- Pengertian Pengikat
Pengikat
adalah bahan yang digunakan untuk mengikat butir-butir pada pasir
cetak yang biasanya berukuran kurang dari 20 µ atau 0.0008 in (Richard
W.H ”Principle of Metal Casting”. Hal 100).
Dalam
praktikum kali ini, pengikat atau lempung yang digunakan adalah jenis
bentonite. Bentonite terdiri dari butir-butir halus yang fasa penyusun
utamanya adalah monmorilonit (Al₂O₃.4SiO₂.H₂O). (Tata Surdia, Teknik Pengecoran Logam.111).
- Fungsi dan Standar Pengikat
a) Fungsi Pengikat
Fungsi
pengikat yang utama yaitu untuk mengikat pasir cetak sehingga pasir
cetak tersebut mempunyai sifat mampu bentuk sehingga mudah dalam
pembuatan cetakan dengan kekuatan dan permeabilitas yang cocok. Cetakan
yang dihasikan harus kuat sehingga tidak mudah rusak dan mudah dibongkar
sesudah dituang.
Selain
itu juga berfungsi sebagai penahan panas pada saat penuangan, hal ini
terjadi karena pasir cetak dengan butiran yang tidak seragam dapat
dipadatkan dengan lempung sehingga mempunyai berat jenis yang tinggi,
mempunyai permukaan sentuh yang luas dengan butir-butir tetangganya
sehingga kekuatan untuk menahan panas lebih tinggi. (Tata surdia,”Teknik
Pengecoran Logam”,114)
b) Standar Pengikat
Menurut standar AFS clay atau lempung yang terkandung dalam pasir cetak:
- Clay atau lempung mineral
- Lempung silika atau lempung yang mengendap
- Kandungan lempung yang umum digunakan pada pasir cetak adalah 2% - 50% (Richard W.H ”Principle of Metal Casting”. Hal 110).
b) Standar Pengikat
Menurut standar AFS clay atau lempung yang terkandung dalam pasir cetak:
- Clay atau lempung mineral
- Lempung silika atau lempung yang mengendap
- Kandungan lempung yang umum digunakan pada pasir cetak adalah 2% - 50% (Richard W.H ”Principle of Metal Casting”. Hal 110).
- Macam-macam Pengikat (lempung)
a) Berdasarkan kadarnya dalam pasir cetak, lempung dibagi menjadi:
1. Lempung jenuh:
Pada penambahan kadar lempung tidak akan mampu untuk meningkatkan atau tidak berpengaruh terhadap kekuatan pasir cetak sehingga kekuatan pasir cetak setelah ditambah lempung dalam kondisi jenuh akan konstan.
2. Lempung tidak jenuh:
Gambar 2.1 Grafik hubungan kadar lempung dan kekuatan
Sumber: Richard W. H ”Principle of Metal Casting”. Hal 109
b) Berdasarkan kekuatannya lempung dibagi menjadi:
1. Western bentonite adalah lempung yang dipakai pada pasir yang membutuhkan kekuatan tekan kering yang tinggi (± 80 psi).
Kandungan: 90% monmorilonit, 10%kwarsa, feldspar, mika,dll
2. Southern bentonite adalah lempung yang digunakan pada pasir yang membutuhkan kekuatan tekan kering yang rendah (± 40-80 psi).
Kandungan: 85%monmorilonit, 15%kwarsa, limonit, dll
3. Fire
clays adalah lempung yang dapat menghasilkan kekuatan tekan kering
sesuai dengan yang kita butuhkan. Kekuatannya bisa mencapai 200 psi
dengan campuran fire clays dan Western bentonit.
Kandungan: 60%kaolinit, 30%illit, 10%kwarsa, dll
- Faktor- Faktor yang mempengaruhi Pengikat (lempung)
1) Kadar air
Penggunaan air pada lempung akan meningkatkan daya ikat lempung. Kadar air standar dalam pasir cetak adalah 1,5 – 8% tergantung dari jenis cetakan dan logam yang dituang.
Apabila pasir cetak kekurangan air, maka daya ikat lempung terhadap
pasir cetak akan berkurang sehingga akan mengurangi kekuatan pasir
cetak. Disamping itu butir lempung yang tidak mendapatkan air akan
mengisi celah antar butir pasir cetak sehingga menyebabkan penurunan
permeabilitas pasir cetak. Sebaliknya jika pasir cetak kelebihan air,
maka lepung akan menjadi pasta sehigga daya ikatnya terhadap pasir
menurun dan kekuatannya pun menurun.
1) Jenis pengikat yang dipakai
Jenis
pengikat yang dipakai untuk pasir cetak adalahn bentonit, karena
memilki daya penggelembungan atau daya mengembang yang cukup baik
apabila dicampur dengan air. Sifat keplastisan dari bentonite sangat
baik sebagai pengikat pada pasir cetak dan tentunya sesuai dengan kadar
yang ditentukan. Jenis pengikat yang digunakan berbeda maka daya ikat
yang dihasilkan juga berbeda.
2) Butiran pasir
Butiran
pasir pada cetakan pasir sebaiknya butiran yang berbentuk bulat dan
ukurannya tidak seragam. Dengan ukuran butir yang tidak seagam dan
berbentuk bulat, maka pengikat yang diperlukan tidak terlalu banyak.
Apabila ukuran antar butir pasir cetak besar, maka jumlah pengikat yang
dibutuhkan sedikit, tetapi daya mengikat dari pengikat kurang maksimal,
karena pengikat tersebut akan mengisi ruang yang kosong pada pasir
cetak.
Sebaliknya
apabila ukuran antar butir pasir cetak kecil, maka jumlah pengikat yang
dibutuhkan banyak, tetapi daya mengikatnya juga kurang maksimal, karena
pengikat yang jumlahnya terlalu banyak akan membentuk pasta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar