Selasa, 27 November 2012

lendutan batang

BAB  II
TEORI DASAR DAN RUMUS YANG DIGUNAKAN
A.      DEFLEKSI
Defleksi merupakan merupakan peristiwa melengkungnya suatu batang yang ditumpu akibat adanya beban yang bekerja pada batang tersebut. Beban yang dimaksud di sini dapat berupa beban dari luar ataupun beban dari dalam karena pengaruh berat batang sendiri.
Description: C:\Users\Pindu\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\New Picture.bmp

Dimana :
P : Beban
            y : Defleksi/Lendutan
Secara teoritis , besar kecilnya lendutan yang dialami suatu batang dipengaruhi oleh beberapa faktor , antara lain  :
1.      Faktor beban dimana bahan mengalami defleksi akibat adanya beban besar.
2.      Faktor momen dimana defleksi timbul akibat beban dengan asumsi pada sumbu X dan Y.
3.      Kekakuan batang. Semakin kaku suatu batang maka lendutan akan semakin kecil terjadi pada batang bila batang diberi beban begitupun sebaliknya.
4.      Besar kecilnya gaya yang diberikan pada batang. Besar kecilnya gaya yang diberikan pada batang berbanding lurus dengan besarnya defleksi yang terjadi. Dengan kata lain semakin besar beban yang dialami batang maka defleksi yang terjadi pun akan semakin besar.
5.      Jenis tumpuan yang diberikan pada batang. Jumlah reaksi dan arah pada tiap jenis tumpuan berbeda-beda, oleh karena itu besarnya defleksi pada penggunaan tumpuan yang berbeda-beda tidak sama. Semakin banyak reaksi dari tumpuan yang melawan gaya dari beban maka defleksi yang terjadi akan semakin kecil. Sejalan dengan hal tersebut maka defleksi yang terjadi pada tumpuan rol lebih besar dari tumpuan pin (pasak), dan defleksi yang terjadi pada tumpuan pin lebih besar dari tumpuan jepit.
6.      Jenis beban yang terjadi pada batang. Beban terdistribusi merata dengan beban titik, keduanya memiliki kurva defleksi yang berbeda-beda. Pada beban terdistribusi merata slope yang terjadi pada bagian batang yang paling dekat dengan tumpuan lebih besar dari slope pada beban titik. Ini karena sepanjang batang mengalami beban sedangkan pada beban titik hanya terjadi pada daerah titik tertentu saja
                                http://asat.staff.umy.ac.id/files/2010/02/bab-6-Defleksi-Balok.pdf


B.            FENOMENA LENDUTAN BATANG
Untuk setiap batang yang ditumpu akan melendut apabila padanya diberikan beban yang cukup besar. Lendutan banyang untuk setiap titik dapat dihitung dengan menggunakan metode diagram atau cara integral ganda dan untuk mengukur gaya digunakan Load Cell.
            Lendutan batang memegang peranan penting dalam konstruksi terutama konstruksi mesin, dimana pada bagian-bagian tertentu seperti pada poros, lendutan sangat tidak diinginkan. Karena adanya lendutan maka kerja poros atau operasi mesin akan tidak normal sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada bagian mesin atau pada bagian yang lainny.
 Dalam mendesain suatu barang, perhatian tidak hanya ditujukan pada tegangan yang timbul akibar reaksi pembebanan, tetapi juga pada defleksi yang ditimbulkan oleh beban tersebut. Selanjutnya dibuat ketentuan bahwa defleksi maksimum tidak boleh melampaui suatu bagian kecil tertentu dari rentang batang.
            Besar kecilnya lendutan yang dialami suatu batang dipengaruhi oleh beberapa faktor, utamnya:
1.         Kekakuan batang
2.         Besar kecilnya gaya yang diberikan pada batang.
3.         Jenis tumpuan yang diberikan pada batang.
4.         Jenis beban yang terjadi pada batang.
                                   http://ejournal.unud.ac.id/?module=detailpenelitian&idf
C.           METODE PENYELESAIAN STATUR
Untuk setiap batang yang ditumpu akan melendut bila diberikan beban yang besar. Lendutan batang memegang peranan penting dalam konstruksi, terutama pada konstruksi mesin, dimana pada bagian tertentu seperti pada poros. Lendutan sangat tidak diinginkan, karena dengan adanya lendutan maka operasi mesin tidak normal sehingga menimbulkan kerusakan pada bagian mesin.

Metode Superposisi
Dalam menyelesaikan persamaan untuk bermacam-macam kondisi pembebanan juga dapat digunakan metode superposisi. Lendutan balok akibat beberapa beban yang bekerja bersama-sama dapat dihitung dengan superposisi dan lendutan akibat setiap beban yang bekerja sendiri-sendiri.
Sebagai contoh jika V1 adalah lendutan akibat beban q1 dan V2 adalah lendutan akibat q2, maka total lendutan akibat beban q1 dan q2 yang bekerja serentak adalah V1 + V2.
Contoh pemakaian metode superposisi pada balok Kontiveler:


 
                             q                                                                      P
                                                                                                      B
                   a                                  L



Balok di atas memikul beban merata q  pada sebagian panjangnya dan sebuah beban terpusat (P) pada ujungnya. Misalnya kita ingin mendapatkan lendutan d b pada ujung beban. Bila beban P saja yang bekerja maka lendutan di B adalah:











 


    A                                                                                                     b
                                                                      L
                                                                                                                          Θb
q b = PL2 / 2 EI
d b = PL3/3EI
Dan beban akibat beban merata sendiri (α = 4)

Untuk percobaan lendutan batang didasari oleh luasnya penggunaan teori ini. Hal ini dapat dilihat pada elemen mesin yang mengalami beban dalam keadaan tertentu . seperti poros mobil yang mengalami beban dalam keadaan tertentu. Seperti poros mobil yang mengalami beban akibat berat koplinbg. Plat gesek dan komponen lainnya. Dalam memahami dan mengerti prinsip defleksi batang maka kekuatan dari suatu konstruksi dapat diketahui.
           Untuk menentukan jenis material yang digunakan biasanya ditentukan dasar deflrksi maksimum yang diinginkan. Secara umum dapat ada beberapa cara untuk mengetahui lendutaan batang, metode yang digunakan :

  1. Metode Super posisi
  2. Metode luas diagram momen
  3. Metode integral
  4. Metode energi

           Semua cara diatas dapat diketahui secara teoritis untuk mengetahui lendutan yang terjadi pada suatu konstruksi. Namun perlu diketahui besarnya lendutan yang terjadi berdasarkan percibaan.

D.           MACAM-MACAM TUMPUAN

Ada tiga macam tumpuan yang dikenal pada balok yang dibebani oleh gaya yang bekerja dalam bidang yang sama. Hal ini ditunjukkan oleh macamnya perlawanan yang diberikan balok tersebut terhadap gaya tersebut.
1.      Tumpuan Rol
Alat ini mampu melawan gaya gaya dalam suatu garis aksi yang spesifik. Penghubung yang terlihat pada gambar 2.1(a) dapat melawan gaya hanya dalam arah garis AB. Rol pada gambar 2.1(b) hanya dapat melawan gaya yang vertikal, sedang rol-rol yang  terlihat dalam gambar 2.1(c) hanya dapat melawan sutu gaya yang tegak lurus terhadap bidang CD.


Description: 2
Description: 4
Gambar 2.4 Tumpuan Rol

2.      Tumpuan Pin/Engsel
Tumpuan yang berpasak mampu melawan gaya yang bekerja dalam setiap arah dari bidang. Jadi, pada umumnya, reaksi pada suatu tumpuan seperti ini mempunyai dua komponen, yang satu dalam arah horizontal dan yang lainnya dalam arah vertikal. Tidak seperti pada perbandingan pada tumpuan rol atau penghubung, maka perbandingan antara komponen-komponen reaksi pada tumpuan yang berpasak tidaklah tetap. Untuk menentukan kedua komponen ini, dua buah persamaa statika harus digunakan.

Description: 6Description: 5

Description: 1
Gambar 2.5 Tumpuan Pasak (Pin)
3.                   Tumpuan Jepit
Tumpuan jenis ini mampu melawan gaya dalam setiap arah dan juga mampu melawan suatu kopel atau momen. Secara fisis, tumpuan ini diperoleh dengan membangun sebuah balok ke dalam suatu dinding batu bata, mengecornya ke dalam beton, atau melas ujung balok ke dalam bangunan utama. Suatu sistem tiga gaya dapat muncul pada tumpuan jenis ini, yaitu dua komponen gaya dan sebuah momen.




Description: 7,Description: 3
 





Gambar 2.6 Tumpuan jepit.


E.                 MACAM MACAM BALOK

Balok diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok, terutama tergantung pada macam tumpuan yang digunakan, yaitu:
1.      Balok tumpuan sederhana, bila tumpuan tersebut berada pada ujung-ujung dan pada pasak atau rol.
Description: gbrpot1
2.      Balok terjepit, bila ujung-ujungnya mempunyai tumpuan jepit.
Description: gbrpot3

  1. Balok kantilever, bila salah satu ujung balok dijepit dan ujung lainnya bebas.
Description: gbrpot2

  1. Balok overhang (tergantung), bila balok dibangun melewati tumpuan.
Description: gbrpot4
  1. Balok continue (menerus), bila tumpuan-tumpuan antara terdapat pada balok continue secara fisis bekerja seperti balok.
Description: gbrpot6
  1. Balok terjepit pada satu ujung dan bertumpuan sederhana pada ujung lain.
Description: gbr7
Popov,E.P,Astamar,Z.1986.Mekanika Teknik(Mechanics Of Material).Edisi Kedua.Penerbit Erlangga.Jakarta Pusat














F.                 METODE-METODE LENDUTAN

1.      Metode integrasi ganda
 Pandangan samping permukaan netral balok yang melendut disebut kurva elastis balok (lihat gambar). Gambar tersebut memperlihatkan bagaimana menetapkan persamaan kurva ini, yaitu bagaimana menetapkan lendutan tegak y dari setiap titik dengan terminologi koordinat x.
            Pilihlah ujung kiri batang sebagai origin sumbu x searah dengan kedudukan balok original tanpa lendutan, dan sumbu Y arah keatas positif. Lendutan dianggap kecil sehingga tidak terdapat perbedaan panjang original balok dengan proyeksi panjang lendutannya. Konsekwensinya kurva elastis sangat datar dan kemiringannya pada setiap sangat kecil. Harga kemiringan, tan , dengan kesalahan sangat kecil bisa dibuat sama dengan , oleh karena itu
                                                                                                 (a)
dan
                                                                                                       (b)
Apabila kita sekarang meninjau variasi  dalam panjang diferensial ds yang disebabkan oleh lenturan pada balok, secara tidak nyata bahwa
ds = d                                                                                                     (c)
Dimana adalah jari-jari kurva sepanjang busur ds. Karena kurva elastis sangat datar, ds pada prakteknya sama dengan dx: sehingga dari persamaan (c) dan (b) kita peroleh
      atau                                                                   (d)
Dimana rumus lentur yang terjadi adalah
                                                                                                        (e)
Dengan menyamakan harga  dari persamaan (d) dan (e), kita peroleh
                                                                                                 (f)
            Persamaan ini dikenal sebagai persamaan differensial kurva elastis balok. Perkalian EI, disebut kekauan lentur balok, biasanya tetap sepanjang balok.
            Apabila persamaan (f) diintegrasi, andaikan EI kita peroleh
            EI dx +                                                                                    (g)
Persamaan ini adalah persamaan kemiringan yang menunjukkan kemiringan atau harga pada setiap titik. Dapat dicatat disini bahwa M menyatakan persamaan momen yang dinyatakan dalam terminologi x, da  adalah konstanta yang dievaluasi dari kondisi pembebanan tertentu.
            Sekarang kita mengintegrasi persamaan (g) untuk memperoleh
            Eiy = dx dx +  +
Persamaan ini adalah persamaan lendutan kurva elastis yang dikehendaki guna menunjukkan harga y untuk setiap harga x;  adalah konstanta integrasi lain yang harus dievaluasi dari kondisi balok tertentu dan pembebannya.
            Apabila kondisi pembebanan dirubah sepanjang balok, maka persamaan momen akan berubah pula. Kasus ini membutuhkan penulisan sebuah persamaan momen secara terpisah antara setiap perubahan titik pembebanan dua integrasi dari persamaan (f) dibuat untuk setiap persamaan momen seperti itu. Pengevaluasian konstanta integrasi menjadi sangat rumit. Kesulitan ini dapat dihindari dengan menuliskan persamaan momen tunggal sedemikan rupa sehingga menjadi persamaan kontinu untuk seluruh panjang balok meskipun pembebanan tidak seimbang.



2.      Metode momen luas
Metode yang berguna untuk menetapkan kemiringan dan lendutan batang menyangkut luas diagram momen dan momen luas adalah metode momen luas. Motode momen luas mempunyai batasan yang sama seperti metode integrasi ganda. Gambar 2.2a memperlihatkan sebuah balok sederhana yang mendukung satu titik pembebanan. Kurva elastis merupakan pandangan samping permukaan netral dan diperlihatkan pada gambar 2.2b, dengan lendutan yang diperbesar, diagram momen dianggap seperti gambar 2.2c.

            Pada gambar 2.2b terlihat bahwa jarak busur diukur sepanjang kurva elastis antara dua penampang sama dengan , dimana  adalah jari-jari lengkungan kurva elastis pada kedudukan tertentu. Dari persamaan momen lentur kita peroleh:
Dan karena ds = , kita sekarang menulis
           

Atau
           
Pada banyak kasus praktis kurva elastis sangat datar sehingga tidak ada kesalahan serius yang diperbuat dengan menganggap panjang ds = proyeksi dx. Dengan anggapan itu kita peroleh

Terlihat bahwa garis singgung ditarik ke kurva elastis di C dan D pada gambar 2.2b dipisahkan oleh sudut yang sama dimana penampang OC dan OD (dengan pembesaran detail) berputar relatif terhadap yang lain. Oleh karena itu, perubahan kemiringan antara garis yang menyinggung kurva pada dua titik sembarang A dan B akan sama dengan jumlah sudut-sudut kecil tersebut:
Dicatat juga bahwa pada gambar 2.2b jarak dari B pada kurva elastis (diukur tegak lurus terhadap kedudukan balok original) yang akan memotong garis singgung yang ditarik kekurva ini pada setiap titik lain A adalah jumlah pintasan dt yang timbul akibat garis singgung kekurva pada titik yang berdekatan. Setiap pintasan ini dianggap sebagai busur lingkaran jari-jari x yang dipisahkan oleh sudut :
           
oleh karena itu
           
Dengan memasukkan harga  kepersamaan (b), kita memperoleh
Panjang  dikenal sebagai penyimpangan B dari garis singgung yang ditarik pada A, atau sebagai penyimpangan tangensial B terhadap A. Subscrip menunjukkan bahwa penyimpangan diukur dari B relatif terhadap garis singgung acuan yang ditarik dari A. Gambar 2.3 menggambarkan perbedaan antara  dari A dari garis singgung acuan pada B. Secara umum penyimpangan seperti ini tidak sama.
Pengertian geometris persamaan (c) dan (d) mengembangkan dasar teori metode momen luas dari diagram momen pada gambar 2.2c kita melihat bahwa M dx adalah luas elemen arsiran yang berkedudukan pada jarak x dari ordinat melalui B karena integral    M dx berarti jumlah elemen, persamaan (c) bisa dinyatakan sebagai,

3.             Metode  Superposisi
Metode superposisi ini bila dipakai untuk semua persoalan gaya defleksi yang linier yaitu dimana hubungan gaya dan defleksi berupa garis lurus. Metode ini menggunakan prinsip bahwa pada setiap titik disepanjang gelegar adalah sama dengan defleksi yang disebabkan oleh beban yang bekerja secara terpisah-pisah.
Description: http://www.ccitonline.com/mekanikal/img/wiki_up/scan0002.jpg
                            
4.                       Metode Energi
          Metode energi, seperti kita ketahui bahwa kekekalan energi dapat digunakan untuk mendapatkan defleksi sebuah bagian struktur yang mempunyai beban.
http://www.google.co.id/http://bambangpurwantana.staff.ugm.ac.id/KekuatanBahan

G.            APLIKASI LENDUTAN

1.      Jembatan Rangka Batang(Truss)
        Jembatan Rangka Batang terdiri dari dua rangka bidang utama yang diikat bersama dengan balok-balok melintang dan pengaku lateral. Rangka batang pada umumnya dipakai sebagai struktur pengaku untuk jembatan gantung konvensional, karena memiliki kemampuan untuk dilalui angin (aerodinamis) yang baik. Beratnya yang relatif ringan merupakan keuntungan dalam pembangunannya, dimana jembatan bisa dirakit bagian demi bagian.
        Jembatan rangka batang jarang terlihat memiliki estetika yang baik, namun untuk jembatan rangka yang panjang dan besar faktor itu tidak begitu kentara karena pengaruh visual dalam skala besar. Contoh terkenal dari jembatan rangka batang baja yang artistik adalah jembatan Sydney Harbour di Australia dan jembatan New River George di West Virginia (USA), dimana keduanya merupakan jembatan rangka batang yang berbentuk pelengkung.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCYFhjtwY9bHkzAchDL61uU9qYvBU6RC2dmqDKD5VnTn01K62z-uaYtS2sDpO9VVCBv2M5XzvZK65DrCr_zIS35qL9bgfWFL3ZybBfZS2Md-WTZrX409xIxEMh0BWHhfai1yVl5UdRIak/s400/6.png
Jembatan Rangka Batang Pelengkung
Sydney Harbour, Australia
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYbL_6BSf5KFLN7IDUw6fSeooUNWL-EXum2EBKxI-w_wHsS5iatNXpRNKzufgaCrfj-ld40uqeqUpAwi0fjsBMr6Az12Eg2OJeSclvplq5z3PaL49ofjjBeC4CdfMRrqUAT098NHesAj4/s400/7.png
Jembatan Rangka Batang Pelengkung
New River George, West Virginia
        Jembatan rangka batang ada beberapa tipe. Disain, lokasi, dan bahan-bahan peyusunnya menentukan tipe rangka batang apa yang akan dipakai. Pada awal masa revolusi industri, jembatan balok dengan tambahan rangka batang berkembang sangat cepat di Amerika. Salah satu rangka batang yang terkenal adalah rangka batang Howe, yang dipatenkan oleh William pada tahun 1840. Inovasinya merupakan perkembangan dari rangka batang Kingpost, bedanya ditambahkan batang vertikal diantara batang diagonalnya.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBZmxYueqe6ofiZ77SzJf3u8ZAu0N9nJsdrDCQHKhafnZaODQaM6_st5mNjTEQp8O-NNpmbAVMu11Qgw6mV7QOZ0IdsjODRy90dd44QW1jdH-bj_27MHNrAbwyOZihloLso2JnMbNLacw/s400/8.png
Tipe-tipe Rangka Batang



        Kelebihan Jembatan Rangka Batang
a.     Gaya batang utama merupakan gaya aksial
b.     Dengan sistem badan terbuka (open web) pada rangka batang dimungkinkan menggunakan tinggi maksimal dibandingkan dengan jembatan balok tanpa   rongga.
       Kedua faktor diatas menyebabkan pengurangan berat sendiri struktur.
        Disamping itu, ukuran yang tinggi juga mengurangi lendutan sehingga struktur lebih kaku. Keuntungan ini diperoleh sebagai ganti dari biaya pabrikasi dan pemeliharaan yang lebih tinggi. Jembatan rangka batang yang konvensional paling ekonomis untuk bentang sedang.
Kelemahan Jembatan Rangka batang
a.       Efisiensi rangka batang tergantung dari panjang bentangnya, artinya jika jembatan rangka batang dibuat semakin panjang, maka ukuran dari rangka batang itu sendiri juga harus diperbesar atau dibuat lebih tinggi dengan sudut yang lebih besar untuk menjaga kekakuannya, sampai rangka batang itu mencapai titik dimana berat sendiri jembatan terlalu besar sehingga rangka batang tidak mampu lagi mendukung beban tersebut.

2.      Rangka

        Rangka berfungsi untuk mendukung mesin, kopling, transmisi, pegas-pegas, dan pada rangka inilah dipasangkan body. Rangka ini harus dapat memikul berat kendaraan dan tahan terhadap getaran-getaran, goncangan-goncangan yang kuat yang disebabkan keadaan permukaan jalan yang tidak rata, dan selain itu rangka harus ringan dan kukuh.
1. Rangka Bentuk H
Rangka model H adalah merupakan bentuk dasar dari rangka chasis, dan terdiri dari dua buah balok memanjang yang dikeling menjadi satu. Rangka model ini konstruksinya sangat sederhana dan mudah dibuat sehingga banyak digunakan.
Description: rangka-h
2.    Rangka Perimeter
         Rangka perimeter (perimeter frame) adalah satu model rangka yang banyak digunakan pada mobil-mobil penumpang di Amerika. Rangka model ini dapat dikatakan rangka bentuk H yang disempurnakan dan sesuai untuk digunakan pada mobil-mobil penumpang.
         Rangka ini dirancang untuk memungkinkan pinggiran body dapat ditempatkan dibagian tengah sisi rangka, sehingga lantai body dalam dapat lebih rendah. Dengan demikian memungkinkan untuk memperendah titik berat, dan membuat ruang dalam mobil menjadi luas, serta mengurangi tinggi kendaraan.
Description: profil-perimeter
3. Rangka Bentuk X
        Rangka bentuk X ini terdiri dari balok memanjang yang dilaskan menjadi satu dalam bentuk X, lengan ujung-ujung bagian depan dan belakangnya disatukan dengan bagian-bagian balok sisi.
Bagian rangka yang berbentuk X dipasang dibagian tengah lantai, dengan demikian lantai keseluruhannya dapat dibuat rendah. Selain itu juga pintu-pintu  dapat dibuat rendah, memudahkan keluar masuk kedalam mobil. Konstruksi model ini tidak saja mempunyai titik berat rendah, tetapi juga mempunyai kekuatan terhadap putaran (twist).
Description: rangka-bentuk-x
4.    Rangka Bentuk Tulang Punggung (Backbone Frame)
       Rangka model ini seolah-olah merupakan bentuk rangka tunggal, dan pada bagian tengahnya berfungsi sebagai punggung sedangkan lengan-lengannya yang menonjol pada sisinya digunakan untuk memikul body. Pemindahan tenaga (power train) dapat ditempatkan didalam bagian yang berbentuk tulang punggung dan pada rangka model ini tidak terdapat bagian-bagian yang dipasang dibagian sisi (side member). Lantai dapat dibuat lebih rendah, rendah lagi, sehingga titik beratnya makin rendah. Walaupun rangka model ini banyak digunakan pada mobil-mobil penumpang, sekarang ini terdapat pula truk yang mempergunakan rangka model punggung ini.
Description: rangka-bentuk-tulang-punggung
5. Rangka Model Lantai (Platform Frame)
         Pada jenis ini rangka dan body dilas menjadi satu, sehingga merupakan gabungan antara bentuk yang diintegrasikan dan bentuk terpisah. Pada kenyataannya dalam konstruksi ini tidak terdapat adanya perbaikan dari konstrusi terdahulu, kecuali adanya kondisi yang lebih baik terhadap perubahan bentuk. Sebab bila rangka tersebut dipasangkan bersatu dengan body maka selain diperoleh interior yang lebih luas juga akan tahan terhadap bengkokan dan puntiran.
Description: rangka-model-lantai
Chasis atau frame atau rangka pada sepeda motor ada beberapa tipe :
1. Single Crade Frame. Rangka single cradle adalah rangka sepeda motor awal dan memiliki bentuk yang paling sederhana. Pada Rangka tipe ini mesin dikelilingi oleh pipa logam. Pipa utama yang terletak diatas umumnya memiliki ukuran yang lebih besar dibanding pipa lainnya. Jenis motor yang banyak memakai chasis ini adalah motor klasik seperti Zundapp. Motor offroad juga banyak yang memakai rangka ini.
Description: Motor dengan rangka Single Cradle
Motor dengan rangka Single Cradle
2. Double crade Frame. Rangka Double cradlemerupakan pengembangan dari rangka single cradledengan modifikasi pada penambahan jumlah pipa penyangga mesin. Rangka jenis ini diyakini lebih kaku, lebih kuat, dan lebih ringan dibandingkan dengan rangka single frame karena pemakaian pipa berdiameter lebih kecil. Walaupun sekarang banyak tergantikan oleh jenis rangka perimeter, rangka double cradle banyak di pakai pada sepeda motor harian seperti Yamaha Scorpio, Kawasaki Ninja R/L/RR /KRR 150 dan bahkan Bajaj Pulsar dts-i 180
Description: http://www.tdr250.co.uk/images/TDR_FRAME_PIC.jpg
Chasis Double Cradle

3. Backbone Frame. Rangka Backbone terdiri dari Pipa utama tunggal yang menjadi tempat mesin menggantung. Rangka ini cukup sederhana dan ongkos produksinya terbilang cukup ekonomis. Biasanya para perancang juga menambah batang pipa dibagian depan yang mengarah kebawah untuk membantu menyangga mesin, seperti yang terlihat di Rangka Honda Tiger dan Honda Megapro
Description: http://www.diseno-art.com/images/backbone_frame.jpg
Backbone Chasis

4. Perimeter Frame. Sering kita salah kaprah menyebut jenis rangka perimeter menjadi rangka deltabox. Rangka perimeter ini paling banyak digunakan pada motor sport modern. Ada yang menyebut rangka jenis ini sebagai Twin Spar Frame. Konsep dasar desain rangka perimeter adalah memperpendek jarak antara setang setir dan lengan ayun, dengan tujuan agar segala macam efek-efek mekanika bahan pembuat rangka seperti elastisitas serta getaran akibat raungan mesin yang sedang dipacu dapat diminimalisasi sehingga dapat menambah kekakuan (Rigidity) sepeda motor. Segala efek-efek kelendutan akibat jarak setang dan lengan ayun yang panjang dapat dikurangi. Awalnya frame ini memakai bahan baja, tapi sekarang umumnya beralih ke pemakaian alumunium alloy untuk mengurangi beban motor seperti yang dipakai pada V-Ixion. Bahkan untuk motor balap, bahan yang digunakan dapat berupa serat karbon yang notabenenya lebih ringan tapi lebih kuat.
Description: http://www.diseno-art.com/images/YZF_R1_frame.jpg
Chasis Yamaha R-1
Description: http://images.taufikhdyt.multiply.com/image/1/photos/upload/300x300/R9nx5goKCCcAAC8IP@01/r15twinsparbu6.jpg?et=70MkvK87QyXa2MrVK4x4Ag&nmid=
Chasis Yamaha V-ixion

5. Trellis Frame. Rangka teralis banyak digunakan pada sepeda motor italia. Rangka ini menganut konsep dan dasar pemikiran yang sama dengan rangka perimeter tentu dengan perbedaan bentuk. Rangka Teralis biasanya berbentuk jalinan pipa-pipa turbular yang dilas satu-persatu. Bagi Produsen sepeda motor seperti Ducati dan MV agusta, memproduksi rangka teralis lebih murah daripada rangka perimeter. RangkaPerimeter akan ekonomis jika telah menyentuh basis produksi masal. Biaya riset rangka teralis pun murah. Semakin banyak pipa-pipa menyilang maka rangka akan semakin kaku, begitu juga sebaliknya. Tugas dari para periset sasis ducati menentukan setingan kekakuan rangka yang diinginkan dengan hanya menambah dan mengurangi potongan pipa pada rangka. Bayangkan dengan apa yang dilakukan untuk menentukan setingan kekakuan rangka perimeter yang tepat. Para periset harus menghitung berbagai macam variable macam kerapatan bahan dll, belum lagi harus membuat prototype baru setiap kali riset.
Description: Trellis Chasis
Trellis Chasis
Description: Motor dengan Trellis Chasis
Motor dengan Trellis Chasis


6. Monocoque Frame. Rangka monokok boleh dibilang rangka multi fungsi. Selain menjalankan fungsi rangka pada umumnya, rangka monokok bisa berfungsi tangki bahan bakar dan lain-lain sehingga rangka benar-benar merupakan bagian fisik utama motor yang terintegrasi secara utuh. Skuter Vespa Piagio merupakan contoh sepeda motor yang mengaplikasikan rangka jenis ini. Kawasaki Zx14 merupakan salah satu sportbike yang mengaplikasikan tipe rangka monoshock.
Description: monoshock chasis
monoshock chasis
Description: Kawasaki ZX14 yang menggunakan monoshock chasis
Kawasaki ZX14 yang menggunakan monoshock chasis











H.             JENIS-JENIS PEMBEBANAN

1. Beban Titik
Description: 9

2. Pembebanan terbagi merata
Description: 10
Description: 113.  Beban Segitiga
·         Perjanjian Tanda
1. Reaksi tumpuan menjadi (+) jika tumpuan itu ditekan
2. Gaya normal menjadi (+) sebagai gaya tarik
3. Gaya melintang menjadi (+) jika batang sebelah kiri suatu potongan akan naik keatas
4. Moment lentur (M) menjadi positif jika ada gaya tarik pada sisi bawah atau moment lentur (M) menjadi (+) jika moment disebelah kiri dari suatu potongsn akan memutar searahputaran jarum jam.



http://tazziemania.wordpress.com/teknik/analisa-struktur/


























1 komentar: