Jumat, 26 April 2013

BUSI dengan teknologi terbaru



Busi merupakan suatu sarana atau alat bagian dari sebuah sistem pengapian pada motor bakar yang digunakan untuk menghasilkan energi percikan bunga api dan kemudian percikan ini digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder pada akhir langkah kompresi pada sebuah siklus mesin 4 langkah.
Pemakaian busi yang tepat pada mesin akan memberikan performa mesin yang lebih baik, namun dalam pemakaiannya, kita harus memperhatikan beberapa faktor di bawah ini :
a. Suhu lingkungan tempat mesin itu berada. Sepeda motor dalam iklim panas dan dingin memberikan radiasi panas berbeda kepada mesin.
b. Besarnya kapasitas silinder mesin. Mesin dengan kapasitas silinder besar akan memberikan panas berlebih dari pada mesin CC kecil.
c. Besarnya perbandingan kompresi serta tekanan kompresi mesin. Semakin besar rasio kompresi atau perbandingan kompresi mesin akan memberikan panas lebih banyak dari pada mesin dengan rasio kompresi rendah. (Standar rasio kompresi motor masal adalah 9 : 1 )
Busi Bertugas membantu proses pembakaran, sesuai data timing pengapian yang dihasilkan dari putaran rotor magnet yang disampaikan fulser dan diolah oleh CDI, serta dibangkitkan oleh koil dan diteruskan ke busi. Api dan suhu busi harus dapat mencegah pembakaran dini dan suhu busi juga dituntut tinggi, untuk mencegah timbulnya endapan kerak
Enerpulse, sebuah perusahaan yang berpusat di Albuquerque, New Mexico telah mengembangkan sebuah busi dengan teknologi yang berbeda dari teknologi busi saat ini.
Meskipun mempunyai bentuk dan dimensi yang sama (bentuk dan dimensi tersebut disesuaikan dengan sistem pengapian dan mesin yang ada) dengan busi yang sekarang digunakan, namun teknologi yang digunakannya mampu menambah torsi menjadi 12% dan 20% lebih ekonomis.
Enerpulse dengan didampingi Sandia National Laboratories, Pulstar pulse plugs, demikian produk tersebut dinamakan, menghasilkan daya 20.000 kali lebih besar dari busi yang sekarang ini banyak digunakan. Teknologi busi yang ada sekarang hanya menghasilkan 50 watt, sementara Pulstar menghasilkan 1 juta watt. Jumlah yang lebih dari cukup untuk membakar secara sempurna seluruh bahan bakar di ruang pembakaran mesin.
Menurut Enerpulse, daya sebesar itu tidak akan merusak mesin. Pulstar hanya menghasilkan 1 juta watt selama 2 nanodetik. Waktu yang sangat singkat tersebut cukup untuk membakar bahan bakar di dalam ruang pembakaran mesin dan terlalu singkat untuk menjadikan blok mesin ataupun komponen mesin lainnya menanggung panas yang berlebihan.
Pulstar mempunyai prinsip kerja yang berbeda jika dibandingkan dengan busi biasa. Pada busi biasa, banyak energi yang terbuang menjadi panas selama proses ionisasi elektrodenya. Hal tersebut berarti bahwa loncatan bunga api tidak akan terbentuk selama tegangan di antara ujung elektrodenya tidak mencukupi untuk membuat sebuah percikan dan akibatnya banyak energi yang terbuang.
Sementara Pulstar bekerja dengan mengumpulkan energinya di dalam sebuah resistor. Jika tegangan yang akan digunakan untuk membuat bunga api mencukupi, maka energi tersebut akan melewati resistor dan seketika muncul mejadi percikan api di antara ujung elektrodenya.
Besar torsi mesin - hingga 9%
Besar tenaga kuda - hingga 7%
Respon throttle lebih cepat
Ekonomi bahan bakar yang lebih baik - hingga 10%
Emisi yang lebih rendah
Operasi lebih halus
Berikut adalah cara kerjanya: Energi listrik dari mesin koil pengapian disimpan dalam built-in kapasitor. Pada saat yang tepat dibutuhkan, energi yang dilepaskan dalam luar biasa kuat dan cepat (dua nanodetik) pulsa energi tinggi. Hasilnya: peningkatan efisiensi pembakaran membakar bahan bakar lebih cepat dan lebih efektif, yang sama meningkatkan mpg, emisi CO2, dan drivability lebih baik secara keseluruhan. Teknologi baru ini didasarkan pada penelitian plasma didukung oleh dunia Sandia National Laboratories terkenal
Pulse plugs menciptakan tenaga kuda dengan menghasilkan lebih banyak kekuatan maksimum dari busi. Dibandingkan dengan busi standar, Pulstar pulsa ® plugs memberikan hingga 10% ekonomi bahan bakar yang lebih baik dan sampai 12% lebih daya kuda dan torsi. Menggunakan "fine-elektroda kawat", pulsa plugs menawarkan pembakaran bahan bakar yang efisien sehingga knalpot bersih, mengurangi emisi CO2, mulai dingin lebih baik, dan respon lebih cepat throttle.
Pulstar ® pulsa colokan menghabiskan 15 tahun dalam pengembangan dan pengujian dalam rangka menciptakan kapasitor internal dipatenkan. Menyimpan dan membangun debit energi besar yang membakar campuran bahan bakar pada mesin mobil Anda sekali celah percikan terionisasi. Di bawah steker spesifikasi percikan Society of Automotive Engineers (SAE), Pulstar pulsa ® plugs memiliki lebih kapasitansi dibandingkan dengan busi standar.

 

Kedua elektroda platinum "p" dan elektroda iridium model "I" dari Pulstar ® colokan pulsa telah dirancang dan diuji untuk bertahan selama 100.000 mil (161.000 km) di bawah kondisi mengemudi normal.
Platinum elektroda "p" seri yang dibuat dengan 0,90 mm / 0,035 "diameter ujung elektroda dan sangat ideal untuk aplikasi yang paling kendaraan dan akan mendapatkan keuntungan dari manfaat penuh dari teknologi steker pulsa.

Iridium elektroda "Aku" seri dirancang dengan 0,50 mm / 0,020 "diameter ujung elektroda, yang memberikan konsentrasi tambahan atau fokus energi pada celah elektroda. Hal ini memberikan performa yang lebih baik bagi orang-orang yang membutuhkan tenaga kuda dan torsi tambahan di kendaraan mereka.
1. Bagian-Bagian Busi
a. Terminal
Pada puncak busi terdapat sebuah terminal yang digunakan untuk menghubungkan busi pada sistem ignition. Pada umumnya busi memiliki
bentuk konektor berupa plug…tetapi ada juga yang menggunakan model terminal kabel dan memerlukan kunci untuk memasang kabel busi lagi.
b. Insulator
Bagian utama dari insulator terbuat dari porselen atau keramik. Fungsi utamanya adalah untuk memberikan topangan mekanik bagi inti elektroda yang berada ditengahnya sekaligus sebagai isolator elektrik terhadap tegangan tinggi yang akan mengalir di inti elektroda.
c. Ribs
setiap busi bentuknya hampir sama, terdapat lekuk2 pada bagian insulatornya. Lekuk-lukuk busi ini yang dikatakan Ribs-Ribs bekerja menambah kemampuan insulator dari keramik. Dengan adanya bentuk ribs ini maka jarak antara inti elektroda dengan ground akan semakin jauh…dengan semakin jauh jaraknya maka hambatan antar inti besi dan ground juga semakin besar sehingga tegangan tidak dapat lompat dari inti besi ke ground sekitar busi.
d. Insulator tip
Bagian ujung dari insulator, Terdapat di dalam body besi bagian kepaal dari busi. Ujung dari insulator atau insulator tip ini akan mengalami peristiwa pembakaran yang terjadi pada ruang bakar…sehingga material yang digunakan harus tahan terhadap temperatur tinggi dan juga mampu menjadi insulator yang baik. Rata2 ujung dari insulator ini mampu menahan temperatur 650 derajat celcius dan mampu menahan tegangan 60.000 Volt Panjang pendeknya ujung insulator ini akan mempengaruhi jenis sebuah busi..apakah busi itu busi panas atau busi dingin.
e. Seal, Hal ini berguna agar kompresi dari ruang bakar tidak ada yang keluar melalui celah derat busi.

f. Metal case
Casing metal atau disebut juga jaket..sering kita anggap hanya sebagai Sarana untuk mengunci busi ke silinder head, sebenarnya ada fungsi lainya yaitu sebagai material konduksi yang memiliki daya hantar panas yang baik..sehingga panas dari busi dapat di konduksikan ke tempat lain…selain itu casing metal juga berfungsi sebagai ground pada busi. Mangkanya kalau mesin sedang dalam kondisi hidup jangan coba-coba pegang soalnya tegangan 50.000 volt akan lompat ke body anda sebab anda akan beraksi seolah-olah menjadi ground.
g. Center electrode
Inti elektroda terhubung dengan terminal kepala busi melalui penghubung internal yang di selubungi oleh keramic insulatornya. ujung dari inti elektroda ini bisa tebuat dari kombinasi tembaga, besi dan nickle, Chromium atau logam2 bagus lainnya. Pada umumnya material yang paling sering digunakan adalah cupprum atau copper atau tembaga.
h. Side electrode (ground )
Elektroda samping atau ground merupakan bagian dari ujung busi yang bersentuhan langsung dengan body atau ground kendaraan kita sehingga ini merupakan perjalanan terakhir dari api koil. Elektron akan melompat dari elektroda inti ke ground terdekat..dalam hal ini adalah elektroda samping.
Bahan elektroda seharusnya mempunyai daya hantar panas yang bagus dan mampu menahan temperatur yang tinggi, gas-gas korosif (bersifat merusak) dan gangguan arus yang bersifat erosif. Logam yang mampu mengatasi persyaratan tersebut adalah campuran nikel-kromiumbarium, atau yang lebih tinggi dengan platinum, tungsten (wolfram) atau campuran iridium. Elektroda pusat menjadi panas dari pada elektoda pada massa dan kerena itu semburan electron terjadi dan pemutusan tegangan dari celah berkurang. Salah satu faktor yang mempengaruhi dalam membuat busur api lewat celah udara busi adalah panjang celah dimana semakin panjang (besar) celah, makin lebar pemutusan tegangan yang diharapkan.

2. KODE BUSI
Contoh untuk busi W24ES-U (Denso)
W : Diameter ulir busi (W-14 mm)
24 : Tingkat panas busi, kalau nilainya semakin besar berarti bertipe lebih dingin
E : Panjang ulir 19 mm
S : Tipe penggunaan busi S-standar
U : Konfigurasi gap busi
CPR 7HSP-9 (NGK)
C : Diameter ulir busi (B : 14 mm, C : 1 0mm, D : 12mm)
P : Type rancangan busi (hanya pabrikan yg tahu kode ini)
R : Busi dengan resistor di dalamnya (untuk mesin dengan teknology digital menggunakan busi type ini untuk menghindari terjadinya frekuensi yg dapat mengganggu pembacaan sensor digital)
“7″ : Tingkat panas busi. Kalau tambah kecil angkanya 6, 5, 4 disebut busi panas dan sebaliknya tambah besar 8, 9 diklaim sebagai busi dingin
H : Panjang ulir busi, ada tiga jenis kode huruf yang dipakai. Kalau H = 12,7 mm , E = 19 mm dan L = 11,2 mm
S : Type elektroda tengah. Kode lain, ada IX artinya bahan iridium dan G menunjukkan tipe busi racing. Kalau P platinum dan S standar.
“9″ : Celah inti elektroda busi, angka 9 artinya celah busi 0,9mm dan kalau 10 celah busi 1 mm
3. KODE ELEKTRODA BUSI
C : Copper Core Center Elektroda
D : 2 ground Electroda
P : Platinum Elektroda
R : Burn off Resistor
S : Silver electrode
T : 3 Ground Elektroda
V : Wide Gap 1,3 mm
W : Wide Gap 0,9 mm
X : Wide Gap 1,1 mm
Y : Wide Gap 1,5 mm
Z : Wide Gap 2,0 mm



                                            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar