Proses servis injector bisa dibedakan menjadi
dua tahap utama, yaitu pengetesan dan pembersihan
Ada beberapa
tahap pengetesan injector, Pertama adalah tes leakage atau kebocoran, test tekanan penyemprotan, dilanjutkan tes spray pattern alias
pola semprotan nosel. kemudian injector
diukur kemampuan mengalirkan bahan baker (flow test) dan terakhir akan
dilakukan simulasi pemakaian. Pembersihan juga dilakukan untuk menghilangkan
kotoran yang menumpuk di nosel.
Namun sebelum melakukan
penyetelan, Pasang
injektor pada tester dengan longgar
saja. Lakukan pembuangan udara yang ada pada saluran tester,dengan menggerakkan tuas sampai solar keluar pada
sambungan pipa
Gambar pengeluaran udara
Setelah itu
mulai melakukan langkah kerja sebagai berikut :
1. Leakage test
Maksud
dari test ini adalah mengetahui apakah ada kebocoran (leakage) baik dari bodi
injector maupun pada jarum di noselnya. lakukan
test kebocoran dengan cara
a) buka kran saluran tekan ke
manometer. Geakan tuas tester sampai manometer menunjukkan tekanan 80 bar,
pertahankan posisi tekanan ini selama 20 detik. Lihat dan amati kebocoran pada
ujung nossel.
b) amati dan rasakan ujung bodi nosel
dengan jari anda, apakah ada tetesan atau ujung bodi nosel menjadi basah
Injektor harus tidak boleh bocor sama sekali.
Kalau bocor di bodi, bahaya buat mesin karena bahan bakar bisa menetes ke
bagian luar mesin. Bisa kebakaran, Sedangkan jika jarum noselnya bocor, bahan
bakar terus keluar meski injector menutup. Tekanan bahan bakar keseluruhanpun
akan turun. Tes ini dilakukan dalam keadaan nosel tertutup (tidak dialiri arus
listrik). jika pada tes ini berhasil, atau tidak ada kebocoran maka injector
bisa dipakai.
Gambar pemeriksaan
kebocoran
2.
Test
tekanan penyemprotan
lakukan test tekanan penyemprotan,
dengan cara gerakkan tuas tester delam
langkah penuh dengan kuat dan cepat, baca tekanan pada manometer
Gambar
test tekanan penyemprotan
3. Spray test
Dari
tes ini diketahui pola penyemprotan injector. Pengabutan bahan bakarnya harus
bagus. Ada beberapa pola yang bisa digunakan. Setiap mobil memiliki pola
semprotan yang berbeda. lakukan test tekanan penyemprotan,
dengan cara gerakkan tuas tester delam
langkah penuh dengan kuat dan cepat, baca tekanan pada manometer Delapan
puluh persen kendaraan yang punya pola standar seperti yang paling kiri.
Sisanya punya pola standar seperti yang paling kanan, misalnya BMW. Dengan
diketahui adanya penyumbatan, maka bisa coba dilakukan pembersihan.
Gambar
penyemprotan nosel
Pola terbaik adalah
yang paling kanan. Artinya bensin dikabutkan sempurna. Kalau yang telihat di
tengah atau paling kiri, berarti ada penyumbatan. Titik penyumbatannya bisa
dilihat dari pola yang terjadi. Bisa saja penyumbatannya di bagian pinggir,
sehingga bahan bakar sedikit yang keluar
4. Flow test
Kemampuan total injector bakal teruji pada
test ini. Maka sebaiknya mengetahui kapasitas standar yang diukur dalam satuan
cc/menit. Untuk itu, injector akan dibuka (diberi arus untuk membuka jarum
nosel) dan dialiri bahan bakar (dengan tekanan tertentu) selama 15 detik.
kemudian alirannya diukur apakah sesuai dengan kapastias standarnya.
Variabel pengetesan bisa berbeda untuk tiap
mobil. Misalnya injector mesin 4G63 milik Mitsubishi Eterna berkapasitas 240
cc.menit. Artinya selama 15 detik, alat ini harus mengalirkan 60 cc bensin.
Sedangkan tekanan bahan bakar saat tes
biasanya diberikan tekanan sebesar 5 bar, lebih tinggi dengan kondisi mesin
(sekitar 3-4 bar). Resistance (tahanan) injector pun diukur apakah masih sesuai
dengan standar. Dari tes ini, akan diketahui apakah kemampuan injector merata
untuk tiap silinder. Sebab saat pertama diukur, flownya bisa berbeda-beda.
Mesin pun bisa kasar, tidak bertenaga dan gampang terjadi detonasi.
Setelah dibersihkan pun tes ini dilakukan
kembali untuk mengecek apakah pembersihan yang dilakukan cukup efektif. Apakah
kemampuannya kembali normal dan merata pada tiap silinder. Angka pengukuran
berbeda masih bisa diterima untuk pemakaian harian, asal deviasinya tidak
terlalu besar.
5. Simulasi
Tahap ini diperlukan untuk memantau kinerja
injector pada waktu dipakai. Sehingga perlu simulasi kondisi mesin. Aliran
bensin diukur untuk tekanan dan putaran mesin berbeda. Meski jarang terjadi,
bisa saja injector bagus pada 1.000 rpm tetapi pada 2.000 rpm kurang baik.
6. Pembersihan
Jika diyakini masih bisa dipakai atau tidak
bocor, injector bisa dibersihkan. Ada dua metode pembersihan, pertama dengan
cara liquid cleaing. Caranya dengan menggunakan cairan khusus yang dialirkan
terus menerus (injector dalam kondisi terbuka) untuk mengikis kotoran. Kalau
cara itu tidak berhasil, gunakan ultrasonic cleaning. Injektor direndam dalam
wadah dengan cairan khusus juga. peranti
itu dialirkan listrik untuk membuka tutup secara periodic.
Sementara pada cairan diberi gelombang
getaran ultrasonic untuk mengikis endapan. Cara ini terbukti mampu
mengembalikan performa mesin.