Selasa, 27 November 2012

Percobaan Turning



1.      Switch Pompa pendingin
Switch ini berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan cairan cooler.
Gambar B.1. Switch pompa pendingin
Laboratorium Teknologi Mekanik

2.      Saklar (switch) utama
Untuk menghidupkan atau mematikan mesin
Gambar B.2. Saklar (switch) utama
      Laboratorium Teknologi Mekanik
3.      Dial hantaran
Untuk mengatur kecepatan gerak makan.
Gambar B.3. Dial hantaran
Laboratorium Teknologi Mekanik
4.      Tuas hantaran 1
Sebagai pengatur gerak makan
Gambar B.4. Tuas hantaran 1
Laboratorium Teknologi Mekanik

5.      Tuas hantaran 2
Sebagai pengatur gerak makan
Gambar B.5. Tuas hantaran 2

Laboratorium Teknologi Mekanik

6.      Tuas hantaran 3
Sebagai pengatur gerak makan
Gambar B.6. Tuas hantaran 3

Laboratorium Teknologi Mekanik

7.      Tuas pemilih arah gerak makan
Sebagai pengatur arah gerak makan
Gambar B. 7. Tuas pemilih arah gerak makan


Laboratorium Teknologi Mekanik

8.      Saklar (stopper) darurat
Untuk menghentikan mesin bubut pada keadaan darurat.
Gambar B.  8. Saklar (stopper) darurat

Laboratorium Teknologi Mekanik

9.      Lampu “ON” untuk daya masuk
Sebagai indikasi keitka mesin bubut menyala.
Gambar B. 9. Lampu indikator

Laboratorium Teknologi Mekanik

10.  Tuas pemilih kecepatan putar spindle
Untuk memilih kecepatan putaran spindle
Gambar B. 10. Tuas pemilih kecepatan putar spindle


Laboratorium Teknologi Mekanik

11.  Tuas pemilih kecepatan putaran spindle
Untuk memilih kecepatan putaran spindel.
Gambar B. 11. Tuas pemilih kecepatan putar spindle


Laboratorium Teknologi Mekanik

12.  Pengunji gerakan
Untuk mengunci eretan
Gambar B. 12. Pengunci gerakan
Laboratorium Teknologi Mekanik

13.  Tuas pemutar untuk gerakan eretan
Untuk menggerakan eretan.
Gambar B. 13. Tuas pemutar untuk gerakan eretan


Laboratorium Teknologi Mekanik

14.  Tuas pengunji Quil (selongsong)
Untuk mengunci Quill
Gambar B. 14. Tuas pengunci Quill


Laboratorium Teknologi Mekanik

15.  Tuas pengunji kepala lepas
Untuk mengunci tailstock
Gambar B. 15. Tuas pengunci kepala lepas


Laboratorium Teknologi Mekanik

16.  Pemutar gerakan Quil
Untuk memutar gerakan Quill
Gambar B. 16. Pemutar gerakan Quil

Laboratorium Teknologi Mekanik

17.  Pengunji gerakan eretan melintang
Untuk mengunci gerakan eret melintang.
Gambar B. 17. Pengunci gerakan eretan melintang

 










Laboratorium Teknologi Mekanik

18.  Ulir penyetel kepala lepas
Untuk menyetel tailstock.
Gambar B. 18. Ulir penyetel kepala lepas


Laboratorium Teknologi Mekanik

19.  Pengunci carriage
Untuk mengunci Carrieage agar tidak bergerak.
Gambar B. 19. Pengunci carriage


20.  Pemutar gerakan melintang
Untuk mengatur gerakan melintang
Gambar B. 20. Pemutar gerakan melintang


21.  Tuas gerak pemotong ulir
Untuk memotong bentuk ulir.
Gambar B. 21. Tuas gerak pemotong ulir


Laboratorium Teknologi Mekanik

22.  Tuas saklar spindle
Untuk menggerakan spindle
Gambar B. 22. Tuas saklar spindle



Laboratorium Teknologi Mekanik

23.  Pemilih arah sumbu gerak
Untuk memilih arah sumbu gerak.
Gambar B. 23. Pemilih arah sumbu gerak



Laboratorium Teknologi Mekanik

24.  Tuas gerak makan
Untuk mengatur gerak makan
Gambar B. 24. Tuas gerak makan



Laboratorium Teknologi Mekanik

25.  Pemutar untuk gerakan carriage (gerakan memanjang)
Untuk mengatur gerakan memanjang.
Gambar B. 25. Pemutar gerakan memanjang



Laboratorium Teknologi Mekanik


26.  Pedal rem
Untuk menghentikan pengerjaan.
Gambar B. 26. Pedal rem


.
Laboratorium Teknologi Mekanik

C.    Jenis-jenis Mesin Bubut
1.      Mesin bubut ringan
Mesin bubut ringan dapat diletakkan di atas meja dan mudah dipindahkan sesuai dengan kebutuhan. Benda kerjany berdimensi kecil (mini). Jenis ini umumnya digunakan untuk membubut benda-benda kecil dan biasanya digunakan untuk industri rumah tangga (home industri). Panjangnya mesin umumnya tidak lebih dari 1.200 mm, karena bebannya ringan dapat diangkat oleh satu orang.
Gambar C. 1. Mesin bubut ringan




http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf

2.      Mesin bubut sedang
Jenis mesin bubut sedang dapat membubut diameter benda kerja sampai dengan 200 mm dan panjangnya sampai dengan 100 mm. Jenis mesin ini cocok untuk industri kecil atau bengkel-bengkel perawatan dan pembuatan komponen. Umumnya digunakan pada dunia pendidikan atau pusat pelatihan, karena harganya terjangkau dan mudah dioperasikan.
Gambar C. 2. Mesin bubut sedang




http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf

3.      Mesin bubut standar
Jenis mesin bubut standar disebut sebagai mesin bubut standar karena di samping memiliki komponen seperti pada mesin ringan dan sedang juga telah dilengkapi berbagai kelengkapan tambahan yaitu kran pendingin, lampu kerja, bak penampung beram, dan rem untuk menghentikan mesin dalam keadaan darurat.
Gambar C. 3. Mesin bubut standar




http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf

4.      Mesin bubut berat
a)      Mesin bubut beralas panjang
Mesin bubut beralas panjang mempunyai alas yang panjangnya mencapai 5 sampai dengan 7 meter dengan diameter cekam sampai dengan 2 meter sehingga cocok untuk industri besar dan membubut diameter benda yang besar, misalnya poros baling-baling kapal, menyelesaikan hasil cetakan roda mesin pengeras jalan (wheel vibrator), roda-roda puli yang besar, dan sebagainya.
Gambar C. 4a. Mesin bubut berat beralas panjang




http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf


b)      Mesin bubut lantai
Mesin bubut lantai mempunyai kegunaan yang sama dengan mesin bubut beralas panjang, tetapi memiliki kapasitas lebih besar lagi sehingga pergerakan penjepit pahat, kepala lepas, dan pengikatan benda kerjanya pun harus dilakukan dengan cara hidraulik, pneumatik, ataupun elektrik. Demikian pula pengikatan dan pelepasan benda kerjanya dibantu dengan alat angkat sehingga mesin ini hanya digunakan untuk industri mesin perkakas berskala besar.
Gambar C. 4b. Mesin bubut lantai





http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf

c)      Mesin bubut lantai dengan pengendali
Jenis mesin bubut ini sering digunakan untuk membubut bakal roda-roda gigi yang besar, baik bakal roda gigi lurus maupun bakal roda miring.
Gambar C. 4c. Mesin bubut lantai  dengan pengendali





http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf

Keterangan:
1) panel kontrol penyetelan,
2) panel kontrol pengerjaan,
3) soket segi enam untuk merubah kecepatan,
4) handel pelumasan dan pembersihan kepala lepas,
5) kran untuk pendingin,
6) sarung penyetel pahat dalam,
7) tuas kepala lepas,
8) panel kontrol eretan memanjang,
9) panel kontrol eretan melintang,
10) panel kontrol kepala lepas,
11) ulir pengikat kepala lepas,
12) handel pelumas,
13) roda pengatur gerak memanjang,
14) roda pengatur gerak pemakanan,
15) tuas penjepit pembawa,
16) roda pengatur pemberhentian

d)     Mesin bubut tegak
Jenis mesin bubut tegak dilihat dari kontruksinya berbeda dengan mesin bubut sebelumnya, karena letak kepala tetap dan kepala lepasnya pada posisi tegak. Cekam kepala tetapnya berada di bawah sedang kepala lepasnya berada di atas, khususnya untuk keperluan produksi poros dengan diameter relatif besar dan panjang.
Gambar C. 4d. Mesin bubut tegak





http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf
e)      Mesin bubut dengan enam spindel mendatar
Mesin bubut dengan enam spindel mendatar memiliki enam spindel mendatar yang masing-masing dapat dipasang cekam dan di belakangnya dilengkapi dudukan sekaligus sebagai pengarah masuknya bahan/benda kerja, sehingga dapat mencekam bahan yang memiliki ukuran panjang. Pencekaman dan majunya bahan serta pergantian posisi cekam dapat dilakukan secara otomatis (sistem hidrolik atau pneumatik), sehingga jenis mesin ini sangat cocok untuk
memproduksi produk secara massal yang memiliki ukuran dan bentuk yang sama.
Gambar C. 4e. Mesin bubut dengan 6 spindel mendatar





http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf

f)       Mesin bubut tegak dengan delapan spindel
Mesin bubut dengan delapan spindel memiliki delapan spindel posisi tegak yang masing-masing dapat dipasang cekam yang berukuran besar. Prinsip kerjanya sama dengan mesin bubut dengan enam spindel mendatar, hanya saja pemasangan benda kerjanya pada posisi tegak. Karena memiliki ukuran spindel yang besar, jenis mesin ini sangat cocok untuk produksi secara massal yang memiliki ukuran besar, tetapi memiliki ukuran tidak terlalu panjang.
Gambar C. 4f. Mesin bubut tegak dengan 8 spindel





http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf

g)      Mesin bubut tegak dengan delapan spindel sistem rotary
Mesin bubut dengan delapan spindel sistem rotary (Gambar 14) memiliki delapan spindel posisi tegak yang masingmasing dapat dipasang cekam yang berukuran besar. Prinsip kerjanya sama dengan mesin bubut dengan enam spindel mendatar, namun memiliki kelebihan yaitu masuknya bahan (raw material) dan keluarnya hasil produk dapat dilakukan secara otomatis (sistem hidrolik atau pneumatik). Sehingga proses produksinya bisa lebih cepat bila dibandingkan dengan mesin bubut enam spindel mendatar.
Gambar C. 4g. Mesin bubut tegak dengan 8 spindel sistem rotary






http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf

h)      Mesin bubut potong
Mesin bubut potong berfungsi untuk memotong benda kerja khususnya kawat. Pemotongan dilakukan secara otomatis sehingga jenis mesin ini sangat cocok untuk memotong kawat secara massal yang memiliki ukuran panjang yang sama.
Gambar C. 4h. Mesin bubut potong






http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf

i)        Mesin bubut ulir
Mesin bubut ulir berfungsi khusus untuk membuat batang ulir luar (baut), kontruksinya hampir sama dengan mesin bubut konvensional ukuran sedang. Karena mesin ini dikhususkan untuk membuat ulir, sehingga sangat cocok untuk membuat ulir luar secara massal yang memiliki ukuran panjang dan jenis ulir yang sama.
Gambar C. 4i. Mesin bubut ulir






http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf

j)        Mesin bubut ulir tipe swiss
Mesin bubut ulir tipe Swiss juga khusus berfungsi untuk membuat batang ulir luar (baut). Kontruksinya hampir sama dengan mesin bubut turret. Karena mesin ini dikhususkan untuk membuat ulir, sehingga ini sangat cocok untuk membuat ulir secara massal yang memiliki ukuran panjang dan jenis ulir yang sama.
Gambar C. 4i. Mesin bubut ulir tipe swiss







http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf

k)      Mesin bubut turret
Mesin bubut turret (Gambar 18) berfungsi seperti halnya mesin bubut konvensional berukuran sedang, namun memiliki dudukan alat potong ada beberapa buah yang pergantian posisinya dapat dilakukan dengan mudah (sistem mekanik, hidrolik, atau pneumatik). Jenis mesin ini pada umumnya memiliki ukuran yang relatif kecil, sehingga sangat cocok untuk memproduksi produk secara massal yang memiliki ukuran kecil.
Gambar C. 4k. Mesin bubut turret







http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf

l)        Mesin bubut spindel banyak otomatis
Mesin spindel banyak otomatis adalah jenis yang paling cepat dari mesin produksi untuk pekerjaan batang. Dalam mesin ini langkah operasi dibagi menjadi beberapa bagian sehingga satu stasiun mengerjakan satu bagian operasi dan semua stasiun beroperasi secara serentak sehingga memperpendek waktu pengerjaan.

m)    Mesin bubut turet horizontal
Mesin bubut jenis ini di buat dalam dua rancangan umum yang di kenal sebagai ram dan sadel. Dalam penampilan mereka hampir serupa dan kesemuanya dapat di pakai untuk pekerjaan batang atau penekan. Perbedaan mesin bubut turel jenis ram dapat di tempatkan sebuah sadel yang diapitkan pada bangku mesin bubut. Di mana sadelnya dapat di atur, tetapi tidak bergerak selama operasi turet. Turetnya langsung di pasang pada sadel yang bergerak.

 








n)      Mesin bubut turet horizontal otomatis
Operasi sepenuhnya otomatis agar operator dapa menangani dua buah mesin atau lebih. Mesin jenis ini digunakan pada tuas pencekam yang lonjakan lama. Keuntungannya adalah penghapusan elemen manusia dari dua waktu memungkinkan operator mengatasi beberapa mesin dan produksi cepat.
 








http://www.scribd.com/doc/25487748/joe
o)      Mesin bubut turet vertikal
Merupakan sebuah mesin yang mirip fres pengebor vertikal memiliki karakteristik untuk memegang pahat terdiri atas pencekam yang di pasangkan di atas rel penyilang, sebagai tambahan terdapat paling tidak satu kepala samping yang dilengkapi dengan turet bujur sangkar untuk memegang pahat.
 





p)      Mesin bubut stasiun jarak otomatis
Mesin ini digunakan untuk produksi tinggi dan biasanya dilengakapi dengan lima atau sembilan stasiun kerja dan kedudukan.
 





q)      Fris pengebor vertikal
Fris pengebor vertikal mendapatkan namanya karena benda kerja berputar pada meja horizontal mirip dengan frais pembuat lama. Palingan pahat pemotongnya adalah stasi oner, kecuali untuk gerakan hentaran dan terpasang menyilang yang ketinggiannya dapat di stel.

r)       Mesin ulir otomatis
Cara/ciri utama dari mesin ini adalah adanya pengontrolan gerakan turet sehingga perkakas bisa di umpan ke benda kerja pada kecepatan yang di inginkan, di tarik dan hantar arahkan kedudukan berikutnya. Mesin ini mempunyai peluncur.

s)       Mesin bubut duplikat otomatis
Mesin ini biasanya di lengkapi dengan sistem kendali numeris titik ke titik yang memiliki masukan desimal pembacaan langsung, ciri lain dari mesin ini adalah blok pahat pengaruh 2 kedudukan terkendali secara otomatis yang terpasang di atas benda kerja.
t)       Mesin bubut pencekam vertikal stasiun majemuk.
Mesin ini mempunyai pahat potong yang stasioer kecuali untuk gerakan hentaran dan terpasang pada rel menyilang dengan ketinggian yang dapat di stel. Mesin ini dapat memegang serta suku cadang besar dan berat karena benda kerja dapat di letakkan di meja.
D.    Alat Bantu dan Perlengkapan pada Mesin Bubut.
1.      Senter
Digunakan untuk membantu menyangga ujung sebuah benda kerja yang berbentuk shaft atau as atau poros.
a.  Senter putar
Center putar pada mesin bubut digunakn untuk menunjang pekerjaan pembuatan shaft apda masing-masing ujungnya sehingga akan menghasilkan suatu putaran yang kokoh. Biasanya putaran tersebut tetap dan sangat mendukung benda kerja tersebut tidak bergerak.
Gambar D. 1a. Senter putar





b.      Senter mati
Berbeda dengan senter putar, senter mati di gunakan pada pembubutan di antara 2 senter, benda tersebut hanya ikut berputar bersama mesin, ujungnya tidak terjadi gesekan dengan ujung benda kerja yang sudah di beri lubang senter, walaupun tidak terjadi gesekkan sebaiknya sebelum di gunakan, ujung senter dan lubang senter sebaiknya di beri greace/gemuk atau pelumas sejenis lainnya, pada dasarnya kedua senter tersebut juga memiliki sudut yang sama yaitu 60 derajat.
Gambar D. 1a. Senter mati


c.       Senter Pipa
Digunakan dengan maksud yang sama dengan penggunaan senter putar namun senter pipa dikhususkan untuk pipa atau as yang memiliki lubang yang tidak bisa disokong dengan senter putar biasa.
 

d.      Senter pot
Senter pot ini digunakan untuk benda kerja yang panjang dan memiliki ujung yang berbentuk cembung, yang tidak memungkinkan jika menggunakan senter lainnya.

2. Pembawa
Alat ini dipasang bersama – sama plat pembawa dengan maksud membawa serta benda kerja supaya tidak ikut berputar.





Gambar D. 2. Pembawa

                                                                                                                        
 
3.      Penyangga
Alat ini digunakan dalam pengerjaan batang yang panjang untuk menyangga benda kerja agar tidak melengkung ke bawah.
a.       Penyangga jalan
Penyangga jalan berfungsi sama hanya perbedaannya bahwa penyangga jalan pemasangannya pada eretan dan ikut bergerak sepanjang jalannya pahat pada alas mesin. Kerja penyangga jalan adalah menahan benda kerja agar tidak melengkung dan tidak bergetar karena adanya tekanan pahat yang menyayat.



Gambar D.3a. Penyangga jalan





b.      Penyangga tetap
Penyangga tetap adalah alat yang berguna untuk menyokong atau menunjang benda kerja yang dibubut jika bagian yang dibubut itu panjang, tanpa alat penyangga ini maka benda tersebut khususnya bagian tengahnya (antara senter kepala lepas dan kepala tetap) akan bergetar sehingga hasilnya akan kasar dan tidak bulat, terlebih-lebih diwaktu membubut benda kerja yang berlubang bagian dalamnya.



Gambar D.3b. Penyangga tetap

 

4.      Kartel
Kartel adalah suatu alat yang gunanya untuk membuat alur pada benda kerja.
Gambar D.4. Kartel










5.      Cekam
Cekam adalah bagian dari mesin bubut yang berfungsi untuk mengikat benda kerja pada saat membubut.
a.       Pencekam rahang 4
Digunakan untuk benda kerja segiempat, segienam, segidelapan atau bentuk yang rumit. Hanya untuk benda kerja bulat dan segiempat

b.      Cekam rahang 3
Digunakan untuk benda kerja yang bulat atau segi berurutan yang habis dibagi 3, misal : 3, 6, 9 dan seterusnya

c.       Cekam rahang 2
Mempunyai 2 rahang yang bergerak secara otomatis pada waktu menyetel diputar, keistemawaan dapat mencekam bermacam-macam bentuk dari bentuk dan ukuran benda kerja ( bulat ). Khususnya benda kerja yang sesuai dengan rahang tersebut.

d.      Pencekam magnet
Digunakan untuk mencekam benda kerja yang bentuknya tidak beraturan yang tipis, yang akan dibuat menjadi bentuk lain.
a.       Pencekam rata
Sumber : contoh laporan

E.     Jenis Pengerjaan pada Mesin Bubut
1.      Membubut Silindris
Pada proses membubut silindris ini benda kerja berputar kemudian pahat melakukan pemakanan secara memanjang. Pada pembubutan otomatis pahat dapat melakukan gerak makan maju mundur secara memanjang sedangkan benda kerja berotasi dan dicekam oleh pencekam pada kepala tetap. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka kedudukan mata pahat harus segaris dengan senter atau pusat benda kerja tersebut. Dan biasanya pada proses dihasilkan benda – benda silindris bertingkat.
Gambar E. 1. Pembubutan silindris



2.      Membubut Tepi
Pada proses ini benda kerja yang dicekam berputar sambil pahat melakukan gerak makan secara lateral atau melintang. Pada pembubutan-pembubutan otomatis pahat dapat melakukan gerak makan secara maju mundur dalam arah yang melintang. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka kedudukan mata pahat harus segaris dengan senter atau pusat benda kerja tersebut. 


Gambar E. 2. Pembubutan tepi


 
3.      Mengebor pada mesin bubut
Pada proses ini benda kerja dicekam dan senter hidup pada kepala lepas diberi atau diganti dengan mata bor yang sesuai. Setelah itu bor tersebut disetel kemudian senter tersebut dimajukan dengan hati – hati pada benda kerja yang berputar. Kedalaman hasil pengeboran dapat disetel pada kepala lepas. Pada pengerjaan secara otomatis kepala lepas bergerak maju dengan otomatis.
Gambar E. 1. Mengebor dengan mesin bubut



4.      Membuat ulir
Pada poses pembuatan ulir hampir sama dengan pembubutan silindris hanya saja perbedaannya terletak pada penyetelan pahat dan jenis pahatnya. Benda kerja yang dicekam pada spindle berotasi kemudian pahat tersebut melakukan grak makan secara memanjang / mendatar dan kedudukan pahat tersebut harus dengan senter atau pusat benda kerja agar hasilnya maksimal.
Gambar E. 4. Pembubutan ulir



5.      Membubut dalam
Membubut dalam prosesnya tidak jauh berbeda dengan proses membubut silindris hanya saja pada membubut dalam pahat yang digunakan berbeda dengan pahat pada membubut silindris tidak hanya perbedaannya juga terletak pada pengerjaan benda kerjanya. Pada membubut dalam pahat diarahkan masuk ke dalam lubang benda kerja ( pahat tetap setinggi dengan senter ). Kemudian eretan atas disetel agar pahat menyentuh bagian pinggir dari lubang benda kerja tersebut, setelah itu benda kerja berputar sambil pahat melakukan gerak maju / memanjang. 
Gambar E. 5. Membubut dalam




6.      Mengkartel
Jepit benda kerja pada pencekam kemudian setel kartel setinggi dengan senter. Setelah itu hidupkan spindle mesin dan gerakkan kartel ke benda kerja menggunakan tekanan sampai terbentuk cetakan seperti intan. Kartel ini melakukan gerak makan secara memanjang atau eretan melakukan gerakan maju. 
Gambar E. 6. Mengkartel





7.      Membubut tirus
Pada pembubutan tirus digunakan berbagai macam ukuran pahat, misalnya : pahat dengan sudut 300 , 600, dan lain sebagainya. Prosesnya yakni setel pahat setinggi senter, tempatkan pahat pada kedudukan kerja dengan menggunakan eretan atas. Kemudian setel eretan dengan posisi sudut sesuai yang kita inginkan. Hidupkan mesin spindle dan benda kerja berotasi dan pahat diarahkan dalam kedudukan kerja. Kemudian eretan bergerak maju atau mundur sesuai dengan pengaturan sudut yang telah dilakukan. Cara membubut tirus dapat dilakukan dengan cara :
1.      Dengan menggeser posisi kepala lepas ke arah melintang.
2.      Dengan menggeser sekian derajat eretan atas.
3.      Dengan memasang perkakas pembentuk.   
Gambar E. 7. Pembubutan tirus



8.      Memotong benda kerja
Pemotongan benda kerja pada mesin bubut digunakan pahat penyayat dan pengalur yang sangat ramping. Arahkan kedudukan pahat pada posisi kerja. Setelah itu hidupkan mesin dan arahkan eretan secara melintang agar pahat dapat memotong secara sempurna.




Gambar E. 8. Memotong benda kerja




 

9.      Mengalur
Mula – mula pilih pahat paku atau pahat alur kemudian setel pahat ke senter, siku ke diameter benda kerja, dan setel ukuran alur yang akan dibuat pada eretan atas. Gerakkan eretan lintang untuk menempatkan pahat mendekati dari diameter benda kerja. Hidupkan mesin, arahkan atau gerakkan eretan atas agar pahat dapat menyentuh diameter benda kerja. Arahkan pahat ke benda kerja yang beputar dengan kecepatan tetap. 
Gambar E. 9. Pembubutan Alur





10.  Membubut eksentris
Bila garis mati dari dua atau lebih silinder dari sebuah benda kerja sejajar maka benda kerja ini disebut eksentris. Jarak antara garis – garis mati itu disebut eksentribilitas.
Gambar E. 9. Membubut eksentris






11.  Membubut profil
Untuk membubut pembulatan pahatnya diasah menurut bentuk profilnya, pahat profil terutama cocok untuk membubut profil pada produk-produk yang pendek, pada umumnya pahat bubut tidak terlalu tebal sehingga umur pemakaiannya pendek.
Gambar E. 11. Membubut profil

F.     Pahat dan Prinsip Pemahatan
1.      Waktu Penyetelan
Waktu penyetelan adalah waktu yang diperlukan untuk menyetel semua alat-alat yang dibutuhkan dalam mesin bubut seperti pahat yang dipilih harus standar, dan kalau dipasang permanent dapat sepat di stel untuk berbagai tugas.
2.      Waktu Penanganan Benda Kerja.
Waktu penanganan benda kerja merupakn waktu yang diperlukan dalam memusatkan atau melepaskan benda kerja sangat bergantung pada jenis peralatan pemegang benda kerja yang dipakai.
3.      Waktu Penanganan Mesin
Waktu Penanganan Mesin adalah waktu yang diperlukan dalam pengerjaan bubut. Waktu yang diambil untuk memberikan pahat yang berurutan kedalam, kedudukan memotong adalah bagian dari waktu penanganan mesin.
4.      Waktu Pemotongan
Waktu Pemotongan merupakan waktu yang diberikan untuk melakukan pemotongan benda kerja.




G.    Pahat Bubut
1.      Nomenklatur pahat bubut
Gambar G. 1. Nomenklatur pahat bubut

Keterangan :
·         Sudut gerak samping, jika sudut ini semakin lancip maka akan menurunkan daya potong dan tempratur pemotongan semakin tinggi.
·         Sudut Gerak Belakang, tempat menggantikan sisi potong sehingga memudahkan pemotongan yang lebiih berat.
·         Jari-jari ujung, untuk memotong akhir permukaan sekaligus memberi bentuk pada benda kerja.
·         Sudut pengaman Ujung, sangat berperan dalam performa pahat potong bila terlalu kecilmaka akan mengurangi umur pahat.
·         Sudut pengaman samping, untuk mencegah pergerakan perkakas lain dan memotong bahan yang keras dan tangguh.
·         Sudut mata potong ujung, cuttering dapat memperpendek umur pahat karenamerusak/mematahkan mata potong.
·         Sudut mata potong samping, bila serpihan ini bertambah besar maka serpihan yang kontak dengan sisi potong samping akan mengikat dan menyebabkan umur pahat semakin lama.

2.      Jenis-jenis pahat bubut berdasarkan bentuknya
  a                 b               c              d            e             f              g              h            I
Gambar G. 2. Jenis-jenis pahat bubut berdasarkan bentuknya

 


a. Pahat kiri          d.Pahat papak                         g. Pahat bubut kasar   
b.  Pahat potong   e. Pahat bubut kasar    h. Pahat pinggul kanan
c. Pahat alur         f. Pahat bentuk bulat   i. Pahat bubut muka

3.      Jenis-jenis pahat bubut berdaraskan materialnya
a.       Pahat HSS
High speed steel (HSS) adalah bagian dari alat baja, biasanya digunakan dalam bit alat dan alat pemotong. Hal ini sering digunakan dalam kekuasaan melihat pisau dan bor. Hal ini lebih unggul dari alat-alat tua baja karbon tinggi yang digunakan secara ekstensif melalui tahun 1940-an karena dapat menahan suhu yang lebih tinggi tanpa kehilangan kesabaran nya (kekerasan). Properti ini memungkinkan HSS untuk memotong lebih cepat dari baja karbon tinggi, maka baja kecepatan tinggi nama. Pada suhu kamar, dalam perlakuan panas umumnya direkomendasikan mereka, nilai HSS umumnya menampilkan kekerasan tinggi (di atas HRC60) dan ketahanan abrasi tinggi (umumnya terkait dengan isi tungsten sering digunakan dalam HSS) dibandingkan dengan karbon yang sama dan alat baja.
Gambar G. 3a. Pahat HSS



http://an-tika.blogspot.com/2011/07/jenis-jenis-pahat-bubut.html

b.      Pahat Carbide
Tungsten karbida (WC) adalah senyawa kimia anorganik yang mengandung bagian yang sama dari tungsten dan atom karbon. Bahasa sehari-hari, tungsten karbida sering hanya disebut karbida. Dalam bentuk yang paling dasar, itu adalah bubuk abu-abu halus, tetapi dapat ditekan dan dibentuk menjadi bentuk untuk digunakan dalam mesin industri, peralatan, abrasive, serta perhiasan. Tungsten karbida adalah sekitar tiga kali lebih keras dari baja, dengan modulus Young sekitar 550 GPa, dan jauh lebih padat dari baja atau titanium. Hal ini sebanding dengan korundum (α-Al2O3) atau safir dalam kekerasan dan hanya dapat dipoles dan selesai dengan abrasive kekerasan unggulan seperti silikon karbida, boron nitrida kubik dan berlian antara lain, dalam bentuk bubuk, roda, dan senyawa.
Gambar G. 3b. Pahat Carbide



                          http://an-tika.blogspot.com/2011/07/jenis-jenis-pahat-bubut.html

a.       Intan
Merupakan hasil proses sintering serbik intan tiruan dengan bahan pengikat, karena intan pada temperatur tinggi akan berubah menjadi graphit dan mudah terdifusi dengan besi, maka pahat intan tidak bisa di gunakan untuk memotong yang mengandung besi. Tingkat kekerasannya sangat tinggi dan tahan terhadap deformasi plastik. Sifat ini di tentukan oleh besar butir intan serta presentasi material pengikatnya.

b.      Pahat keramik.
Serbuk aluminium oksida dengan bahan tambahan aluminium di campurkan dengan pengikat dan di proses menjadi sisipan padat pemotong pada teknik metalurgi serbuk. Sisipan ini di apitkan pada pemegang pahat atau pun diikatkan padanya dengan Xytelin.
Bahan yang di hasilkan mempunyai kekuatan kompesif sangat tinggi tetapi agak rapuh. Oleh karena itu sisipan harus di beri o-7 penguburan negatif.

c.       CBN
CBN termasuk jenis keramik, di buat dengan penekanan panas ( 1500 ) sehingga serbuk diapit putih nitrida teron dengan struktur atom hoksagonal berubah menjadi struktur kubik dengan material pengikat ALO tanpa atau dengan mengiter BM. Pahat sisipan ( BM ) dapat di buat, tiw atau cd  hot hardnes CBN ini sangat tinggi. CBN dapat digunakan berbagai permesinan berbagai jewnis baja dalam keadaan di keraskan. Besi tuang hss karbida semen, terhadap baja kecil..
4.      Jenis-jenis pahat berdasarkan unsur yang di tambahkan kedalamnya
Tungsten carbide bit ini kemudian dicetak dengan beragam bentuk pahat bubut. Ada yang dibuat dengan lubang di tengahnya untuk baut pengunci ke holder/pegangannya,sepert gambar di bawah ini.
Sumber : http://www.pahat tungsten carbide dan holdernya




Namun yang banyak dan gampang dijumpai dipasaran disini adalah yang tidak memakai holder sehingga dalam aplikasinya kita mengelas bit ini ke tangkainya dengan kawat kuningan.
http://an-tika.blogspot.com/2011/07/jenis-jenis-pahat-bubut.html
Namun begitu banyak juga toko perkakas online dari Inggris yang menjual pahat carbide yang sudah di las seperti gambar berikut ini.

5.      Pemasangan pahat bubut
Cara memasang pahat bubut ialah Selama pengerjaan, pahat ditekan oleh tenaga potong (cutting force). Besarnya tenaga ini tergantung dari besarnya benda kerja dan ukuran penampang chip. Dengan memasang pahat pada baut pengunci (clamping bolt), terjadilah getaran yang kuat di antara permukaan penyangga pahat dengan penjepit pahat. Getaran tersebut menyebabkan pahat bergerak. Untuk menghindari bergesernya pahat selama pengerjaan, pahat harus dipegang dengan kuat dan aman. Untuk pemasangan pahat dapat digunakan pelat-pelat tipis sebagai “ganjal”.

6.      Pahat dan prinsip perpahatan
Dalam produksi adalah penting bahwa pengerjaan dilakukan sesingkat mungkin waktu yang digunakan dalam produksi adalah waktu penyetelan, penanganan benda kerja, penaganan mesin dan waktu pemotongan.
a.       Waktu penyetelan dapat dikurangi dengan menyiapkan semua pahat yang diperlukan dalam kondisinya dan siap dipakai
b.      Waktu pemasangan benda kerja adalah waktu yang diperlukan dalam memasang atau melepaskan benda klerja untuk pengerjaan barang maka waktu ini dikurangi dengan memasang leher stock batang
c.       Waktu pemasangan mesin adalah waktu yang diperlukan dalam memasang masing-masing perkakas pada tempat nya bisa dikurangi dengan menempatkan perkakas pada tempatnya dan urutan yang benar sehingga memudahkan penggunaanya atau dengan menentukan pemotongan kombinasi atau jamak, jika memungkinkan.
d.      Waktu potong untuk suatu operasi dikendalikan oleh penggunaan yang benar atas perkakas potong kecepatan dan pemotongan kombinasi bisa menghemat waktu potong

7.      Sifat sifat yang mutlak dimilki pahat bubut
Berdasarkan sifat sifat mutlak yang harus dimiliki oleh pahat bubut antara lain :
a.       Keras : kekerasan yang cukup tinggi melebihi kekerasan benda kerja tidak saja pada temperatur ruang melainkan juga pada temperatur tinggi pada saat proses
b.      Tahan beban kejut thermal : ketahanan ini diperlukan bila terjadi perubahan temperatur yang cukup besar secara berkala atau periodik
c.       Sifat ahesi yang rendah : diperlukan untuk mengurangi avinitas benda kerja terhadap pahat, mengurangi laju keausan, serta penurunana daya pem,otongan
d.      Daya larut elemen komponen material pahat yang rendah : dibutuhkan untuk memperkecil laju keausan aklibat mekanisme difusi

8.      Mengasah pahat bubut
Dengan m,enggunakan batu gerinda aipwheels menggunakan sistem pencekam pahat dengan tangan.
a.       Cekam pahat dengan tangan, usahakan posisi pahat sejajar dengan tanggem
b.      Mengatur stopen dan ketinggian batu gerinda terhadap pahat usahakan center
c.       Mengasah permukaan bidang A, perhatikan sudut-sudutnya
d.      Mengasah permukaan bidang B, perhatikan sudut-sudutnya
e.       Mengasah permukaan bidang C, perhatikan sudut-sudutnya
model yang menunjukkan bagian yang digerinda
sumber : contoh laporan lab teknologo mekanik
Pertama kita akan menggerinda bagian depan batang HSS ini (bagian yang berwarna kuning dari model diatas). Gunakan batu gerinda kasar. Posisikan pahat agak miring ke kiri 10-15 derajat. Hal inni akan membuat sudut pembebas,agar tidak semua bagian pahat bersentuhan dengan benda kerja nantinya.
langkah 1.a

langkah 1.b

pahat menjadi panas




Pendinginan
Proses pengerindaan membuat pahat menjadi panas,maka kita perlu sesekali mencelubkan ke cairan pendingin selama kurang lebih 15 detik.Di bawah ini adalah gambar setelah proses penggerindaan pertama.
langkah 1.c
Langkah kedua,kita akan menggerinda sisi potongnya,karena pahat yang kita buat pahat kanan maka sisi potongnya ada di sebelah kiri(ditunjukkan warna merah pada model).  Prosedur dasarnya adalah sama kecuali bahwa kita memegang alat dengan sisi sekitar sudut 10 derajat ke roda gerinda.
langkah 2.a
langkah 2.b
langkah 2.c
Langkah ketiga,kita akan membuat sudut pembuangan tatal pada sisi atas,pada model ditunjukkan warna biru. Pada langkah ini,kita harus lebih berhati-hati,jangan sampai bagian sisi potongnya yaitu pertemuan sisi kiri dan atas, ikut tersapu batu gerinda. Jika terjadi maka ketinggian sisi potongnya akan berkurang atau lebih rendah dari badan pahat itu sendiri,masih bisa dipakai memang,namun mungkin akan membutuhkan plat ganjal tambahan saat menyetel.
langkah 3.a
Langkah keempat atau terakhir adalah membulatkan ujung sisi potongnya. Untuk tugas membubut yang normal, ujung sisi potong yang terlalu tajam seperti gambar diatas tidak akan bertahan lama. Karena itu kita harus membuatnya memiliki radius kecil agar bisa digunakan dalam pemakanan yang cukup dalam. Kurang lebih bentuknya seperti gambar 4.b.
langkah 4.a

langkah 4.b

hasil akhir
Akhirnya,sebuah pahat sisi kanan,pahat yang paling umum digunakan membubut telah jadi. Gambar dibawah menunjukkan contoh penggunaan pahat tersebut.
Pemakaian
Untuk bahan tertentu,kemiringan dari sudut potong,sudut pembuangan tatal dan pembebas,mungkin memerlukan ukuran yang berbeda.

9.      Toolholder
Toolholder adalah digunakan untuk memegang pahat dari HSS dengan ujung pahat di usahakan sependek mungkin agar tidak terjadi getaran pada waktu digunakan untuk membubut, toolholder biasa digunakan untuyk memegang pahat yang tipis agar bisa dijepit dirumah pahat
Sumber :http://products.indianyellowpages.com/
10.  Hal – hal yang menyebabkan kerusakan pada pahat bubut
a.       Pahat bubut harus disimpan sedemikian rupa pahat
b.      Kehilangan kekuatan pahat disebabkan oleh pemanasan yang berlebihan
c.       Pemakanan atau penyerpihan disebabkan karena pengambilan pemotongan terlalu berat atau sudut potong terlalu kecil
11.  Perawatan pahat bubut
Pahat bubut harus disimpan sedemikian rupa sehingga sisi potongnya tidak mudahg rusak, sisi potong yang tumpul menyebabkan panas dan permukaan yang kasar, oleh karena itu janganlah menunggu sampai sisi potong tumpul.

H.    Ulir
1.      Nomenlaktur ulir segitiga
Nomenlaktur ulir, ulir sekrup adalah suatu baut yang penampangnya searagam adalah dalam bentuk heliks. Pada permukaan sebuah silinder metode AS untuk penandaan ulir sekrup dalam urutan adalah nominal ( diameter pecahan dalam urutan nominal ). ( diameter pecahan atau nomor ulir ) banyaknya ulir tiap inc dan toleransi.
Sumber : http:// repository.binus.ac.id
Contoh : ¼ - 20 unc – 24 artinya memiliki diameter ¼ inci dengan 20 ulir tiap inci
A dan B berhubungan dengan ulir sebelah luar atau sebelah dalam ulir metrik menunjukkan dasar huruf M yang diikiuti dengan ukuran nominal.
Gerak bagi dinyatakan oleh pecahan sebagai pembilang dan banyaknya ulir tiap inci sebagai penyebut. Sebuah sekrup berulir tunggal memiliki 16 ulir tunggal tiap inci, berarti jarak baginya 1/16.

2.      klasifikasi ulir
Ulir adalah garis atau alur / profil melingkar yang mempunyai sudut kisar atau uliran tetap.
a.       Jenis Ulir Menurut Arah Gerakan Jalus Ulir
-          Ulir Kanan
Apabila sebuah mur dipasangkan pada baut yang kemudian diputar ke kanan (searah jarum jam) ternyata murnya bergerak maju maka ulir tersebut termasuk ulir kanan.
-          bila mur diputar arahnya ke kiri (berlawanan dengan arah jarum jam) ternyata murnya bergerak maju maka ulir tersebut termasuk ulir kiri. Jadi, pada ulir kanan, kalau akan melepaskan mur dari bautnya maka mur harus diputar ke kiri. Sedangkan pada ulir kiri, untuk melepaskan murnya adalah dengan memutar mur ke kanan.

b.      Jenis Ulir Menurut Jumlah Ulir Tiap Gang (Pitch)
Dilihat dari banyaknya ulir tiap gang (pitch) maka ulir dapat di bedakan menjadi ulir tunggal dan ulir ganda. Ulir ganda artinya dalam satu putaran (dari puncak ulir yang satu ke puncak ulir yang lain) terdapat lebih dari satu ulir, misalnya dua ulir, tiga ulir dan empat ulir. Untuk ulir ganda ini biasanya disebutkan berdasarkan jumlah ulirnya, misalnya ganda dua, ganda tiga dan ganda empat. Gambar dibawah menunjukkan bagan dari ulir tunggal dan ulir ganda. Melihat bentuknya, maka satu putaran pada ulir ganda dapat memindahkan jarak yang lebih panjang dari pada satu putaran ulir tunggal.

Gambar H. 2. Ulir tunggal dan ulir ganda

3. Jenis Ulir Menurut Bentuk Sisi Ulir
a.       Ulir segitiga, ulir ini meiliki sudut puncak 60
Sumber : http://m2kaboet.blogspot.com/
b.      Ulir segiempat
Pahat ini harus digerinda denga tepat dan sesuai
Sumber : http://teknik-mesin1.blogspot.com/
c.       Ulir trapesium
Bentuk standart ulir trapesium di terapkan didalam. Standart ulir ( UNDRM M 1540, M1541, M1542 ) ulir trapesium memiliki sudut bidang 30.
Sumber : http://teknik-mesin1.blogspot.com/

d.      Ulir gergaji
Sumber : http://teknik-mesin1.blogspot.com/

e.       Ulir bulat / radius
Sumber : contoh laporan teknologi mekanik

f.       Ulir pipa with worth
Sumber : contoh laporan lab. Teknologi mekanik












Sumber : contoh laporan lab. Teknologi mekanik



I.       Fluida pendingin
a.       pengertian fluida pendingin
fluida pendingin berbentuk cairan agar mudah disirkulasi kembali, sangat diperlukan untuk mengisi karena hasil getarannya. Yang dihasilkan oleh pemakanan pahat terhadap benda kerja akan bertumpuk tanpa adanya media pendingin.
Jenis zat kimia yang digunakan dalam fluida pendingin :
1)      amino dan nitrik untuk mencegah karat
2)      notrak untuk menstabilkan notrik
3)      bahan sabun dan pembasuh untuk mengurangi busa muka dan pelumas
4)      gabungan dari posfat, chlorin dan belerang untuk pelumas kimia
5)      chlorin untuk pelumasan
6)      glikol sebagai bahan pengaduk dan pembasah
7)      garnisida untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri
8)      fosfot dan clorin untuk melunakkan air
b.      fungsi fluida pendingin
1)      mengurangi suhu pahat dari serpihan
2)      mencuci bersih dari serpihan
3)      menaikkan unsur pahat
4)      menurunkan daya yang diperlukan
5)      menjadi pelumas gerakan antara serpihan kepala pahat
6)      mengurangi kemungkinan korosi pada benda kerja
7)      menguatkan pahat

M.   Alat Ukur
Mengukur adalah proses membandingkan ukuran (dimensi) yang tidak diketahui terhadap standar ukuran tertentu. Alat ukur yang baik merupakan kunci dari proses produksi massal. Tanpa alat ukur, elemen mesin tidak dapat dibuat cukup akurat untuk menjadi mampu tukar (interchangeable). Pada waktu merakit, komponen yang dirakit harus sesuai satu sama lain. Pada saat ini, alat ukur merupakan alat penting dalam proses pemesinan dari awal pembuatan sampai
dengan kontrol kualitas di akhir produksi.
1)       Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang sering digunakan di bengkel mesin. Jangka sorong berfungsi sebagai alat ukur yang biasa dipakai operator mesin yang dapat mengukur panjang sampai dengan 200 mm, ketelitian 0,05 mm. Gambar 4.1. berikut adalah gambar jangka sorong yang dapat mengukur panjang dengan rahangnya, kedalaman dengan ekornya, lebar celah dengan sensor bagian atas. Jangka sorong tersebut memiliki skala ukur (vernier scale) dengan cara pembacaan tertentu. Ada juga jangka sorong yang dilengkapi jam ukur, atau dilengkapi penunjuk ukuran digital. Pengukuran menggunakan jangka sorong dilakukan dengan cara menyentuhkan sensor ukur pada benda kerja yang akan diukur, (lihat Gambar ). Beberapa macam jangka sorong dengan skala penunjuk pembacaan dapat dilihat pada Gambar dibawah.

2)      Mikrometer
Hasil pengukuran dengan mengunakan mikrometer (Gambar 4.4.)
biasanya lebih presisi dari pada menggunakan jangka sorong. Akan
tetapi jangkauan ukuran mikrometer lebih kecil, yaitu sekitar 25 mm.
Mikrometer memiliki ketelitian sampai dengan 0,01 mm. Jangkauan ukur
mikrometer adalah 0-25 mm, 25–50 mm, 50-75 mm, dan seterusnya
dengan selang 25 mm. Cara membaca skala mikrometer secara singkat
adalah sebagai berikut :
o   Baca angka skala pada skala utama/barrel scale (pada Gambar 4.5. adalah 8,5 mm)
o   Baca angka skala pada thimble (pada posisi 0,19 mm)
o   Jumlahkan ukuran yang diperoleh (pada Gambar 1.6. adalah 8,69 mm).

3)      Jam Ukur (Dial indicator)
Jam ukur (dial indicator) adalah alat ukur pembanding (komparator). Alat ukur pembanding ini (Gambar 4.7.), digunakan oleh operator mesin perkakas untuk melakukan penyetelan mesin perkakas yaitu : pengecekan posisi ragum, posisi benda kerja, posisi senter/sumbu mesin perkakas, dan pengujian kualitas geometris mesin perkakas. Ketelitian ukur jam ukur yang biasa digunakan di bengkel adalah 0,01 mm.

J.      Hal-hal yang menyebabkan kerusakan pada mesin
Pada eretan.Dari survey yang dilakukan, maka dapat kita menyimpulkan bahwa eretan atas dan eretan melintang masih harus di aligment, karena pada setiap eretan masih terlalu bergesekan atau kurangnya pelumasan.Pada tutup ertan pecah maka harus mengganti tutup eratan yang baru. pada chack / pencekam.Dari pengamatan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: chack terjadi kebalingan.- baut pengikat poros chack dalam kurang satu. Baut chack patah satu.maka chack tersebut harus menyetel kembali semula agar hasil penyayatan lebih baik.
 pada kedudukan mesin/ngepelBerdasarkan hasil pengamatan yang penulis peroleh, dapat kita mengambil kesimpulan bahwa kedudukan mesin tidak terjadi kerataan kedudukan, maka harus di lepel agar mesin dapat digunakan sebaik mungkin, agar redaman getaran pada kecepatan lebih sedikit terjadi getaran yang tidak kita inginkan.

K.    Perawatan dan pencegahan kerusakan pada mesin
Seperti pada umumnya mesin,maka mesin bubut memerlukan perawatan yang baik, agar ia dapat selalu siap untuk dioperasikan.Perawatan mesin produksi dilakukan secara umum dan khusus.Petunjuk perawatan umum pada mesin bubut biasanya telah diberikan oleh pabrik pembuat mesin,sedangkan perawatan khusu harus dicari berdasarkan pengalaman dan berdasarkan teori-teori mengenai perbaikan terhadap peralatan atau mesin.
1.      Perawatan Umum
a.       Untuk menjaga agar mesin tidak cepat rusak diperlukan perawatan dan pengoperasian yang benar dan seksama.prosedur perawatan mesin bubut ini adalah:
b.      Mesin bubut ini tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung
c.       Dalam pelaksanaan perawatan seperti pengantian oli pelumasan mesin dan pemberian grease,diharuskan memakai oli yang dipersyaratkan oleh  pabrik pembuat mesin
d.      Setelah selesai mengoperasikan mesin,bersihkan bagian-bagian mesin dari beram-beram hasil pemotongan dan cairan pendingin.
e.       Untuk pemasangan benda kerja pada poros utama,tidak diperkenakan memukul benda kerja secara keras dengan mengunakan palu/hammer
f.       Jaga dan perhatikan secara seksama selama pengoperasian mesin,jangan sampai beram-beram yang halus dank eras terutama beram besi tulang jatuh ke meja mesin dan terbawa oleh eretan.
g.      Setelah selesai mengoperasikan mesin,atur semua handel-handel pada posisi netral dan mematikan sumber tenaga mesin
2.      Perawatan khusus
Perawatan khusus ini dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat,berdasarkan pengalaman dan buku petunjuk perawatan yang diberikan oleh pabrik pembuat mesin.
a.       Motor utama (motor pembangkit)
Ada dua kerusakan yang biasa terjadi pada motor pembangkit yaitu:
Motor tidak mampu bekerja
a)      Tegangan dari sumber tenaga yang masuk kemotor pembangkit rendah,sehingga tidak sanggup membangkitkan motor pembangkit
b)      Arus yang masuk ke motor pembangkit beda phasanya, maka diperlukan pengikuran arus yang masuk satu phasa atau tiga phasa sesuai dengan motor pembangkit.
c)      Sekring pada circuit breaker putus/terbakar,apabila terjadi hal yang demikian,maka gantilah sekring tersebut dengan yang baru dan spesifikasi yang sama.
Tidak sempurnanya kontak-kontak pada switch atau saklar.
a)      Coil pada saklar terbakar
b)      Tidak terjadi hubunga pada kontak limit switch
c)      Rem motor tidak berfungsi secara baik
d)     Motor cepat panas
Penyebab yang mengakibatkan motor penggerak menjadi cepat panas yaitu
a)      Perbedaan tegangan
Periksa tegangan listrik yang masuk
b)      Beban motor yang berlebihan
Dengan adanya beban yang berlebihan dari yang ditentukan akan dapat menimbulkan panas berlebihan pada yang berlebihan pada motor pengerak,untuk itu perlu diatur kembali beban agar sesuai dengan yang telah ditentukan
b.      Kepala tetap
Pada mesin bubut adalah memegang kunci utama pada keberhasilan pekerjaan mengunakan mesin bubut. Kerusakan yang umum terjadii pada kepala tetap mesin bubut di antaranya adalah:
1.      Putaran poros utaa tersendat-sendat
2.      Putaran poros utama terlalu berat
3.      Suhu atau temperature pada kepala lepas terlalu tinggi
4.      Terjadinya suara yang bising pada kepala lepas
5.      Tidak senter
c.       Eretan
Kesalahan atau kerusakan yang sering timbul pada eretan adalah sebagai berikut:
1.      Eretan sangat berat meluncur pada mesin bubut.penyelesaianya lakukan pemeriksaan baut-baut penyetel kerapatan eretan,apabila terlalu kuat longarkan baut-baut tersebut.
2.      Hasil pekerjaan tidak rata.hal ini terjedi karene adanya ganguan pada pinion gear.usaha mengetasinya ialah dengan memperbaki gigi pinion atau menganti gigi pinion yang baru
3.      Pemakanan pada benda kerjs tidak rata pada waktu langkah otomatis atau penyayatan otomatis.hal ini disebabkan oleh tidak senternya poros trasportir.
4.      Terlalu berat pada waktu pemotongan menyilang.kemungkinan ini disebabkan terlalu kuatnya pengikat baut untuk pemotonga menyilang.
5.      Tidak rata permukaan penyayatan menyilang (facing).hal ini kemungkinan di sebabkan tidak tepatnya penyetelan baut-baut pengikat poros utuk pemakanan.
6.      Teralalu keras gerakan toolpost.hal ini disebabkan oleh gangguan pemasangan pasak.
7.      Kedudukan toolpost kurang teliti sehingga pemakanan kurang baik.
8.      Pompa pada apron sangat sulit dioprasikan.hal ini disebabkan minyak pelumas yang sudsh kotor.lakukan pembersian atau pengantian minyak pelumas serta membersihkan pipa-pipa salurannya.
d.      Kepala lepas
Kepala lepas mudah bergetar atau tidak setabil selsms pelaksanan pembubutan. Jika hal ini terjadi kemungkinan ialah kurang kuatnya pengikat baut pengikat kepala lepas dengan meja atau rangka mesin.
http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapan-dan-alat-potong.pdf
L.     Artikel
Cara Pemberian Cairan Pendingin pada Proses Pemesinan
Cairan pendingin jelas hanya akan berfungsi dengan baik jikalau cairan ini diarahkan dan dijaga alirannya pada daerah pembentukan beram. Dala praktek sering ditemui bahwa cairan tersebut tidak sepenuhnya diarahkan langsung pada bidang beram pahat di mana beram terbentuk karena keteledoran operator. Mungkin pula, karena daerah kerja mesin tidak diberi tutup, operator sengaja mengarahkan semprotan cairan tersebut ke lokasi lain sebab takut cairan terpancar ke semua arah akibat perputaran pahat. Pemakaian cairan pendingin yang tidak berkesinambungan akan mengakibatkan bidang aktif pahat akan mengalami beban yang berfluktuasi. Bila pahatnya jenis karbida atau keramik (yang relatif getas) maka pengerutan dan pemuaian yang berulang kali akan menimbulkan retak mikro yang justru menjadikan penyebab kerusakan fatal. Dalam proses gerinda rata bila cairan pendingin dikucurkan di atas permukaan benda kerja maka akan dihembus oleh batu gerinda yang berputar kencang sehingga menjauhi daerah penggerindaan.
Dari ulasan singkat di atas dapat disimpulkan bahwa selain dipilih cairan pendingin harus juga dipakai dengan cara yang benar. Banyak cara yang dipraktekkan untuk mengefektifkan pemakaian cairan pendingin, yakni sebagai berikut :
2.      Secara manual. Apabila mesin perkakas tidak dilengkapi dengan sistem cairan pendingin, misalnya Mesin Gurdi atau Frais jenis “bangku” (bench drilling/milling machine) maka cairan pendingin hanya dipakai secara terbatas. Pada umumnya operator memakai kuas untuk memerciki pahat gurdi, tap atau frais dengan minyak pendingin. Selama hal ini dilakukan secara teratur dan kecepatan potong tak begitu tinggi maka umur pahat bisa sedikit diperlama. Penggunaan alat sederhana penetes oli yang berupa botol dengan selang berdiameter kecil akan lebih baik karena akan menjamin keteraturan penetesan minyak. Penggunaan pelumas padat (gemuk/vaselin, atau molybdenum-disulfide) yang dioleskan pada lubang-lubang yang akan ditap sehingga dapat menaikkan umur pahat pengulir.
3.      Disiramkan ke benda kerja (flood application of fluid). Cara ini memerlukan sistem pendingin, yang terdiri atas pompa, saluran, nozel, dan tangki, dan itu semua telah dimiliki oleh hampir semua mesin perkakas yang standar. Satu atau beberapa nozel dengan selang fleksibel diatur sehingga cairan pendingin disemprotkan pada bidang aktif pemotongan. Keseragaman pendinginan harus diusahakan dan bila perlu dapat dibuat nozel khusus. Pada pemberian cairan pendingin ini seluruh benda kerja di sekitar proses pemotongan disirami dengan cairan pendingin melalui saluran cairan pendingin yang jumlahnya lebih dari satu.

Disemprotkan (jet application of fluid). Dilakukan dengan cara mengalirkan cairan pendingin dengan tekanan tinggi melewati saluran pada pahat. Untuk penggurdian lubang yang dalam (deep hole drilling; gun-drilling) atau pengefraisan dengan posisi yang sulit dicapai dengan semprotan biasa. Spindel mesin perkakas dirancang khusus karena harus menyalurkan cairan pendingin ke lubang pada pahat. Pada proses pendinginan dengan cara ini cairan pendingin disemprotkan langsung ke daerah pemotongan (pertemuan antara pahat dan benda kerja yang terpotong). Sistem pendinginan benda kerja dibuat dengan cara menampung cairan pendingin dalam suatu tangki yang dilengkapi dengan pompa yang dilengkapi filter pada pipa penyedotnya. Pipa keluar pompa disalurkan melalui pipa/selang yang berakhir di beberapa selang keluaran yang fleksibel,
Cairan pendingin yang sudah digunakan disaring dengan filter pada
meja mesin kemudian dialirkan ke tangki penampung.

3.      Dikabutkan (mist application of fluid).
Pemberian cairan pendingin dengan cara ini cairan pendingin dikabutkan dengan menggunakan semprotan udara dan kabutnya langsung diarahkan ke daerah pemotongan, (Gambar 11.3). Partikel cairan sintetik, semi sintetik, atau emulsi disemprotkan melalui saluran yang bekerja dengan prinsip seperti semprotan nyamuk. Cairan dalam tabung akan naik melalui pipa berdiameter kecil, karena daya vakum akibat aliran udara di ujung atas pipa, dan menjadi kabut yang menyemprot keluar.
Pemakaian cairan pendingin dengan cara dikabutkan dimaksudkan untuk memanfaatkan daya pendinginan karena penguapan.

Kriteria Pemilihan Cairan Pendingin
Pemakaian cairan pendingin biasanya mengefektifkan proses
pemesinan. Untuk itu ada beberapa kriteria untuk pemilihan cairan
pendingin tersebut, walaupun dari beberapa produsen mesin perkakas
masih mengijinkan adanya pemotongan tanpa cairan pendingin. Kriteria
utama dalam pemilihan cairan pendingin pada proses pemesinan adalah :
1. Unjuk kerja proses
·         Kemampuan penghantaran panas (heat transfer performance)
·         Kemampuan pelumasan (lubrication performance )
·         Pembuangan beram (chip flushing)
·         Pembentukan kabut fluida (fluid mist generation)
·         Kemampuan cairan membawa beram (fluid carry-off in chips)
·         Pencegahan korosi (corrosion inhibition)
·         Stabilitas cairan (cluid stability)
2. Harga
3. Keamanan terhadap lingkungan
4. Keamanan terhadap kesehatan (health hazard performance)
Untuk beberapa proses pemesinan yaitu : gurdi (drilling), reamer (reaming), pengetapan (taping), bubut (turning), dan pembuatan ulir (threading) yang memerlukan cairan pendingin, saran penggunaan cairan pendingin dapat dilihat pada Tabel 11.1. Bahan benda kerja yang dikerjakan pada proses pemesinan merupakan faktor penentu jenis cairan pendingin yang digunakan pada proses pemesinan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar