hupyik.com
DD. DAYA ; INSTALASI POMPA SEDERHANA
Menghitung daya pompa dilakukan untuk
mengetahui spesifikasi pompa yang akan digunakan,sehingga diadapatkan efisiensi
penggunaan daya, desain dan harga instalasi pompa serta penggeraknya yang lebih
ekomonis. Ada pun beberapa langkah yang harus ditempuh untuk menghitung daya
pompa adalah antara lain, dengan menghitung losses (kerugian-kerugian) yang
terjadi pada instalasi pompa yang kita akan buat. Dari perhitungan losses
(kerugian-kerugian) itu didapatkan Head pompa yang merupakan kemampuan pompa
untuk mentransfer air. Adapun data-data yang dibutuhkan untuk menghitung head
dan daya pompa adalah sebagai berikut:
- Kapasitas Aliran Air/Debit Air yang akan disalurkan
- Jenis Zat Cair yang akan disalurkan
- Head Total Pompa
- Kondisi Isap (biasanya dari tendon / reservoir / bunker ke outlet)
- Kondisi Keluar
- Jumlah Pompa yang digunakan
- Kondisi Kerja
- Penggerak Pompa (mesin elektrik atau mesin diesel)
- Gambar Instalasi Pompa dan Plumbing
Gambar 78.
Instalasi pompa sederhana
Sumber : Prof.Jhon
B.Manga.1990.Dasar-Dasar Pompa dan Perencanaan.Ujung Pandang
Keterangan :
2.
Reservoir atas
3.
Saluran tekan (discharge line)
4.
Pompa
5.
Saluran Hisap (Suction line)
6.
Reservoir bawah
EE. Internal Komponen Pompa Sentrifugal
16
Keterangan:
1.
Katup pengarah aliran pompa, apakah ke pompa 1 atau ke
pompa 2
2. Katup isap, untuk mengatur
pengisapan air dari reservoir ke dalam
pipa
3. Pipa, untuk mengalirkan fluida
4. Pompa, untuk memindahkan energi fluida (air) dari
reservoir kedalam pipa
5. Motor, untuk mengubah enrgi listrik menjadi energi
mekanik (penggerak mula pompa)
6. Katup skala tekanan, untuk mengatur debit tekanan yang
masuk tiap 1 skala.
7. Tabung venture, untuk menyuplai tekanan.
8. Barometer, untuk mengukur tekanan fluida pada tiap titik
9. Manometer, untuk mengukur tekanan setelah melewati pompa
10. Saklar pompa, untuk memilih pembacaan putaran motor pompa
pada panel digital apakah pompa 1 atau pompa 2
11. Tombol On-Off , untuk menghidupkan dan mematikan pompa.
12. Pegas penyeimbang, untuk menyeimbangkan lengan motor
13. Regulator, untuk mengatur besarnya arus yang masuk
kedalam motor
14. Panel digital, untuk membaca tekanan tekan tiap 1 skala
15. Reservoir, sebagai tempat penampungan fluida
16. Lampu Indikator, menandakan apakah mesin sudah menyala
atau tidak.
17. Saklar Utama, untuk mengalirkan arus listrik pada
instalasi.
FF. SISTEM PEMOMPAAN
Sistim
pemompaan bertanggung jawab terhadap hampir 20% kebutuhan energi listrik dunia dan
penggunaan energi
dalam operasi pabrik industri tertentu berkisar 25-50% (US DOE,2004)
Pompa
memiliki dua kegunaan utama:
1) Memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lainnya (misalnya air dari
aquifer bawah tanah ke tangki penyimpan air)
2) Mensirkulasikan cairan sekitar sistim (misalnya air pendingin atau
pelumas yang melewati mesin-mesin dan peralatan)
Komponen
utama sistim pemompaan adalah:
1)
Pompa(beberapa jenis pompa dijelaskan dalam bagian 2)
2)
Mesin penggerak: motor
listrik, mesin diesel atau sistim udara
3)
Pemipaan, digunakan
untuk membawa fluida
4)
Kran, digunakan untuk mengendalikan aliran dalam sistim
5)
Sambungan, pengendalian dan
instrumentasi lainnya
6)
Peralatan pengguna akhir, yang memiliki berbagai
persyaratan (misalnya tekanan, aliran) yang
menentukan komponen dan susunan sistim pemompaan. Contohnya adalah alat penukar
panas, tangki dan mesin hidrolik.
Pompa dan
mesin penggerak biasanya merupakan komponen yang paling efisien energinya.
Gambar 79. Sistem Pemompaan dalam sebuah Industri
(US DOE, 2001)
Karakteristik Sistem Pemompaan:
1. Tahanan sistim: head
Tekanan
diperlukan untuk memompa cairan melewati sistim pada laju tertentu. Tekanan ini
harus cukup tinggi untuk mengatasi tahanan
sistim, yang juga disebut “ head ”. Head totalmerupakan jumlah dari head
statik dan head gesekan/ friksi:
a) Head statik
Head statik merupakan perbedaan tinggi antara
sumber dan tujuan dari cairan yangdipompakan
(lihat Gambar 2a). Head
statik merupakan aliran yang independen
(lihat Gambar2b). Head
statik pada tekanan tertentu tergantung pada
berat cairan dan dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Head (dalam feet)
= Tekanan (psi) X 2,31
Specific gravityHead
Statik terdiri dari:
1) Head hisapan statis (hS): dihasilkan dari pengangkatan
cairan relatif terhadap garis pusatpompa.
hS nilainya positif jika ketinggian cairan diatas garis pusat pompa, dan
negatif jika ketinggian cairan berada dibawah garis pusat pompa
(juga disebut “pengangkathhisapan”).
2)
Head pembuangan statis (hd): jarak vertikal antara
garis pusat pompa dan permukaancairan dalam tangki tujuan.
b) Head gesekan/ friksi
(hf)Ini merupakan kehilangan yang diperlukan untuk
mengatasi tahanan untuk mengalir dalampipa dan sambungan-sambungan.Head ini tergantung pada ukuran, kondisi dan jenis pipa,jumlah dan
jenis sambungan, debit aliran, dan sifat dari cairan. Head gesekan/
friksisebanding dengan kwadrat debit aliran seperti diperlihatkan dalam gambar
3. Loop tertutupsistim sirkulasi
hanya menampilkan head gesekan/ friksi (bukan head
statik).
2. Kurva kinerja
pompa
Head dan debit aliran menentukan kinerja sebuah pompa
yang secara grafis ditunjukkan dalam Gambar 5 sebagai kurva kinerja atau kurva
karakteristik pompa. Gambar memperlihatkan kurva pompa sentrifugal dimana head
secara perlahan turun dengan meningkatnya aliran.
Dengan meningkatnya tahanan sistim, head juga akan
naik. Hal ini pada gilirannya akan menyebabkan debit aliran berkurang dan
akhirnya mencapai nol. Debit aliran nol hanya dapat diterima untuk jangka
pendek tanpa menyebabkan pompa terbakar.
3.
Titik operasi pompa
Debit aliran pada head tertentu
disebut titik tugas. Kurva kinerja pompa terbuat dari banyak titik-titik tugas.
Titik operasi pompa ditentukan oleh perpotongan kurva sistim dengan kurva pompa
sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 6.
4.
Kinerja hisapan pompa (NPSH)
Kavitasi atau penguapan adalah
pembentukan gelembung dibagian dalam pompa. Hal ini dapat terjadi manakala
tekanan statik fluida setempat menjadi lebih rendah dari tekanan uap cairan
(pada suhu sebenarnya). Kemungkinan penyebabnya adalah jika fluida semakin
cepat dalam kran pengendali atau disekitar impeler pompa.
Penguapan itu sendiri tidak
menyebabkan kerusakan. Walau demikian, bila kecepatan berkurang dan tekanan
bertambah, uap akan menguap dan jatuh. Hal ini memiliki tiga pengaruh yang
tidak dikehendaki:
- Erosi permukaan baling-baling, terutama jika memompa
cairan berbasis air.
- Meningkatnya kebisingan daqn getaran. Mengakibatkan
umur sil dan bearing menjadi lebih pendek.
- Menyumbat sebagian lintasan impeller, yang menurunkan
kinerja pompa dan dalam kasus yang ekstrim dapat menyebabkan kehilangan head
total.
Head
Hisapan Positif Netto Tersedia / Net Positive Suction Head Available (NPSHA)
menandakan jumlah hhisapan pompa yang melebihi tekanan uap cairan, dan
merupakan karakteristik rancangan sistim. NPSH yang diperlukan (NPSHR) adalah
hisapan pompa yang diperlukan untuk menghindari kavitasi, dan merupakan
karakteristik rancangan pompa.
GG. PELUANG EFISIENSI ENERGI
Bagian ini menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja motor listrik.
1. Mengganti motor standar dengan motor
yang energinya efisien
Motor
yang berefisiensi tinggi dirancang khusus untuk meningkatkan efisiensi
energi dibanding dengan motor standar.
Perbaikan desain difokuskan pada penurunan kehilangan mendasar dari motor
termasuk penggunaan baja silikon dengan tingkat kehilangan yang rendah, inti
yang lebih panjang (untuk meningkatkan bahan aktif), kawat yang lebih tebal
(untuk menurunkan tahanan), laminasi yang lebih tipis, celah udara antara
stator dan rotor yang lebih tipis, batang baja pada rotor sebagai pengganti
alumunium, bearing yang lebih bagus dan fan yang lebih kecil, dll.
Motor dengan energi yang efisien mencakup kisaran kecepatan dan beban penuh yang luas. Efisiensinya 3% hingga 7% lebih tinggi dibanding dengan motor standar sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 12. Tabel 2 menggambarkan peluang perbaikan yang sering digunakan pada perancangan motor yang efisien energinya.
Motor dengan energi yang efisien mencakup kisaran kecepatan dan beban penuh yang luas. Efisiensinya 3% hingga 7% lebih tinggi dibanding dengan motor standar sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 12. Tabel 2 menggambarkan peluang perbaikan yang sering digunakan pada perancangan motor yang efisien energinya.
Sebagai
hasil dari modifikasi untuk meningkatkan kinerja, biaya untuk motor yang
energinya efisien lebih besar daripada biaya untuk motor standar. Biaya yang
lebih tinggi seringkali akan terbayar kembali dengan cepat melalui penurunan
biaya operasi, terutama pada penggunaan baru atau pada penggantian motor yang
masa pakainya sudah habis. Akan tetapi untuk penggantian motor yang ada yang
belum habis masa pakainya dengan motor yang efisien energinya, tidak selalu
layak secara finansial, oleh karena itu direkomedasikan untuk mengganti dengan
motor yang efisien energinya hanya jika motor-motor tersebut sudah rusak.
2. Menurunkan pembebanan yang
kurang (dan menghindari motor yang
ukurannya berlebih/ terlalu besar)
ukurannya berlebih/ terlalu besar)
Ukuran
motor harus dipilih berdasarkan pada evaluasi beban dengan hati-hati. Namun
bila mengganti motor yang ukurannya berlebih dengan motor yang lebih kecil,
juga penting untuk mempertimbangkan potensi pencapaian efisiensi. Motor yang
besar memiliki efisiensi yang lebih tinggi daripada motor yang lebih kecil.
Oleh karena itu, penggantian motor yang beroperasi pada kapasitas 60 – 70% atau
lebih tinggi biasanya tidak direkomendasikan. Dengan kata lain tidak ada aturan
yang ketat yang memerintahkan pemilihan motor dan potensi penghematan perlu
dievaluasi dengan dasar kasus per kasus. Contoh, jika motor yang lebih kecil
merupakan motor yang efisien energinya sedangkan motor yang ada tidak, maka
efisiensi dapat meningkat.
Untuk
motor yang beroperasi konstan pada beban dibawah 40% dari nilai kapasitasnya,
pengukuran yang murah dan efektif dapat dioperasikan dalam mode bintang.
Perubahan dari operasi standar delta ke operasi bintang meliputi penyusunan
kembali pemasangan kawat masukan daya tiga fase pada kotak terminal.
3.
Ukuran
motor untuk beban yang bervariasi
Motor
industri seringkali beroperasi pada kondisi beban yang bervariasi karena
permintaan proses. Praktek yang umum dilakukan dalam situasi seperti ini adalah
memilih motor berdasarkan beban antisipasi tertinggi. Namun hal ini membuat
motor lebih mahal padahal motor hanya akan beroperasi pada kapasitas penuh
untuk jangka waktu yang pendek, dan beresiko motor bekerja pada beban rendah.
Alternatfnya
adalah memilih motor berdasarkan kurva lama waktu pembebanan untuk penggunaan
khusus. Hal ini berarti bahwa nilai motor yang dipilih sedikit lebih rendah
daripada beban antisipasi tertinggi dan sekali-kali terjadi beban berlebih
untuk jangka waktu yang pendek. Hal ini memungkinkan, karena motor memang
dirancang dengan faktor layanan (biasanya 15% diatas nilai beban) untuk
menjamin bahwa motor yang bekerja diatas nilai beban sekali-sekali tidak akan
menyebabkan kerusakan yang berarti. Resiko terbesar adalah pemanasan berlebih
pada motor, yang berpengaruh merugikan pada umur motor dan efisiensi dan
meningkatkan biaya operasi. Kriteria dalam memilih motor adalah bahwa kenaikan
suhu rata-rata diatas siklus operasi aktual harus tidak lebih besar dari
kenaikan suhu pada operasi beban penuh yang berkesinambungan (100%).
4.
Memperbaiki
kualitas daya
Kinerja
motor dipengaruhi oleh kualitas daya yang masuk, yang ditentukan oleh tegangan
dan frekuensi aktual dibandingkan dengan nilai dasar. Fluktuasi dalam tegangan
dan frekuensi yang lebih besar daripada nilai yang diterima memiliki dampak
yang merugikan pada kinerja motor. Tabel 6 menampilkan pengaruh umum dari
variasi tegangan dan frekuensi pada kinerja motor. Ketidakseimbangan tegangan bahkan dapat lebih
merugikan terhadap kinerja motor dan terjadi apabila tegangan tiga fase dari
motor tiga fase tidak sama. Hal ini biasanya disebabkan oleh perbedaan pasokan
tegangan untuk setiap fase pada tiga fase. Dapat juga diakibatkan dari
penggunaan kabel dengan ukuran yang berbeda pada sistim distribusinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar