Selasa, 27 November 2012

Heat Treatment



BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Sejak zaman dulu metode heathreatment telah digunakan oleh orang-orang untuk mengubah sifat-sifat mekanik logam sesuai dengan keinginannya, contohnya dalam pembuatan alat-alat perang seperti ujung tombak pedang serta tameng. Ini menunjukan bahwa heathreatment adalah metode paling mudah dan baik yang dapat digunakan mengubah sifat-sifat mekanik dari suatu material. Pada zaman dahulu logam yang baik dianggap adalah logam yang keras dan kuat karena penggunannya hanya semata untuk peralatan peralatan yang sederhana seperti pedang, ujung tombak dan yang lainnya. Oleh karena itu metode perlakuan panas yang digunakan belum bervariasi, nanti kemudian dizaman moderen ketika qualitas logam tidak hanya diukur dari kekuatan dan kekerasaanya tetapi dari terpenuhinya sifat-sifat mekanik lain yang sesuai dengan kebutuhan, baru kemudian berkembang metode-metode Heathreatment untuk menghasilkan sifat-sifat mekanik yang dibutuhkan.
Sekarang metode heathreatment masih merupakan metode yang paling baik yang dapat digunakan untuk mengubah sifat-sifat mekanik suatu material logam. Dengan heathreatment kita dapat meningkatkan ataupun menurunkan sifat-sifat dari logam sesuai dengan kebutuhan akan sifat mekanik logam tersebut yang kita butuhkan.
Pesatnya laju pembangunan dan teknologi yang semakin moderen sekarang ini mendorong naiknya tingkat kebutuhan akan logam dengan berbagai macam karakteristik yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. Hal ini juga mendorong berkembangnnya variasi metode-metode Heathreatment untuk menghasilkan sifat-sifat  dari logam yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri moderen saat ini.




1.2   Tujuan dan Manfaat Pengujian
A.Tujuan Pengujian
 Setelah melakukan Heat Treatment praktikan dapat :
1.       Menjelaskan tujuan Heat Treatment.
2.       Menjelaskan prosedur proses Heat Treatment.
3.       Menjelaskan bahan dan peralatan yang digunakan.
4.       Menjelaskan jenis-jenis proses Heat Treatment.
5.       Menjelaskan hubungan antara diagram fasa Fe-C dengan proses Heat Treatment.
6.       Menjelaskan hubungan antara media pendingin, laju pendinginan, diagram TTT dengan proses Heat Treatment.
7.       Mampu melakukan dengan baik proses Heat Treatment.

B.ManfaatPengujian                                                                                                                                                                       1)Bagi Praktikan
1.       Dapat memahami dan mengetahui proses-proses yang dilakukan pada pengujian perlakuan panas.
2.       Mampu melakukan proses pengujian perlakuan panas terhadap material yang diberikan.
3.       Praktikan dapat membedakan kecepatan pendinginan dari setiap fluida pendinginan yang digunakan.
4.       Dapat mengeahui fase-fase yang terbentuk pada logam pengujian.
            2) Bagi Industri
1.       Sebagai penentu kebijakan dalam menentukan besar biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli material. Dalam arti, Industri dapat memproduksi sendiri, menentukan standar kekuatan, dan menentukan sifat-sifat bahan yang diinginkan
2.       Memudahkan proses pengujian untuk mengetahui sifat-sifat bahan yang akan digunakan pada suatu rancangan konstruksi.

                                                                                                                Sumber :                                                                                                                                                                                  http://www.scribd.com/doc/49506603/HEAT-TREATMENT


BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Dasar
            2.1.1 Pengertian heat treatment
Heat treatment (Perlakuan panas) merupakan suatu proses untuk merubah sifat-sifat dari logam sampai suhu tertentu kemudian didinginkan dengan media pendingin tertentu pula. Baja merupakan jenis logam yang banyak mendapatkan perlakuan panas untuk megubah sifat mekanik  sesuai dengan keinginan namun terlebih dahulu diketahui instalasi dari baja tersebut.
Untuk mengetahui suhu yang digunakan dapat dilihatpada gambar Fe-C dan aturan kerja perlakuan panas pada baja:
a)      Setiap jenis baja mempunyai daerah suhu yang optimal untuk pencelupanyang terbentang dari suhu awal yang tinggi ke suhu akhir yang rendah
b)      Bahan campuran baja dengan keadaan kadar karbon yang tinggi 0,3 %, beroksidasi dengan intensif oleh karenanya harus dipanaskan sampai suhu awal.
c)       Baja karbon yang tinggi dan campuran merupakan penghantar panas yang buruk sehingga haru dipanaskan secara prlahan-lahan dan menyeluruh hingga di atas suhu klritis.
d)      Jika pemanasan dilakukan melampaui batas suhu yang diperbolehkan akan terjadi gosong pada baja dan setelah dingin akan mengalami kerapuhan.

2.1.2 Proses Heat Treatment
Pada perlakuan panas terdapat beberapa proses yang dikenal atau dilakukan pada pemanasan logam seperti:
a)      Quenching (pengerasan baja)                                                                                   
Proses Quenching atau pengerasan baja adalah pemanasan di atas temperatur kritis (723°C) kemudian temperatur dipertahankan dalam waktu sampai suhu merata, selamjutnya dengan cepat baja tersebut didinginkan dalam suatu media pendingin sehingga diperoleh martensit yang halus.
b)      Annealing                                                                                                                           
Proses annealing atau proses pelunakan baja merupakan proses dimana proses pemanasan samapi di atas suhu temperatur kristalnya. Selanjutnya dibiarkan sampai beberapa lama, samapai temperatur merata, disusul dengan pendinginan secara perlahan-lahan dalam tungku dan dijaga agar temperatur bagian dalma tungku dan kira-kira sama sehingga diperoleh struktur yang diinginkan.
c)       Normalizing                                                                                            
Merupakan proses pemanasan logam sampai mencapai fasa austenik  yang kemudian didinginkan dengan media  pendingin udara. Hasil pendinginannya berupa penit atau ferit. Namun lebih halus dibandingkan annealing.
d)      Tempering                                                                                                         
Merupakan proses pemanasan  logam (baja) yang telah dikeraskan  sampai temperatur tertentu untuk mengurangi kekerasan baja, struktur martensit yang sangat keras, sehingga terlalu getas. Pada proses  ini mengunakan  temperatur di bawah temperatur kritis kemudian suhunya.
e)      Hardening                                                                                                                    
Merupakan proses pemanasan logam sampai atau lebih diatas  temperatur kritisnya (723°C) kemudian didinginkan dengan cepat dengan media pendingin yang telah disiapkan.
                                                                                                                                                                                                                  http://education.web.id/site/index.php?view=article&catid=40:logam&id=74:perlakuan-panas&format=pdf
2.1.3 Jenis-jenis pengerasan permukaan
a.       karburasi
Cara ini sudah lama dikenaloleh orang sejak dulu. Dalam cara ini, besi dipanaskan      di atas suhu dalam lingkungan yang mengandung karbon, baik dalan bentuk padat,cair ataupun gas. Beberapa bagian dari cara kaburasi yaitu kaburasi padat, kaburasi cair dan karburasi gas.
b.      karbonitiding
Adalah suatu proses pengerasan permukaan dimana baja dipanaskan di atas suhu kritis di dalam lingkungan  gas dan terjadi penyerapan karbon dan nitrogen. Keuntungan karbonitiding adalah kemampuan pengerasan lapisan luar meningkat bila ditambahkan nitrogen sehingga dapat diamfaatkan baja yang relative murah ketebalan lapisan yang tahan antara 0,80 sampai 0,75 mm.
c.       Cyaniding
Adalah proses dimana terjadi absobsi karbon dan nitrogen untuk memperoleh specimen yang keras pada baja karbon rendah yang sulit dikeraskan. Proses ini tidak sembarang dilakukan dengan sembarang .Penggunaan  closedpot  dan  hood  ventilasi  diperlukan  untuk  cyaniding  karena  uap  sianida  yang  terbentuk  sangat  beracun.
d.      Nitriding
Adalah proses pengerasan permukaan yang dipanaskan sampai ± 510°c dalam lingkungan gas ammonia selama beberapa waktu. Metode pengerasan kasus ini menguntungkan karena fakta bahwa kasus sulit diperoleh dari pada karburasi. Banyak bagian-bagian mesin seperti silinder barrel and gear dapat dikerjakan  dengan  cara ini.
Proses ini melibatkan theexposing dari bagian untuk gas amonia atau bahan nitrogen lainnya selama 20 sampai 100 jam pada 950 ° F. The inwhich kontainer pekerjaan dan gas Amoniak dibawa dalam kontak harus kedap udara dan mampu mempertahankan suhu sirkulasi andeven.
                                                                                    http://www.tpub.com/content/aviationandaccessories/TM-43-0106/css/TM-43-0106_24.htm
http://education.web.id/site/index.php?view=article&catid=40:logam&id=74:perlakuan-panas&format=pdf
2.1.4 Media Pendingin
a.       Air garam
Air memiliki viskositas yang rendah sehingga nilai kekentalan cairan kurang, sehingga laju pendinginan cepat dan massa jenisnya lebih besar dibandingkan dengan media pendingin lainnya seperti air,solar,oli,udara, sehingga kecepatan media pndingin besar dan makin cepat laju pendinginannya.

b.      Air
Air memiliki massa jenis yang besar tapi lebih kecil dari air garam, kekentalannya rendah sama dengan air garam. Laju pendinginannya lebih lambat dari air garam.
c.       Solar
Solar memiliki viskositas yang tinggi dibandingkan dengan air dan massa jenisnya lebih rendah dibandingkan air sehingga laju pendinginannya lebih lambat.
d.      Oli
Oli memiliki nilai viskositas atau kekentalan yang tertinggi dibandingkan dengan media pendingin lainnya dan massa jenis yang rendah sehingga laju pendinginannya lambat.
Udara tidak memilki viskositas tetapi hanya memiliki massa jeni sehingga laju pendinginannya sangat lambat.
Besi cor yang berada pada suhu outektoid yaitu pada suhu 1148 °C rata-rata mengandung 2,5% - 4% kadar karbon yang kaya besi mengandung 2,1% berat atau 9% atom. Atom-atom karbon ini larut secara intertisi dalam besi KPS.
Baja yang mengandung 1,2% karbon dapat mempunyai fasa tunggal pada proses penempaan atau proses pengerjaan panas lainnya yaitu sekitar 1100°C – 1250°C pada daerah yang kaya besi 99% Fe dan 1% C diagram Fe-Fe3C berada dengan diagram lainnya.
Perbedaan ini karena besi adalah paimorf pada daerah 700°C – 900°C. Daerah karbon 0% - 1%. Pada diagram ini struktur mikro baja dapat diatur.

2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pendinginan Media Pendingin
a)      Densitas
semakin tinggi densitas suatu media pendingin, maka semakin cepat proses pendinginan oleh media pendingin tersebut.
b)      Viskositas
Semakin tinggi viskositas suatu media pendingin, maka laju pendinginan semakin lambat, Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluid terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya diterima sebagai "kekentalan", atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluid kepada aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluid. Air memiliki viskositas rendah, sedangkan minyak sayur memiliki viskositas tinggi.
2.1.6 Diagram Fe-Fe3C
Description: http://www.steelindonesia.com/article/02-heat_treatment_files/image002.jpg
Diagram fasa Fe-Fe3C menampilkan hubungan antara temperatur dan kandungan karbon (%C) selama pemanasan lambat. Dari diagram fasa tersebut dapat diperoleh informasi-informasi penting yaitu antara lain(Harris and Marsall, 1980):

a.       Fasa yang terjadi pada komposisi dan temperatur yang berbeda dengan kondisi pendinginan lambat.
b.      Temperatur pembekuan dan daerah-daerah pembekuan paduan Fe-C bila dilakukan pendinginan lambat.
c.        Temperatur cair dari masing-masing paduan.
d.       Batas-batas kelarutan atau batas kesetimbangan dari unsur karbon pada fasa tertentu.
e.        Reaksi-reaksi metalurgis yang terjadi, yaitu reaksi eutektik, peritektik dan eutektoid.
Fasa yang terbentuk :
a.       Ferit ( Besi )
Merupakan larutan padat karbon dalam besi maksimum 0,025 % pada temperature  C. Pada temperature kamar, kandungan karbonnya 0,008 % . Sifat ferit adalah lunak ulet dan tahan korosi.
b.      Sementit
Merupakan senyawa logam yang mempunyai senyawa logam yang mempunyai kekerasan tinggi dan terkeras di antara fase lainnya dan mengandung 6,67 %b kadar karbon, walaupun sangat keras tapi bersifat getas.
c.       Austenit
 merupakan larutan padat intersisi antara karbon dan besi yang mempunyai sel satuan BCC yang stabil pada temperatur  dengan sifat yang lunak tapi ulet.
d.      Perlit
Merupakan elektroid yang terdiri dari 2 fasa yaituferit dan sementit , kedua fasa ini terbentuk halus. Perlit hanya dapat terjadi di bawah  C , sifatnya kuat dan tahan terhadap korosi serta kandungan karbonnya 0,83 %.
e.       Ladeburit
Merupakan susunan elektrolit dengan kandungan karbonnya 4,3 % yaitu campuran perlit dan  semantit, sifatnya halus dan getas karena sementit banyak.
f.       Besi Delta
Merupakan fasa yang berada antara temperatur  ( sel satuan BCC (sel satuan Kubus) karbon yang larut sampai 0,01 %.

2.1.6 Diagram TTT
Dalam prakteknya proses pendinginan pada pembuatan material baja dilakukan secara menerus mulai dari suhu yang lebih tinggi sampai dengan suhu rendah. Pengaruh kecepatan pendinginan manerus terhadap struktur mikro yang terbentuk dapat dilihat dari diagram Continuos Cooling Transformation Diagram.

 Description: http://www.steelindonesia.com/article/02-heat_treatment_files/image006.jpg
            Penjelasan diagram:
A.     Pada proses pendinginan secara perlahan seperti pada garis (a) akan menghasilkan struktur mikro perlit dan ferlit.
B.     Pada proses pendinginan sedang, seperti, pada garis (b) akan menghasilkan struktur mikro perlit dan bainit.
C.     Pada proses pendinginan cepat, seperti garis ( c ) akan menghasilkan struktur mikro martensit.


2.1.7 Diagram CCT
                . Diagram CCT
Description: Graphic_yanti_2
     Penjelasan diagram:
A.     Bentuk diagram tergantung dengan komposisi kimia terutama kadar karbon dalam baja.
B.     Untuk baja dengan kadar karbon kurang dari 0.83% yang ditahan suhunya dititik tertentu yang letaknya dibagian atas dari kurva C, akan menghasilkan struktur perlit dan ferit.
C.     Bila ditahan suhunya pada titik tertentu bagian bawah kurva C tapi masih disisi sebelah atas garis horizontal, maka akan mendapatkan struktur mikro Bainit (lebih keras dari perlit).
D.     Bila ditahan suhunya pada titik tertentu dibawah garis horizontal, maka akan mendapat struktur Martensit (sangat keras dan getas).
E.      Semakin tinggi kadar karbon, maka kedua buah kurva C tersebut akan bergeser kekanan.
Ukuran butir sangat dipengaruhi oleh tingginya suhu pemanasan, lamanya pemanasan dan semakin lama pemanasannya akan timbul butiran yang lebih besar. Semakin cepat pendinginan akan menghasilkan ukuran butir yang lebih kecil.
2.1.8 Unsur Paduan
                a.  Karbon (C)
 Larut dalam ferrite,  pembentukan sementit (dan karbida lainnya), perlit, bainit, % C dan distribusinya mempengaruhi sifat baja. Kekuatan dan kekerasan meningkat dengan naiknya % C.
           
           b. Silikon (Si)
 Bahan deoksidiser, meningkatkan kekuatan ferit, dalam jumlah besar, meningkatkan ketahanan baja terhadap efek scaling, tetapi mengalami kesulitan dalam pemrosesannya (High-Silicon  Steel).
             c. Tembaga (Cu)
 Membentuk segregasi, problem proses pengerjaan panas. Kualitas permukaan kurang baik. Meningkatkan ketahanan baja terhadap atmosfer (weathering steel 0,2% Cu).
e.       Mangan (Mn)
Bahan oksidiser (mengurangi O dalam baja), menurunkan kerentanan hot shortness pada aplikasi pengerjaan panas. Larut, membentuk solid solution strength dan hardness . Dengan S membentuk Mangan Sulfida, meningkatkan sifat pemesinan (machineability).Meningkatkan kekuatan dan kekerasan meski tidak sebaik C. Menurunkan sifat mampu las (weldability) dan keuletannya. Meningkatkan hardenability baja.
f.       Khromium (Cr)
Meningkatkan ketahanan korosi dan oksidasi.Meningkatkan kemampukerasan. Meningkatkan kekuatan pada temperature tinggi. Peningkatan ketahanan terhadap pengaruh abrasi. Unsur pembentuk karbida (elemen pengeras)
g.       Nikel (Ni)
Tidak membentuk karbida Berada dalam ferit, sebagai penguat (efek ketangguhan ferit). Dengan Cr menghasilkan baja paduan dengan kemampuan kekerasan tinggi, ketahanan impak dan fatik yang tinggi
h.      Molibdenum (Mo)
Meningkatkan kemampukerasan baja. Menurunkan kerentanan terhadap temper  embrittlement (400-550 C) Meningkatkan kekuatan tarik pada temperature tinggi dan kekuatan creep.
i.        Vanadium (V)
Mengontrol pertumbuhan butir (meningkatkan kekuatan dan ketangguhan). Peningkatan kemampukerasan baja. Dalam jumlah berlebih, menurunkan nilai hardenability (pembentukan karbida berlebih).

            i. Alumunium dan Titanium
 Aluminium.
Sebagai deoksidiser dan pengontrolan dalam pertumbuhan butir.
             Titanium (Ti).
Sebagai deoksidiser dan mengontrol pertumbuhan butir.
            j. Tungsten  (W)
Memberikan peningkatan kekerasan, menghasilkan struktur yang halus. Pada temperatur tinggi, tungsten membentuk WC (keras dan stabil). Menjaga pengaruh peunakan selama proses penemperan.
2.2 Pengelompokan dan Standarisasi Baja
            2.2.1. Pengelompokan Baja
A.      Baja Karbon
Baja karbon adalah paduan besi karbon di mana unsure karbon sangat menentukan sifat-sifatnya, sedang unsur-unsur paduan lainnya yang biasa terkandung di dalamnya terjadi karena proses pembuatannya. Sifat baja karbon biasa ditentukan oleh persentase karbon dan mikrostruktur.
B.      Baja Paduan                                                                                                                        
Baja paduan adalah baja yang mengandung sebuah unsur lain atau lebih dengan kadar yang berlebih daripada karbon biasanya dalam baja karbon.                              Menurut kadar unsur paduan, baja paduan dapat dibagi ke dalam dua golongan yaitu baja paduan rendah dan baja paduan tinggi. Baja rendah unsur paduannya di bawah 10% sedangkan baja paduan tinggi di atas 10%.
C.      Baja Khusus
Baja khusus mempunyai unsur-unsur paduan yang tinggi karena pemakaian-pemakaian yang khusus. Baja khusus yaitu baja than karat, baja tahan panas, baja perkakas, baja listrik.
Unsur utama dari baja tahan karat adalah Khrom sebagai unsure terpenting untuk memperoleh sifat tahan terhadap korosi. Baja tahan karat ada tiga macam menurut strukturnya yaitu baja tahan karat feritis, baja tahan karat martensitas dan austenitis.
Baja tahan panas, tahan terhadap korosi. Baja ini harus tahan korosi pada suhu lingkungan lebih tinggi atau oksidasi.
Baja perkakas adalah baja yang dibuat tidak berukuran besar tetapi memegang peranan dalam industri-industri. Unsure-unsur paduan dalam karbitnya diperlukan untuk memperoleh sifat-sifat tersebut dan kuat pada temperature tinggi.
Baja listrik banyak dipakai dalam bidang elektronika.

2.2.2. Standarisasi Baja
a.       Amerika Serikat
v  ASTM ( American Society for Testing Materials )
1.       Strogen Steel (H3 9M-94)
2.       High Strength Low alloy Structure Steel (H2 42M-93a)
3.       Low and Intermediate tensile Strength carbon silicon, steel plate for machine pane and general construction (A 284M-38)
4.       High Steel Strength. Quenhead and Temporal alloy steel plate euatable for andirum (A 514-94m)
5.       Structural Steel mide 290 MPa minimum Yield point (BMM) maximum
6.       High Strongth Low alloy alambium vanadium steel of structural quality (43,72m-94a)
7.       Structural carbon steel plate of improved longers (AS 37M-93a)
8.       High Strength Low alloy Structural Steel 345 MPa minimum yield point 100 mm thickness (AS 88M-94a)
9.       Normalized high Strength Low alloy Structural Steel (A633-94a)
10.   Low carbonate hardening, nikel copped evanium monodin, corombium and nikel copper columbion allow steel (A710M-94)
11.   Hot road stuktural steel high Strength Low alloy plate with improved in ability (A 610 M-93a)
12.   Quenhead and tempered carbon steel plates for structural aniration (A 678-94a)

v  AISI (Americal Iron and Steel Institute) and SAE (Society of Automotive Engineers)
Baja menurut standarisasi AISI dan SAE merupakan spesifikasi dengan loxx digunakan untuk paduan yang sangat minimal. Contoh baja AISI, SAE 1445, ini berarti kandungan karbonnya adalah 0,4% dengan paduan uranium (0,4%-1,4%)

v  Menurut UNS (United Numbering System)            
Baja menurut standar UNS hampir sama dengan standar AISI dan SAE, hanya saja menggunakan huruf di depan ditambah lima digit untuk jenis tambahan lainnya misalnya baja AISI,SAE A 0,70% UNS menjadi G41070 di mana awalnya G untuk baja karbon paduan rendah.

b.      Jepang (JIS = Japan Industrial Standar)
1.       Rolled Steel for general structural (G 3101-87)
2.       Rolled Steel for walled structural (G 3106-92)
3.       Hot Rolled Atmosphetle corrosion resisting steel (G 3128-87)
4.       Hot Yield Strength Steel plate for walled structural (G 3128-87)
5.       Superior atmosphere corrosion resistant steel (G 3215-87)


c.       Standarisasi Jerman (DIN = Deutsche Industrie Norm.)
1.       Steel for general structural purposes (17100-80)
2.       Waldable tine astin steel (17102-83)

d.      Standarisasi Perancis (NF)
1.       Structural Steel (A 35-501-87)
2.       Structural Steel Imprived atmosphere votection vistance (H 35-502-DA)



2.2.4 Aplikasi Heat Treatment Pada Pembuatan Parang
Dengan tongkrongan yang seseram dan seangker itu, banyak orang berpikir bahwa tactical knives adalah pisau yang dibawa oleh semua polisi, militer atau operator2 agen rahasia seperti di film2.
Tactical knives adalah sebuah trend. Konon Ernie Emerson dari Emerson Knives dan Bob Terzuola adalah tokoh2 yang jadi motor trend pisau genre ini di sekitar tahun 1980-an. Lepas dari interpretasi yang berbeda-beda dari apa yang bisa disebut sebagai tactical knives, Kevin Mclung dari Mad Dog Knives punya sepuluh batasan yang menarik mengenai apa itu tactical knives. Tulisannya masih bisa ditemukan online.
Dengan ciri2 fisik yang cukup intimidatif, genre tactical knives biasanya dengan cepat menangkap hati mereka yang baru mulai menyukai hobby pisau. Ada kesan yang menyatu antara seramnya anggapan banyak orang tentang pisau dan aliran tactical knives sendiri. Orang berlomba-lomba ingin memiliki pisau yang dipromosikan sebagai pisau resminya SEAL atau kesatuan elite militer tertentu. Iklan2 yang mengasosiasikan pisau2 ini dengan aksi-aksi militer atau istilah2 seram membuatnya semakin menggairahkan.
Lihatlah apa yang dilakukan oleh Cold Steel dengan membabat daging besar yang digantung menggunakan pisau2 mereka dalam video promosinya. Lihatlah iklan2 pisau dari Extrema Ratio yang menunjukkan seorang operator sedang menggorok leher lawannya. Atau coba lihat iklan Strider yang memperlihatkan beberapa anggota special opration units sedang menyerbu lawannya dengan Strider di tangan. Atau coba baca tulisan iklan Dark Ops dalam promosi mereka.
Cara2 marketing seperti ini mendorong banyak orang makin tertarik dengan pisau2 tactical. Sekarang istilah makin merembet ke produk2 lain seperti tactical pen, tactical lights, tactical vest, tactical boots, dst. Tapi dalam batasan seperti ini, maka kata tactical adalah marketing jargon. Pasar fanatik mereka biasanya dikenal dengan istilah mall ninja. Artinya orang2 yang bercita-cita pengen jadi ninja tapi mainnya di mall.
Nggak ada yang salah dengan tactical knives. Hampir semua orang yang suka atau hobby pisau pernah mengalami tergila-gila dengan aliran ini. Biasanya pisaunya nggak pernah dipakai. Coating yang gelap atau bermotif aneh2 membuat pemiliknya makin sayang pakenya karena takut tergores atau malah terkelupas.
Seiiring dengan waktu biasanya selera pada aliran ini bergeser dan orang mulai sadar bahwa tactical knives hanyalah sebuah aliran dan nggak ada yang serem atau sangar di situ. Percayalah nggak ada pasukan khusus yang pakai Strider. Nggak ada anggota SEAL Amerika yang pakai Dark Ops. Strider terlalu mahal dan Dark Ops adalah pisau komik  dan totally trash.

               

1 komentar:

  1. kaakk.. dak ada materi heat treatment pada fly wheel ta'?

    BalasHapus